Вы находитесь на странице: 1из 12

MULTI LEVEL MARKETING

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Oleh:
DR. MUHAMMAD, M.Ag.
Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Yogyakarta

PENDAHULUAN

Trik licik yang dilakukan oleh pelaku multilevel marketing (MLM) adalah haram.
Para perusahaan MLM biasanya menawarkan keuntungan besar untuk memikat nasabah.
MLM menggunakan trik yang dikembangkan oleh orang Italia yang bernama Charkez
Ponzi. Pada tahun 1920 di berhasil menipu ribuan orang di Inggris dengan menjanjikan
keuntungan 40 persen dalam 90 hari.
Usaha ini dipandang mengandung unsur riba dan penipuan. Produk yang
dipasarkan oleh perusahaan ini digunakan sebagai kedok untuk mendapatkan komisi dan
keuntungan besar. Dalam MLM terjadi unsur eksploitasi orang lain. Haram memakan
uang dari hasil eksploitasi orang lain.
MLM akan berakhir dengan kegagalan. Permintaan dan penawaran adalah prinsip
utama dalam bisnis. Tetapi, itu diabaikan oleh MLM. Contoh, bila ada perusahaan fast
food membuka ribuan gerai di Indonesia, maka dalam waktu singkat akan bangkrut.
Kejenuhan pasar adalah masalah lain. Tidak semua orang akan membeli sebaik apapun
produk itu. Konsumen punya pilihan sendiri ketika akan membeli berdasarkan harga dan
kualitas. Orang-orang masuk MLM untuk mendapatkan insentif dari orang yang
direkrutnya.

HUKUM BISNIS MULTI LEVEL MARKETING

Akhir-akhir ini di tengah-tengah masyarakat Indonesia muncul sistem


perdagangan baru yang dikenal dengan istilah Multi Level Marketing yang
disingkat MLM. Sistem perdagangan ini dipraktekkan oleh berbagai perusahaan,
baik yang berskala lokal, nasional, regional maupun internasional. Di antaranya
adalah Amway, Uni Beauty Shop International (UBSI) dan DNX Indonesia. Sistem
perdagangan semacam ini sangat menggiurkan sebagian anggota masyarakat
karena menjanjikan keuntungan besar dalam waktu yang relatif singkat.
Sistem perdagangan Multi Level Marketing (MLM) dilakukan dengan cara
menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan
member dari perusahaan yang melakukan praktek MLM.
Secara rinci sistem perdagangan Multi Level Marketing MLM) dilaku dengan
cara sebagai berikut:
a. Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi
member dengan mengharuskan calon konsumen membeli paket produk
perusahaan dengan harga tertentu.
b. Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu
formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.
c. Sesudah menjadi member, maka tugas berikutnya adalah mencari calon
member-member baru dengan cara sperti di atas, yakni membeli produk
perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
d. Para member baru juga bertugas mencari calon member baru lagi dengan
cara seperti di atas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir
keanggotaan.
e. Jika member mampu menjaring member-member baru yang banyak, maka
ia akan mendapat bonus perusahaan. Semakin banyak member yang yang
dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang akan didapatkan, karena
perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus
menjadi konsumen paket produk perusahaan.
f. Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen paket
produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama (member
awal/ pelopor), kedua dan seterusnya akan selalu mendapatkan bonus
secara estafet dari perusahaan karena perusahaan merasa diuntungkan dengan
adanya member-member baru yang sekaligus menjadi konsumen paket
produk perusahaan.
Di antara perusahaan MLM, ada yang melakukan kegiatan menjaring dana
masyarakat untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut dengan janji akan
memberikan keuntungan sebesar hampir 100 % dalam setiap bulannya. Akan tetapi
dalam prakteknya, tidak semua perusahaan mampu memberikan keuntungan seperti
yang dijanjikan, bahkan terkadang berusaha menggelapkan dana nasabah yang
menjadi member perusahaan. Berkenaan dengan hal ini:
1. Bahwa sistem perdagangan Multi Level Marketing (MLM) diperbolehkan oleh
syari at Islam dengan syaratsyarat sebagai berikut:
a. Transaksi (akad) antara pihak penjual (al-ba'i) dan pembeli (al-musytari)
dilakukan atas dasar suka sama suka ('an taradhin), dan tidak ada paksaan;
b. Barang yang diperjualbelikan (al-mabi') suci, bermanfaat dan transparan
sehingga tidak ada unsur kesamaran atau penipuan (gharar);
c. Barang-barang tersebut diperjualbelikan dengan harga yang wajar.
Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 275:
3 3 3 &3 3 3 !3 # 33 3 33 3 33 3# 33 33333 (#3 3 333 333# 3 3
Artinya: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Demikian juga firman-Nya dalam surat an-Nisa 29:

33 3333 33 333 3 %3 !3# (#33 3 33 #33 33 (#3 33 =3 3 3 33 3 3 3 3 333 33333& 3


3333333 3 3 33 33 3333 3 3 33) 3 3& 333 3333 3 3 333 3 33 `33 <3#3333 3 3333 33 3 3
3333 (#333=3 3 3)33 3333|3 33 3 3& 3 33) 3 !3# 33%3 . 33333 33 333333 3333
333333333 3333%3!3# (#33333#33 33 (#333=333333 33333333333& 3333333
33333333333 333) 33& 3333333 33333333 `33 <3#3333 33333333 3 3333 (#333=333)33
3333|33333& 3 33) 3!3# 33%3. 33333 33333333 3333
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

Jika sistem perdagangan Multi Level Marketing (MLM) dilakukan dengan cara
pemaksaan; atau barang y i i diperjualbelikan tidak jelas karena dalam bentuk
paket yang terbungkus dan sebelum transaksi tidak dpat dilihat oleh pembeli,
maka hukumnya haram karena mengandung unsur kesamaran atau penipuan
(gharar). Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW dalam hadits shahih
yang diriwayatkan Imam Muslim, Artinya: Rasulullah SAW melarang terjadinya
transaksi jual beli yang mengandung gharar (Abi Husain Muslim bin Hajjaj al-
Qusyairi, Al-Jami as-Shahih)
2. Jika harga barang-barang yang diperjualbelikan dalam sistem perdagangan
Multi Level Marketing (MLM ) jauh lebih tinggi dari harga yang wajar, maka
hukumnya haram karena secara tidak langsung pihak perusahaan telah
menambahkan harga barang yang dibebankan kepada pihak pembeli sebagai
sharing modal dalam akad syirkah mengingat pihak pembeli sekaligus akan
menjadi member perusahaan, yang apabila ia ikut memasarkan akan
mendapatkan keuntungan secara estafet. Dengan demikian, praktek
perdagangan Multi Level Marketing (MLM) tersebut mengandung unsur
kesamaran atau penipuan (gharar) karena terjadi kekaburan antara akad jual
beli (al-bai'), syirkah, sekaligus mudlarabah karena pihak pembeli sesudah
menjadi member juga berfungsi sebagai 'amil (pelaksana / petugas) yang akan
memasarkan produk perusahaan kepada calon pembeli (member) baru.
3. Jika perusahaan Multi Level Marketing (MLM) melakukan kegiatan menjaring
dana masyarakat untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut dengan
janji akan memberikan keuntungan tertentu dalam setiap bulannya, maka
kegiatan tersebut adalah haram karena melakukan praktek riba yang jelas-jelas
diharamkan oleh Allah SWT. Apalagi dalam kenyataannya tidak semua
perusahaan mampu memberikan keuntungan seperti yang dijanjikan, bahkan
terkadang menggelapkan dana nasabah yang menjadi member perusahaan.
Sebagaimana telah difirmankan Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 279:

33333 33333333 33333333 3333333 3333333333333 33 33333333333 3333 33333333333

Artinya: Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

Berhubung di antara sistem perdagangan Multi Level Marketing (MLM) ada yang
diharamkan oleh syari at Islam, maka hendaklah Umat Islam agar berhati-hati
dalam melakukan kegiatan perdagangan dengan sistem Multi Level Marketing
(MLM). Pilihlah sistem perdagangan Multi Level Marketing (MLM) yang benar-
benar diperbolehkan oleh syari'at Islam karena memenuhi syarat-syarat yang telah
disebutkan di atas.
MLM HALAL ATAU HARAM?
MLM adalah suatu inovasi marketing yang sangat pesat perkembangannya. Untuk
mudahnya kita batasi pembahasan pada dua jenis komoditas MLM, (1) bidang keuangan
dan (2) bidang consumer goods (sejenis obat obatan, kosmetik dan kebutuhan sehari
hari).
Dalam bidang keuangan, pernah ada apa yang disebut Arisan Uang Berantai. Untuk
MLM sejenis ini banyak sekali yang harus diperjelas secara syariah, pertama apa usaha
yang dijalankan oleh si pengelola MLM, kedua bagaimana akad yang terjadi antara
pengelola MLM dan penanam dana, bagaimana transparansi keuntungan dan bagaimana
juga pembagiannya. Bila faktor-faktor itu tidak jelas maka hampir bisa dipastikan MLM
jenis ini termasuk kategori yang mempraktikkan riba sehingga haram hukumnya. Tidak
jarang di dalamnya juga terdapat modus penipuan. Model penjualan langsung yang legal
secara hukum di Indonesia --tidak bermodus penipuan -- dapat dicek pada Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia (APLI).
Dalam bidang consumer goods, keuntungan yang didapatkan pengelola MLM dan
anggota networknya adalah selisih antara harga beli (atau harga produksi) pengelola
MLM dengan harga
Jual untuk masing masing tingkat downline.
Pada model ini, agar tidak menyalahi syariah, MLM harus memenuhi beberapa syarat di
antaranya:
1. Adanya transaksi riil atas barang yang diperjualbelikan.
2. Tidak ada excessive mark-up harga barang, sehingga para anggota terzalimi dengan
harga barang yang sangat tinggi, tidak sepadan dengan kualitas dan manfaat yang
diperoleh.
3. Harga barang diketahui dengan jelas ketika transaksi
4. Bonus yang diberikan harus jelas angka nisbahnya sejak awal.
5. Tidak ada eksploitasi dalam aturan pembagian bonus antara orang yang awal menjadi
anggota, dengan yang akhir .
6. Pembagian bonus semestinya mencerminkan usaha masing-masing anggota .
7. Barang atau jasa yang diperdagangkan bukan barang yang haram.

Lebih dari itu kita harus memperhatikan:


1. Sistem MLM ini tidak mendorong kepada pemborosan.
2. Tidak menitikberatkan pada barang-barang yang tersier ketika ummat masih bergelut
dengan pemenuhan kebutuhan primer.

Selain itu kita harus waspada terhadap gempuran BARANG-BARANG ASING yang
tidak kita ketahui kehalalan atau value added yang didapat ummat. Alangkah baiknya
seandainya kita bisa mensiasati bisnis MLM ini, dengan: produk yang halal, dibuat oleh
anak bangsa dengan sistem bonus yang adil serta berorientasi pada penenuhan kebutuhan
dasar.
Telepas dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas, Lembaga Fatwa Arab Saudi telah
mengharamkan bisnis MLM.

10 KEBOHONGAN MLM
Multi Level Marketing (MLM) bertumbuh dan perusahaan-perusahaan anggotanya
berlipat-ganda. Permintaan untuk bergabung terjadi dimana-mana. Kesan yang
ditimbulkan adalah bahwa ini adalah "gelombang masadepan", model bisnis yang tepat
waktunya, bertumbuh dalam usaha yang sah yang diterima umum, dan diklaim bahwa
bisnis ini akan menggantikan sebagian besar bentuk pemasaran dan penjualan. Banyak
orang dituntun untuk percaya bahwa sukses dapat dicapai dengan mempercayai sistem ini
dengan setia dan mengikuti cara-caranya dan sementara itu semua orang akan menjadi
distributor.
Analisis konsultan bisnis menemukan bahwa bisnis MLM didasarkan pada 14 tahun
pengalaman sebagai konsultan perusahaan khususnya dalam bidang distribusi dan lebih
dari 10 tahun penelitian dan pengalaman menulis tentang model MLM. Ini termasuk ikut
serta sebagai saksi ahli dalam pengadilan, korespondensi dengan lebih dari 1.500 orang,
menulis buku, diwawancarai oleh radio, TV, surat kabar dan majalah, dan studi secara
hati-hati terhadap berbagai praktek MLM.
Penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis MLM yang dipraktekkan banyak
perusahaan, adalah tipu-daya pemasaran. Dalam kasus-kasus itu, bisnis ini terutama
berbentuk skema untuk secara terus-menerus memasukkan distributor dan sedikit sekali
produk yang dijual kepada konsumen yang tidak menjadi distributor.
Secara umum, industri MLM mengklaim potensi penghasilan distributor yang
menjanjikan, diskripsinya mengenai model bisnis 'jaringan' dan ramalannya mengenai
tujuan untuk mengendalikan distribusi produk sama sahnya seperti keabsahan
penampakan piring terbang (UFO) dalam dunia sains.
Secara finansial, kemungkinan seseorang memperoleh sukses keuangan dalam kondisi
demikian tidak kalah dengan kemungkinan seseorang menang di meja judi Las Vegas.
Legalitas sistem MLM dilandaskan pada keputusan tahun 1979 terhadap satu perusahaan
MLM. Pengaturan legalitas yang diputuskan pun umumnya diabaikan dalam industri ini.
Langkanya undang-undang atau pengaturan para pajabat negara yang berwewenang juga
memungkinkan industri ini berkembang terus dibalik hukuman yang dilakukan Penuntut
Umum.
MLM tidak dirumuskan atau diatur seperti halnya waralaba (franchise). MLM dapat
dibentuk tanpa persetujuan pemerintah. Tidak ada undang-undang yang berkaitan dengan
skema piramid. Banyak keputusan anti-piramid dari negara-negara bagian kabur dan
lemah. Peraturan pemerintah biasanya menuntut, terutama untuk membuktikan bahwa
perusahaan itu berskema piramid. Proses demikian bisa memakan waktu bertahun-tahun,
dan pada waktu itu, dampak haram yang dialami langganan sudah terjadi. Sebenarnya,
sekalipun piramid MLM ditutup, para promotornya segera membentuk perusahaan baru
dengan nama baru dan kembali mengecoh masyarakat.
Kartu skor ekonomi MLM' dicirikan dengan tingkat kegagalan yang masif dan kerugian
finansial jutaan langganan. Struktur, dimana posisi dalam rantai penjualan yang tidak
berujung secara matematis, tidak stabil dan system yang tidak membatasi jumlah
distributor pada pasar secara jelas tidak stabil. Bisnis inti MLM - penjualan langsung
secara pribadi - bertentangan dengan kecenderungan teknologi komunikasi, distribusi
yang efketif dalam biaya, dan perilaku beli konsumen dalam memilih. Aktivitas
penjualan eceran, dalam kenyataannya, hanya dalih bisnis inti menggait investor dalam
organisasi piramid yang menjanjikan pertumbuhan penghasilan yang eksponensial.
Seperti dalam semua skema piramid, penghasilan distributor dilapisan atas dan
keuntungan perusahaan datang dari pemasukan dari investor-investor baru di dasar yang
terus menerus. Dipandang dari keuntungan perusahaan dan kemakmuran kelompok elit di
puncak industri MLM, model ini dapat mengecoh mereka yang kurang mengerti, sama
halnya dengan yang dilakukan oleh semua skema piramid sebelum mereka rontok atau
dibuka kelemahannya oleh yang berwewenang.
Pemasaran ini menipu karena memanipulasi kepercayaan umum, kebutuhan social dan
pribadi, dan beberapa kecenderungan ekonomi yang terlihat dalam pertumbuhan MLM,
daripada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pemasaran yang
menipu ini tertolong oleh langkanya secara umum evaluasi profesional atau penyelidikan
oleh media bisnis yang punya reputasi. Konsekwensinya, sebuah dilusi populer didukung
kesan bahwa MLM adalah pilihan investasi bisnis dan karier yang hidup terus yang
menjanjikan untuk setiap orang dengan kemungkinan sukses, dapat disamakan atau lebih
baik dari perdagangan, profesi, lapangan kerja atau bisnis lainnya.
Mereka yang memilih MLM 'sebenarnya bukan masyarakat konsumen tetapi investor
yang mengharapkan keuntungan. Pasar investor demikian bertumbuh pesat pada masa
transisi ekonomi, globalisasi dan PHK. Janji-janji penghasilan yang cepat dan mudah
dengan gambaran kemakmuran dan kebahagiaan tak terhingga juga memainkan peran
besar dalam pemasaran demikian. Kepercayaan pemasaran MLM ditujukan kepada
distributor yang prospektif daripada promosi produk kepada pembeli. Produk
sesungguhnya bukanlah pelayanan tilpon jarak jauh, pil-pil vitamin, obat kesehatan atau
pelumas kulit, tetapi gambaran yang dijanjikan dalam investasi menjadi distributor, yang
secara menipu digambarkan dengan bayangan penghasilan tinggi, waktu yang diperlukan
hanya sedikit, investasi modal kecil dan sukses dalam waktu dekat.
Kata Kebohongan (lie), memang memprovokasi dan digunakan disini untuk tujuan
provokatip. Pada beberapa tingkat, setiap orang yang berpartisipasi dalam MLM dimana
sedikit penjualan terjadi secara tidak sadar menipu dirinya sendiri. Banyak yang duduk
dipuncak organisasi ini berbohong kepada semua orang. Penipuan terselubung ada dalam
sistem meresapi pemasarannya. Berikut adalah 10 kebohongan yang saya temukan yang
dapat dijumpai dalam nyaris semua MLM yang saya pelajari.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #1:
MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk menghasilkan
uang dalam jumlah besar dibandingkan dengan model bisnis dan profesional
konvensional lainnya.
-
Kebenaran:
Bagi kebanyakan investor MLM praktek ini akan merupakan kerugian. Ini bukan
pendapat, tetapi kenyataan sejarah. Timbanglah beberapa contoh penting yang terjadi
pada MLM besar berikut:
-
Dalam MLM yang terbesar, Amway, hanya persen dari semua distributor menjadi basis
langsung sebagai distributor, dan pendapatan rata-rata semua distributor adalah $40
sebulan. Ini adalah pendapatan kotor sebelum dikenai pajak dan ongkos-ongkos. Bila
biaya dijadikan faktornya, sudah jelas bahwa hampir semua mengalami kerugian.
Menjadikannya agar memasarkan secara 'langsung' bagaimanapun bukanlah karcis
menuju keuntungan, tetapi menuju kerugian yang lebih besar lagi. Ketika Jaksa Agung
Wisconsin mengajukan tuntutan kepada Amway, pajak dari semua distributor di Amerika
Serikat menunjukkan rata-rata kehilangan $918 bersih untuk pemerintah.
-
Penjualan yang luar biasa dan kegagalan pemasaran menjadi faktor utama dari kegagalan
ini, namun walaupun bisnis ini lebih layak, perhitungan matematik saja sudah akan
membatasi kesempatan demikian. Tipestruktur bisnis MLM hanya dapat menunjang
sekelompok kecil pemenang. Bila satu orang membutuhkan 1.000 orang down-line untuk
mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan, dan 1.000 orang itu membutuhkan satu
juta orang untuk mengulangi sukses yang sama, berapa banyak orang sebenarnya yang
dapat bergabung sebagai anggota?
Kebanyakan dari yang disebut pertumbuhan pada dasarnya adalah pengulangan dari
terkecohnya pendaftar-pendaftar baru. Uang untuk pemenang yang sedikit diperoleh dari
banyak pendaftar-pendaftar baru yang masuk secara terus menerus.
-
Kebanyakan mereka yang rugi dalam MLM akan keluar padatahun pertama. Pada
pengadilan Melaleuca di tahun 1999, salah satu dari MLM besar di Amerika Serikat,
perusahaan itu mengaku mencapai tingkat pengumpulan tertinggi diantara para
distributor industri MLM. Tingkat drop-out Melaleuca adalah 5.5% per bulan. Ini berarti
sekitar 60% per tahun bila drop out diganti setiap bulan.
-
Dalam laporan tahunan kepada SEC, Pre-Paid Legal, MLM besar lainnya, terungkap
bahwa lebih dari setengah pelanggan dan distributor berhenti setiap tahun dan digantikan
oleh kelompok lain yang masih memiliki pengharapan akan bisnis ini.
-
Pola yang mencapai 50-70% dari semua distributor dalam setahun juga berlaku untuk
NuSkin, industri kedua terbesar dalam MLM. NuSkin juga menunjukkan contoh dimana
hanya kecil sekali persentasi distributor yang memperoleh keuntungan mayoritas komisi
perusahaan. Di tahun 1998, NuSkin membayarkan 2/3 dari seluruh komisinya kepada
hanya 200 upliners dari 63,000 distributor yang "aktif." Uang yang mereka terima
diperoleh langsung dari investasi yang tidak menguntungkan dari 99,7% lainnya.
-
Di tahun 1995, Excel Communications, MLM "yang cepat berkembang" lainnya,
melaporkan kepada pejabat adanya 86% tingkat pergantian distributor dan 48% tingkat
drop-out pelanggan.
-
Untuk mengaburkan angka-angka keanggotaan yang suram, beberapa MLM membagi
para distributor dalam dua kelas, "aktif" dan "pasif." Kelompok Aktif mencakup hanya
para anggota baru dan mereka yang masih membeli produk-produk atau menerima
komisi. Statistik pembayaran dan penerimaan komisi hanya terbatas pada mereka yang
termasuk "golongan Aktif."
-
Bila SEMUA distributor yang terlibat dimasukkan, kerugian dan penghasilan rata-rata
akan makin terungkap lebih buruk lagi. Dan, bila semua distributor yang terdaftar dan
keluar dalam beberapa tahun dimasukkan, mujizat sukses bagi distributor/investor baru
akan terlihat rendah rekali. Namun, perusahaan-perusahaan demikian akan tetap
mempromosikan bisnis mereka sebagai "kesempatan seumur hidup" dengan "pontensi
yang tidak terbatas."
-------------------------------------------------------

Kebohongan #2:
Pemasaran Jaringan adalah cara yang paling populer dan efektif untuk memasarkan
produk ke pasar. Pelanggan menyukai membeli produk dengan dasar satu-kepada-satu
dalam model MLM.
-
Kebenaran:
Bila kita melepaskan MLM dari aktivitas resmi penjualan ke-distributoran yang terus
menerus, yaitu cara penjualan eceran atas dasar satu-kepada-satu produk kepada
pelanggan, kita akan menjumpai sistem penjualan yang tidak produktif dan tidak praktis
diatas mana seluruh struktur bertumpu. Penjualan secara pribadi adalah hal masalalu,
bukan gelombang masa depan. Menjual secara eceran secara langsung kepada teman-
teman atas dasar satu-kepada-satu menuntut orang-orang untuk secara drastis mengubah
kebiasaan belanja mereka. Mereka harus membatasi pilihan mereka, sering harus
membayar lebih untuk barang-barang, membeli dengan enggan, dan secara janggal
melakukan transaksi dengan teman dekat dan keluarga. Pengeceran dari pintu-ke-pintu
yang tidak layak itulah sebenarnya MLM, dalam kenyataan, MLM adalah sebuah bisnis
yang hanya menjual kesempatan untuk merekrut distributor baru.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #3:
Pada akhirnya semua barang akan dijual dengan MLM, sebuah bentuk pemasaran yang
baru. Toko-toko eceran, mal-mal, katalog dan sebagian besar iklan oleh MLM akan
segera dianggap tidak lagi diperlukan.
-
Kebenaran:
MLM bukan hal baru. Itu sudah muncul sejak akhir dasawarsa 1960-an. Kenyataannya,
saat ini hanya mencapai kurang dari satu persen penjualan eceran di Amerika Serikat.
Menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, di tahun 2000, jumlah penjualan
eceran adalah $3.232 triliun dan jumlah penjualan melalui MLM hanya sekitar $10
milyar. Jumlah ini hanya sekitar sepertiga persen dan sebagian besar penjualan dibeli
calon-calon distributor yang masih penuh harapan yang sebenarnya membayar uang
pendaftaran memasuki suatu bisnis yang segera akan mereka tinggalkan. Bukan saja
penjualan melalui MLM tidak terlalu berarti di pasar, tetapi kegagalan MLM sebagai
model penjualan juga berdampak pada faktor lain yaitu mempertahankan pelanggan.
Sebagian besar langganan MLM akan berhenti membeli barang-barang secepat mereka
berhenti mencari "kesempatan bisnis." Tidak ada loyalitas pada merk produk.
-
Fakta-fakta dasar ini menunjukkan, sebagai model pemasaran, MLM tidaklah
menggantikan bentuk-bentuk pemasaran yang sudah ada. Itu sama sekali tidak menyaingi
pendekatan pemasaran yang lain. sebaliknya, MLM mewakili sebuah skema investasi
yang menggunakan bahasa pemasaran dan penjualan barang. Produk sebenarnya adalah
ke distributoran yang dijual
dengan janji-janji penghasilan yang memberi kesan keliru dan dibesar-besarkan. Orang-
orang membeli produk agar memperoleh posisi yang aman dalam piramid penjualan.
Kemungkinannya selalu dikemukakan bahwa seseorang akan kaya bila tidak dari usaha
sendiri akan datang dari orang tak dikenal yang akan bergabung sebagai 'downline,' yang
disebut mereka sebagai 'ikan besar'.
-
Pertumbuhan MLM bukanlah manifestasi dari nilainya kepada ekonomi, pelanggan atau
distributor, tetapi dari ketakutan ekonomi dan rasa tidak aman masakini yang tinggi dan
pengharapan yang meningkat akan kemakmuran yang cepat dan mudah. Ini bertumbuh
dengan cara yang sama seperti penjualan sehari-hari di bursa saham, perjudian resmi dan
undian.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #4:
MLM adalah sebuah cara hidup yang baru yang menjanjikan kebahagiaan dan
pemenuhan harapan. Ini adalah cara untuk mencapai semua hal baik dalam hidup ini.
-
Kebenaran:
Motivasi yang paling ditonjolkan dalam industri MLM yang dapat dilihat dalam brosur-
brosur industri ini dan persentasi pertemuan-pertemuan promosi, adalah sebuah bentuk
materialisme yang mencolok. Perusahaan-perusahaan 'Fortune 100 companies' akan
merah mukanya bila dibandingkan dengan janji-janji kemakmuran dan kemewahan yang
ditawarkan penjual MLM. Janji-janji ini ditawarkan sebagai tiket pribadi menuju
pemenuhan harapan hidup mandiri. Promosi MLM yang berlebihan menuju
kemakmuran dan kemewahan bertentangan dengan keinginan sebagian besar orang akan
pekerjaan yang berarti dan memenuhi bakat dan minat mereka. Pendeknya, budaya bisnis
ini menyimpangkan banyak orang dari nilai-nilai dan keinginan pribadi untuk
mengungkapkan bakat dan minat mereka yang unik.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #5:
MLM adalah sebuah gerakan spiritual.
-
Kebenaran:
Penggunaan konsep spiritual seperti kesadaran akan kemakmuran dan visualisasi kreatip
untuk mempromosikan pendaftaran MLM, penggunaan kata-kata seperti 'persaudaraan'
untuk menjelaskan sebuah organisasi penjualan, dan klaim bahwa MLM adalah
pemenuhan nubuatan Alkitab tentang prinsip-prinsip Kristiani, adalah penyimpangan dari
praktek Kristen yang benar. Mereka yang memusatkan pengharapan dan impian mereka
sebagai jawaban atas doa-doa mereka kehilangan pengertian sebenarnya akan arti
spiritualitas sebenarnya yang diajarkan oleh agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan
besar umat manusia. Penyalah gunaan prinsip-prinsip spiritual seharusnya menjadi tanda
bahwa kesempatan investasi itu menyesatkan. Bila sebuah produk dibungkus dalam
bendera atau agama, pembeli harus waspada! 'kekeluargaan' dan 'dukungan' yang
ditawarkan oleh organisasi-organisasi MLM kepada calon-calon anggota baru
bergantung sepenuhnya dari penjualan mereka. Bila penjualan dan pemasukan pendaftar
baru menurun, begitu juga 'kekeluargaan' itu.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #6:
Sukses dalam MLM adalah mudah. Teman-teman dan keluarga adalah calon yang alami.
Mereka yang mencintai dan mendukung akan menjadi pelanggan seumur hidup.
-
Kebenaran:
Komersialisasi hubungan kekeluargaan dan teman atau penggunaan kehangatan
hubungan yang dibutuhkan dalam program pemasaran MLM merupakan elemen yang
merusak dalam masyarakat dan tidak sehat bagi perorangan yang terlibat.
Komersialisasi hubungan kekeluargaan dan loyalitas persahabatan untuk membangun
bisnis dapat menghancurkan fundasi sosial seseorang. Hal itu menekankan hubungan
yang tidak akan pernah mengembalikan kepada dasar asli dari cinta, loyalitas dan
dukungan. Diatas aspek sosial yang merusak, pengalaman menunjukkan bahwa sedikit
manusia menikmati atau menghargai bujukan keluarga dan teman untuk membeli produk
yang ditawarkan.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #7:
Anda dapat mengerjakan bisnis MLM pada waktu senggang. Sebagai bisnis, MLM
menawarkan kebebasan yang paling besar dan kebebasan waktu perorangan. Beberapa
jam seminggu dapat menghasilkan tambahan penghasilan yang cukup berarti dan dapat
bertumbuh menjadi penghasilan yang besar, dan menjadikan pekerjaan lainnya tidak
diperlukan lagi.
-
Kebenaran:
Puluhan tahun pengalaman melibatkan jutaan orang membuktikan menghasilkan uang di
MLM membutuhkan komitmen waktu yang tidak sedikit termasuk tipu daya, keuletan
dan penipuan perorangan. Melebihi diperlukan sedikit kerja keras dan sikap khusus,
model bisnis pada dirinya sendiri mengkonsumsi lebih banyak wilayah kehidupan dan
waktu seseorang. Dalam MLM, semua orang adalah bakal calon. Setiap waktu bangun
adalah waktu yang potensial untuk pemasaran. Tidak ada batasan tempat, orang-orang,
atau waktu untuk penjualan. Sebagai konsekwensi, tidak ada tempat dan waktu luang atau
sekali seseorang bergabung dalam sistem MLM.
-
Dibalik kedok untuk menghasilkan uang secara mandiri, sistem ini mengontrol dan
mendominasi segenap aspek khidupan orang-orang dan membutuhkan keloyalan ketat
pada program. Ini terlihat dari kenyataan mengapa begitu banyak orang yang sudah
terlibat terlalu dalam akan berakhir dengan kebutuhan dan ketergantungan akan MLM
secara mati-matian. Mereka mengasingkan atau membubarkan hubungan-hubungan lain
yang berkesinambungan.
-------------------------------------------------------
Kebohongan #8:
MLM adalah bisnis baru yang positif dan dapat diandalkan, yang meneguhkan jiwa dan
kebebasan pribadi manusia.
-
Kebenaran:
Brosur-brosur pemasaran MLM menunjukkan kebanyakan pesannya adalah untuk
melepaskan rasa takut manusia dan berdasarkan menipuan akan potensi penghasilan.
Bujukan sering mencakup ramalam tentang hancurnyabentuk-bentuk distribusi lainnya,
disintegrasi tentangketidak pekaan perusahaan Amerika, dan langkanya kesempatan pada
profesi atau lain. Profesi, perdagangan dan bisnis konvensional secara rutindirendahkan
dan disalahkan karena tidak menjanjikan 'penghasilan yang tidak terbatas.' Pekerjaan
digambarkan sebagai perbudakan bagi mereka 'yang kalah.' MLM digambarkan sebagai
harapan terbesar untuk banyak orang. Pendekatan ini, sebagai tambahan penipuan, sering
mendatangkan efek yang menakutkan orang-orang yang sebenarnya ingin menggapai visi
sukses dan kebahagian mereka yang unik. Kesempatan bisnis yang sehat tidak perlu
mendasarkan semangatnya pada ramalan-ramalan dan peringatan-peringatan yang
negatip.

Kebohongan #9:
MLM adalah pilihan terbaik untuk memiliki perusahaan sendiri dan memperoleh
kebebasan ekonomis yang sebenarnya.

Kebenaran:
MLM bukan pekerjaan-mandiri yang sebenarnya. 'Memiliki' sebuah kedistributoran
MLM adalah ilusi. Beberapa perusahaan MLM melarang distributornya untuk juga
mengembangkan down-line baru. Sebagian besar kontrak MLM memudahkan pemutusan
kedistributoran dan cepat bagi perusahaan. Bila terjadi pemutusan, down-lines dapat
diambil dengan segala cara. Keanggotaan membutuhkan kepatuhan yang ketat akan
model 'duplikasi,' bukan kebebasan pribadi dan individualitas. Distributor MLM bukan
pengusaha tetapi peserta dalam sistem hirarki yang kompleks dibawah mana mereka
hanya memiliki sedikit kontrol.
-------------------------------------------------------

Kebohongan #10:
MLM bukan skema piramid karena menjual produk.
-
Kebenaran:
Penjualan produk tidak lain hanyalah usaha pengamanan diri terhadap peraturan-
peraturan anti-piramid atau praktek-praktek dagang yang tidak jujur yang dikeluarkan
oleh undang-undang negara. MLM yang menjual barang-barang yang bermanfaat, produk
yang berkwalitas telah berhasil diadili oleh para pejabat negara dibawah undang-undang
anti-piramid. MLM adalah bentuk bisnis yang sah hanya dibawah persyaratan yang ketat
yang dikeluarkan oleh FTC dan Jaksa Agung. Banyak MLM sekarang melanggar
ketentuan itu dan tetap beroperasi hanya karena mereka belum
diadili. Peraturan pengadilan yang baru menentukan peraturan 70% untuk menilai sah
tidaknya sebuah MLM. Sedikitnya 70% dari barang-barang yang dijual oleh perusahaan
MLM harus dijual kepada bukan distributor. Standar ini akan menempatkan sebagian
besar perusahaan MLM di luar hukum. MLM terbesar mengaku bahwa hanya 18%
penjualannya yang dijual untuk umum non-distributor.

Вам также может понравиться