Вы находитесь на странице: 1из 17

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS

DAN TEGANGAN TINGGI

LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN


LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS INDONESIA
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

PERCOBAAN 1

PENGUJIAN ISOLASI UDARA

I. TUJUAN

1. Mempelajari pengaruh bentuk elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan


tegangan tinggi bolak balik
2. Mempelajari pengaruh jarak elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan
tinggi bolak balik
3. Mengukur tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dengan menggunakan prinsip
pembagi kapasitas
4. Mengukur tegangan tinggi searah dengan menggunakan prinsip pembagi resistor
5. Mempelajari pengaruh jarak elektroda pada kegagalan isolasi udara dengan tegangan
tinggi searah

II. DASAR TEORI

A. TEGANGAN TINGGI BOLAK BALIK

Yang dimaksud dengan Tegangan Tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalh
semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan
pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan
memerlukan teknik-teknik tertentu atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi.
Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikategorikan dalam Tegangan Tinggi
(High Voltage), Tegangan Ekstra Tinggi (Extra High Voltage), atau Ultra Tegangan Tinggi
(Ultra High Voltage) berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik di
negara-negara tersebut dan biasanya tergantung pada kemajuan tekniknya masing-masing.

Tegangan Tinggi Arus bolak balik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Tegangan
Tinggi Arus bolak balik dengan frekuensi rendah dan Tegangan Tinggi arus bolak balik
dengan frekuensi tinggi.Tujuan dari pembangkitan Tegangan Tinggi yang paling utama
adalah untuk kepentingan penyaluran (transmisi) tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke
Beban. Dengan menggunakan sistem transmisi Tegangan Tinggi maka rugi-rugi yang terjadi
pada sistem transmisi dapat dikurangi karena arus yang mengalir menjadi lebih kecil,
sehingga rugi-rugi tembaga yang terjadi pada kawat transmisi juga menjadi lebih kecil. Pada

1
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

sistem transmisi arus bolak balik tiga fasa hal tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :

2
=
2 2

Dan

= 2

Dengan

Pt = rugi-rugi daya pada saluran transmisi (Watt)

P = Daya beban pada ujung penerima trasmisi (Watt)

Vr = Tegangan antar fasa ujung penerima transmisi (Volt)

R = Tahanan kawat transmisi per Fasa (Ohm)

Cos = Faktor Daya Beban

Selain itu tegangan tinggi arus bolak balik frekuensi rendah juga diperlukan untuk
menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi dapat
menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu terbatas karena kenaikan
tegangan dengan frekuensi rendah dapat terjadi karena berbagai sebab, diantaranya adalah
putusnya kawat tegangan tinggi yang panjanganya melebihi suatu batas tertentu atau karena
adanya hubung singkat antara kawat transmisi tersebut yang pada kondisi tersebut
tegangannya dapat mencapai 200% atau lebih dari tegangan nominal.

Tegangan Tinggi Arus bolak balik dengan frekuensi tinggi juga diperlukan untuk
berbagai macam pengujian, diantaranya adalah untuk menguji adanya kerusakan-kerusakan
mekanis (keretakan, kantong udara, dsb) pada isolator terutama isolator porselen. Tegangan
tinggi diperlukan untuk memungkinkan adanya lompatan api sementara frekuensi tinggi
bertujuan untuk memungkinkan terjadinya rambatan pada kulit isolator yang diuji
(phenomena skin effect). Apabila pada isolator yang diuji tidak terdapat kerusakan mekanis

2
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

seperti telah disebutkan diatas, dengan adanya frekuensi yang tinggi maka kegagalan tidak
akan terjadi pada bagian dalam isolator tersebut tetapi akan melalui permukaan isolator, akan
tetapi apabila pada isolator tersebut terdapat kerusakan pada bagian dalamnya maka
kegagalan akan terjadi melalui bagian dalam dari isolator tersebut atau dengan kata lain
apabila pada saat pengujian terlihat api pada bagian kulit isolator maka isolator tersebut tidak
terdapat kerusakan mekanis atau dalam keadaan baik akan tetapi apabila tidak terlihat
percikan api pada bagian kulitnya maka isolator tersebut terdapat kerusakan mekanis atau
rongga udara pada bagian dalamnya yang berarti bahwa isolator tersebut tidak dalam keadaan
yang baik.

Peralatan yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi bolak balik adalah
dengan menggunakan transformator, yang biasanya disebut transformator penguji (Testing
Transformator). Trafo pengujian yang digunakan memiliki perbandingan jumlah lilitan lebih
besar dibandingkan dengan Trafo Daya ( Power Transformer ) dan kapasitas kVA-nya kecil
dibandingkan dengan kapasitas Trafo Daya. Biasanya dipakai transformator satu fasa, karena
pengujian dilakukan fasa demi fasa.

Untuk menjamin variabilitas, maka tegangan yang dihasilkan harus dapat diatur
secara kontinu mulai dari nol sampai tegangan nominal.Untuk itu arus primer biasanya
disulang dengan menggunakan auto trafo yang dipasang antara sumber tenaga dengan trafo
penguji.

II. 1. Kegagalan pada Isolasi Udara

Pada umumnya, kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai disebabkan
oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan
tinggi.Kegagalan isolasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain isolasi tersebut sudah
dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis, berkurangnya kekuatan dielektrik, dan
karena tegangan lebih.

Udara merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam teknik tegangan
tinggi.Sehingga, perilaku udara akibat kenaikan tegangan harus diketahui dalam
merencanakan penggunaan udara sebagai isolasi dalam instalasi. Oleh karen fenomena fisik
kegagalan listrik di udara, tipe tegangan dan bentuk medan listrik yang diberikan oleh bentuk
elektroda, adalah yang berpengaruh besar atas tegangan ketahanan.

3
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

II. 2. Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik

Metode pengukuran pada Tegangan Tinggi Arus bolak balik ialah dengan
menggunakan pembagi kapasitor (capacitor divider), yakni dengan menghubungkan kapasitor
dengan sebuh voltmeter, sehingga tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak
diukur langsung oleh voltmeter tersebut.

Dalam hal ini:

+
1 = 2

Diamana:

V1 = tegangan tinggi yang hendak diukur besarnya

V2 = tegangan di voltmeter

Cs = kapasitansi voltmeter

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 1 buah Transformator Penguji 100kV / 10 kVA ( TEO 100 / 10 )


2. 3 buah Connecting Rod ( V )
3. 2 buah Connecting Cup ( K )
4. 2 buah Floor Pedestial ( F )
5. 1 buah Support Insulator ( IS )
6. 1 buah measuring Spark Gap ( MF )
7. 1 buah Earthing / Grounding Switch ( ES )
8. 1 buah Measuring capacitor 100 kV, 100 pF ( CM )
9. 1 buahy Electrode ( EL )
10. 2 buah Elektroda tipe jarum
11. 2 buah Elektroda tipe lempengan ( flat )
12. Kabel pengontrol jarak antar elektroda OT 271 AKF
13. Instrumen Pengukuran Digital ( DMI 551 )

4
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Susunlah rangkaian seperti gambar 2


2. Gunakanlah elektroda tipe flat tipe flat ( dibumikan ), pada MF
Ukurlah tegangan kegagalan yang terjadi pada elektroda tersebut dengan tegangan
bolak balik. Pengukuran dilakukan pada jarak antar elektroda sebesar 5, 10, 20, dan
30 mm
3. Catat besarnya tegangan kegagalan yang terjadi
4. Ulangi percobaan seperti diatas untuk bermacam bentuk elektroda, yakni :
A. Tipe jarum tipe flat ( dibumikan )
B. Tipe bola tipe flat ( dibumikan )
C. Tipe jarum tipe jarum ( dibumikan )
5. Catat kembali besarnya tegangan kegagalan tuntuk bermacam bentuk elektroda
tersebut pada asing-masing jarak

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Buatlah grafik hubungan antara jarak antar elektroda dengan tegangan kegagalan yang
didapat dari hasil percobaan untuk masing-masing bentuk elektroda tersebut
2. Mengapa tegangan gagal antara jarum-jarum terkadang lebih tinggi dibandingkan
dengan plat jarum ?
3. Bandingkan tegangan tembus AC dan DC pada bentuk elektroda yang sama!

5
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

B. TEGANGAN TINGGI SEARAH

Pemanfaatan tegangan tinggi searah dalam kehidupan sehari-hari memang belum


banyak dikenal secara umum bila dibandingkan dengan tegangan tinggi bolak-balik,
sebagai contohnya adalah penggunaan tegangan bolak balik pada sistem transmisim
hal ini dikarenakan kesulitan untuk membangkitkan ataupun mentrasformasikan
tegangan tinggi searah karena diperlukan perangkat inverter yang dilihat dari segi
ekonomis memiliki harga yang mahal, akan tetapi dengan menggunakan sistem
transmisi diperoleh keuntungan-keuntungan antara lain :

1. Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran dengan
tegangan searah lebih tinggi diibandingkan dengan tegangan bolak balik
2. Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana
3. Daya guna (efisiensi) lebih tinggi karena faktor dayanya = 1
4. Pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan perubahan
frekuensi dan stabilitas
5. Untuk rugi korona dan radio interferensi tertentu tegangan searah dapat dinaikkan
lebih tinggi daripada tegangan bolak balik

Pembangkitan tegangan searah dilakukan dengan menggunakan penyearah yang sama


dengan penyearah pada rangkaian elektronika biasa akan tetapi tentu saja dengan komponen
yang telah didesain untuk dapat menahan tegangan tinggi. Dioda yang digunakan pada
rangkaian pembangkitan tegangan tinggi searah dapat berupa dioda tabung hampa ataupun
dioda semi konduktor yang terpasang seri dengan sumber (tegangan AC) seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :

a. Diode tabung hampa b. semikonduktor

6
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

Ditambah dengan kapasitor yang dipasang secara paralel.Dalam percobaan ini digunakan
penyearah setengah gelombang, rangkaian yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah
sebagai berikut.

Gambar 2. Rangkaian penyearah setengah gelombang

Prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang adalah sebagai berikut:

Dioda merupakan bahan semikonduktor yang terdiri dari anoda dan katoda. Prinsip
kerja dari Dioda dapat digambarkan secara umum adalah Dioda akan ON apabila tegangan di
anoda lebih besar daripada tegangan di katoda, pada saat ON dioda bekerja seperti rangkaian
short circuit, sedangkan pada saat OFF dioda bekerja seperti rangkaian open, sehingga
apabila diberi tegangan sinusoidal, maka dioda hanya akan ON (melewatkan) tegangan pada
saat setengah perioda positifnya, sedangkan pada saat setengah perioda negatifnya maka
dioda akan OFF (open).

7
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

Gambar 3. Pembentuk Gelombang DC

Adapun fungsi penambahan kapasitor secara paralel adalah, pada saat setengah
perioda positif dioda ON, sehingga menghubungkan sumber secara langsung pada kapasitor,
dimana kapasitor akan dimuati sampai tegangan puncak, setelah gelombang sumber sedikit
saja melewati puncak positif, maka dioda OFF, hal ini terjadi karena kapasitor mempunyai
tegangan Vp volt, sedangkan sumber tegangannya mulai menurun, sehingga dengan tegangan
sumber sedikit kurang dari Vp volt maka dioda akan OFF(katoda memiliki tegangan lebibh
tinggi dari anoda), sehingga dengan OFFnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri
melalui resistansi beban, sehingga tegangan pada beban yang sama dengan kapasitor. Karen

8
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

konstanta wakto RC jauh lebih besar daripada periode gelombang sumber, maka kapasitor
akan kehilangan hanya sedikit dari muatannya, apaila sumber mulai pada periode positif
berikutnya maka pada saat tegangan sumber lebih besar dari tegangan sisa kapasitor, maka
dioda akan ON kembali dan tegangan pada beban akan sama dengan tegangan pada sumber
(sedangkan kapasitor akan mengisi muatan kembali hingga penuh) begitu seterusnya,
sehingga tegangan yang didapatkan mempunyai penyearahan puncak yang lebih baik
(gambar 3).

II.1. Pengukuran Tegangan Tinggi Searah

Salah satu cara pengukuran tegangan tidak langsung tegangan tinggi searah ialah
dengan mengunakan pembagi resistor ( resistor divider), yakni dengan menghubungkan
resistor dengan voltmeter, sehingga tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak
diukur langsung oleh voltmeter tersebut.

Gambar 4. Prinsip Pembagi Resistor

9
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

Besarnya tahanan R1 jauh lebih besar dari tahanan R2, hal ini dimaksudkan agar kita dapat
mengukur tegangan pada resistor R2 (dimana tegangannya kecil), kemudian dari tegangan R2
ini kita dapatkan besarnya tegangan V1 dengan rumus:

1 + 2
1 = 2
2

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 1 buah Transformer Penguji 100Kv / 10kVA (TEO 100/10)


2. 3 buah connecting Rod( V)
3. 4 buah Connecting Cup (K)
4. 4 buah Floor Pedestal (F)
5. 1 buah Support Insulator(IS)
6. 1 buah Measuring Spark Gap (MF)
7. 1 buah Earthing / Ground Switch (ES)
8. 1 buah Measuring Resistor 140kV dc,280 M (RM)
9. 1 buah Electrode (EL)
10. 1 buah Impulse Capasitor 140 kV, 2500Pf(cs)
11. 2 buah Dioda Penyearah 140 kV, 20mA(GS)
12. 2 buah Elektrode tipe jarum
13. 2 buah elektrode tipe lempengan(flat)
14. Kabel pengontrol jarak antar elektrode OT 275-AKF
15. Instrumen Pengukuran Digital(DMI 551)

10
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5. Rangkaian Percobaan

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 5.


2. Gunakan elektrode tipe flat-tipe flat( dibumikan), pada MF. Ukurlah tegangan
kegagalan yang terjadi pada elektrode tersebut dengan tegangan tinggi arus searah.
Pengukuran dilakukan pada jarak elektroda sebesar 5; 10; 20; dan 30 mm.
3. Catat besarnya tegangan kegagalan yang terjadi.
4. Ulangi percobaan diatas dengan bermacam bentuk elektroda tipe Jarum-tipe flat
(dibumikan)
5. Catat kembali besarnya tegangan kegagalan untuk bermacam bentuk elektrode
tersebut pada masing-masing jarak.

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS (EVALUASI)

Buatlah grafik hubungan antara jarakelektrode dengan tegangan kegagalan yang


didapat dari hasil percobaan untuk masing-masing bentuk elektrode tersebut

11
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

PERCOBAAN II

PENGUJIAN ISOLASI ZAT CAIR

I. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair
2. Mengetahui pengaruh ketidakmurnian padat terhadap tegangan gagal pada isolator zat
cair
3. Mengetahui pengaruh ketidakmurnian cair terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair

II. DASAR TEORI

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai beda tegangan


agar diantara bagian-bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash over) atau percikan
(spark over). Kegagalan isolasi pada peralatan tegangan tinggi yang terjadi pada saat
peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga kuntinuitas sistem
menjadi terganggu.Dari beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kegagalan isolasi
ini berkaitan dengan adanya partial discharge.Partial discharge ini dapat terjadi pada
material isolasi padat, material isolasi cair, dan juga material isolasi gas.

Kegagalan pada material isolasi cair ini disebabkan oleh :

1. Teori kegagalan murni atau elektronik (yang merupakan perluasan teori kegagalan dalam
gas), artinya dalam proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan
yang terjadi dalam gas.
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi.
Adanya gelembung udara dalam cairan merupakan awal dan penyebab kegagalan total
dari zat cair dengan adanya gelembung pada zat cair dan tercampurnya material isolasi
cair.
3. Teori kegagalan bola cair
Ketidakmurnian yang tidak stabil dalam medan listrik (misalnya bola-bola air) dapat
merupakan jembatan bertahanan rendah diantara elektroda dan dapat mengakibatkan
kegagalan.
4. Teori kegagalan ketidakmurnian padat

12
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

Ketidakmurnian (misalnya butiran penghantar padat) dapat menyebabkan pembesaran


medan listrik setempat. Apabila medan dalam zat cair melebihi nilai kritis titik tertentu
maka di tempat itu zat cair akan gagal dan dapat menyebabkan kegagalan total.

Beberapa sifat yang harus dipunyai oleh suatu isolasi zat cair adalah sebagai berikut:

1. Viskositas yang rendah


Viskositas harus rendah sehingga isolasi zat cair dapat bersirkulasi dengan mudah dan air
yang muncul pada perubahan suhu dari hawa mengembun dalam minyak dapat
mengendap dengan cepatnya (sebagai sifat pendingin)
2. Zat cair tersebut harus mempunyai sifat-sifat elektris yang baik (tegangan tembus yang
tinggi sebagai parameter isolasi)
3. Zat cair tersebut harus stabil.

Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair

Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan antara lain:

1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas,
sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum paschen.
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak
melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan
muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.

Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena


beberapa hal antara lain:

1. Isolasi tersebut sudah lama dipakai


2. Berkurangnya kekuatan dielektrik
3. Karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih

Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress )
yang harus dilawan dengan gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak gagal.
Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan
ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya
tegangan.Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang.
Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-

13
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya, sehingga timbul arus konduksi atau arus
bocor. Krakteristik isolator akan berubah bila material tersebut bercampur dengan bahan
pengotor (impurity), seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat
menurunkan tegangan gagal.

III. PERALATAN PERCOBAAN


1. 1 buah Transformer Penguji 100kV/10kVA (TEO 100/10)
2. 3 buah Connecting Rod (V)
3. 2 buah Connecting Cup (K)
4. 2 buah Floor Pedestal (F)
5. 1 buah Support Insulator (IS)
6. 1 buah bejana pengujian dengan elektroda Rogohwski (MF)
7. 1 buah Earthing / Grounding Switch (ES)
8. 1 buah Measuring Capacitor 100kV, 100pF (CM)
9. 1 buah Electrode (EL)
10. 2 buah Elektrode tipe jarum
11. 2 buah Elektrode tipe lempengan (flat)
12. Kavel pengontrol jarak antar electrode OT 275-AKF
13. Instumen Pengukuran Digital (DMI 551)
14. Isolator zat cair (minyak trafo, minyak torsi, minyak kelapa, dll)
15. Pengotor/ketakmurnian padat (arang bubuk,dll)
16. Pengotor/ketakmurnian cair (air)

14
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

V. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Percobaan Kegagalan Isolasi Zat Cair


1. Susun rangkaian seperti gambar 1.
2. Tuangkan isolator zat cair pada bejana pengujian dengan hati-hati agar tidak
menimbulkan gelembung pada minyak.
3. Diamkan selama beberapa saat agar menghilangkan gelembung udara yang masih
mungkin terjadi.
4. Atur jarak antara celah elektroda sejauh 0.5cm.
5. Hubungan bejana berisi isolator zat cair dengan rangkaian percobaan.
6. Naikkan tegangan hingga mencapai tegangan gagalnya.
7. Catat besarnya tegangan gagal.
8. Matikan alat percobaan.
9. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan
gelembung udara sewaktu terjadi kegagalan.
10. Ubah jarak antar celah elektroda menjadi 1 cm dan 1.5 cm.
11. Ulangi percobaan mulai dari point 5 hingga point 9.

15
[MODUL PRAKTIKUM TEGANGAN DAN ARUS TINGGI] 2013

B. Percobaan Pengaruh Ketakmurnian Padat Pada Isolasi Zat Cair Terhadap Tegangan
Gagal
1. Susun rangkaian seperti gambar 1.
2. Tuangkan isolator zat cair pada bejana pengujian dengan hati-hati agar tidak
menumbulkan gelembbung pada minyak.
3. Masukkan satu cup arang bubuk sebaggai partikel ketakmurnian padat pada
isolator zat cair dalam bejana, aduk hingga rata.
4. Atur jarak antara celah elektroda sejauh 0.5 cm.
5. Hubungkan bejana berisi minyak dengan rangkaian percobaan.
6. Naikkan tegangan hingga mencapai tegangan gagalnya.
7. Catat besarnya tegangan gagal.
8. Matikan alat percobaan.
9. Aduk isolator zat cair dalam bejana secara perlahan, untuk menghilangkan
gelembung udara sewaktu terjadi kegagalan.
10. Ubah jarak antar celah elektroda menjadi 1 cm dan 1.5 cm.
11. Ulangi percobaan mulai dari point 5 hingga point 9.
12. Ulangi percobaan untuk jumlah partikel ketakmurnian padat (bubuk arang)
sebanyak 2 dan 3 cup (isi ulang bejana dengan isolator zat cair yang baru).

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS

Buat grafik jarak celah electrode vs tegangan gagal untuk isolator zat cair tanpa
pengotor dan untuk variasi ketakmurnian pada zat cair!

16

Вам также может понравиться