Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan :
Manfaat :
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan produksi insulin atau
reseptor insulin terganggu sehingga kadar glukosa darah dapat tidak terkontrol.
Klasifikasi diabetes melitus menurut ADA (American Diabetes Association) 2009
yaitu :
Diabetes tipe ini disebabkan karena destruksi sel beta pankreas yang bertugas
menghasilkan insulin.
Tipe ini bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin
bersama resistensi insulin.
Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah
proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa
adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit
gingiva tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus
berkembang mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum,
keadaan ini disebut dengan Periodontitis.
Trombosis cerebralis
Endokarditis Bakteriaslis
Endokarditis adalah infeksi lapisan dalam jantung (endokardium).
Endokarditis biasanya terjadi ketika bakteri atau kuman lain dari bagian lain dari
tubuh Anda, seperti mulut, menyebar melalui aliran darah dan menempel ke
daerah-daerah yang rusak di dalam jantung Anda. Jika tidak diobati, endokarditis
dapat merusak atau menghancurkan katup jantung dan dapat menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa. Pengobatan untuk endokarditis termasuk
antibiotik dan, pada kasus berat, pembedahan..Endokarditis jarang pada orang
dengan jantung yang sehat. Orang yang menghadapi risiko terbesar dari
endokarditis adalah mereka yang memiliki katup jantung yang rusak, katup
jantung buatan atau cacat jantung lainnya.
Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan
darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal
sebagai pembunuh diam-diam karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-
satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur
tekanan darah.
Infrak Miokard
Infark miokard (IM), umumnya dikenal sebagai serangan jantung, terjadi
ketika sekelompok otot jantung mati karena penyumbatan mendadak dari arteri
koroner (trombosis koroner). Hal ini biasanya disertai dengan nyeri dada luar biasa
dan sejumlah kerusakan jantung.
PEMBAHASAN
1. DIABETES MELITUS
Bila dibandingkan pasien diabetes dengan penyakit gusi yang ringan, maka
orang-orang dengan penyakit gusi parah memiliki prevalensi protein dalam
urin (proteinuria) yang signifikan dan sejumlah komplikasi kardiovaskular.
Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dan kerjasama yang erat antara dokter
dan dokter gigi. Mengobati komplikasi periodontal dapat meningkatkan
kontrol metabolik dari penyakit diabetes.
Diabetes tipe ini disebabkan karena destruksi sel beta pankreas yang bertugas
menghasilkan insulin. Tipe ini menjurus ke defisiensi insulin absolut. Proses
destruksi ini dapat terjadi karena proses imunologik maupun idiopatik.
b. Diabetes Melitus Tipe 2 Tipe ini bervariasi mulai dari yang predominan
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan
gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
Setelah makan, hal yang normal jika gula darah (glukosa) konsentrasi
meningkat. Biasanya untuk satu atau dua jam sementara otot dan sel-sel akan
menyerap dan menggunakan glukosa untuk energi setelah itu kadarnya
kembali normal. Insulin, suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas,
memfasilitasi proses penyerapan glukosa. Ini membantu tubuh
memanfaatkan glukosa darah dengan mengikat reseptor pada sel-sel seperti
kunci cocok menjadi kunci yang memungkinkan gula darah untuk memasuki
sel. Ketika kadar glukosa tetap tinggi selama lebih dari yang seharusnya, gula
darah dapat mengoksidasi protein yang menyebabkan kerusakan organ-organ
internal dan ini menciptakan memprihatinkan. Kadar gula darah tetap tinggi,
biasanya merupakan indikasi dari sel-sel menjadi resisten insulin. Resistensi
insulin terjadi ketika jumlah normal insulin disekresikan oleh pankreas tidak
mampu untuk membuka pintu ke sel. Untuk mempertahankan konsentrasi
glukosa darah normal, pankreas mengeluarkan insulin tambahan. Dalam
beberapa kasus (sekitar 1/3 dari orang-orang dengan resistensi insulin), ketika
sel-sel tubuh menolak atau tidak menanggapi bahkan tingkat tinggi insulin,
glukosa menumpuk dalam darah sehingga glukosa-darah tinggi atau diabetes
tipe 2. Penyebab pasti mengarah ke resistensi insulin tidak diketahui, tetapi
diabetes tipe 2 terus meningkat karena semakin banyak orang di AS menjadi
gemuk, tidak aktif secara fisik, atau keduanya. Diabetes didahului oleh
obesitas 90 persen dari waktu. Obesitas dan kurangnya memperburuk
resistensi insulin. Juga, orang-orang yang tahan insulin biasanya memiliki
ketidakseimbangan dalam lipid darah mereka (lemak darah), dengan
peningkatan tingkat trigliserida (lemak darah) dan menurunnya tingkat HDL
(kolesterol baik). Ketidakseimbangan ini di trigliserida dan HDL kolesterol
meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, kadar kolesterol total
penderita diabetes dan prediabetics cenderung sangat tinggi.
Pada Diabetes Mellitus dengan kondisi kebersihan mulut yang jelek dan
adanya angiopati diabetik menyebabkan suplai oksigen berkurang,
Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara
lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang
utama). Gangguan mikro sirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran
darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan
degenarasi dari serabut saraf. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-
bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena
plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai
kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi
melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini
menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak.
Karies gigi terjadi oleh karena bakteri-bakteri tertentu yang mempunyai sifat
membentuk asam. Keasaman (pH) yang rendah menyebabkan pelarutan
progresif mineral enamel secara perlahan dan membentuk fokus perlubangan.
Hasil penelitian menunjukkan pasien Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol
lama berpengaruh pada karies gigi, dan pada pasien yang terkontrol terjadi
karies gigi yang tidak berarti dibandingkan orang normal.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis dari diabetes adalah adanya rasa haus yang berlebihan, sering
kencing terutama malam hari dan berat badan turun dengan cepat. Di samping
itu kadang kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki,
cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks menurun, dan luka
sukar sembuh. Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan
adanya keluhan. Mereka mengetahui adanya diabetes hanya karena pada saat
check-up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi. Memang saat ini tidak
ada keluhan tetapi mereka harus menyadari bahwa kadar glukosa darah yang
selalu tinggi dalam jangka panjang akan menimbulkan apa yang disebut
komplikasi jangka panjang akibat keracunan glukosa. Pasien dapat terkena
komplikasi pada mata hingga buta atau komplikasi lain seperti kaki busuk
(gangren), komplikasi pada ginjal, jantung, dll (Waspadji, dkk, 2002).
Beberapa faktor yang dapat menunjang timbulnya Diabetes mellitus yaitu
obesitas dan keturunan, sedangkan gejala yang dapat diamati adalah
polidipsia, poliuria, dan polipfagia. Gejala-gejala ini perlu mendapat
tanggapan di dalam penyusunan diet penderita Diabetes mellitus
(Tjokroprawiro, dkk, 1986).
2. PENYAKIT PERIODONTAL
Penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu gingivitis dan
periodontitis. Konsep patogenesis penyakit periodontal yang diperkenalkan
oleh Page dan Schroeder terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Permulaan, Dini,
Menetap dan Parah. Tiga tahap pertama yaitu permulaan, dini dan menetap
merupakan tahap pada diagnosa gingivitis dan tahap parah merupakan
diagnosa periodontitis. Klasifikasi penyakit periodontal secara klinik dan
histopatologi pada anak-anak dan remaja dapat dibedakan atas 6 (enam) tipe :
1. Gingivitis kronis
2. Periodontitis Juvenile Lokalisata (LPJ)
3. Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)
4. Periodontitis kronis
5. Akut Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)
6. Periodontitis Prepubertas
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN KETERANGAN
DIAGNOSTIK
Laborotorium - Leokosit dengan jenis neutrofil
- Anemia monokrom normosister
- LED meningkat
- Imunoglobulin semua meningkat
- Fiksasi antigama
- Hemolitik komplement dan komplement c3
dalam serum menurun
- Bilirubin meningkat
- Pada urin ada proteiunaria dan hematuria
Ekokardiografi - Vegetasi besar (>5 mm)
- Prolaps mitral, fibrosis, dan katup mitral
-
4. TROMBOSIS SEREBRAL ATAU KORONER
Trombosis adalah terjadinya bekuan darah di dalam sistem kardiovaskuler
termasuk arteri, vena, ruangan jantung dan mikrosirkulasi. Menurut Robert
Virchow, terjadinya trombosis adalah sebagai akibat kelainan dari pembuluh
darah, aliran darah dan komponen pembekuan darah (Virchow triat). Trombus
dapat terjadi pada arteri atau pada vena, trombus arteri di sebut trombus putih
karena komposisinya lebih banyak trombosit dan fibrin, sedangkan trombus
vena di sebut trombus merah karena terjadi pada aliran daerah yang lambat
yang menyebabkan sel darah merah terperangkap dalam jaringan fibrin
sehingga berwarna merah. Trombosis dalam adalah satu penyakit yang tidak
jarang ditemukan dan dapat menimbulkan kematian kalau tidak di kenal dan
di obati secara efektif. Kematian terjadi sebagai akibat lepasnya trimbus vena,
membentuk emboli yang dapat menimbulkan kematian mendadak apabila
sumbatan terjadi pada arteri di dalam paru-paru (emboli paru).
GEJALA KLINIS
1. Pembengkakan
3. Sindroma post-trombosis.
Penyebab terjadinya sindroma ini adalah peningkatan tekanan vena
sebagai konsekuensi dari adanya sumbatan dan rekanalisasi dari vena
besar. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya tekanan pada dinding
vena dalam di daerah betis sehingga terjadi imkompeten katup vena dan
perforasi vena dalam. Semua keadaan di atas akan mengkibatkan aliran
darah vena dalam akan membalik ke daerah superfisilalis apabila otot
berkontraksi, sehingga terjadi edema, kerusakan jaringan subkutan, pada
keadaan berat bisa terjadi ulkus pada daerah vena yang di kenai.
4. HIPERTENSI
GEJALA KLINIS
5. INFRAK MIOKARD
Gejala Klinis
Joseph SA. Manual of Cardiovascular diagnosis and therapy. 1st ed.. Boston :
Little Brown. 1980, p. 277-283
Matthews, R.W. dan J.L Burton. 1989. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam
untuk Mahasiswa Kedokteran Gigi. Jakarta: Binarupa Aksara
Toole JF. Cerebro vascular disorders. New York : Raven Press. 1984, p. 172-
173