Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelas B/Kelompok 10
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
BAB II ISI..........................................................................................................................4
2.1 Analisis Derajat Kesehatan Masyarakat..............................................................4
2.1.1 Mortalitas................................................................................................4
2.1.2 Morbiditas..............................................................................................7
2.1.3 Analisis Kependudukan..........................................................................7
2.1.4 Tenaga Kerja...........................................................................................9
2.1.5 Sarana Kesehatan..................................................................................10
2.1.6 Analisis Lingkungan.............................................................................11
2.1.7 Analisis Perilaku Kesehatan.................................................................12
2.2 Kasus HIV/AIDS Pasca Tsunami......................................................................14
2.3 Prioritas Masalah..............................................................................................17
2.4 Tujuan Pengadakan Program............................................................................18
2.4.1 Tujuan Umum.......................................................................................18
2.4.2 Tujuan Khusus......................................................................................18
2.5 Alternatif Penanganan HIV/AIDS....................................................................19
2.6 Rencana Program..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana gempa dan tsunami Aceh yang terjadi tahun 2004 silam,
menyisakan beribu kisah duka bagi seluruh masyarakat Aceh khususnya, bahkan
beberapa negara tetangga yang takkan terlupakan dari ingatan kita. Selain ratusan
ribu korban jiwa, termasuk kehilangan harta benda dan terpisahnya dari sanak
keluarga tercinta. Namun,dengan berjalannya waktu Aceh kembali bangkit dengan
segala suka duka, bantuan pemerintah local, nasional, maupun internasional.
Satu masalah terselesaikan muncul masalah baru yang dihadapi Aceh.
Sebelum tsunami kasus HIV hanya ada beberapa kasus, namun pasca tsunami
melonjak tajam menjadi puluhan bahkan ratusan kasus. Tingginya penyebaran
penyakit HIV/AIDS di Aceh pasca tsunami disebabkan warga tidak menyadari
bahwa dirinya terinfeksi HIV akibat minimnya fasilitas untuk tes HIV. Penyebaran
penyakit yang terjadi akibat perilaku warga yang menyimpang yaitu melakukan
hubungan seksual dengan penderita HIV tanpa kondom dan melakukan hubungan
seksual yang berpindah-pindah/bergonta-ganti pasangan. Penyebaran penyakit
tersebut memberikan reaksi yang begitu besar dari masyarakat.
BAB II
ISI
2.1.1 Mortalitas
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya
kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB. Berbagai faktor dapat
menyebabkan adanya penurunan AKB, diantaranya pemerataan pelayanan
kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu perbaikan kondisi ekonomi yang
tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat
berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak pada daya tahan terhadap
infeksi penyakit.
5
AKB terendah adalah Kota Banda Aceh sebesar 7 per 1.000 kelahiran
hidup, di ikuti Kota Sabang sebesar 9 per 1.000 kelahiran hidup dan Kabupaten
Aceh Tenggara sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup serta Kabupaten Aceh Utara
sebesar 11 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi terdapat di
Kabupaten Simeulue sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup di ikuti Kabupaten
Nagan Raya sebesar 22 per 1.000 kelahiran hidup dan Kabupaten Aceh Barat
Daya sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dilihat dari distribusi yang
bersumber dari kesehatan kabupaten/kota, diketahui jumlah kematian bayi di Aceh
tahun 2014 sebanyak 1456 jiwa dan jumlah lahir hidup sebanyak 100.088 jiwa.
Dengan menggunakan definisi operasional yang telah ditetapkan untuk
kedua indikator tersebut maka AKB di Aceh tahun 2014 sebesar 15 per 1.000
kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari tahun 2013 yaitu sebesar 13 per 1.000
kelahiran hidup.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada
fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
6
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah
ibu yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga
dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator
ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
2.1.2 Morbiditas
a) TBC
b) Pneumonia
d) Filiriasis
e) Kusta
f) Campak
g) Polio
h) DBD
i) Malaria
.
11
Menurut Data dari Ditjen PPM dan PL Depkes RI, Pada Tahun 2004 Kasus
HIV dan AIDS di Aceh terhitung 2 orang. Pada tahun 2005 yaitu sebanyak 4
orang dan korban meninggal 1 orang. Kemudian terjadi peningkatan yang
signifikan pada tahun 2006 yaitu sebanyak 34 orang.
Selanjutnya dari tahun 2009 sampai sekarang kasusnya hampir setiap
tahun meningkat dengan total hingga tahun 2015 berjumlah 270 kasus.
Tabel 4. Jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan Provinsi sampai dengan Desember
2015
Tabel 5. Jumlah AIDS yang Dilaporkan Menurut Provinsi Tahun 1987 - 2015
Dari 270 kasus AIDS yang ada di Aceh sudah terdapat 39 kasus kematian
sejak tahun 1987 hingga tahun 2015 sehingga pravelensinya menjadi 5,07%.
Tabel 6. Kumulatif AIDS yang Hidup, Meninggal dan Jumlah AIDS per 100.000
Penduduk (Case Rate) di Provinsi Tahun 1987 sd 2015
Tabel 8. Jumlah Kunjungan Konseling dan Tes HIV Per Layanan yang Dilaporkan
Tahun 2015
Tabel 9. Jumlah Layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) Per
Provinsi yang Melapor Pada Tahun 2013
16
Tabel 10. Jumlah HIV-AIDS dan Layanan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015
Keterangan
KT= Konseling dan Tes; PDP= Perawatan dan Dukungan Pengobatan; PPIA=
Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak; IMS= Infeksi Menular Seksual; dan
PTRM = Program Terapi Rumatan Metadon.
Terdapat dua upaya untuk pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan
jangka panjang:
Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif, namun
tidak mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhan biologis.
Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia
dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan
kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
b. Melalui Darah
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS.
Penularan AIDS melalui darah terjadi dengan :
Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas pakai
orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap
virus HIV.
Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan
memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab
memerlukan biaya yang tingi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di
Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji
petik.
Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku
setiap kali habis dipakai. Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh
penderita AIDS harus disterillisasikan secara baku.
1) Peningkatan gaya hidup sehat melalui KIE, life skill education, Pendidikan
Kelompok Sebaya, Konseling
7) Pencegahan penularan dari ibu HIV + kepada anaknya (PMTCT dan Pemberian
Makanan Bayi)
3) Hotline Service
5) Pelayanan Gizi
6) Pengobatan paliatif
7) Perawatan
8) Laboratorium
9) Program dukungan
Kegiatan Penunjang
3) Costing
ODHA yang belum terdata dapat diketahui dan diberikan penanganan secepatnya.
Selanjutnya, setelah didapatkan data yang diperlukan mengenai seberapa banyak
ODHA yang berada di daerah tersebut langkah terbaik adalah dengan melakukan
penyeluhan ke sekolah-sekolah mengenai pentingnya masalah reproduksi remaja
karena sekali lagi hal ini masih terlalu dianggap tabu di daerah Aceh sehingga
menjadi salah satu factor yang dapat mempengaruhi penyebaran HIV/AIDS di
daerah ini sehingga perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin. Kedua program
ini dilakukan selama satu bulan dengan berfokus disetiap desa yang ada di
kabupaten Pidie Jaya Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Untuk dua minggu
pertama dilakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan gratis, lalu dua minggu
berikutnya dilakukan penyuluhan kepada remaja mengenai reproduksi. Strategi
yang dicanangkan adalah dengan mengajak para Ustadz Selebriti seperti Okky
Setianadewi, Ria Riccis, Ustadz Maulana, Mama Dedeh, dan artis-artis yang
fokus pada masalah narkoba dan HIV/AIDS sebagai langkah untuk memancing
antusiasme masyarakat menghadiri kegiatan ini. Berikut merupakan penjelasan
lebih lengkap mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan :
Kegiatan Pertama
Nama kegiatan : Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis
Masalah: HIV dan AIDS merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi
agenda global karena penyakit ini belum dapat disembuhkan secara total, sehingga
faktor promotif dan preventif merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui
oleh seluruh komponen masyarakat. Dengan demikian kedua faktor tersebut akan
lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan melibatkan berbagai lintas
program dan sektor terkait
Abstraksi: Pada kegiatan ini terdapat acara penyuluhan kesehatan yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan masyarakat setempat,
pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan. Selain itu juga diberikan vitamin dan
makanan bergizi pada masyarakat setempat. Selain pengobatan fisik, masyarakat
juga diberi siraman rohani yang diberikan oleh ustadz.
Jenis kegiatan:
27
Kegiatan Kedua
Nama Kegiatan: Penyuluhan masalah reproduksi remaja
Masalah: Upaya pencegahan penyebaran HIV dan AIDS pada remaja dapat
dilakukan dengan pemberian bekal pengetahuan kesehatan reproduksi, karena
28
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika Aceh. 2015. Aceh dalam Angka 2015. Badan Pusat
Statistika Aceh. Aceh
Dinas Kesehatan Aceh. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Aceh. Dinas Kesehatan
Aceh. Aceh`
Dinas Kesehatan Aceh. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Aceh. Dinas Kesehatan
Aceh. Aceh
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2004. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
tahun 2004. Kemenkes RI. Jakarta
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2005. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
tahun 2005. Kemenkes RI. Jakarta
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2006. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
tahun 2006. Kemenkes RI. Jakarta
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2015. Laporan Situasi Perkembangan HIV dan
AIDS di Indonesia Tahun 2015. Kemenkes RI. Jakarta