Вы находитесь на странице: 1из 24

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

(4. Hubungan Tekanan, Kecepatan, dan Elevasi)

Oleh :
Nama : Muammar Fattan Ghifari
NPM : 240110150047
Shift/Kelompok : A2/2
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 16 Maret 2016
Asisten Dosen : 1. Adams Rizan Abdalla
2. Dita Luthfiani C. D.
3. Feby Febryani Santana
4. Nirmaya Arti Utami
5. Riska Dwi W. T.
6. Rizkiyanti Dwi H. M.

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan fluida yang tidak dapat dimampatkan (incompressible).
Air merupakan unsur yang sangat utama untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Semua makhluk hidup memerlukan air. Diperlukan berbagai cara
untuk memindahkan air dari sumber-sumber mata air atau dari satu tempat ke
tempat yang lain. Salah satu cara yang efisien adalah dengan mengalirkannya
melalui pipa-pipa. Air tidak hanya dialirkan begitu saja melalui pipa-pipa
tersebut, tetapi digunakan pula ilmu-ilmu dan penerapan dari prinsip-prinsip
mekanika fluida. Dalam hal ini, salah satu yang digunakan adalah prinsip
Hukum Bernoulli.
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per
satuan volume dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik di sepanjang suatu garis lurus. Lebih detail lagi, hukum
Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa peningkatan
kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas akan mengakibatkan penurunan
tekanan pada zat cair atau gas tersebut. (Setiawan, 2015).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetehaui besar debit air melalui aliran dalam pipa
2. Mengetahui besar tekanan air melalui aliran dalam pipa
3. Mengetahui besar kecepatan air melalui aliran dalam pipa

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Bernoulli


Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran
tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang
bernama Daniel Bernoulli. (Zulfikar, 2008).
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).

2.2 Hukum Bernoulli


Hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida bahwa
peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas akan mengakibatkan
penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya, akan terdapat
penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut. Hukum Bernoulli ke II
dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
1 12 2 22
1 + + = 2 + + = . (1)
2 2

Dimana:
Z : elevasi
: densitas fluida
v : kecepatan aliran fluida

2
Konsep dasar hukum Bernoulli ini berlaku pada fluida aliran termampatkan
(compressible flow) dan juga pada fluida dengan aliran tak termampatkan
(incompressible flow). Hukum Bernoulli sebenarnya dapat dikatakan sebagai
bentuk khusus dari konsep dari mekanika fluida secara umum, yang dikenal
dengan persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida yang tertutup, banyaknya energi suatu fluida di suatu titik
sama dengan banyaknya energi di titik lain.
Suatu fluida dengan aliran termampatkan merupakan suatu aliran fluida
yang mempunyai karakteristik khusus adanya perubahan kerapatan massa
(densitas) pada sepanjang aliranya. Adapun fluida dikatakan mempunyai
aliran tak termampatkan adalah fluida yang mempunyai karakteristik tidak
terdapat perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliran fluida
tersebut.
2.3 Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan
adalah sebagai berikut:

(2)
Dimana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida

3
2.4 Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan
Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

(3)
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (P), energi
kinetik per satuan volume (1/2 PV2), dan energi potensial per satuan volume
(gh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

2.1 Aliran Fluida


Aliran fluida dapat dikategorikan:
1. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau
lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran
laminar iniviskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya
gerakan relatif antaralapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum
viskositas Newton.
2. Aliran turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak
menentukarena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yangmengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida kebagian fluida yanglain dalam skala yang besar. Dalam keadaan
aliran turbulen maka turbulensi yangterjadi membangkitkan tegangan
geser yang merata diseluruh fluida sehinggamenghasilkan kerugian-
kerugian aliran.

4
3. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.

2.5 Debit Air


Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat mengalir
atau dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Satuan debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran juga dapat
dinyatakan dalam persamaan Q= A v, dimana A adalah luas penampang
(m2) dan v adalah kecepatan aliran (m/s). Lebih jelasnya untuk mengetahui
besarnya debit air, dapat dirumuskan sebagai berikut:

atau

di mana:
Q = debit air (m3/s atau l/s)
V = volume air (m3 atau liter)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)

Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada
gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik
dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi. (Tuah, 2014).

5
2.6 Penerapan Hukum Bernoulli
1. Tabung Venturi
Tabung Venturi adalah sebuah pipa yang memiliki bagian yang
menyempit. Dua contoh tabung venturi adalah karburator mobil dan
venturimeter.
- Karburator, Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran
bahan bakar dengan udara,kemudian campuran ini dimasukkan ke
dalam silinder-silinder mesin untuk tujuanpembakaran.
- Venturimeter Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu
alat yang dipasang didalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan
cairan.
2. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan
gas.
3. Penyemprot Parfum
Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika
menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet
termampatkan melalui lubang sempit diatas tabung silinder yang
memanjang ke bawah sehingga memasuki cairanparfum.Semburan udara
yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung,
dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa
cairan naik keatas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup
cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut
halus.

4. Penyemprot Racun Serangga


Penyemprot racun serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan
penyemprot parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol,
maka pada penyemprot racun serangga Anda menekan masuk batang
penghisap.

6
5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu
contoh Hukum Bernoulli. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang
bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa.
a. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi
b. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
c. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
d. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara
6. Cerobong Asap
Pertama, asap hasil pembakaran memiliki suhu tinggi alias panas.
Karena suhu tinggi, maka massa jenis udara tersebut kecil. Udara yang
massa jenisnya kecil mudah terapung alias bergerak ke atas. Faktor
penyebabnya adalah Prinsip bernoulli juga terlibat dalam persoalan ini.
Kedua, prinsip bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara tinggi
maka tekanannya menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara rendah,
maka tekanannya besar. Ingat bahwa bagian atas cerobong berada di luar
ruangan. Ada angin yang meniup di bagian atas cerobong, sehingga
tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak ada
angin yang meniup, sehingga tekanan udara lebih besar. Karenanya asap
digiring ke luar lewat cerobong (udara bergerak dari tempat yang tekanan
udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah). (Bijaksa, 2012).

7
BAB III
METODE PRATIKUM

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada pratikum kali ini adalah :
1. Alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat data dari hasil percobaan.
2. Kalkulator, digunakan untuk menghitung data dari hasil percobaan.
3. Meteran, digunakan untuk mengukur ketinggian pipa dari dataum.
4. Mistar 60 cm, digunakan untuk mengukur ketinggian air dalam pipa
manometer dalam hal mencari volume air dan tekanan air.
5. Gelas ukur 1000ml, digunakan untuk sebagai media perhitungan debit air.
6. Stop watch, digunakan untuk membantu dalam perhitungan mencari debit
air.
7. Jaringan pipa yang dihubungkan dengan manometer, digunakan untuk
media pengukuran.
8. Bak untuk constant head, digunakan untuk menampung air dari bak thorn
yang akan dialirkan ke jaringan pipa.
9. Bak limpasan, digunakan untuk menampung air yang telah digunakan dari
jaringan pipa.
10. Pompa air 200 watt, digunakan untuk menarik air ke dalam bak thorn.
11. Bak fiber, digunakan sebagai tempat penampungan air dari sumber air.
12. Ember, digunakan untuk menampung air yang keluar saat keran dari Bak
Konstan dibuka.

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada pratikum kali ini adalah :
1. Air dalam sistem sirkulasi

8
3.3 Prosedur pratikum
1. Pada saat memulai praktikum, Asisten Dosen membuka Stop Kran Inlet
dari Bak THORN yang menuju Bak Konstan (constant head).
2. Memeriksa semua Stop Keran Bak Konstan yang menuju ke Alat Ukur
(instrument) bermanometer harus dalam keadaan tertutup.
3. Melepaskan selang yang terpasang pada stop keran Bak Konstan.
4. Membuka stop keran Bak Konstan
5. Mengukur dan mencatat debit airnya dengan cara menghitung waktu
dengan stop watch dan menghitung volume airnnya yang terkumpul pada
gelas ukur.
6. Lakukan tiga kali percobaan menghitung debit dengan data berlainan.
7. Memasangkan kembali selang pada stop keran Bak Konstan tanpa
menutup keran yang sebelumnya dibuka karena bukaan keran tersebut
akan menjadi inlet pada pengukuran.
8. Melakukan pencatatan dan pengukuran pada manometer yang telah
terdapat air dari aliran stop keran Bak Konstan. Mengukur menggunakan
mistar yang telah terdapat pada instrument dengan kondisi, 3 posisi
ketinggian pipa yang berbeda.
9. Mencatat data hasil pengukuran pada manometer tersebut.
10. Membersihkan dan merapihkan serta menyimpan kembali alat-alat yang
telah digunakan praktikum.
11. Melakukan perhitungan.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
= 9,81 /3
g = 9,81 m/s

Uji titik elevasi kelantai :


Z1= 0,87 m
Z2= 0,99 m
Z3= 1,13 m

4.1.1 Tabel
Tabel 1. Data Pengukuran Debit
Percobaan Data Waktu Volume Debit
(s) () (/)
I 5 0,11 0,022
1 II 10 0,2 0,02
III 15 0,29 0,0193
I 7 0,37 0,0528
2 II 14 0,71 0,0507
III 21 1,05 0,05
(Sumber : hasil pratikum)

10
Tabel 2. Data pengukuran ketinggian air pada manometer air
Data Posisi Tanpa Perlakuan Dengan Perlakuan
P1 (m) V1 (m) P2 (m) V2 (m)
Z1 0,238 0,239 0,233 0,234
I Z2 0,239 0,24 0,235 0,236
Z3 0,20 0,236 0,231 0,235
Z1 0,37 0,373 0,361 0,362
II Z2 0,369 0,37 0,363 0,364
Z3 0,345 0,365 0,349 0,356
(Sumber : hasil pratikum)

Tabel 3. Data hasil pengukuran debit dan ketinggian


Data Debit Rata-rata Z P1 V1 P2 V2 Total
debit (l/s) (m) (m) (m) (m) (m) H1 (m) H2 (m)
I 0,87 0,238 0,239 0,233 0,234 1,347 1,337
I II 0,0204 0,99 0,239 0,24 0,235 0,236 1,469 1,461
III 1,13 0,20 0,236 0,231 0,235 1,566 1,596
I 0,87 0,37 0,373 0,361 0,362 1,613 1,593
II II 0,05116 0,99 0,369 0,37 0,363 0,364 1,729 1,717
III 1,13 0,345 0,365 0,349 0,356 1,84 1,835
(Sumber : hasil pratikum)

Tabel 4. Data hasil perhitungan tekanan dan kecepatan


Percobaan Data Posisi P1 (kPa) V1 (m/s) P2 (kPa) V2 (m/s)
I Z1 2,334 2,1648 2,285 2,1421
1 II Z2 2,344 2,1694 2,305 2,1512
III Z3 1,962 2,1512 2,266 2,1467
I Z1 3,629 2,7045 3,541 2,6643
2 II Z2 3,619 2,6936 3,561 2,6717
III Z3 3,384 2,6753 3,423 2,6421
(Sumber : hasil pratikum)

11
4.1.2 Perhitungan


1. Menghitung Debit (Q = )

Percobaan 1.
1 0,11
I : Q1 = = = 0,022 /
5
2 0,2
II : Q2 = = = 0,02 /
10
3 0,29
III : Q3 = = = 0,0193 /
15

Percobaan 2.
1 0,37
I : Q1 = = = 0,0528 /
7
2 0,71
II : Q2 = = = 0,0507 /
14
3 1,05
III : Q3 = = = 0,05 /
21

Rata-rata Debit Percobaan 1.


Q1+Q2+Q3 0,022+0,02+0,0193
= = 0,0204 /
3 3

Rata-rata Debit Percobaan 2.


Q1+Q2+Q3 0,0528+0,0507+0,51
= = 0,05116 /
3 3

1. Menghitung Ketinggian (z+p+v)


Ha11 = 0,87+0,238+0,239 = 1,347 m
Ha12 = 0,99+0,239+0,24 = 1,469 m
Ha13 = 1,13+0,2+0,236 = 1,566 m

Hb11 = 0,87+0,233+0,234 = 1,337 m


Hb12 = 0,999+0,235+0,236 = 1,337 m
Hb13 = 1,13+0,231+0,235 = 1,596 m

Ha21 = 0,87+0,37+0,373 = 1,613 m


Ha22 = 0,99+0,369+0,37 = 1,729 m
Ha23 = 1,13+0,345+0,365 = 1,84 m

12
Hb21 = 0,87+0,361+0,362 = 1,593 m
Hb22 = 0,99+0,363+0,364 = 1,717 m
Hb23 = 1,13+0,349+0,356 = 1,835 m

2. Menghitung Besar Tekanan dan Kecepatan


Percobaan 1.
Tanpa Perlakuan
I : P1 = . 1 = 9,81 . 0,238 = 2,33478 Kpa
v1 = 2 = 2 . 9,81 .0,239 = 2,1648 m/s
II : P2 = . 2 = 9,81 . 0,239 = 2,3445 Kpa
v2 = 2 = 2 . 9,81 .0,24 = 2,1694 m/s
III : P3 = . 3 = 9,81 . 0,20 = 1,962 Kpa
v3 = 2 = 2 . 9,81 .0,236 = 2,1512 m/s
Dengan Perlakuan
I : P1 = . 1 = 9,81 . 0,233 = 2,8573 Kpa
v1 = 2 = 2 . 9,81 .0,234 = 2,1421 m/s
II : P2 = . 2 = 9,81 . 0,235 = 2,30535 Kpa
v2 = 2 = 2 . 9,81 .0,236 = 2,1512 m/s
III : P3 = . 3 = 9,81 . 0,231 = 2,661 Kpa

v3 = 2 = 2 . 9,81 .0,235 = 2,1467 m/s


Percobaan 2.
Tanpa Perlakuan
I : P1 = . 1 = 9,81 . 0,37 = 3,6297 Kpa
v1 = 2 = 2 . 9,81 .0,373 = 2,7045 m/s
II : P2 = . 2 = 9,81 . 0,369 = 3,61989 Kpa
v2 = 2 = 2 . 9,81 .0,37 = 2,6936 m/s
III : P3 = . 3 = 9,81 . 0,345 = 3,3844 Kpa

v3 = 2 = 2 . 9,81 .0,345 = 2,6753 m/s

13
Dengan Perlakuan
I : P1 = . 1 = 9,81 . 0,361 = 3,541 Kpa
v1 = 2 = 2 . 9,81 .0,362 = 2,6643 m/s
II : P2 = . 2 = 9,81 . 0,363 = 3,561 Kpa
v2 = 2 = 2 . 9,81 .0,364 = 2,6717 m/s
III : P3 = . 3 = 9,81 . 0,349 = 3,423 Kpa

v3 = 2 = 2 . 9,81 .0,356 = 2,6421 m/s

4.2 Grafik

2.175

2.17 2.1694

2.165 2.1648

2.16 y = -0.0068x + 2.1754 Hubungan


R = 0.5163 antar P1
2.155 dengan v1

2.1512 Linear
2.15 (Hubungan
antar P1
2.145 dengan v1)

2.14
2.334 2.344 1.962 v1 (m/s)

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tekanan (P1) terhadap Kecepatan (v1)


pada debit pertama.

14
2.152
2.1512 y = 0.0023x + 2.1421
2.15 R = 0.2555

2.148
2.1467 Hubungan
2.146 antara tekanan
terhadap
2.144 kecepatan
2.142 2.1421
Linear
2.14 (Hubungan
antara tekanan
2.138 terhadap
kecepatan)
2.136
2.285 2.305 2.266

Gambar 2. Grafik Hubungan antara Tekanan (P2) terhadap Kecepatan (v2)


pada debit pertama.

Hubungan antara tekanan terhadap kecepatan


2.72

2.71
2.7045
2.7
Hubungan antara
2.6936 tekanan terhadap
2.69
kecepatan
2.68 2.6753 Linear (Hubungan
antara tekanan
2.67 terhadap
y = -0.0146x + 2.7203
kecepatan)
R = 0.979
2.66

2.65
3.629 3.619 3.384

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Tekanan (P1) terhadap Kecepatan (v1)


pada debit kedua.

15
2.68
2.675
2.6717 Hubungan
2.67
antara tekanan
2.665 2.6643 terhadap
2.66 kecepatan
2.655 y = -0.0111x + 2.6816 Linear
2.65 R = 0.5192 (Hubungan
antara tekanan
2.645 terhadap
2.64 2.6421 kecepatan)
2.635
2.63
2.625
3.541 3.561 3.423

Gambar 4. Grafik Hubungan antara Tekanan (P2) terhadap Kecepatan (v2)


pada debit kedua.

4.3 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah untuk membuktikan teori hukum Bernoulli.
Yang pertama-tama dilakukan adalah mengukur elevasi, alas, dan tinggi
kemudian mengukur ketinggian air yang terbaca pada manometer dan dicatat
sebagai P1, V1, P2, V2. Selain itu dilakukan pula pengukuran debit air yang
dilakukan dengan dua kali percobaan dengan masing-masing menggunakan
tiga data yang berlainan. Pengukuran ini dilakukan untuk tiga instrumen.
Setelah dilakukan pengukuran, selanjutnya dilakukan perhitungan
tekanan (P1, P2), kecepatan (V1, V2) dan sudut. Tekanan diperoleh dengan
mengalikan dengan h. Dimana nilai sebesar 9,81 KN/m3 dan h merupakan
nilai P pada pengukuran. Kecepatan diperoleh dari hasil akar dari perkalian
antara gravitasi dikali 2 dengan nilai h, dimana h disini merupakan selisih dari
nilai P dan V pada pengukuran.

16
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di
dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama. Peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Untuk membuktikan
teori tersebut, dilakukan lagi suatu perhitungan dengan menggunakan rumus
persamaan Bernoulli dimana jumlah tekanan, kecepatan dan elevasi pada titik
satu harus sama dengan jumlah tekanan, kecepatan, dan elevasi pada titik dua.
Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan, pada praktikum ini
ternyata praktikan tidak mendapatkan hasil yang sama persis antara nilai ruas
kiri dengan ruas kanan pada persamaan. Namun, selisih perbedaan kedua ruas
tidak terlalu jauh yaitu hanya sekitar 0,01 sampai 0,06. Selain itu berdasarkan
teori, jika terdapat penurunan tekanan dari titik satu ke titik lain, maka akan
terjadi peningkatan kecepatan dari titik satu ke titik lain begitupun sebaliknya.
Namun, pada praktikum ini hanya bukaan dua saja yang mengalami
kondisi seperti itu. Dan jika dilihat dari grafik, grafik yang praktikan peroleh
tidak sesuai dengan bentuk grafik yang seharusnya. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada praktikum yang dilakukan oleh praktikan kali ini terdapat suatu
kesalahan.
Kesalahan tersebut diantaranya meliputi alat-alat praktikum yang
digunakan sudah tidak berfungsi dengan baik, seperti selang yang digunakan
untuk menyambung pada pipa tidak terpasang dengan tepat sehingga
mengakibatkan kebocoran. Kemudian, kesalahan dalam melakukan
pengukuran seperti kesalahan ketika mengukur posisi ketinggian pipa, dan
ketidaktelitian ketika membaca ketinggian air pada manometer, serta
ketidaktelitian menghitung debit, maupun kesalahan dan ketidaktelitian ketika
melakukan perhitungan.
Pada praktikum kali ini terdapat beberapa kesulitan, diantaranya yaitu
pada saat melakukan pengukuran air yang terdapat pada manometer. Air di
dalam manometer tidak berhenti naik turun sehingga sangat sulit untuk

17
menentukan ketinggian air tersebut, perlunya ketelitian dan kecepatan saat
melakukan pengukuran tersebut agar data yang diperoleh mendekati tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan dalam praktikum kali
ini antara lain adalah penampang saluran, kekasaran permukaan saluran,
kemiringan saluran, debit aliran air, kecepatan aliran air, pertemuan saluran,
dan udara yang berada di dalam pipa.

18
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:


1. Jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama
2. Peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut dan sebaliknya
3. Aliran fluida dipengaruhi oleh tekanan, kecepatan, elevasi dan massa jenis
4. Semakin besar kecepatan, maka debit air juga akan semakin besar
5. Hukum Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan tekanan fluida, kecepatan
aliran fluida dan elevasi

19
DAFTAR PUSTAKA

Zulfikar, Achmad. 2008. Hukum Bernaoulli. Terdapat pada:


http://www.gudangmateri.com/2008/05/hukum-bernoulli.html (diakses pada hari
Jumat tanggal 20 Mei 2016 pukul 20.14 WIB).
Bijaksa, Rodhan. 2012. Hukum Bernoulli dan Penerapannya. Terdapat pada:
http://rodhanzulkifli.blogspot.co.id/2012/12/hukum-bernoulli-dan-
penerapannya.html (diakses pada hari Minggu tanggal 22 Mei 2016 pukul 17.07
WIB).
Tulah, Khairullah. 2014. Aliran Fluida. Terdapat pada:
http://khairullahtulah.blogspot.co.id/2014/10/aliran-fluida.html (diakses pada
hari Sabtu tanggal 21 Mei 2016 pukul 20.08 WIB).
Setiawan, Toni. 2015. Fluida Dinamis. Terdapat pada:
https://tonisetiawann.wordpress.com/2015/02/25/fluida-dinamis/ (diakses pada
hari Sabtu tanggal 21 Mei 2016 pukul 18.23 WIB).

20
LAMPIRAN

Gambar 5. Gelas ukur 1000ml


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 6. Jaringan pipa yang dihubungkan pada manometer


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

21
Gambar 7. Manometer
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 8. Bak Limpasan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

22
Gambar 9. Selang dan Stop Keran Bak Konstan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

Gambar 10. Bak Konstan (Constant Head)


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

23

Вам также может понравиться