Вы находитесь на странице: 1из 8

METODE PELAKSANAAN

I. UMUM
Mobilisasi & Demobilisasi
Hal ini dilaksanakan setelah semua pekerjaan yang menggunakan alat telah siap dilaksakan sehingga
kehadiran alat dilokasi kerja benar-benar tidak terjadi idle dan selalu maksimal penggunaannya.
Kemudian setelah semuanya telah dipastikan bahwa pekerjaan telah selesai 100%, maka alat yang
digunakan sesegera mungkin di Demobilisasi.
Dalam memobilisasi dan demobilisasi alat harus semaksimal mungkin menghindari terjadinya
kecelakaan kerja antara lain kecelakaan kendaraan dalam memobilisasi atau demobilisasi alat, juga
saat pemuatan alat kekendaraan yang sangat rentang terhadap kecelakaan yaitu tertimpa alat yang
dapat mengakibatkan cedera berat. Sehingga perlengkapan kerja yang bernilai safety harus dikenakan
dan tetap dalam kewaspadaan tinggi untuk menghindari kecelakaan kerja.

II. PEKERJAAN TANAH


Penyiapan Badan Jalan
Dalam hal ini hanya dibutuhkan pembentukan badan jalan sesuai rencana dengan menggunakan alat
Motor Greder dengan membuang dan membersiahkan badan jalan dari hal-hal yang mengandung
humus dan material lepas yang mengganggu kualitas material Aggregat klas B yang akan dihamparkan
sebagai base jalan.

III. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3 dalam Spesifikasi Umum harus berlaku kecuali
bahwa frekuensi pengujian pengendalian mutu harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga
tidak kurang dari lima pengujian indeks plastisitas (plasticity index), lima pengujian gradasi
butiran, dan satu pengujian kepadatan kering maksimum harus dilakukan untuk tiap 500 meter
kubik bahan yang dibawa ke lapangan.
b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat telah dicampur dengan bahan lama, maka frekuensi minimum
dari pengujian yang disyaratkan dalam (a) di atas harus diterapkan pada tiap bahan baru yang
dibawa ke lapangan, dan sebagai tambahan harus diterapkan juga pada bahan yang telah
dicampur di lapangan. Untuk pengujian tambahan, Penyedia Jasa harus mengambil contoh dari
bahan yang telah dicampur sampai kedalaman rancangan pada lokasi yang ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan.
c) Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling sedikit harus satu pengujian
(SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada masing-masing sisi dari jalan
(jika diterapkan pelebaran dua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.

IV. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN JALAN BETON SEMEN


(1) Persiapan Lokasi Pekerjaan
Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan melintang dan elevasi-
elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dengan bantuan suatu pola/template bergigi yang
berjalan pada acuan tepi perkerasan. Bahan harus disisihkan/dibuang atau ditambah,
sebagaimana diperlukan, agar semua bagian badan jalan memiliki elevasi yang benar. Badan jalan
tersebut kemudian dipadatkan secara seksama dan diperiksa kembali dengan pola/template
tersebut. Beton tidak boleh ditempatkan/dihampar pada bagian badan jalan yang belum diperiksa
dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Jika badan jalan terganggu setelah
penerimaan, maka badan jalan tersebut harus dibentuk kembali dan dipadatkan tanpa
pembayaran tambahan untuk operasi ini.
Badan jalan yang telah selesai harus dalam kondisi halus dan padat sewaktu beton ditempatkan.
Badan jalan tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan lepas atau bahan yang merusak lainnya.
Jika beton tersebut tidak ditempatkan diatas suatu membran kedap air dan jika badan jalan
tersebut kering pada waktu beton tersebut akan ditempatkan, maka badan jalan tersebut harus
disiram sedikit dengan air, untuk mendapatkan suatu permukaan yang lembab. Cara penyiraman
tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk genangan-genangan air. Jika suatu membran
kedap air digunakan maka membran tersebut harus ditempatkan setelah badan jalan yang
bersangkutan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap membran yang digelar
sebelum memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan harus disingkirkan untuk memungkinkan
pengecekan dan pemeriksaan badan jalan oleh Direksi Pekerjaan.

(2) Acuan dan Rel Sisi


Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan dipegang/dimantapkan dengan menggunakan tidak
kurang dari 3 paku penjepit untuk setiap 3 meter panjang, 1 penjepit dipasang pada setiap sisi
dari setiap sambungan. Bagian-bagian acuan harus disambung menjadi satu dengan kokoh
dengan suatu sambungan terkunci yang bebas dari gerakan segala arah. Sambungan-sambungan
antara bagian-bagian acuan harus dibuat tanpa terputus-putus di permukaan puncaknya. Acuan-
acuan harus dibersihkan dan diminyaki segera sebelum setiap penggunaan. Rel-rel atau
permukaan lewatan harus dijaga tetap bersih didepan roda-roda dari setiap mesin
penyelesai/finishing. Roda-roda mesin penghampar dan penyelesai tidak boleh langsung berjalan
pada permukaan atas acuan-acuan sisi. Rel-rel harus diikatkan pada acuan-acuan tersebut, atau
harus ditunjang secara terpisah.
Acuan dan rel sisi harus dipasang dan ditunjang sedemikian rupa sehingga permukaan akhir pelat
yang diselesaikan memenuhi Pasal 7.16.5.(4) dan pinggiran pelat tersebut dimanapun tidak boleh
lebih dari 5 mm diluar alinyemen vertikal. Acuan-acuan dan rel harus dipasang pada posisinya
selambat-lambatnya tengah hari kerja sebelum pembetonan berlangsung. Pada waktu tersebut
Kontraktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan panjang acuan dan rel yang telah dipasang.
Direksi Pekerjaan akan memberi informasi kepada Kontraktor mengenai segala kekurangan dalam
acuan. Jika tidak ada pemberitahuan mengenai adanya kekurangan-kekurangan maka Kontraktor
berhak untuk meneruskan pekerjaan yang bersangkutan dengan pembetonan untuk sepanjang
acuan tersebut setiap waktu setelah jam 6 (enam) pagi pada hari berikutnya.
Dalam kejadian diketemukan adanya kekurangan-kekurangan oleh Direksi Pekerjaan maka
Kontraktor harus memperbaiki dan mengulangi pemberitahuan tersebut. Setelah pemberitahuan
ulang diberikan sebelum hari kerja yang bersangkutan berakhir dan dengan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan, Kontraktor dapat diizinkan untuk mulai melaksanakan pekerjaan perkerasan
yang bersangkutan pada jam 10 pagi hari berikutnya.
Setiap pemberitahuan kembali yang diberikan setelah jam 6 pagi harus diberlakukan sebagai
pemberitahuan permulaan, kecuali Direksi Pekerjaan atas kebijaksanaannya memperkenankan
pelaksanaan perkerasan tersebut lebih awal. Kegagalan memberitahu Direksi Pekerjaan
mengenai kesiapan acuan pada tengah hari sehari sebelum hari pembetonan yang diusulkan
dapat mengakibatkan Direksi Pekerjaan menangguhkan izin untuk memulai pembetonan.

(3) Tulangan Baja


Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga luas penampang melintang efektif tulangan baja
dalam arah membujur tidak kurang dari yang diperlihatkan dalam Gambar.
Kuantitas dan distribusi tulangan harus dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan
disesuaikan dengan adanya bak kontrol, kotak permukaan, persimpangan atau pelat-pelat yang
berukuran lebar atau panjang yang tidak normal.
Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah pemadatan beton tebal
selimut pelat beton yang bersangkutan adalah 60 10 mm dari permukaan akhir pelat dan ini
berakhir sekurang-kurangnya 40 mm dan tidak lebih dari 80 mm dari tepi pelat-pelat yang
bersangkutan pada semua sambungan beton kecuali pada sambungan membujur dan sambungan
konstruksi. Tulangan baja harus dipasang diatas batang-batang Dowel dan batang-batang Tie-bar
terlepas dari toleransi-toleransi penempatan tulangan baja.
Pada sambungan-sambungan melintang antara lembar-lembar anyaman tulangan baja, batang
tulangan melintang dari lembar yang satu harus terletak dalam anyaman yang telah
diselesaikan/dipasang sebelumnya dan panjang lewatan (panjang bagian yang tumpang tindih)
harus tidak kurang dari 450 mm. Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang
dipabrikasi yang telah disetujui harus dipasang pada badan jalan tegak lurus terhadap garis sumbu
jalan yang bersangkutan, dan batang-batang tulangan melintang harus diikat, dijepit atau dilas
pada penunjang tersebut bila saling berpotongan. Panjang lewatan pada ujung-ujung batang
tulangan harus tidak kurang dari 40 kali diameter tulangan atau seperti diperlihatkan dalam
Gambar.

(4) Penempatan Beton


(a) Pembatasan Pencampuran
Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau penerangan alamiah tidak
mencukupi, kecuali suatu sistem penerangan buatan yang cocok dan disetujui dioperasikan.
Beton harus hanya dicampur sejumlah yang diperlukan untuk penggunaan saat itu.
Kontraktor harus bertanggung jawab dalam membuat beton dengan konsistensi yang
disyaratkan.
Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara lain biasanya tidak
diperkenankan. Tetapi bila beton dikirim dalam truk pencampur atau truk pengaduk, maka
penambahan air dapat diberikan pada bahan-bahan takaran (batch materials) dan
pencampuran tambahan dilaksanakan untuk menaikkan slump guna memenuhi persyaratan-
persyaratan yang ditetapkan, bila diizinkan oleh Direksi Pekerjaan, asalkan semua operasi ini
dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari 45 menit sejak dimulainya pencampuran agregat
dan semen yang bersangkutan serta perbandingan (ratio) air semennya tidak dilampaui.
(b) Penakaran , Pengangkutan , dan Pencampuran Beton
Penakaran, pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan persyaratan Seksi 7.1.
(c) Pengecoran
(i) Sebagai tambahan persyaratan Pasal 7.16.4(2), Kontraktor harus memberi tahu Direksi
Pekerjaan secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk
memulai suatu pengecoran beton atau meneruskan pengecoran beton jika operasi-
operasi telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan tertulis tersebut harus termasuk
lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan, kelas beton, dan tanggal serta waktu pengecoran beton.
(ii) Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan, tidak ada beton boleh
dicor, bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir menyaksikan seluruh operasi
pencampuran dan pengecoran.
(iii) Beton yang tidak dicor pada posisi akhirnya dalam acuan setelah 30 menit sejak air
ditambahkan pada campuran yang bersangkutan tidak boleh digunakan.
(iv) Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai pada suatu
sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan tersebut diselesaikan.
(v) Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari segregasi/pemisahan
partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran. Beton harus dicor ke dalam acuan
sedekat mungkin dengan posisi akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran beton
dan tidak diijinkan untuk mengalirkan campuran beton lebih dari satu meter setelah
pengecoran.
(vi) Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang baru dicor
menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya sementara yang baru dicor masih plastis.

PEKERJAAN PENYELESAIAN
(1) Penyelesaian Permukaan Selama Konstruksi Awal Perkerasan Jalan Beton
Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan lintasan terakhir dari balok finishing dan
sebelum penerapan media perawat, permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai
permukaan jalan harus diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus terhadap garis
sumbu jalan yang bersangkutan.
Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan sebuah sapu kawat yang lebarnya
kurang dari 450 mm. Berkas kawat sapu yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang
100 mm terbuat dari kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dari 2 baris berkas-
berkas kawat yang berjarak antar sumbu 20 mm dan berkas-berkas dalam satu baris harus
berjarak 10 mm pusat ke pusat dan dipasang ditengahtengah celah antara berkas-berkas pada
baris lainnya. Berkas-berkas tersebut masingmasing harus diganti bila berkas yang terpendek
telah aus menjadi 90 mm.
(2) Perawatan
Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai, perawatan beton harus dimulai. Permukaan
terbuka dari beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap pengaruh matahari, angin, dan
hujan dengan menggunakan rangka-rangka yang ditutup dengan bahan-bahan yang bersifat
merefleksi panas dan hujan. Setiap rangka harus dipasang segera setelah penyelesaian perlakuan
permukaan beton yang bersangkutan dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga
permukaan beton tidak terganggu.
Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan waktu tercepat/terawal
pada saat mana permukaan tersebut dapat menahan penghamparan bahan yang bersifat
menyimpan lengas. Bahan ini harus berupa dua lapisan kain goni (burlap) atau dua lembaran
katun, atau selapis pasir atau bahan bersifat sangat menyerap lainnya yang disetujui. Bahan
apapun yang digunakan harus dijaga agar tetap basah untuk jangka waktu tidak kurang dari 5 hari,
sampai suatu tingkat yang menjamin bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada permukaan
beton. Kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika penyediaan air tidak cukup baik untuk
perawatan dan pengecoran, atau bila bahan perawatan lainnya tidak cukup tersedia dilokasi
pekerjaan.
Bila penggunaan suatu membran (suatu lapisan tipis) senyawa perawat disetujui oleh Direksi
Pekerjaan maka harus sesuai dengan ASSHTO M 148, jenis 2. Senyawa tersebut harus digunakan
pada permukaan yang telah diselesaikan dengan menggunakan mesin penyemprot yang telah
disetujui.
(3) Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah mengeras dalam waktu
sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut harus dibongkar dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada perkerasan jalan.
Segera setelah acuan dibongkar, maka ujung-ujung semua siar muai (sambungan ekspansi) dan
seluruh lebar bagian yang akan terbuka harus dibersihkan dari beton untuk seluruh tebal pelat
yang bersangkutan. Setiap daerah yang menunjukkan adanya sedikit keropos harus ditambal
dengan adukan yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian agregat halus berdasarkan
berat. Bila Direksi Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos yang ada sedemikian rupa
sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka Kontraktor harus membongkar bahan
yang rusak dan menggantikannya dengan bahan yang dapat diterima atas biayanya sendiri. Bagian
yang dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang bersangkutan dan
sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter.
(4) Persyaratan Permukaan
Setelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan selanjutnya harus diuji untuk
diperiksa kebenarannya (trueness), dengan menggunakan straight-edge berukuran 3 meter yang
disetujui dan diletakkan diatas permukaan yang bersangkutan pada posisi yang berurutan dan
saling meliputi (overlap) 1,5 meter melintasi seluruh permukaan.
Setiap bagian permukaan yang jika diuji dalam arah membujur, menunjukkan suatu perbedaan
atau menyimpang dari alat pengujian lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari 8 mm harus diberi
tanda dan segera digerinda dengan suatu alat gerinda yang disetujui sampai perbedaan tersebut
tidak lebih dari 4 mm. Perhatian khusus harus diberikan bila memeriksa sambungan melintang
untuk menjamin bahwa kriteria ini terpenuhi. Bila perbedaan atau penyimpangan terhadap alat
pengujian lebih dari 8 mm, maka perkerasan harus dibongkar dan diganti oleh Kontraktor atas
biayanya sendiri. Bagian-bagian yang dibongkar tersebut harus sekurang-kurangnya sepanjang 3
meter dan untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang bersangkutan.
Penyimpangan permukaan maksimum yang diperbolehkan dibawah alat sraight-edge 3 meter
yang ditempatkan dalam segala arah beton yang akan dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal
tidak boleh melebihi 10 mm.
(5) Perkerasan Jalan
Kontraktor harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang sesuai dan harus
memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu lintas umum serta para pegawainya, dan
wakil-wakilnya melintasi perkerasan yang baru dibangun sampai perkerasan tersebut dibuka
untuk penggunaan. Perintang-perintang ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas umum pada setiap jalur yang dimaksudkan untuk tetap dibuka. Kontraktor
harus memelihara rambu-rambu dan lampulampu pengatur yang secara jelas menunjukkan setiap
jalur yang terbuka untuk umum.
Dimana lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, Kontraktor harus membangun
penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang bersangkutan atas biayanya sendiri,
sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dimana suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungan dengan pelat atau jalur
yang sedang ditempatkan, Kontraktor harus menyediakan, memasang dan kemudian
memindahkan pagar pengaman sementara sepanjang garis pembagi yang telah ditetapkan yang
harus dipertahankan disitu sampai pelat beton yang bersangkutan dibuka untuk lalu lintas.
Perencanaan operasi Kontraktor harus sedemikian rupa untuk meniadakan setiap gangguan
terhadap jalur atau jalur-jalur lalu lintas umum.
Bila ruang bebas antar jalur-jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional Kontraktor terbatas,
maka harus digunakan peralatan khusus yang dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan
daerah dalam lebar pelat beton yang sedang ditempatkan tanpa mengganggu jalur umum
manapun.
(6) Pembukaan Untuk Lalu-lintas
Direksi Pekerjaan akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka untuk lalu lintas. Dalam
segala hal, jalan tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil terhadap sampel yang dicetak
dan dilapisi pengawet menurut AASHTO T 23 mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang
dari 90 % kekuatan minimum umur 28 hari, sebagaimana ditentukan pada Spesifikasi ini, ketika
ditest dengan third point method. Bila tidak ada test, perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu lintas
sebelum 14 hari dari saat beton dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus
dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan sudah sempurna.

V. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


Lapis Pondasi Agregat Kelas B utk Pekerjaan Minor
Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3 dalam Spesifikasi Umum harus berlaku kecuali
bahwa frekuensi pengujian pengendalian mutu harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga
tidak kurang dari lima pengujian indeks plastisitas (plasticity index), lima pengujian gradasi
butiran, dan satu pengujian kepadatan kering maksimum harus dilakukan untuk tiap 500 meter
kubik bahan yang dibawa ke lapangan.
b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat telah dicampur dengan bahan lama, maka frekuensi minimum
dari pengujian yang disyaratkan dalam (a) di atas harus diterapkan pada tiap bahan baru yang
dibawa ke lapangan, dan sebagai tambahan harus diterapkan juga pada bahan yang telah
dicampur di lapangan. Untuk pengujian tambahan, Penyedia Jasa harus mengambil contoh dari
bahan yang telah dicampur sampai kedalaman rancangan pada lokasi yang ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan.
c) Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling sedikit harus satu pengujian
(SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada masing-masing sisi dari jalan
(jika diterapkan pelebaran dua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.

Вам также может понравиться