Вы находитесь на странице: 1из 2

Distributive Justice

Kaum kosmopolitan bersitegas bahwa distributive justice punya jangkauan global dan
selayaknya diterapkan pada semua umat manusia di seluruh dunia terlepas dari masyarakatnya.
Namun, Rawls menolak gagasan tersebut. Menurutnya, tidak mungkin difference principle
diterapkan secara global karena keberlakuannya hanya terhadap anggota suatu masyarakat.
Menerapkan difference principle secara global sama dengan salah memahami fungsi hubungan
kooperatif resiprositas yang mendefinisikan manusia.

Penolakan Rawls ini sulit untuk dipertahankan, tetapi juga berkaitan dengan konsepsinya
akan latar belakang kondisi yang dibutuhkan untuk masyarakat demokratis, otonomi demokratis,
dan esensi warga negara demokratis. Distribusi pemasukan dan kekayaan manusia seharusnya
tidak hanya menguntungkan bagi atau hanya dikuasai oleh orang-orang berdasarkan kelebihan
atau kekurangan yang mereka miliki sejak lahir.

Pemasukan dan kekayaan dunia seharusnya terdistribusi semaksimal mungkin agar lebih
menguntungkan orang-orang yang kurang beruntung di dunia, bukan sekadar orang-orang
kurang beruntung dalam setiap masyarakat. Faktor-faktor sosial dan alam sedari lahir seharusnya
tidak menentukan pembagian distribusi dalam sebuah masyarakat demokratis. Difference
principles dibuat untuk mengaplikasikan hubungan kooperatif yang ada berdasarkan institusi
politik, hukum, dan ekonomi yang saling bekerja sama dalam sebuah struktur masyarakat
demokratis. Sistem ini tidak dibuat untuk level global yang lebih fleksibel dan memliki
hubungan kolaboratif antara penduduk dunia.

Permasalahan yang disoroti oleh pengikut difference principle global adalah adanya
realokasi kekayaan dari masyarakat yang lebih sejahtera kepada masyarakat yang lebih miskin.
Difference principle tidak sekadar mengalokasikan jumlah kekayaan yang ada tanpa
mempedulikan bagaimana atau oleh siappa kekayaan itu diproduksi dan ekspektasi legitimasi
mereka. Ini bukanlah peranan mereka yang sesungguhnya, melainkan justru konsep ini langsung
mengaplikasikan kepada struktur hukum dasar dan institusi ekonomi yang membuat individu
dapat memiliki kontrol terhadap kekayaan dan sumber-sumber ekonomi lainnya. Poin pentingnya
adalah bahwa difference principle merupakan prinsip politik yang membutuhkan keberadaan
legislatif, yudisial, dan eksekutif dalam aplikasi, interpretasi, dan penegakannya. Tidak ada
konsepsi invisible hand yang menjunjung prinsip ini. Diperlukan adanya otoritas politik dengan
yurisdiksi hukum dan agen politik untuk mengisi fungsi-fungsi dan posisi-posisi ini.

Oleh karena itulah, difference principle tidak dapat diaplikasikan secara global.
Ketiadaan otoritas politik global juga ketiadaan sistem hukum global atau sistem pengelolaan
properti sebagai sarana pelaksanaan difference principle itulah sebabnya. Maka, difference
principle global patut diragukan, tanpa intitusi dan sistem untuk mengimplementasikannya. Pada
akhirnya, difference principle global secara sederhana dideskripsikan sebagai prinsip alokasi
sederhana. Akan tetapi prinsip ini bukan merupakan difference principle, melainkan sesuatu hal
yang lain.

Salah satu cara untuk merumuskan aplikasi difference principle secara global adalah
dengan membuat pemerintah di berbagai negara dan berbagai masyarakat untuk mengaplikasikan
prinsip ini kepada masing-masing masyarakatnya dan masing-masing institusinya. Problem
praktisnya adalah bahwa tentunya pemerintah hanya memiliki kekuatan terhadap struktur
masyarakatnya sendiri, bukan terhadap masyarakat institusi lainnya.

Alternatif lain adalah untuk mencari cara untuk mengaplikasikan difference principle
bukan kepada semua institusi ekonomi secara global ataupun kepada total produk dari
perekonomian dunia, tetapi hanya untuk sebuah institusi global dan produk marjinal hasil kerja
sama ekonomi di antara masyarakat.

Вам также может понравиться