Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian ibu setiap
100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan tahun 2015. Jumlah
total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia. MMR di
dari seluruh total kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun 2015. Indonesia
termasuk salah satu negara berkembang sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu
di dunia. WHO memperkirakan di Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap
100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015.
Angka ini sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,bersalin dalam
masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi,proteinuria,dan edema yang kadang-
kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal
sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
nifas,dan sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung, kanker, dan sebagainya
(associated causes). Angka kematian maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah
kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan /atau edema pada
Dalam periode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama(Prawirohardjo,2013).
Sectio caesarea. Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim. Ada tiga teknik sectio caesarea, yaitu
janin, plasenta dan selaput ketuban melalui irisan yang dibuat pada dinding perut dan
rahim (www.tenreng.files.wordpress.com/2008).
Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui bedah caesar, yaitu
adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan bedah caesar dengan frekuensi
di atas 11%, antara lain cedera kandung kemih, cedera rahim, cedera pada pembuluh
darah, cedera pada usus, dan infeksi yaitu infeksi pada rahim/endometritis, alat-alat
berkemih, usus, serta infeksi akibat luka operasi. Pada operasi caesar yang direncanakan
angka komplikasinya kurang lebih 4,2% sedangkan untuk operasi caesar darurat (sectio
caesar emergency) berangka kurang lebih 19%. Setiap tindakan operasi caesar memiliki
tingkat kesulitan berbeda-beda. Pada operasi kasus persalinan macet dengan kedudukan
kepala janin pada akhir jalan lahir misalnya, sering terjadi cedera pada rahim bagian
bawah atau cedera pada kandung kemih (robek). Sedangkan pada kasus bekas operasi
sebelumnya dimana dapat ditemukan perlekatan organ dalam panggul sering
menyulitkan saat mengeluarkan bayi dan dapat pula menyebabkan cedera pada kandung
kemih dan usus (www.tenreng.files.wordpress.com/2008).
Data dari RSUD Dr. M. Zein Painan pada bulan Januari Desember 2016
sebanyak 56 orang yang mengalami preeklamsi berat, dan persalinannya sebagian besar
1.2 Tujuan
Mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada NyD
P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB.
TINJAUAN TEORI
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,bersalin dalam
masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi,proteinuria,dan edema yang kadang-
Pre eklampsi berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah siastolik 160
mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam33
(Prawiroharjo, 2013)
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan / atau edema pada kehamilan
Preeklampsa berat adalah tekanan darah diastolik 110 mmHg yang diserta oleh
2.1.2.Etiologi
penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya
baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungan dengan kejadian. Itulah sebab
Preeklamsia disebut juga disease 0f theory gangguan kesehatan yang berasumsi pada
6. Nyeri epigastrum dan nyeri kuadran atas abdomen : disebabkan teregangnya kapsula
7. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata, dan
pandangan kabur.
9. Hemolisis mikroangiopatik
11. Sindroma HEELP (Hemolysis, Elevated Liver Enzime, Low Platelete Count) (Nugroho
2.1.4 Patofisiologi
Meskipun penyebab preeklamsia masih belum diketahui,bukti meninfestasi
(cunnigham, 2013).
mengganggu metabolism di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase
peroksidase dan oksidan lebih dominan,maka akan timbul keadaan yang disebut stress
2.1.5 Komplikasi
1. Awal
intracranial.
d. Toksik delirum
e. Luka karena kejang, berupa laseras bibir atau lidah dan fraktur fetebra
f. Asprasi pneumonia
a. 40% sampa 50% pasien dengan preeklams berat atau eklamsi memliki
2.1.6 Pencegahan
1) Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita
hamil memeriksakan diri sejak hamil muda.
1. Tirah baring
2. Infus D5 : RL = 3:1
5. Medikametosa:
10 mg q 8 jam.
36 minggu
indikasi.
, 2012).
2.1.7 Penatalaksaan
a. Perawatan aktif yaitu segera diakhiri atau diterminasi d tambah pengobatan medicinal.
medisinal
1. Perawatan aktif
Indkasi
1) Ibu
2) Janin
3) Labotatorium
a. Status Reproduksi
1) Faktor usia
Umur reproduksi yang aman yaitu 20-35 tahun, sedangkan usia<20 >35
tahun mempunyai pengaruh besar terhadap resiko tinggi baik terhadap ibu
maupun janin (Manuaba, 2010). umur ibu yang baik untuk kehamilan dan
persalinan yaitu 20-35 tahun yang disebut juga sebagai usia reproduksi sehat.
Wanita yang melahirkan kurang dari usia 20 tahun atau lebih 35 tahun
mempunyai resiko tinggi, baik pada ibu maupun pada bayi, pada bayi yang
terdapat terjadi berat badan bayi rendah atau premature, sedangkanpada ibu
kemungkinan lebih besar mengalami preeklamsi berat. Kondisi rahim pada usia
dalam kehamilan maupun persalinan pada usia kurang 20 tahun lebih rentan
juga akan menimbulkan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya preeklamsi
berat.
2) Paritas
Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman yang ditinjau dari sudut
karena pada primi terjadi perubahan fisik dan fisikologis yang komplek dan
adaptasi dan penyesuaian diri bagi wanita tersebut, namun pada ibu yang belum
bias beradaptasi dengan hal ini dapat meningkatkan resiko dan komplikasi yang
3) Kehamilan ganda
Preeklamsi dan eklamsi 3kali lebih sering terjadi pada kehamilan ganda
dari 105 kasus kembar dua didapat 28,6% preeklamsi dan satu kematian ibu
karena preeklamsi. Dari hasil pada kehamilan tunggal, dan sebagai faktor
a. Status kesehatan
1) Riwayat preeklamsi
Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat, tanda /gejala preeklampsia
ringan adalah:
a) Tekanan darah sistol 140 mmHg atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
pemeriksaan 6 jam
d) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin
a) Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastole 110 mmHg
atau lebih
semikuantitatif.
ditelusuri ke belakang ia memiliki 7 kali risiko lebih besar untuk memiliki riwayat
preeklampsia pada kehamilan pertamanya bila dibandingkan dengan wanita yang tidak
2) Riwayat hipertensi
Bila peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu kunjungan pertama kali dalam
trimester pertama atau kedua awal, ini mungkin menunjukkan bahwa penderita
menderita hipertensi kronik. Tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat
pada akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita menderita preeklampsia.
mm Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm Hg atau lebih, ini sudah dapat
dibuat sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah mencapai 100
mmHg atau lebih, ini sebuah indikasi terjadi preeklampsia berat (Rozikhan, 2007).
Penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes mellitus dan kegemukan juga
dengan ciri berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah
dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya,
4) Status gizi
bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang
sesuai dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi ini untuk memenuhi kebutuhan
janin dan meningkatkan prosuksi ASI. Pemasukan makanan ibu hamil pada
triwulan I sering mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering
timbul mula atau muntah, tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa.
Untuk mengatasi rasa mual atau muntah sebaiknya porsi makanan ibu diberikan
lebih sedikit dengan pemberian lebih sering. Sedangkan triwulan II nafsu 10makan
ibu biasanya sudah meningkat. Kebutuhan akan zat tenaga lebih banyak
dibandingkan kebutuhan saat hamil muda, demikian juga kebutuhan zat pembangun
5) Stres / cemas
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku
ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik
timbul karena faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa
reproduksi
dan mengetahui masa reproduksi klien berisiko tinggi atau tidak < 20 tahun atau > 35
tahun.Persalinan preterm meningkat pada usia ibu < 20 dan > 35 tahun, ini disebabkan
karena pada < 20 tahun alat reproduksi untuk hamil belum matang sehingga dapat
pada umur >35 tahun juga dapat menyebabkan persalinan preterm karena umur ibu
Krisnadi, dkk (2009) menjelaskan bahwa ibu hamil dengan usia muda yaitu
kurang dari 20 tahun peredaran darah menuju serviks dan uterus belum sempurna hal
ini menyebabkan pemberian nutrisi pada janin berkurang. Demikian juga peredaran
darah yang kurang pada saluran genital menyebabkan infeksi meningkat sehingga juga
(2010), ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun juga berisiko karena terjadi penurunan
fungsi dari organ akibat proses penuaan. Adanya kehamilan membuat ibu memerlukan
ekstra energi untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang
dikandungnya. Selain itu pada proses kelahiran diperlukan tenaga yang lebih besar
dengan kelenturan dan elastisitas jalan lahir yang semakin berkurang (Rahmawati,
2013).
2.3 Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
(Prawirohardjo,2010).
Resiko kesehatan ibu dan anak meningkat pada persalinan pertama, keempat
yang timbul karena ibu belum pernah mengalami kehamilan sebelumnya, setelah itu
Sebaliknya jika terlalu sering melahirkan rahim akan menjadi semakin lemah
karena jarinagan parut uterus akibat kehamilan berulang. Jaringan parut ini
mendapatkan aliran darah yang cukup untuk menyalurkan nutrisi ke janin akibatnya
riwayat kehamilan kembar dalam keluarga. Cara persalinan yang paling banyak dengan
cara Seksio Sesarea sebanyak 47 kasus. Angka kematian perinatal masih saja terjadi
disebabkan oleh komplikasi dan penyulit yang terjadi saat persalinan. Komplikasi dapat
terjadi kapan saja, sehinga sangat penting akan tersedianya dokter yang berpengalaman
dalam penanganan komplikasi dari kehamilan kembar untuk menghasilkan luaran bayi
e. Pemeriksaan Ekstremitas
- Atas
Ekstremitas atas terpasang infus, di tangan kanan RL drip MgSO4 8 gr % 28 tetes/menit
dan tangan kiri RL drip oksitocin 2 amp 20 tetes / menit. Tidak ada oedema.
- Bawah
Tidak terdapat oedema.
f. Pemeriksaan Laboratorium
- hb : 13,6 g/dl
- leukosit : 9.670/mm3
- hematokrit : 40 %
-Trombosit:230.000/mm3
S O A P
S O A P
- Bawah
Tidak terdapat
oedema.
f.Pemeriksaan
Laboratorium
- hb : 11,2 g/dl
- leukosit : 23.820/mm3
- hematokrit : 33 %
- Trombosit : 233.000/mm3
S O A P
- Bawah
Tidak terdapat
oedema.
S O A P