Вы находитесь на странице: 1из 20

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA III

PEMBUATAN COFFEINE DARI TEH

Disusun oleh
Mona Yulia Sari
2015430100

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2017
A. Prinsip Percobaan :

Ekstraksi yaitu suatu cara pemisahan suatu zat cair dari campurannya
(merupakan zat padat atau cair) yang berdasarkan daya larut dalam pelarut tertentu
(pelarut sebagai pemisah).
B. Maksud dan Tujuan :
a. Untuk mengetahui cara pembuatan coffeine dari the
b. Untuk mengetahui cara kristalisasi
c. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari coffeine
C. Landasan Teori
Teh umumnya tumbuh pada ketinggian 200-2300 m. Daun teh terbagi menjadi
dua kelompok Varasamica dari asam dan Varsineosi dari Cina. Perbedaan dari dua
kelompok daun teh tersebut adalah dilihat dari bentuk daunnya. Untuk kelompok
Varasamica daunnya besar dan ujung daunnya runcing, sedangkan kelompok
Varasineosi bentuk daunnya kecil dan ujungnya tumpul tidak lancip. Biasanya
tumbuhan teh tumbuh di tempat yang sejuk dan diperbukitan.

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji
kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman penyegar.
Kafein memiliki berat molekul 194,19 gram/mol. Dengan rumus kimia C8H10N8O2
dan pH 6,9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek kafein terhadap
kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa
gelisah (nevroses), tidak dapat tidur ( insomnia), dan denyut jantung tak beraturan
(tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman
lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh yang sangat
cepat, sementara penghancurannya sangat lambat. (Hermanto, 2007 : 1)
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kafein dari teh kering dan untuk
menentukan kafein dari daun teh. Kafein merupakan alkaloid yang mengandung
nitrogen dan memiliki properti basa amina organik. Kafein dapat larut dalam pelarut
organik seperti CaCO3 dan dalam air, kafein juga dapat terikat oleh senyawa non
polar seperti kloroform. Kloroform dapat memisahkan kafein dari zat lain di dalam
teh. Pemisahan kafein dari teh dilakukan dengan cara ekstraksi.
Ekstraksi adalah mengambil suatu zat terlarut dari dalam larutan air oleh
suatu plarut yang tak dapat bercampur dengan air sehingga dapat dipisahkan.
Ekstraksi adalah suatu produk pemisahan suatu zat dan campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut tersebut dari suatu pelarut ke pelarut yang lain.
Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan
dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya komponen bercampur
sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat fisiknya terlalu kecil atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah
satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang paling ekonomis. Sebagai contoh
pembuatan ester untuk essence pada sirup. Pengambilan kafein dari daun teh dan
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas. Saat ekstraksi
larutan ekstrak yang tercemar harus dibersihkan. Suatu pelarut yang digunakan
sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstraksi yang besar, sehingga
kebutuhan pelarut lebih sedikit. (Anonim : 2010 :1)
Eksraksi pelarut suatu ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling
baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dilakukan baik dalam
tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur,
seperti benzena, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat
dipergunakan untuk hal pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua
skala kerja. (Khopkar : 1990 : 85)

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan


kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik. Terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi cair-cair
dan ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair yaitu zat yang diekstraksi terdapat di
dalam campuran yang berbentuk cairan. Sementara ekstraksi padat-cair yaitu zat yang
diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padatan. (Anonim, Ekstraksi,
2015)

Dalam ekstraksi, berlaku hukum distribusi atau partisi yang dirumuskan bila
suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka suatu
temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul terdapat angka banding berubah
dengan sifat dasar kedua pelarutitu, dan angka banding distribusi ini tidak bergantung
pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga angka banding berubah
dengan sifat dasar kedua pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur. Hal ini
didasarkan tepatnya pada bagaimana analit berpindah dari air ke lapisan organik.
(Anonim, Ekstraksi, 2015)
Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid
adalah senyawa yang mengandung atom nirogen dalam strukturnya dan banyak
ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan
seringkali memiliki sifat fisiologis aktif bagi manusia. Struktur kafein terbangun dari
sistem cincin purin, yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan
dalam asam nukleat. Kafein bertindak sebagai stimulan yang dapat menstimulasi kerja
jantung, pernafasan, sistem syaraf pusat dan sebagai diuretik.
Kafein dapat menyebabkan kegelisaha, insomnia, sakit kepala, dan secara fisik
dapat bersifat sebagai candu. Sesorang yang meminum 4 cangkir kopi per hari dapat
mengalami sakit kepala, insomnia, dan kemungkinan mual. (Berghuis, 2015)
Kafein cukup banyak terkandung dalam teh. Teh telah dikonsumsi sebagai
minuman selama hampir 2000 tahun, dimulai di Cina. Minuman ini dibuat dengan
menyeduh daun dan kuncup muda pohon teh, Camellia sinensis, di dalam air panas.
Sekarang, terdapat dua varietas uatama daun teh yang digunakan, yaitu pohon teh cina
berdaun kecil, dan pohon teh asam berdaun lebar. Hibrid dari kedua varietas ini juga
telah dibudidayakan. Daun teh bisa difermentasi ataupun tanpa fermentasi sebelum
digunakan. Daun teh yang difermentasi disebut teh hitam, sedangkan daun teh yang
tidak difermentasi disebut teh hijau, dan daun teh yang difermentasi sebagian disebut
teh oolong. Daun teh sebagian besar mengandung selulosa, yaitu suatu polimer dari
glukosa yang tak larut dalam air. Selulosa di dalam tumbuhan berfungsi hampir sama
dengan serat protein dalam hewan, yaitu sebagai material pembangunan struktur
tanaman. Di samping selulosa, di dalam daun teh terdapat beberapa senyawa lain,
termasuk kafein, tannin (senyawa fenolik, yaitu senyawa yang memiliki suatu gugus
OH yang terikat pada cincin aromatik ), dan sejumlah kecil klorofil. (Berghuis, 2015)

Coffeine atau tiena 1,3,7 trimetil santina C8H10O2N4 terdapat dalam biji-biji
kopi. Zat ini didapatkan pada tahun 1820 oleh Runge Pelletries dan Capentau dari
kopi adalah identik dengan tiena dari teh. Coffeine merupakan zat alkohol yaitu suatu
zat yang dapat membuat orang mabuk, coffeine merupakan senyawa heteroaromatik
yang mempunyai unsur nitrogen yang terikat pada gugusan karbonilnya yang
mempunyai struktur bangun sebagai berikut :
Coffeine mengkristal dari larutannya dalam air berupa jarum-jarum bercahaya
sutra, bila tidak mengandung air coffeine mencari 236,5 C dan mensublimasi
pada temperatur yang lebih rendah. Dalam air panas zat ini mudah larut
sedangkan pada air dingan sukar larut.
Sifat Fisis Coffeine, yaitu :
Merupakan kristal putih berupa jarum-jarum bercahaya sutra
Bila tak mengandung air coffeine mencair pada 236,5 C dan
menyublimasi pada temperatur rendah
Mudah larut dalam air panas tetapi sukar larut pada air dingin

Sifat Kimia Coffeine, yaitu :


Coffeine mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol dan
chloroform

Kegunaan Coffeine yaitu :


Untuk mengiatkan pekerjaan susunan syaraf sentral dan mempertinggi
tenaga jantung
Dalam ilmu kedokteran digunakan dalam keadaan bebas dan dalam
bentuk senyawa-senyawa rangkap contohnya dengan natrium salisilat.

Operasi Pemisahan

Dalam coffeine dapat ditemukan pada teh, kopi dan dapat dipisahkan
dengan cara ekstraksi. Dalam ekstraksi yang perlu diperhatikan dalah adanya zat
yang dapat melarutkan zat yang diinginkan dan pelarutnya mudah dipisahkan
kembali dengan zat yang diekstrak.
Proses ekstraksi pada dasarnya merupakan pemisahan saling kontak
campuran yang berdasarkan daya larut dalam pelarut tertentu. Proses ekstraksi
meliputi tiga tahap yaitu :
1. Campurkan / mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiakkannya
saling kontak dalam proses ini terjadi perpindahan masa dengan cara difusi
pada bidang antara muka ekstrak dengan pelarut.
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarutnya
umumnya dilakukan dengan cara penguapan.

Penggunaan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus memperhatikan


beberapa faktor seperti :

1. Selektivitas. Yaitu pelarut yang hanya dapat melarutkan ekstrak yang


diinginkan bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2. Kelarutan. Yaitu pelarut yang sedapat mungkin memiliki kemampuan
melarutkan yang besar.
3. Kemampuan tidak saling bercampur, hal ini penting bila yang akan diekstrak
merupakan cairan.
4. Kerapatan terutama pada ekstraksi cairan yang sedapat mungkin mempunyai
perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi hal ini
dimaksudkan agar kedua fase dapat mudah dipisahkan kembali setelah
pencampuran. Bila perbedaan kerapatan kecil, pemisahan harus dilakukan
dengan meggunakan gaya sentrifugal.
5. Reaktifitas pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara
kimia pada komponen bahan ekstraksi.
6. Titik didih, karena ekstrak dan pelarut harus dipisahkan dengan cara
penguapan, maka titik didih kedua bahan harus jenuh.

Berdasarkan bahan yang dipakai ekstraksi dibagi menjadi 2 macam :

1. Ekstraksi padat - cair yaitu suatu ekstraksi yang bahan ekstraksinya


merupakan zat padat yang menggunakan pelarut zat cair.
2. Ekstraksi cair cair yaitu suatu ekstraksi yang bahan ekstraksinya merupakan
zat cair dengan menggunakan pelarut zat cair.
Secara garis besar ekstraksi didefinisi, yaitu suatu cara pemisahan suatu zat cair
dari campurannya (merupakan zat padat atau cair) yang berdasarkan daya larut
dalam pelarutnya tertentu (pelarut sebagai pemisah).
Kristalisasi

Pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau peristiwa
pembentukan partikel zat padat dalam fase homogen. Kristalisasi yang dapat
terjadi sebagai pembentukan partikel padat dalam uap.

Syarat syarat terbentuknya Kristal, yaitu :


Larutan harus jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah zat terlarut
sedemikian rupa pada suhu tertentu sehingga kelebihan tidak lagi melarut
Larutan harus homogenPartikel partikel yang sangat kecil tetap tersebar
merata biarpun didiamkan dalam waktu lama.
Adanya perubahan suhu.Penurunan suhu secara dratstis/kenaikan suhu
secara drastis tergantung dari kristal yang diinginkan.

Metode metode kristalisasi :


1. Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan menurunnya
temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan
panas yang jenuh.
2. Pemanas
Untuk bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya suhu.
Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagai pelarut.
3. Pemanas dan pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari 2 metode diatas larutan panas yang
jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan
4. Penambahan bahan (zat) lain.
Mekanisme pembentukan Kristal, yaitu :
1. Pembentukan inti. Inti kristal adalah partikel partikel kecil bahkan sangat kecil
yang dapat terbentuk secara sponton akibat dari keadaan lewat jenuh.
2. Pertumbuhan kristal. Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari 2 proses
yaitu :
a. Transportasi molekul molekul dari bahan yang akan dikristalkan dalam
larutan kepermukaan kristal dengan cara difusi, proses ini berlangsung
semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar.
b. Penempatan molekul-molekul pada kisi kristal semakin luas total permukaan
kristal semakin banyak bahan yang ditempatkan pada kisi kristal persatuan
waktu

SIFAT FISIKA DAN KIMIA BAHAN

1. TEH
Teh umumnya tumbuh pada ketinggian 200-2300 m. Daun teh terbagi menjadi
dua kelompok Varasamica dari asam dan Varsineosi dari Cina. Perbedaan dari dua
kelompok daun teh tersebut adalah dilihat dari bentuk daunnya. Untuk kelompok
Varasamica daunnya besar dan ujung daunnya runcing, sedangkan kelompok
Varasineosi bentuk daunnya kecil dan ujungnya tumpul tidak lancip. Biasanya
tumbuhan teh tumbuh di tempat yang sejuk dan diperbukitan.

Sifat Fisis dari teh, yaitu :


Titik didih 80 C
Mudah larut dalam pelarut organic
Mempunyai sifat non eksplosit
Kadar karbon rendah
Mengandung caffeine
Berwarna hitam bila sudah diolah
Baunya wangi

Sifat Kimia dari teh, yaitu :

Kreatifitasnya rendah
Dapat dipisahkan dari komponennnya dengan metode ekstraksi
Mudah larut dalam air terutama air panas.

Kegunaan teh antara lain :

Sebagai zat anti oksidasi dan bersifat merangsang saraf otak


Sebagai bahan baku minuman penyegar
Untuk menyerap kolesterol

2. Alkohol
Sifat Fisis Alkohol, yaitu :
Titik didih 78,3 C
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air
Mudah terbakar
Bersifat polar karena mengandung gugus OH
Tidak berwarna (jenuh)
Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob (menolak molekul-molekul
air)

Sifat Kimia Alkohol, yaitu :

Mudah terbakar
Alkohol adalah asam atau basa yang sangat lemah

Kegunaan Alkohol yaitu :


Digunakan untuk minuman keras (etanol)
Digunakan sebagai zat pembunuh kuman (2-propanol)
Digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut (metanol)
Alkohol berfungsi sebagai pengikat Coffeine dari the
3. NaOH
NaOH merupakan zat padat higroktis, basah leleh, berwarna putih, mudah
larut dalam air dan gliserol, merupakan elektrolit dan basa kuat.

Sifat Kimia NaOH, yaitu :


Bereaksi dengan asam (HCL) membentuk garam

NaOH + HCl NaCl + H2 O

Kegunaan NaOH, yaitu :


NaOH pada pembuatan Coffeine untuk menjernihkan
4. H2SO4
Merupakan salah satu senyawa terpenting dari belerang dalam teknik asam
sulfat dapat dibuat dengan dua cara :
1. Proses kontak
2. Proses bilik / kamar timbale
Persamaan dari proses diatas adalah menggunakan SO2 sebagai bahan dasar
untuk membuat asam sulfat. Dimana SO2 dihasilkan dari pembakaran
belerang/pemanggangan pyrit (FeS2). Perbedaan keduanya proses ini terletak
pada pemakaian jenis katalisnya. Pada proses kontak digunakan katalisator Fe2O3,
V2O5, Pt dan pada proses timbal digunakan katalisator gas Mg dan NO2. Belerang
adalah zat padat yang pada temperatur kamar melebur pada 119 C. Fungsi H2SO4
dalam pembuatan coffeine dari teh adalah mengisolasi coffeine dari teh.

Sifat Fisis H2SO4, yaitu :

Memiliki aroma khas yaitu bau belerang


Bersifat korosif
Berbentuk cair
Bersifat hidrokofis
Berat jenis 1,84 gr/ml
Titik didih 240 C dan titik leleh 10 C

Sifat Kimia H2SO4, yaitu :


Merupakan asam kuat
H2SO4 bersifat encer tidak bereaksi dengan Bi, Hg, Cu dan logam mulia
H2SO4 (encer) + Fe FeSO4 + H2
H2SO4 pekat dalam keadaan panas akan mengoksidasi logam-logam
2H2SO4 (P) + Cu CuSO4 + SO2 + 2 H2 O

Merupakan oksidator dengan reduksi terkuat

Kegunaan H2SO4, yaitu :


Bahan pembuatan pupuk amonium sulfat
Industri obat
Untuk pembuatan zat warna
5. MgO (Magnesium Oksida)

MgO dibuat dengan cara memanaskan magnosit maupun hidroksinya. MgO


dapat dijumpai sebagai mineral periklasa dan dibuat dengan memanaskan
magnesium adalah oksigen atau lewat peruraian garam-garam Mg-nya seperti
Mg(OH)2, Mg(NO3)2, MgC2O4 dan garam-garam lain dari asam organic.

Sifat Fisis MgO, yaitu :

Berwarna putih
Bersifat keras dan tahan api
Titik leleh 2800 C

Sifat Kimia MgO, yaitu :


Pijar bila dicampur dengan larutan magnesium klorida, akan membentuk
bubur bersifat plastic
Bersifat basa lemah disebabkan gaya tarik ion-ion oksidanya terhadap
proton-proton molekul air
O2- + H2O 2OH-

6. CHCl3 (Chloroform)
Jika etanol direaksikan dengan Cl2 dan KOH atau dengan CHLOR
maka mula-mula etanol dioksidasi menjadi etana. Etana ini kemudian bereaksi
dengan Cl2 sehingga membentuk trichloroetana atau CCl3-CHO. Dalam
lingkungan KOH maka diubah menjadi kalium metanoat dan chloroform.

CH3-CH2OH + Cl2 CH3-CHO + 2HCl


CH3-CHO + 3Cl2 CHCl3 + HCOOK
CCl3 CHO KOH CHCl3 + HCOOK

Chlorofrom dapat juga dibuat dari asetan Cl3 dan KOH


CH3 CO CH3 + 3Cl2 CCl3 CO CH3 + 3HCl
CCl3 CO CH3 + KOH CHCl3 + CH3COOK

Sifat Fisis Chloroform, yaitu :


Suatu zat cair yang manis baunya dan mudah menguap
Mempunyai titik didih 61 C
Jika uap Chloroform dihisap maka bersifat membius
Sifat Kimia Chloroform, yaitu :
Merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan lipid
Tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol atau eter

Kegunaan Chloroform, yaitu :

Chloroform banyak digunakan sebagai obat bius dan sebagai pelarut


organic

D. Diagram Alir

5 gram teh 25 gr

dan 20 cc MgO
alkohol


dipanaskan Dibuat suspensi Dipanaskan hingga
hingga 4 jam dalam 150 cc air menjadi tepung

Filtrate yg Tepung
direbus lagi Tepung yg terjadi
dihasilkan
dgn 150 cc air direbus dlm 250 cc
satu
dijadikan
sebanyak 3x air lalu saring

Ditambahkan
Dimasukkan
Filtrat dikocok NaOH lalu
25 cc H2SO4 hingga 3x diteteskan ke

piring porselin yg
dipanaskan

Diperoleh kristal
Perhitungan
kurang lebih
sebabanyak 2 gr
E. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan, yaitu :
-Corong pemisah -Kertas saring
-Gabus -Erlenmeyer hisap
-Statif -Klem
-Piring porselin -Bunzen
-Pompa vakum
Bahan yang digunakan pada percobaan, yaitu :
-Teh -Alkohol
-MgO -H2SO4
-Khloroform -NaOH

F. Prosedur :
1. Kedalam alat ekstraksi dimasukkan 50 gr teh dan 200 cc alkohol
2. Proses ekstraksi ini berlangsung selama 2 jam (sampai cairan yang kelabu kembali
jernih)
3. Setelah ekstraksi cairan ditambah 25 gr MgO dan dibuat suspensi dalam 150 cc air
pada piring porselin
4. Kemudian dipanaskan diatas bunzen hingga suspensi menjadi kering seperti tepung
5. Tepung yang terjadi direbus dengan 250 cc air lalu disaring dengan saringan
penghisap.
6. Kemudian tepung direbus lagi dengan air 150 cc sebanyak 3x
7. Pada tiap-tiap penyaringan filtratnya dijadikan satu.
8. Kemudian dalam cairan ini dimasukkan 10% larutan asam sulfat 25 cc dan cairan
direbus hingga volumenya mencapai 1/3 dari volume awal.
9. Setelah perebusan saring kembali untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang
masing ada.
10. Filtrat yang didapat dikocok 3 kali dengan khloroform setiap 25 cc pemakaiannnya
11. Larutan khloroform yang akan kuning diberi larutan NaOH encer agar warnanya
agak muda.
12. Kemudian diteteskan kepiring porselin yang sedang dipanasi diatas bunzen,
sehingga didapat kristal coffeine
13. Kristal coffeine yang didapat berupa jarum-jarum putih yang mengkilap,
mempunyai 1 mol air kristal dengan titik lebih 236 C dan menyublim pada suhu
180 C.
14. Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemen praktisnya
15. Hasil yang didapat kira-kira 2 gram.

G. Rangkaian Alat
10
1

2
3

4
5
A

2 8

6 B

Gambar : Susunan alat pada saat ekstraksi

Keterangan Gambar :
1. Kondensor 7. Waterbath / Heater
2. Klem 8. Statif
3. Soxlet 9. Selang air masuk
4. Kertas Saring 10. Selang air keluar
5. Hols 11. Teh di dalam hols
6. Labudidih 12. Etanol dan ekstrak
1

5
3

7
4

Gambar : Susunan alat pada saat penyaringan dengan saringan penghisap


Keterangan Gambar :
1. Corong Pemisah
2. Piring porselin
3. Kakitiga
4. Bonzen
5. Klem
6. Statif

H. Data Pengamatan
a. Saat proses ekstraksi, larutan alcohol yang semula berwarna bening berubah
menjadi hijau kecoklatan dikarenakan bubuk teh yang menguap kemudian
mengembun dan menetes ke dalam labu alas bulat yang berisi alcohol tsb.
b. Hasil ektraksi ditambah MgO dan dibuat suspense dengan ditambahkan air
berubah menjadi tepung setelah dipanaskan kembali sambil diaduk diatas
bunsen.
c. Tepung direbus kembali dengan air kemudian disaring dengan penyaring
penghisap hingga terbentuk filtrate.
d. Ketika larutan tersebut dipanaskan hingga 1/3 volume awal, larutan berwarna
hijau gelap hampir hitam dan pekat.
e. Pada saat larutan dikocok dengan kloroform terbentuk beberapa lapisan,
semakin ke bawah semakin bening.
f. Filtrat kloroform yang diberi NaOH encer warnanya menjadi lebih muda pada
bagian bawah dan lebih gelap pada bagian atas larutan.

I. Perhitungan
Secara teoritis :
Berat kristal coffein = 2gr
Hasil praktikum :
-Berat cawan + isi = 102,34 gr
-Berat cawan kosong = 101,89 gr _
Berat kristal coffein = 0,45 gr


Rendemen Coffein = x 100 %

0,45
= x 100 %
2

= 22,5%

J. Pembahasan
Dalam ekstraksi kafein pada praktikum ini bahan baku yang digunakan adalah
teh, karena teh mengandung kafein paling banyak dibandingkan dengan jenis tanaman
lainnya seperti kopi dan coklat. Untuk mengekstraksi teh, teh ini dibungkus dengan
kertas saring dan dimasukkan ke dalam ekstraktor. Kemudian diisi dengan alcohol
sebagai pelarutnya. Digunakan alkohol sebagai pelarutnya karena mempunyai sifat
yang sama dengan sampel, yaitu bersifat polar, sehingga dapat melarutkan kafein
yang terdapat di dalam teh. Pada proses ekstraksi digunakan alat ekstraktor, dimana
pada percobaan ini alat ekstraktor yang berisi teh dengan pelarut alkohol bekerja
dengan cara pemanasan yang dilakukan dimana akan terjadi sirkulasi selama
pemanasan. Semakin sering terjadi sirkulasi maka akan semakin banyak kafein yang
dihasilkan. Sirkulasi ini terjadi karena pelarut alkohol yang berada pada labu bulat
akan menguap akibat pemanasan. Alat ekstraktor ini dilengkapi dengan cooler yang
akan mendinginkan alkohol yang menguap dan akan turun ke dalam ekstraktor hingga
akhirnya jatuh ke dalam alas bulat kembali. Setelah selesai diekstraksi, larutan
campuran kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi suspensi dari MgO
dan air.
Tujuan dari penambahan MgO tersebut untuk mengikat klorofil dan mengikat
air, agar kafein menjadi terlindungi pada saat pengeringan sehingga tidak pecah-pecah
yang menyebabkan kerusakan pada strukturnya. Kemudian campuran dituangkan
dalam cawan porselin kemudian dikeringkan. Pengeringan disini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan alkohol dari campuran. Tepung yang terbentuk direbus dengan 250 cc air
dan selanjutnya diulangi 3x lagi dengan aaquadesh sebanyak 150 ml. Hal ini bertujuan untuk
melarutkan coffein dan juga untuk memurnikan campuran dari pengaruh alkohol yang
masih ada dalam MgO. Setelah itu disaring dengan saringan penghisap. Tepung
direbus kembali hingga menghasilkan filtrate. Fitrat yang mengandung kafein
kemudian ditambahkan dengan 25 cc larutan H2SO4 10%. Penambahan asam ini
dimaksudkan untuk mengoksidasi larutan dan menurunkan pH larutan sehingga
kafein tidak mengalami kerusakan. Pada suasana pH yang tinggi,kafein sangat mudah
rusak, sehingga untuk mendapatkan kafein yang baik, penambahan asam seperti asam
sulfat untuk menurunkan pH harus dilakukan.
Setelah itu diakukan pengisatan sampai 1/3 volume semula. Hal ini dilakukan agar
larutan tersebut jenuh dan memenuhi syarat kristalisasi dan zat-zat dan air yang
tercampur pada kafein menjadi terpisah melalui proses ini. Larutan yang tertinggal
dimasukkan ke dalam corong pisah. Di dalam corong pisah dilakukan pencucian
dengan CHCl3 dengan cara pengocokan corong pemisah yang berisi larutan dan
kloroform agar kloroform dapat terdistribusi dengan cepat dan keduanya tercampur
sempurna. Dibukanya kran pada saat pengocokan agar mengeluarkan gas didalamnya,
karena jika tidak dikeluarkan dapat memberikan tekanan pada tutup separator
funnel dan dapat menyebabkan tutup terbuka sendirinya.. Pemisahan larutan ini
dikarenakan sifat kepolarannya. Penggunaan kloroform (CHCl3) sebagai pencuci
karena CHCl3 bersifat semipolar yang dapar mengikat kotoran-kotoran dan zat-zat
lain yang ada pada kafein sekaligus berikatan dengan air.
Larutan yang telah dikocok dalam corong pemisah terbagi menjadi 3 lapisan.
Lapisan atas berwarna cokelat tua yang mengandung zat sisa, lapisan tengah berwarna
coklat muda adalah kafein yang masih bercampur dengan zat sisa sedangkan lapisan
bawah yang berwarna bening adalah larutan kafein. Terbentuknya 3 lapisan ini
disebakan massa jenis. Semakin kecil massa jenis maka akan berada di lapisan paling
atas. Larutan kafein dikeluarkan ke dalam gelas beker agar kafein terpisah dari zat-zat
lainnya. Larutan atas ditambah kloroform agar kafein yang masih tertinggal di
nlarutan dapat terpisah secara sempurna. Sehingga, kafein terikat dengan kloroform
dan dapat dikeluarkan ke gelas beker.
Larutam kafein yang telah dipisahkan, ditambahkan NaOH encer. Penambahan NaOH
untuk menjernihkan larutan coffein yang berwarna kuning dari pengaruh Kloroform.
Kemudian larutan terbagi menjadi dua lapisan, lapisan yang paling bawah berisi
kafein yang akan dievaporasi diatas piring porselin hingga menyisakan kristal kafein.
Hasil kristal kafein yang didapat adalah 22,5 %.

K. Kesimpulan
1. Pembuatan coffein pada praktikum ini menggunakan prinsip ekstraksi
menggunakan alat yaitu ekstraktor.
2. Metode Operasi pemisahan yang digunakan yaitu ekstraksi, filtrasi, dekantasi dan
kristalisasi.
3. Metode kristalisasi yang digunakan pada praktikum ini adalah metode pemanasan
karena perubahan suhu drastisnya dengan cara dipanaskan.
4. Kristal coffein yang didapat sedikit dikarenakan banyak kesalahan yang terjadi
pada saat praktikum.
5. Rendemen kristal coffein yang didapat sebesar 22,5%

L. Tugas
1. Analisa kesalahan minimal 5 ?
2. Mekanisme pembentukan Kristal, jelaskan ?
3. Macam- macam Kristal ?
4. Kenapa harus dilakukan pemanasan hingga 1/3 volume awal ?
5. Fungsi masaing- masing bahan teh, alcohol, MgO, Air, Asam sulfat, NaOH, dan
chloroform ?

Jawaban

1. Analisa kesalahan
a. Bahan yang digunakan / teh yang digunakan bukan merupakan teh murni dari
perkebunan melainkan teh kemasan yang tentunya sudah mengalami beberapa
proses pengolahan dalam industri, hal ini menyebabkan coffein yang
dihasilkan kurang maksimal.
b. Waktu ekstraksi yang kurang lama, hal ini ditandai dengan tetesan cairan
alcohol yang kembali ke labu bulat masih berwarna agak kehijauan,
seharusnya ekstraksi selesai jika tetesan alcohol yang kembali lagi ke labu
sudah bening. Karena waktu ekstraksi yang kurang maka akan menyebabkan
coffein yang terekstraksi berkurang pula.
c. Pada saat penambahan MgO tidak tercampur rata sehingga menyebabkan
beberapa coffein mengalami kerusakan struktur saat dilakukan pengeringan
menjadi seperti tepung.
d. Proses penepungan kurang maksimal seharusnya larutan benar-benar kering
seperti tepung namun pada saat praktikum larutan belum kering 100% sudah
dilakukan proses selanjutnya, hai ini menyebabkan alcohol masih terdapat di
dalam tepung dan dapat mengurangi kemurnian coffein.
e. Pada saat penyaringan masih ada beberapa pengotor yang ikut lolos bersama
filtrate yang menyebabkan kurang murni coffein yang didapat.
f. Pada saat penambahan chloroform pengocokan kurang sehingga antara
chloroform dan larutan coffein tidak bercampur secara maksimal sehingga
hasil larutan chloroform coffein yang didapat kurang maksimal yang
mempengaruhi banyaknya Kristal coffein yang didapat.Pada saat proses
pengkristalan coffein dengan cara menetekan larutan kedalam cawan porselen,
api terlalu besar sehingga cawan porselen terlalu panas dan menyebabkan
cairan yang menetes tidak mengkristal justru menguap.
2. Mekanisme pembentukan Kristal
a. Pembentukan inti, inti Kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil
yang dapat terbentuk secara spontan akibat dari keadaan lewat jenuh.
b. Pertumbuhan Kristal merupakan gabungan dari duaproses yaitu :
Transportasi molekul-molekul dan bahan yang akan dikristalkan dalam
larutan kepermukaan Kristal dengan cara difusi, proses ini berlangsung
semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar.
Penempatan molekul-molekul pada kisi Kristal semakin luas total
permukaan kristal semakin banyak bahan yang ditempatkan pada kisi
kristal persatuan waktu.
3. Macam macam Kristal
a. Kristal logam
b. Kristal ionic
c. Kristal molecular
d. Kristal kovalen
4. Dalam praktikum pembuatan coffein dilakukan pemanasan hingga 1/3 volume
awal, hal ini dilakukan agar larutan tersebut jenuh dan memenuhi syarat
kristalisasi dan zat-zat dan air yang tercampur pada kafein menjadi terpisah
melalui proses ini.
5. Fungsi masing masing bahan
a. Teh untuk bahan baku ekstraksi coffein
b. Alcohol sebagai pengikat coffein.
c. MgO untuk mengikat klorofil dan air agar coffein tetap terlindung, tidak
pecah-pecah dan tidak rusak strukturnya karena adanya pengeringan.
d. Air sebagai pelarut pada saat praktikum air juga digunakan untuk memurnikan
campuran dari pengaruh alcohol yang masih ada dalam MgO.
e. H2SO4 digunakan untuk mengoksidasi larutan dan menurunkan pH karena
coffein sangat mudah rusak pada pH tinggi.
f. NaOH digunakan untuk menjernihkan larutan coffein yang berwarna kuning
karena pengaruh dari chloroform.
g. Chloroform digunakan sebagai pencuci karena bersifat semipolar yang dapat
mengikat kotoran-kotoran dan zat-zat lain yang ada pada coffein sekaligus
berikatan dengan air.

M. Daftar Pustaka

Achmad S A . 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universitas terbuka

Hart, Harold. E. Craine, Leislie. Hart, David J. 2003. Kimia Organik . Jakarta :
Erlangga

Mageno, Sinegar. 1998. Dasar Dasar Kimia Organik . Jakarta ; Depdikbud

Superwan. 2000. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Surakarta : UNS Press

Elfi, Susanti dan Suryadi, BU .2001. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Surakarta
; UNS Press

Вам также может понравиться