Вы находитесь на странице: 1из 6

Monitoring dan Evaluasi Program Demam Berdarah Dengue

Tujuan dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) adalah:


1) Memonitor pencapaian target kegiatan yang ditetapkan;
2) Memberikan informasi yang akurat dalam deteksi dini pencapaian kinerja;
3) Mempertajam pengambilan keputusan;
4) Tindak lanjut penyelesaian kendala yang dihadapi;
5) Meningkatkan efisiensi & efektivitas pelaksanaan kegiatan; dan
6) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan.

Monitoring

Monitoring program pengendalian DBD dilakukan terhadap upaya pengendalian penyakit DBD
melalui kegiatan asistensi teknis terhadap manajemen program P2 DBD pada dinas
kota/kabupaten dan jajarannya serta di Puskesmas dan jajarannya dengan wilayah kasus yang
tinggi di Jawa Tengah. Dan sebagian diantaranya diadakan pertemuan untuk memberikan
feedback hasil asistensi pada pelayanan kesehatan dan dinas kesehatan serta membahas
permasalahan penanganan DBD disarana pelayanan kesehatan. Monitoring bertujuan untuk
menjaga program agar berjalan sesuai dengan desain.

Monitoring kegiatan dilakukan antara lain:

1. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)


Penanggungjawab kegiatan harus menyiapkan RKT yang menjelaskan secara detil/rinci
tentang input, proses/aktivitas yang dilakukan, dan output yang ingin dicapai dari
program. RKT harus dengan jelas menunjukkan jadwal kegiatan dan penanggungjawab
dalam penyediaan input, proses dan output. RKT harus digunakan sebagai dasar dalam
mengawasi kemajuan kegiatan.
2. Pelaporan Berkala
Pelaporan dilaksanakan secara berkala setiap triwulan dengan menggunakan formulir
yang telah ditetapkan dan disampaikan oleh pihak pelaksana/ penanggung jawab kegiatan
secara berjenjang. Setiap satker pelaksana diwajibkan menyampaikan laporan monitoring
secara berjenjang dan berkala setiap triwulan terhadap capaian indikator kinerja yang
telah ditetapkan dalam dokumen RKT.
3. Laporan Akhir
Pada akhir pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab harus menyiapkan laporan akhir
yang menitikberatkan pada relevansi terhadap pelaksanaan kegiatan, baik keberhasilan
maupun kegagalan. Laporan juga harus berisi saran/rekomendasi untuk tindakan lanjut
pelaksanaan kegiatan.

Pemantauan Kegiatan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan rencana.
1. Pemantauan dilakukan melalui:
Sistem pencatatan dan pelaporan program.
Unit pengaduan masyarakat.
Kunjungan rumah
2. Tindak Lanjut Pemantauan dilakukan melalui:
Umpan Balik
Supervisi
Bimbingan teknis

Evaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian DBD dilakukan minimal
satu kali dalam satu tahun. Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
terhadap rencana dan standar serta untuk dapat mengetahui pencapaian hasil, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
DBD. Sedangkan indikator kinerja dalam evaluasi pelaksanaan Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit mencakup masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome).

a. Indikator kinerja input (masukan) adalah indikator segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan; misal dana, SDM,
informasi, kebijakan dan lain-lain.
b. Indikator kinerja output (keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan langsungdicapai dari
suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik.
c. Indikator kinerja outcome (hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran (output) kegiatan pada jangka menengah (efek langsung)
Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain :
1. Persiapan Awal Evaluasi
Langkah ini dimulai dengan menyusun hal-hal penting yang harus dilakukan sebelum
evaluasi dilaksanakan, yang meliputi serangkaian langkah-langkah logis mulai dari
masalah pokok dan maksud yang mendorong dilakukannya evaluasi sampai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat digali dengan cara yang secara analitik dapat diterima.
Persiapan awal evaluasi ditempuh melalui langkah-langkah:
a. Identifikasi tujuan evaluasi, antara lain:
- memperbaiki sistem pengelolaan kegiatan;
- menjamin adanya kebertanggunggugatan; dan
- membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian sumber-
sumber penganggaran
b. Menentukan lingkup evaluasi: identifikasi masalah dan upaya yang telah dilakukan
c. Menyusun agenda analisis: menyusun kerangka logis (logical structure) yang dapat
digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dalam evaluasi.
Kerangka ini juga merupakan suatu cara untuk menjabarkan pertanyaan-pertanyaan
umum ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci, cermat dan tepat.
d. Menentukan tingkat pencapaian baku/normal (benchmarking): membuat penilaian
tentang derajat kinerja kegiatan (baik/buruk) dan seharusnya secara ideal
memungkinkan kita melakukan perbandingan dengan perangkat kebijakan lain yang
terkait atau yang bidangnya sama.
e. Mengumpulkan informasi yang tersedia: untuk hampir semua kegiatan, sistem
pemantauan seharusnya menjadi sumber pertama bagi informasi yang ada dan
dibutuhkan.
f. Menyusun rencana kerja dan memilih evaluator: pemilihan evaluator antara
didasarkan pada beberapa kriteria tertentu.
Teknik evaluasi banyak macamnya dilihat dari progrm yang akan dinilai. Berkaitan
dengan permasalahannya yaitu evaluasi pada program DBD . teknik yang sering digunakan
dalam praktek sehari-hari yaitu teknik RAGPIE Program Matrix (RPM). Teknik ini dilakukan
dengan menilai sumber (resources), kegiatan (activities) dan tujuan (goals) program dalam setiap
tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (implementation), dan penilaian (evaluation)
Prinsip RAGPIE Program Matrix
Sumber (resources) Kegiatan (activities) Tujuan(goals)
Perencanaan Sumber yang Kegiatan yang Tujuan yang
(planning) direncanakan direncanakan direncanakan
Pelaksanaan Sumber yang Kegiatan yang Tujuan yang
(implementation) disediakan disediakan berhasil
dicapai
Penilaian Sumber yang telah Kegiatan yang telah Tujuan yang
(evaluation) dimanfaatkan dilaksanakan telah dicapai

Evaluasi hasil kegiatan dapat berupa:


a. jumlah penderita DBD yang diberikan pengobatan dan penyuluhan di desa-desa resiko tinggi.
b. Jumlah fogging yang dipakai.
c. Lokasi dan jumlah pos pelayanan.
d. Masalah pendistribusian bubuk abate.
e. Masalah-masalah lain.

Macam evaluasi program DBD :


Evaluasi tahap pelatihan
1. Evaluasi terhadap peserta dilakukan dengan pre-testdan post-test
2. Evaluasi terhadap fasilitator:
a. Untuk mengetahui kemampuan fasilitatordalam menyampaikan materi
pembelajaran.
b. Materi pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami peserta.
3. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan
Evaluasi Program DBD Dinkes Kabupaten/Kota
Melakukan pengawasan dan penilaian capaian PSN yang telah dilakukan oleh kader
jumantik dan Puskesmas secara berkala minimal 6 bulan sekali.
Evaluasi laporan hasil survey
Evaluasi dilakukan oleh petugas Puskesmas secara berkala minimal 3 bulan sekali.
Rekapitulasi hasil PJB dilaksanakan oleh petugas Puskesmas setiap 3 bulan dengan
melakukan pencatatan hasil pemeriksaan jentik dipemukiman dan tempat-tempat umum
pada FORMULIR PJB-1 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Evaluasi pengendalian vektor
a. Efektifitas untuk menilai dampak keberhasilan kegiatan PV.
Diukur dengan larva survey (survei jentik) menggunakan indikator Index Larva,
yaitu: House Index (HI), Container Index (CI) dan Breateu Index (BI) serta Angka
Bebas Jentik (ABJ). Survei Jentik ini lazimnya dikombinasi dengan survei PSP
(Pengetahuan, Sikap dan Perilaku).
b. Operasional :
- Bioassay, dengan menggunakan pengetesan dengan spesimen hidup pada saat
penyemprotan dilakukan.
- Cakupan, dengan mengukur luas area dan atau jumlah rumah yang diintervensi.
- Dosis, dengan mengukur luas area atau jumlah rumah dengan dosis atau jumlah
insektisida yang digunakan.
c. Langkah - langkah Pengendalian Vektor
1) Perencanaan Pengendalian Vektor
- Analisis data kasus
- Penentuan daerah sasaran intervensi
- Pemilihan metoda PV disesuaikan dengan permasalahan dan kondisi
setempat
- Perencanaan ketersediaan bahan, peralatan, SDM, dan biaya.
2) Operasional Pengendalian Vektor
- Koordinasi dengan daerah sasaran
- Penyuluhan PV termasuk penggerakan Peran serta masyarakat
- Pengorganisian intervensi, termasuk pembagian tugas.
- Implementasi Praktek kerja Lapangan
Daftar Pustaka

Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2014. Balai besar penelitian dan pengembangan
vektor dan reservoir penyakit. Kementerian kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Modul
Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/view/3268 (diakses tanggal 27 oktober


2010)
Riyanti, ervina.2008. Evaluasi pelaksanaan Pengendalian DBD. FKM Universitas Indonesia

Вам также может понравиться