Вы находитесь на странице: 1из 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar tiroid yang terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan

kiri depan trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang

mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga

menyekresi kalsitonin; suatu hormon yang penting untuk metabolisme

kalsium. Tidak adanya sekresi tiroksin sekali biasanya menyebabkan laju

metabolisme turun sekitar 40% di bawah normal dan sekresi tiroksin yang

berlebihan sekali dapat menyebabkan laju metabolisme basal meningkat

setinggi 60 sampai 100% di atas normal. Sekresi tiroid terutama diatur oleh

hormon perangsang tiroid yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.

Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalah

hormotiroksin. Akan tetapi, juga disekresi triiodo tironin dalam jumlah

sedang. Fungsi kedua hormon ini secara kualitatif sama, tetapi berbeda

dalam kecepatan dan intensitas kerja.

Jika terjadi gangguan pada kelenjar tiroid ini dapat menimbulkan

kekurangan atau kelebihan produk yang dihasilkan yang akan

mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga

dapat menggagu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme

tubuh. Dengan demikian alangkah baiknya jika kita mengetahui hal tersebut

agar dapat memahami fenomena-fenomena yang terjadi dan dapat

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 1


mengetahui asuhan keperawatan apa saja yang dapat diberikan utuk klien

dengan gangguan kelenjar tiroid tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir

secara ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan secara nyata serta

mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah.

2. Tujuan khusus

Agar Mahasiwa/(i) mengetahui dan memahami tentang:

1. Konsep medis hipotiroidisme

2. Konsep medis hipertiroidisme

3. Konsep keperawatan hipotiroidisme

4. Konsep keperawatan hipertiroidisme.

3. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan pada penulisan ini,

penulis menggunakan metode study kepustakaan.

Dalam study kepustakaan ini penulis memperoleh informasi dari

beberapa buku dan website yang berkaitan dengan masalah yang dibahas

sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam penyusunan makalah.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 2


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Hipotiroid

1.1 Pengertian

Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan

terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh

gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar

hormone tiroid berada di bawah nilai optimal (Brunner & Suddarth,

2002).

Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan

oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.

Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid

kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.

Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Hipotirodisme

terjadi karena penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.

1.2 Klasifikasi

Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami

hipotiroidisme primer atau tirodial yang mengacu kepada disfungsi

kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh

kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya maka disebut

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 3


hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau pituitaria. Jika

sepenuhnya disebabkan hipofisis disebut hipotiroidisme tersier.

Klasifikasi penyakit hipotiroidisme, yaitu :

No Jenis Organ Keterangan

1. Hipotiroidisme primer Kelenjar tiroid Paling sering terjadi

dimana meliputi penyakit

hashimoto tiroiditis

(sejenis penyakit

autoimun) dan terapi

radioiodine (RAI) untuk

merawat penyakit

hipotiroidisme.

2. Hipotiroidisme Kelenjar hipofisis Terjadi jika kelenjar

sekunder hipofisis tidak

menghasilkan cukup

hormon perangsang tiroid

(TSH) untuk merangsang

kelenjar tiroid untuk

menghasilkan jumlah

tiroksin yang cukup.

Biasanya terjadi apabila

terdapat tumor di kelenjar

hipofisis, radiasi/

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 4


pembedahan yang

menyebabkan kelenjar

tiroid tidak dapat lagi

menghasilkan hormon

yang cukup.

3. Hipotiroidisme tersier Hipotalamus Terjadi jika hipotalamus

gagal menghasilkan TRH

yang cukup, biasanya

disebut juga

hypothalamic-pituitary-

axis.

1.3 Etiologi

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid,

hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi

kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh

peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik

negative oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila

hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT

yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari

hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik

dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 5


malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT,

TSH, dan TRH.

Penyakit Hipotiroidisme:

1. Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi

akibat adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid.

Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar

TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal,

Penyebab tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya

terdapat kecenderungan geneti untuk mengidap penyakit ini.

Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis

Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali

membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian

akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi.

2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap

hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan

cenderung menyebabkan hipotiroidisme.

3. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium

dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid.

Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid

menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk

menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT

yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi

karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 6


panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar

tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).

4. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab

tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang.

5. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan

hipotiroidisme. Namun, terapi untuk kanker yang jarang

dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat

penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk

mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat

menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa

anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium

juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid

karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel

tiroid.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 7


1.4 Manifestasi Klinis

Gambar 1. Gambaran Klinis Hipotiroidisme

Hipotiroidisme ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Nafsu makan berkurang

2. Sembelit

3. Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat

4. Suara serak

5. Berbicara lambat

6. Kelopak mata turun

7. Wajah bengkak

8. Rambut tipis, kering dan kasar

9. Kulit kering, kasar, bersisik dan menebal

10. Denyut nadi lambat

11. Gerakan tubuh lamban

12. Lemah

13. Pusing

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 8


14. Capek

15. Pucat

16. Sakit pada sendi atau otot

17. Tidak tahan terhadap dingin

18. Depresi

19. Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman

20. Alis mata rontok

21. Keringat berkurang.

Gejala hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang

ekstrim menyulitkan penderitanya untuk melaksanakan pekerjaan

sehari-hari secara penuh atau ikut serta dalam aktivitas yang lazim

dilakukannya. Laporan tentang adanya kerontokkan rambut, kuku

yang rapuh serta kulit yang kering sering ditemukan, dan keluhan

rasa baal serta parasetsia pada jari-jari tangan dapat terjadi. Kadang-

kadang suara menjadi kasar, dan pasien mengeluhkan suara yang

parau. Gangguan haid seperti menorrhagia atau amenore akan terjadi

di samping hilangnya libido. Hipotiroidisme menyerang wanita lima

kali lebih sering dibandingkan laki-laki dan paling sering terjadi pada

usia 30-60 tahun. Hipotiroidisme berat mengakibatkan suhu tubuh

dan frekuensi nadi subnormal.

Pasien biasanya mulai mengalami kenaikan berat badan yang

bahkan terjadi tanpa peningkatan nafsu makan, meskipun penderita

hipotiroid yang berat dapat terlihat kakeksia. Kulit menjadi tebal

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 9


karena penumpukkan mukopolisakarida dalam jaringan subkutan.

Rambut menipis dan rontok, wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip

topeng. Pasien sering mengeluh rasa dingin meskipun dalam

lingkungan yang hangat.

Pada mulanya, pasien mungkin akan mudah tersinggung dan

mengeluh merasa lemah, namun dengan berlanjutnya kondisi

tersebut, respon emosional di atas akan berkurang. Proses mental

menjadi tumpul dan pasien tampak apatis. Bicara menjadi lambat,

lidah membesar, dan ukuran tangan serta kaki bertambah. Pasien

sering mengeluh konstipasi, serta ketulian dapat terjadi.

Pada hipotiroidisme lanjut akan menyebabkan demensia disertai

perubahan kognitif dan kepribadian yang khas. Respirasi yang tidak

memadai dan apnea saat tidur dapat terjadi pada hipotiroidisme yang

berat. Efusi pleura, efusi pericardial dan kelemahan otot dapat terjadi.

Hipotiroidisme berat akan disertai dengan kenaikan kadar

kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit jantung coroner dan fungsi

ventrikel kiri yang buruk. Pasien hipotiroidisme lanjut akan

mengalami hipotermia dan kepekaan abnormal terhadap preparaf

sedatif, opioid, serta anestesi, oleh sebab itu semua obat ini hanya

diberikan pada kondisi tertentu.

Pasien dengan hipotiroidisme yang belum teridentifikasi dan

sedang menjalani pembedahan akan menghadapi risiko yang lebih

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 10


tinggi untuk mengalami hipotensi intraoperatif, gagal kongestif

pascaoperatif dan perubahan status mental.

Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang

paling ekstrim dan berat, di mana pasien mengalami hipotermia dan

tidak sadarkan diri. Koma miksedema dapat terjadi sesudah

peningkatan letargi yang berlanjut menjadi stupor dan kemudian

koma. Hipotiroidisme yang tidak terdiagnosa dapat dipicu oleh

infeksi atau penyakit sistemik lainnya atau oleh penggunaan preparat

sedatif atau analgetik opioid. Dorongan respiratorik pasien akan

terdepresi sehingga timbul hipoventilasi alveolar, retensi CO2

progesif, keadaan narkosis dan koma. Semua gejala ini, disertai

dengan kolaps kardiovaskuler dan syok sehingga memerlukan terapi

yang agresif dan intensif.

1.5 Patofisiologi

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon

tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.

Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut:

1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH)

yang merangsang hipofisis anterior.

2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating

Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 11


3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3

dan Tetraiodothyronin = T4= Thyroxin) yang merangsang

metabolisme jaringan yang meliputi; konsumsi oksigen,

produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protein,

karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada

hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid,

hipofisis atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi

kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh

peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik

negative oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.

Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka

kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH

dari hipotalamus tinggi karena, tidak adanya umpan balik negatif

baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh

malfungsi hipotalamus akan menebabkan rendahnya kadar HT, TSH

dan TRH.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 12


1.6 Pathway

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 13


1.7 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4),

TSH, dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi

masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya

menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.

Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran

otot selama pemeriksaan refleks. Penderita tampak pucat, kulitnya

kuning, pinggiran alis matanya rontok, rambut tipis dan rapuh,

ekspresi wajahnya kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkainya

membengkak serta fungsi mentalnya berkurang. Tanda-tanda vital

menunjukkan perlambatan denyut jantung, tekanan darah rendah

dan suhu tubuh rendah.

Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya

pembesaran jantung.

1.8 Komplikasi

Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa

yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala

hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,

hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.

Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi

semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem),

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 14


hormon tiroid bisa diberikan secara intravena. Hipotiroidisme

diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu

dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak

disukai adalah hormone tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah

tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).

1.9 Penatalaksanaan

Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan

hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa

menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara

bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus

diminum sepanjang hidup penderita.

Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik

sebagai pengganti hormone tiroid. Apabila penyebab hipotiroidisme

berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan

kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 15


2. Hipertiroid

2.1 Definisi

Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di

definisikan sebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan (Sylvia A. Price, 2006).

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang

merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan

(Dongoes E, Marilynn, 2000 hal 708).

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap

pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang

umum dari masalah ini adalah penyakit graves, sedangkan bentuk

yang lain adalah toksik adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang

menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditis subkutan dan

berbagai bentuk kanker tiroid (Arief Mansjoer, 1999).

Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter

nodular toksik, yaitu:

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana

terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th

merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid

(Dorland, 2005). Penyakit Graves merupakan penyebab

tersering hipertiroidisme. Pada penyakit ini ditandai oleh adanya

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 16


proses autoimun disertai hyperplasia (pembesaran kelenjar

akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.

2. Penyakit Goiter Nodular Toksik

Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan

kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan

hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau

kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau

kehamilan (Elizabeth J. Corwin, 2009).

2.2 Etiologi

1. Penyakit Graves diketahui sebagai penyebab umum dari

hipertiroid. Pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan

diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid

oleh immunoglobulin dalam darah. Stimulator tiroid kerja-

panjang (LATS; Long-acting thyroid stimulator) ditemukan

dalam serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak

penderita penyakit ini dan mungkin berhubungan dengan defek

pada sistem kekebalan tubuh.

2. Stress atau infeksi.

3. Tiroiditis.

4. Syok emosional

5. Asupan atau penggunaan hormon tiroid yang belebihan

(Brunner dan Suddarth, 2002).

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 17


2.3 Manifestasi Klinis

1. Apatis

2. Mudah lelah

3. Kelemahan otot

4. Mual

5. Muntah

6. Gemetaran

7. Kulit lembab

8. Berat badan turun.

9. Takikardi.

10. Mata melotot (eksoftalmos), kedipan mata berkurang.

(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995,

hal. 1076)

11. Penderita sering secara emosional mudah terangsang

(hipereksitabel), iritabel dan terus merasa khawatir dan klien

tidak dapat duduk diam, kegelisahan.

12. Palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat yang ditemukan

pada saat istirahat dan beraktivitas; yang diakibatkan

peningkatan dari serum T3 dan T4 yang merangsang epinefrin

dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat hingga

mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 18


berkisar secara konstan antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan

darah sistolik akan meningkat.

13. Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak

diakibatkan karena peningkatan metabolisme tubuh yang

meningkat maka akan menghasilkan panas yang tinggi dari

dalam tubuh sehingga apabila terkena matahari lebih, klien tidak

akan tahan akan panas.

14. Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna

ikan salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan

basah.

15. Adanya tremor

16. Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, dimana

penyakit ini otot-otot yang menggerakkan mata tidak mampu

berfungsi sebagaimana mesti, sehingga sulit atau tidak mungkin

menggerakkan mata secara normal atau sulit mengkordinir

gerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata

tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan

ekspresi wajah seperti wajah terkejut.

17. Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat

badan yang progresif dan mudah lelah.

18. Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung

(Brunner dan Suddarth, 2002).

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 19


2.4 Patofisiologi

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves,

goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar

tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai

dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke

dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa

kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel

meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan

kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal. Pada

hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada

sesuatu yang menyerupai TSH. Biasanya bahan-bahan ini adalah

antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating

Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang

sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut

merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah

hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi

TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini

mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,

yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya

berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang

disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH

oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid

dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 20


untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid

membesar.

Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa

dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik,

akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.

Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang

penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada

kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat

dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang

halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita

mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau

diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada

sistem kardiovaskuler. Eksofthalmos yang terjadi merupakan reaksi

inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan

otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar (Price A,

Sylvia, 1995, hal. 1078).

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 21


2.5 Pathways

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:

1. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik

goiter noduler, menurun pada tiroiditis

2. T3 dan T4 serum: meningkat

3. T3 dan T4 bebas serum: meningkat

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 22


4. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (Thyroid Releasing

Hormone)

5. Tiroglobulin: meningkat

6. Stimulasi tiroid 131: dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak

ada sampai meningkat setelah pemberian TRH

7. Ambilan tiroid 131: meningkat

8. Ikatan protein sodium: meningkat

9. Gula darah: meningkat (kerusakan adrenal)

10. Kortisol plasma: turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal)

11. Pemerksaan fungsi hepar: abnormal

12. Elektrolit: hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi

terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan

dari GI.

13. Katekolamin serum: menurun

14. Kreatinin urin: meningkat

15. EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali

(Doenges. E, Marilynn, 2000 hal. 711).

2.7 Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa

adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang

secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama

pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 23


tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan Tiroid Hormon

dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,

agitasi, tremor, hipertermi, dan apabila tidak diobati dapat

menyebabkan kematian.

Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid,

oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena

agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.

Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Komplikasi lainnya pada penderita hipertiroid, yaitu :

1. Gagal ginjal kronis

2. Fraktur

3. Krisis tiroid

(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal. 1319).

2.8 Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi

produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan

produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium

radioaktif, tiroidektomi subtotal).

1. Obat-obatan anti tiroid (OAT)

Obat antitiroid dianjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosis

pada semua pasien dengan grave disease serta digunakan selama

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 24


1-2 tahun dan kemudian dikurangi secara perlahan-lahan.

Indikasi pemberian OAT adalah :

a. Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau

mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien pasien

muda dengan struma ringan sampai sedang dan

tirotoksikosis.

b. Sebagai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum

pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang

mendapat yodium radioaktif.

c. Sebagai persiapan untuk tiroidektomi.

d. Untuk pengobatan pada pasien hamil.

e. Pasien dengan krisis tiroid.

Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah

Propiltiourasil, Methimazole, Karbimazol.

2. Pengobatan dengan Yodium Radioaktif

Dianjurkan sebagai terapi definitif pada pasien usia lanjut.

Indikasi :

a. Pasien umur 35 tahun atau lebih

b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah pemberian dioperasi

c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

d. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 25


3. Pembedahan Tiroidektomi

Tiroidektomi subtotal efektif untuk terapi hipertiroidisme tetapi

disertai dengan beberapa komplikasi potensial, termasuk cedera

pada nervus laringeus rekurens dan hipoparatiroidisme.

Indikasi :

a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons

terhadap obat antitiroid.

b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat

antitiroid dosis besar

c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima

yodium radioaktif

d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau

lebih nodul

4. Obat-obatan lain

a. Antagonis adrenergik-beta

Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala

hipermetabolik (takikardi, tremor, palpitasi). Antagonis-beta

yang paling sering digunakan adalah propranolol, yang

biasanya diberikan secara oral dengan dosis 80-180 mg per

hari dalam 3-4 dosis terbagi.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 26


5. Non-Farmakologi

a. Diet yang diberikan harus tinggi kalori 2600-3000 kalori

perhari.

b. Konsumsi protein yang tinggi yaitu 100-125gr (2,5 gr/kgBB)

per hari seperti susu dan telur.

c. Olahraga secara teratur.

d. Mengurangi rokok, alcohol dan kafein yang dapat

meningkatkan metabolisme (Brunner dan Suddarth, 2002).

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 27


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Hipotiroidisme

1.1 Pengkajian

a. Identitas klien

Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, suku/ bangsa,

alamat, berat badan dan tinggi badan.

b. Keluhan utama

Biasanya pasien mengeluh sesak nafas, sulit menelan,

pembengkakan dan rasa nyeri pada leher. Pasien nampak

gelisah, pasien tidak nafsu makan, rasa capek/lelah, pasien

intoleran terhadap dingin dan sembelit

c. Riwayat kesehatan

d. Kebiasaan sehari-hari

1. Pola makan

Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan

nafsu makan menurun.

2. Pola tidur

Sering tidur larut malam.

3. Pola aktivitas

Mengeluh kelelahan.

e. Pemeriksaan fisik

1. Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering,

bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 28


menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan

pertumbuhannya rontok.

2. Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi,

dispenia

3. Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia,

pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun,

hipotensi.

4. Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal,

penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.

5. Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan

relaksasi otot yang melambat.

6. Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat,

berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,

perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan

refleks tendom.

7. Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat

badan, obstipasi, distensi abdomen.

8. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid,

menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak.

f. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3

15pg/dl, dan kadar T4 20g/dl.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 29


2. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer

akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang

sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar

TSH pada pasien tersebut yaitu <0,005IU/ml,

3. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk

memberikan informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk

kelenjar tiroid dan nodul.

1.2 Diagnosa keperawatan

1. Pola napas tidak efektif b/d depresi ventilasi

2. Penurunan curah jantung b/d miokarditis, pembesaran jantung

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan

metabolisme

4. Perubahan proses berpikir b/d perubahan fisiologis: penurunan

stimulasi SSP.

1.3 Rencana keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Pola napas tidak Setelah 1.1 Kaji frekuensi, 1.1 Kecepatan biasanya
dilakukan kedalaman pernapasan
efektif b/d depresi tindakan dan ekspansi dada. meningkat. Dispnea dan
keperawatan Catat upaya
ventilasi selama , pernapasan, termasuk terjadi peningkatan kerja
diharapkan penggunaan otot
napas. Kedalam pernapasan
masalah bantu/ pelebaran nasal.
keperawatan
bervariasi tergantng derajat
pola napas tidak
efektif dapat gagal napas. Ekspansi dada

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 30


teratasi dengan terbatas yang berhubungan
KH :
a. Menunjukkan dengan atelektasis atau
pola napas
efektif nyeri dada pleuritik.
b. Frekuensi dan 1.2
kedalaman
dalam
keadaan
normal
c. Paru-paru
jelas/bersih
d. Berpartisipasi
dalam
aktivitas
meningkatkan
fungsi paru.

1.4 Implementasi

1.5 Evaluasi

2. Hipertiroid

2.1 Pengkajian

a. Identitas klien

Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, suku/ bangsa,

alamat, berat badan dan tinggi badan.

b. Keluhan utama

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 31


Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai
lesu, lamban bicara, mudah lupa, obstipasi. Metabolisme rendah
menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat badan naik
dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun
nervositas dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu
oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai
oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan dan letargi,
kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi. Bila tidak
diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata.
Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme.
Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan
peralihan dengan retardasi perkembangan dan mental yang
relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian karena
adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat
penimbunan mukopolisakarida hidrofilik pada jaringan ikat di
seluruh tubuh.
d. Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan
selama berbulan-bulan, sehingga pada awalnya pasien atau
keluarganya tidak menyadari, bahkan menganggapnya sebagai
efek penuaan. Pasien mungkin kedokter ketika mengalami
keluhan yang tidak khas seperti lelah dan penambahan berat
badan. Dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium yang
tepat, yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi, sehingga
diagnosis hipotirodisme dapat diketahui pada tahap awal ketika
gejalanya masih ringan.
e. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
1.1 Ekspresi wajah tumpul

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 32


1.2 Capek
1.3 Mengantuk
1.4 Berat badan meningkat
1.5 Kelambanan mental
1.6 Kurangnya pertumbuhan rambut
1.7 Suara parau (seperti katak)
1.8 Kulit bersisik
1.9 Oedema seluruh tubuh
1.10 Sakit kepala
1.11 Mual
1.12 Anoreksia
2. Palpasi
2.2 Denyut nadi melemah
2.3 Konstipasi
3. Aukskultasi
3.1 Detak jantung lambat
3.2 Tekanan darah menurun
4. Perkusi
4.1 Suara perut dullness
5. Pemeriksaan Per Sistem
5.1 Integumen
a) Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
b) Pembengkakan, tangan, mata dan wajah
c) Tidak tahan dingin
d) Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
5.2 Muskuloskeletal
a) Volume otot bertambah, glossomegali
b) Kejang otot, kaku, paramitoni
c) Artralgia dan efusi sinovial
d) Osteoporosis
e) Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 33


f) Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
g) Kadar fosfatase alkali menurun
5.3 Neurologik
a) Letargi dan mental menjadi lambat
b) Aliran darah otak menurun
c) Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan
memori, perhatian kurang, penurunan reflek tendon)
d) Ataksia (serebelum terkena)
e) Gangguan saraf ( carfal tunnel)
f) Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
5.4 Kardiorespiratorik
a) Bradikardi, disritmia, hipotensi
b) Curah jantung menurun, gagal jantung
c) Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
d) Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan
gelombang T mendatar/inverse
e) Penyakit jantung iskemic
f) Hipotensilasi
g) Efusi pleural

5.5 Gastrointestinal
a) Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi
abdomen
b) Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
c) Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia
pernisiosa
5.6 Renalis
a) Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
b) Retensi air (volume plasma berkurang)
c) Hipokalsemia
5.7 Hematologi

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 34


a) Anemia normokrom normositik
b) Anemia mikrositik/makrositik
c) Gangguan koagulasi ringan
5.8 Sistem endokrin
a) Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti
amenore / masa menstruasi yang memanjang,
menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
b) Gangguan fertilitas
c) Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH,
hipofisis terhadap insulin akibat hipoglikemi
d) Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
e) Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun
f) Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid,
menarik diri, perilaku maniak
g) Manifestasi klinis lain berupa: edema periorbita,
wajah seperti bulan (moon face), wajah kasar, suara
serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas
terhadap opioid, haluaran urin menurun, lemah,
ekspresi wajah kosong dan lemah.
2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol,

hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan

metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan

penururunan Berat Badan)

3. Cemas b/d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi

SSP), efek pseudokatekolamin dari hormon tiroid

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 35


4. Kelemahan umum b/d hipermetabolik dengan peningkatan

kebutuhan energi, peka rangsang dari saraf sehubungan

dengan gangguan kimia tubuh.

2.3 Rencana Tindakan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Penurunan curah Setelah dilakukan 1.1 Pantau TTV,
jantung b/d tindakan keperawatan perhatikan besarnya
hipertiroid tidak selama., diharapkan tekanan nadi
terkontrol, curah jantung dapat 1.2 Periksa/ teliti
hipermetabolisme, dipertahankan secara kemungkinan nyeri
peningkatan beban adekuat sesuai dengan dada yang dikeluhkan
kerja jantung kebutuhan tubuh, dengan pasien
KH : 1.3 Kaji nadi/ denyut
a. TTV normal/ stabil : jantung saat pasien
TD : 100-120/60-80 tidur
mmHg 1.4 Auskultasi suara
N : 60-100 x/menit jantung, perhatikan
RR : 16-24x/menit adanya bunyi jantung
T : 36-37oC tambahan, adanya
b. Denyut nadi perifer irama gallop dan
normal murmur sistolik
c. Pengisian kapiler 1.5 Pantau EKG, catat
normal atau perhatikan
d. Status mental baik kecepatan atu irama
e. Tidak ada disritmia. jantung dan adanya
disritmia.
f.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 36


1.6 Observasi tanda dan
gejala kehausan yang
hebat, mukosa
membran kering, nadi
lemah, pengisian
kapiler lambat,
penurunan produksi
urin dan hipotensi.
1.7 Catat adaanya riwayat
asma/bronkokontriksi,
kehamilan, sinus
bradikardi/blok
jantung yang berlanjut
menjadi gagal jantung.
2. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 2.1 Auskultasi bising usus
kurang dari tindakan keperawatan 2.2 Catat dan laporkan
kebutuhan b/d selama , diharapkan adanya anoreksia,
peningkatan pasien menunjukkkan kelemahan umum,
metabolisme berat badan yang stabil nyeri abdomen,
(peningkatan nafsu disertai dengan nilai munculnya mual-
makan/pemasukan laboratorium yang muntah
dengan penururunan normal dan terbebas dari 2.3 Pantau masukan
berat badan) tanda-tanda malnutrisi. makanan setiap hari,
dan timbang berat
badan setiap hari serta
laporkan adanya
penurunan berat badan
2.4 Dorong pasien untuk
makan dan
meningkatkan jumlah
makan dan juga

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 37


makanan kecil dengan
menggunakan
makanan tinggi kalori
yang mudah dicerna.
2.5 Hindari pemberian
makanan yang dapat
meningkatkan
peristaltik usus (teh,
kopi dan makanan
berserat lainnya) dan
cairan yang
menyebabkan diare.
2.6 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
memberikan diet
tinggi kalori, protein,
karbohidrat dan
vitamin.

3. Cemas b/d faktor Setelah dilakukan 3.1 Observasi tingkah laku


fisiologis, status tindakan keperawatan pasien yang
hipermetabolik selama , diharapkan menunjukkan tingkat
(stimulasi SSP), cemas pasien berkurang/ ansietas.
efek hilang, dengan KH : 3.2 Pantau respon fisik,
pseudokatekolamin a. Pasien tampak rileks. palpitsi, gerakan yang
dari hormon tiroid. b. Melapokan ansietas berulang-ulang,
Ditandai dengan : berkurang sampai hiperventilasi dan
Peningkatan tingkat dapat diatasi. insomnia.
perasaan kuatir, c. Mampu 3.3 Jelaskan prosedur,
gemetar, hilang mengidentifikasi cara lingkungan sekeliling
hidup yang sehat atau suara yang

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 38


konrol, panik, untuk membagikan mungkin didengar oleh
perubahan kognitif, perasaannya. pasien.
distosi 3.4 Kurangi stimulasi dari
rangsanglingkungan. luar. Tempatkan pada
Gerakan ekstra, ruangan yang tenang,
gelisah, tremor. berikan kelembutan,
kurangi lampu yang
terang, kurangi jumlah
orang yang
berkunjuang
3.5 Diskusikan dengan
pasien atau orang yang
terdekat penyebab
emosional yang
labil/reaksi psikotik.
3.6 Tekankan harapan
bahwa pengendalian
emosi itu harus tetap
diberikan sesuai
dengan perkembangan
terapi obat.

4. Kelemahan umum Setelah dilakukan 4.1 Pantau TTV sebelum


berhubungan dengan tindakan keperawatan dan sesudah aktivitas.
hipermetabolik selama , diharapkan 4.2 Catat adanya
dengan peningkatan kelemahan umum pasien perkembangan
kebutuhan energi, dapat teratasi secara takipnea, dispnea,
peka rangsang dari optimal, dengan KH : pucat dan sianosis.
saraf sehubungan a. Mengungkapkan 4.3 Ciptakan lingkungan
dengan gangguan secara verbal tentang yang tenang, ruangan
kimia tubuh peningkatan energi. yang dingin, turunkan

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 39


Dibuktikan oleh : b. Menunjukkkan stimulasi sensori,
a. Pasien perbaikan warna-warna yang
mengungkapkan kemampuan untuk sejuk dan situasi yang
sangat kurang berpartisipasi dalam tenang.
kekurangan melakukan aktivitas. 4.4 Sarankan pasien untuk
energi untuk mengurangi aktivitas
mempertahankan dan meningkatkan
utinitas umum, istirahat ditempat tidur
penurunan jika memungkinkan.
penampilan. 4.5 Berikan tindakan yang
b. Labilias/peka membuat pasien
rangsang nyaman seperti
emosional, massage/sentuhan,
gugup, tegang. bedak yang sejuk.
c. Perilaku gelisah. 4.6 Memberikan aktivits
d. Kerusakan pengganti yang
kemampuan nyaman seperti
untuk membaca,
konsentrasi. mendengarkan radio.
4.7 Hindari membicarakan
topik yang
menjengkelkan atau
yang mengancam
pasien.

Keperawatan Medikal-Bedah II Gangguan Tiroid | 40

Вам также может понравиться

  • Agshdgasgd Contoh Askep Perioperatif PDF
    Agshdgasgd Contoh Askep Perioperatif PDF
    Документ8 страниц
    Agshdgasgd Contoh Askep Perioperatif PDF
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Ginekologi
    Pengkajian Ginekologi
    Документ7 страниц
    Pengkajian Ginekologi
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Woc Cedera Kepala Suhanda
    Woc Cedera Kepala Suhanda
    Документ9 страниц
    Woc Cedera Kepala Suhanda
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Pernyataan Kesedian & Komorbid
    Pernyataan Kesedian & Komorbid
    Документ2 страницы
    Pernyataan Kesedian & Komorbid
    mayyfajrianii
    Оценок пока нет
  • Format Resume Supervisi Capaian Pembelajaran Klinik
    Format Resume Supervisi Capaian Pembelajaran Klinik
    Документ2 страницы
    Format Resume Supervisi Capaian Pembelajaran Klinik
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • WOC CKD On HD
    WOC CKD On HD
    Документ2 страницы
    WOC CKD On HD
    YuspitaSariAhsyaf
    Оценок пока нет
  • DiagnosaKeperawatan
    DiagnosaKeperawatan
    Документ8 страниц
    DiagnosaKeperawatan
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Eval
    Eval
    Документ3 страницы
    Eval
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • SEHAT DAN AMAN
    SEHAT DAN AMAN
    Документ4 страницы
    SEHAT DAN AMAN
    Lion Sangkut Neng Endi
    100% (1)
  • SLKI SDKI SIKI STIFEN JONSON Risky K. Igo
    SLKI SDKI SIKI STIFEN JONSON Risky K. Igo
    Документ6 страниц
    SLKI SDKI SIKI STIFEN JONSON Risky K. Igo
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Askep Perioperatif Kamar Bedah
    Askep Perioperatif Kamar Bedah
    Документ7 страниц
    Askep Perioperatif Kamar Bedah
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Soal Post Test - Loto
    Soal Post Test - Loto
    Документ5 страниц
    Soal Post Test - Loto
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Woc Steven Johnson New
    Woc Steven Johnson New
    Документ1 страница
    Woc Steven Johnson New
    Devramond
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ2 страницы
    Bab V
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • LP Dan Konsep Askep Steven Johnson
    LP Dan Konsep Askep Steven Johnson
    Документ22 страницы
    LP Dan Konsep Askep Steven Johnson
    Nugrah Hilmi
    100% (1)
  • Laporan Mikro Mikroskop 2
    Laporan Mikro Mikroskop 2
    Документ6 страниц
    Laporan Mikro Mikroskop 2
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Soal Post Test - Loto
    Soal Post Test - Loto
    Документ5 страниц
    Soal Post Test - Loto
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Loto
    Loto
    Документ11 страниц
    Loto
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • InsulinMakalahSEO
    InsulinMakalahSEO
    Документ14 страниц
    InsulinMakalahSEO
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • 09 Inspeksi
    09 Inspeksi
    Документ24 страницы
    09 Inspeksi
    DeWi RiZki
    Оценок пока нет
  • Data Tekanan Darah Bulan Desember 2018
    Data Tekanan Darah Bulan Desember 2018
    Документ3 страницы
    Data Tekanan Darah Bulan Desember 2018
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Insulin Dan Glukagon
    Insulin Dan Glukagon
    Документ1 страница
    Insulin Dan Glukagon
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Nematoda Usus by Ulfakahnia
    Nematoda Usus by Ulfakahnia
    Документ36 страниц
    Nematoda Usus by Ulfakahnia
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ52 страницы
    Daftar Isi
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Laporan Apd 7
    Laporan Apd 7
    Документ11 страниц
    Laporan Apd 7
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Perbedaan Antara Hormon Insulin Dan Glukagon
    Perbedaan Antara Hormon Insulin Dan Glukagon
    Документ2 страницы
    Perbedaan Antara Hormon Insulin Dan Glukagon
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Perbedaan Antara Hormon Insulin Dan Glukagon
    Perbedaan Antara Hormon Insulin Dan Glukagon
    Документ2 страницы
    Perbedaan Antara Hormon Insulin Dan Glukagon
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Nematoda Usus
    Nematoda Usus
    Документ12 страниц
    Nematoda Usus
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Документ12 страниц
    Bab I Pendahuluan
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ3 страницы
    Cover
    Lion Sangkut Neng Endi
    Оценок пока нет