Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I

LAPORAN KASUS
HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA

1.1 Identitas Pasien


Nama Pasien : Tn.S
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Dsn Sumber Kotok Rt 17 Rw 8 Pamatan, Tongas
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. Rekam Medik : 212103
Tanggal Masuk RS : 30 Oktober 2016
Ruangan : Bougenvil Kelas III Laki-laki
Tanggal Oprasi : 31 Oktober 2016
Tanggal Keluar RS : 4 November 2016

1
1.2 Anamnesis

Riwayat keluhan pasien diperoleh secara autoanamnesis yang dilakukan pada


tanggal 30 Oktober 2016 saat pasien telah tiba di Ruangan Bougenvil Kelas III Laki-
laki, RSUD dr. Moh. Saleh Proboliggo.

1. Keluhan Utama
Benjolan di Lipatan paha kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah Umum dr. Moh. Saleh Proboliggo pada
tanggal 24 Oktober 2016 Tn. S datang ke Poli Bedah Umum dengan keluhan
adanya benjolan pada lipatan paha kirinya Benjolan tersebut dapat keluar
masuk. Benjolan tersebut muncul pada saat beraktivitas seperti mengedan,
mengangkat beban berat, dan batuk. Pasien juga menyatakan bila kambuh,
sedikit nyeri pada perutnya.
Benjolan tersebut menghilang waktu pasien berbaring. Benjolan tersebut
tidak nyeri namun cukup mengganggu aktivitas pasien yang bekerja sebagai
petani. Tapi pasien tidak mengeluh mual atau muntah serta BAB dan BAKnya
teratur
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan adanya benjolan pada selangkangan kiri sudah dirasakan sejak 2
tahun yang lalu.
a. Riwayat Penyakit Serupa : (-)
b. Riwayat Kencing Manis : (-)
c. Riwayat Darah Tinggi : (-)
d. Riwayat Penyakit Jantung : (-)
e. Alergi Obat : (-)
f. Alergi Makanan : (-)
g. Riwayat Asma : (-)
h. Riwayat Operasi : (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Keluarga Serupa : (+) Adik pasien
b. Riwayat Kencing Manis : (-)
c. Riwayat Darah Tinggi : (-)

2
d. Riwayat Penyakit Jantung : (-)

5. Riwayat Pengobatan
Sebelumnya tidak ada diberikan obat, langsung ke Poli Bedah Umum untuk
memeriksakan diri.
6. Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), Alkohol (-).

1.3 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran
- Kualitatif : Compos Mentis
- Kuantitatif : GCS : 4-5-6
3. Tanda Vital Sign
- Tekanan Darah : 100/80 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Pernafasan : 19x/menit
- Suhu : 36,80C

4. Status Generalis
- Kepala : Bentuk simetris, deformitas (-)
- Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-)
- Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), deviasi (-)
- Telinga : Simetris telinga kanan dan kiri, nyeri tekan trangus (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
- Mulut : Mukosa mulut lembab (+)
- Leher : Pembesaran kelenjar throid (-), massa (-)
- KBG : Pembesaran KGB pada daerah aksilaris bawah (-), aksilaris
tengah (-), aksilaris atas (-), supraklavikular (-).
5. Thorax
a. Jantung
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-), jejas (-), deformitas (-)

3
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultrasi : S1 dan S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)
b. Paru
- Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-), gerak nafas tertinggal (-),
massa (-), jejas (-)
- Palpasi : Gerak dinding dada simetris, fremitus vokal paru kanan dan
kiri simetris, fremitus raba kanan dan kiri simetris
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru depan dan belakang
- Auskultrasi : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
6. Abdomen
- Inspeksi : Distensi (-), asites (-), jejas (-), massa (-)
- Auskultrasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : Supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), hepar, lien, dan
ginjal tidak teraba
- Perkusi : Timpani
+ +
7. Ekstremitas : Akral hangat , Oedem , CRT < 2 detik.
+ +

8. Status Lokalis region Inguinal


- Regio : Inguinal Sinistra
- Inspeksi : Terlihat benjolan yg asimetris pada lipatan paha kiri, dengan
batas yang tegas.
- Saat dibaringkan benjolan dapat masuk sendiri
- Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya, tidak terdapat jejas, darah, dan
pus.
- Tidak Terdapat fistel
- Tes Visibel : (+)
- Palpasi : Teraba benjolan berbentuk lonjong berbatas tegas, konsistensi
kenyal, nyeri tekan (-)
-) Thumb Test : (+)
-) Finger Test : (+)
-) Transluminasi : (-)

4
1.4 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
- Hematokrit : 43% (normal: 36-46%)
- Hemoglobin : 14,8g/dL (normal: 12-16 g/dL)
- Leukosit : 8,430/mm3 (normal: 4.000-11.000/mm3)

Hitung Jenis
- Eosinofil : 10% (normal: 0-8%)
- Basofil : 1% (normal: 0-3%)
- Neutrofil : 56% (normal: 45-70%)
- Limfosit : 30% (normal: 16-46%)
- Monosit : 3% (normal: 4-11%)
- Trombosit : 265,000/mm3 (normal: 150.000-350.000/mm3)
- Eritrosit : 4.8 juta/L (normal: 4.1-5.1 juta/L)
Hepatitis Marker
- HbsAg Kualitatif : Negatif
Voluntary Counseling and Testing (VCT)
- B24 : Non reaktif.
Glukosa Darah
- Glukosa darah acak : 98 mg/dl (normal< 200)
Fungsi Ginjal
- Ureum : 14mg/dl (15-40)
- Kreatinin : 0,9 mg/dL (0,5-1,7)

1.5 Differential Diagnosis


Lipoma
Limfadenopati inguinal
HIL

5
1.6 Assesment

Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra

1.7 Planning
Pre Operasi:
- Inform Concent
- Puasa 8 jam
- Infus RL
- Pemberian antibiotik profilaksis
Operasi:
- Pro Herniorrhaphy
Post Operasi:
- Monitoring keluarnya darah dari drain
- Antibiotik
- Analgesik
- Follow up pasien

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hernia

Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah
suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek)
yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari
tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia
dapatan atau hernia akuisita. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa
hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis. Pada hernia di abdomen, isi perut
menonjol melalui defek dari lapisan muskulo- aponeurotik dinding perut. Hernia
terdiri atas cincin, kantong, da nisi hernia.
Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-
masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring,
atau bila di dorong masik ke perut. Selama hernia masih reponible, tidak ada gejala
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila kantong hernia tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut maka disebut hernia ireponibel, ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia
akreta (perlekatan karena fibrosis), masih tidak ada keluhan nyeri dan sumbatan usus.
Hernia inkarserata atau hernia strangulata adalah hernia yang isinya terjepit oleh
cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai gangguan
pasase sedangkan hernia strangulate digunakan untuk menyebut hernia ireponibel
yang disertai gangguan vaskularisasi.

7
Klasifikasi Hernia :

1. Hernia Reponibel Isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar ketika
mengedan atau berdiri, dan masuk lagi ketika berbaring.
2. Hernia ireponibel Isi kantong tidak dapat kembali lagi kedalam rongga
perut.
3. Hernia Akreta Terdapat perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong
hernia
4. Hernia Inkaserata Hernia ireponibel yang disertai gangguan pasase
5. Hernia Strangulata Hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi

2.2 Anatomi Regio Inguinalis

a. Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang


merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis otot transversus
abdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh
annulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis otot oblikus eksternus
abdominis. Atapnya ialah aponeurosis otot oblikus eksternus absominis dan di
dasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanalis inguinalis berisi funikulus
spermatikus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan.

8
b. Kanalis Femoralis

Kanalis femoralis terletak medial dari vena femoralis di dalam lakuan vasorum,
dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna bermuara dalam vena
femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam. Batas
kranioventeral dibentuk oleh ligamentuminguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis
dari ligamentumiliopektinale( ligamentum Cooper), sebelah lateral oleh sarung vena
femoralis, dan di sebalah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia
femoralis keluar melalui lacuna vasorumkaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan
anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.

9
2.3 Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya
hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur
m.oblikus internus obdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika
bekontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbach
yang umunya hampir tidak berotot. Faktor paling kausal yaitu adanya proses vaginalis
(kantong hernia ) yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongga perut, dan
kelemahan otot dinding perut karena usia.
. Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada
perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia
di annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isis
hernia. Selain itu diperlukan pula factor yang dapat mendorong isi hernia melewati
pintu yang sudah terbuka lebar. Factor lain yang berperan juga adalah prosesus
vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot
dinding perut karena usia. Normalnya ketika otot dinding perut berelaksasi, bagian
yang membatasi annulus internus turut kendur, pada saat itu tekanan intraabdomen
tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding
perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih mendatar dan annulus inguinalis
tertututp sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.
Kelemahan otot dinding perut tersebut bisa diakibatkan oleh factor usia, kerusakan

10
nervus iloinguinalis, dan nervus iliofemoralis. Hernia inguinalis di bedakan menjadi
hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis.

2.4 Hernia Inguinalis Lateralis


Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis.
Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan
masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan
hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari
keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan
24,1 % di Amerika Serikat.
Hernia disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior, dan disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus
dan Kanalis Inguinalis, berbeda dengan hernia medialis yang lansung menonjol
melalui segitiga Hesselbach, dan disebut sebagai hernia direk. Hernia inguinalis
lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak
langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah
Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial
bawah.Kanalis inguinalis normal pada fetus karena pada bulan ke-8 kehamilan terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis menarik peritoneum ke daerah
skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis
peritonei. Pada bayi yang sudah lahir biasanya prosesus ini mengalami obliterasi. Bila
prosesus terbuka terus akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang
dewasa, kanal telah menutup namun karena merupakan lokus minoris resistensie,
maka pada keadaan yang meningkatkan tekanan intraabdominal, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis akuisita. Jika isi dan kantong hernia
lateralis turun hingga skrotum disebut hernia skrotalis.

11
Etiologi HIL
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang. Overweight Mengangkat
barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan Sering mengedan karena
adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing Adanya tumor yang
mengakibatkan sumbatan usus Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis,
asthma, emphysema, alergi Kehamilan Ascites
2. Adanya kelemahan jaringan /otot.
3. Tersedianya kantong
4. Batuk kronis

Patofisiologi HIL

Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke
permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang
mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah
evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral.
Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes akan turun
melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi
sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis

12
lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan. Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior
menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang
melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal
dengan tunika vaginalis.
Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis
lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak
semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis
dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis
proseccusvaginalisnyamenutup.5

13
BAB III

ANALISIS KASUS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan ditunjang oleh


pemeriksaan penunjang.

A. S (Subjective)

Tn. S datang ke Poli Bedah Umum dengan keluhan adanya benjolan pada lipatan paha
kirinya. Benjolan tersebut munjul pada saat beraktivitas seperti mengedan, mengangkat
beban berat, dan batuk. Pasien juga menyatakan bila kambuh, sedikit nyeri pada perutnya.
Benjolan tersebut menghilang waktu pasien berbaring. Benjolan tersebut tidak nyeri
namun cukup mengganggu aktivitas pasien yang bekerja sebagai petani. Tapi pasien tidak
mengeluh mual atau muntah serta BAB dan BAKnya teratur.
Pembahasan :
Benjolan pada lipatan paha kiri yang bisa keluar masuk, disebabkan karena
terjadinya peningkatan tekanan intraabdomen dan melemahnya dinding abdomen karena
faktor usia sehingga terjadi penonjolan yang abnormal dari organ intraabdomen. Mengapa
benjolan tersebut tidak nyeri karena isi dari hernia belum terjepit oleh cincin hernia.
Sedangkan nyeri yang dirasakan pada perutnya berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
B. O (Objective)
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum pasien baik dan kesadaran compos mentis, menunjukkan
bahwa pasien tidak mengalami keluhan kesakitan/nyeri pada selangkangan
kirinya.
Pada waktu inspeksi benjolan tersebut: kemerahan (-), luka (-), darah (-),
Pada waktu melakukan palpasi benjolan tersebut teraba seperti benjolan
yang lonjong dengan diameter, serta tidak di temukan nyeri tekan
Tes Visibel : Pasien diminta untuk mengedan
Hasilnya : Benjolan keluar dari kraniolateral ke kaudomedial,
keluarnya lambat dan berbentuk lonjong
Tes okulsi : Ibu jari menutup angulus inguinalis sinistra, pasien
diminta untuk mengedan.

14
Hasilnya : Benjolan tidak keluar.
Tes Taktil : Jari telunjuk masuk menyusuri kanalis ingunalis.
Sambil mengambil kulit setebal-tebalnya dan pasien diminta untuk
mengedan.
Hasilnya : Massa Dirasakan di ujung jari
Pemeriksaan laboratorium, yaitu darah lengkap dan hitung jenis serta
hepatitis marker (-), dan B24 non reaktif menunjukkan bahwa semua
normal.

C. A (Assesment)
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka
pasien ini menerita Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra.

D. P (Planning)
Pre Operasi:
Inform Concent
Pernyataan persetujuan tindakan medis atau izin dari pasien yang diberikan
dengan bebas, rasional, tanpa paksaan tentang tindakan kedokteran yang
akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup
tentang tindakan yang dimaksud.
Puasa 8 jam
Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan
mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon
adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru)
dan menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga
menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan.
Infus Ringer Laktat (RL)
Ringer laktat merupakan cairan yang isotonis dengan darah dan
dimaksudkan untuk cairan pengganti.
Pemberian antibiotik profilaksis (intravena)
Pemberian antibiotik sebelum operasi pada kasus yang secara klinis tidak
didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadi

15
infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotik dijaringan
target operasi sudah mencapai kadar optimal yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri. Prinsip penggunaan antibiotik
profilaksis selain tepat dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan
konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan selama operasi
berlangsung.
Operasi:
Oprasi Herniorrhaphy yaitu dengan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong hernia dibuka, kemudian isi hernia dibebaskan dan di
jahit setinggi-tingginya dan di potong, kemudian di pasang mesh yang
berfungsi untuk memperkuat fasia transversalis yang membentuk dasar
kanalis inguinalis.

16
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis.


Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai
tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah
inguinal. Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis
directa/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia
obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada
laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan. Pada hernia inguinalis lateralis
processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap terbuka). Komplikasi yang terjadi yaitu
inkarserasi dan strangulasi. Tindakan bedah yang dilakukan yaitu Herniotomi, herniotomi
adalah pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dbebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit dan diikat
setinggi mungkin lalu di potong, kemudian di pasang mesh untuk menahan kantong hernia.

3.2 Saran

1. Jangan mengangkat beban berat di atas 10 kg. Mengangkat beban yang berat dapat
menyebabkan tekanan pada perut yang dapat menyebabkan hernia kambuh lagi.

2. Kontrol berat badan anda. Jika mengalami obesitas segera lakukan diet, olahraga ringan,
dan terapkan pola hidup sehat.

3. Hindari bersin atau batuk yang terlalu keras

4. Hindari mengejan yang terlalu keras saat buang air besar

17
DAFTAR PUSTAKA

Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.


Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.

Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles of Surgery.


Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

& Jong. Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC . 1997.523-538

Schwartz, Hernia dinding abdomen dalam Intisari prinsip-prinsip Ilmu bedah,


edisi VI, Jakarta : EGC, 2000, 509-518.

Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Edisi ke-3,


Jilid 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000.313-317

Mann CV. The Hernias, Umbilicus, Abdominal wall, In : Mann Russel RCG,
Williams NS.Bailey & Loves Short Practice Of Surgery. 22nd Edition London: ELBS
With Chapmann & Hall, 1995, 1277-1290

18

Вам также может понравиться