Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Chest Paint
a. Definisi
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di
klinik. Sebagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut
disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. Nyeri dada
adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali
merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain).
Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena
lapisan paru saja yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis
dan parenkim paru tidak menimbulkan rasa sakit (Himawan, 2010).
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina
pektoris yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat
progresif serta menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan
pemeriksaan yang lebih lanjut dan penangannan yang serius.
b. KLASIFIKASI
Terdapat 2 jenis nyeri dada yaitu :
1. Nyeri dada pleuritik:
Nyeri dada pleuritik biasanya lokasinya posterior atau lateral.Sifatnya
tajam dan seperti ditusuk.Bertambahnya nyeri bila batuk atau bernafas dalam
dan berkurang bila menahan nafas atau sisi dada yang di gerakan.Nyeri
berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar,
diafragma, mediastinum dan saraf interkostal.
2. Nyeri dada non pleuretik
Nyeri dada non pleuretik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat
menyebar ke tempat lain.
c. ETIOLOGI
1. Nyeri dada pleuritik
Dapat di sebabkan oleh difusi pleura akibat infeksi paru, emboli paru,
keganasan atau radang sub diafragmatik peneumotoraks dan
penumomediastinum.
2
Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago
sering menyebabkan nyeri dada setempat.Nyeri biasanya timbul setelah
aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi waktu
exercis.Seperti halnya nyeri pleuritik.Neri dada dapat bertambah waktu
bernafas dalam.Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar
sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak demikian.
6. Fungsional
Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal,
rasa tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut
mati.Gangguan emosi tanpa adanya klealinan objektif dari organ jantung
dapat membedakan nyeri fungsional dengan nyeri iskemik miokard.
7. Pulmonal
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring
kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu
menelan.Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark miokard
akut dan substernal.Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri
pleuritik.Pada hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita
mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada waktu exercise.Nyeri dada
merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura,
organ medianal atau dinding dada.
d. FAKTOR RESIKO
1. Artherosclerosisa
2. Penyakit jantung coroner
3. Diabetes mellitus
4. Hiperkolesterolemia
5. Hipertensi
6. Obesitas
7. Hipertrofi ventrikel kiri
5
8. Hipertigliseridemial
9. Usia
10. Jenis kelamin
11. Gaya hidup (merokok, alcohol, stress, kurang olahraga. Makanan tidak
seimbang)
e. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri ulu hati
2. Sakit kepala
3. Nyeri yang diproyeksikan ke lengan, leher, punggung
4. Diaforesis / keringat dingin
5. Sesak nafas
6. Takikardi
7. Sesak napas
8. Kulit pucat
9. Sulit tidur (insomnia)
10. Mual, Muntah, Anoreksia
11. Cemas, gelisah, fokus pada diri sendiri
12. Kelemahan
13. Wajah tegang, merintih, menangis
14. Perubahan kesadaran
6
f. PATOFISIOLOGI
g. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
h. PENATALAKSANAAN
A. Nitrat
Nitrat meningkatkan pemberian D2 miokard dengan dialatasi arteri
epikardial tanpa mempengaruhi, resistensi arteriol arteri intramiokard.Dilatasi
terjadi pada arteri yang normal maupun yang abnormal juga pada pembuluh
darah kolateral sehingga memperbaiki aliran darah pada daerah isomik.
Toleransi sering timbul pada pemberian oral atau bentuk lain dari nitrat long-
acting termasuk pemberian topikal atau transdermal. Toleransi adalah suatu
keadaan yang memerlukan peningkatan dosis nitrat untuk merangsang efek
hemodinamik atau anti-angina.Nitrat yang short-acting seperti gliseril trinitrat
kemampuannya terbatas dan harus dipergunakan lebih sering. Sublingual dan
jenis semprot oral reaksinya lebih cepat sedangkan jenis buccal mencegah
angina lebih dari 5 am tanpa timbul toleransi
B. Beta bloker
Beta Bloker tetap merupakan pengobatan utama karena pada sebagian
besar penderita akan mengurangi keluhan angina. Kerjanya mengurangi
denyut jantung, kontasi miokard, tekanan arterial dan pemakaian O2. Beta
Bloker lebih jarang dipilih diantara jenis obat lain walaupun dosis pemberian
8
hanya sekali sehari. Efek samping jarang ditemukan akan tetapi tidak boleh
diberikan pada penderita dengan riwayat bronkospasme, bradikardi dan gagal
jantung.
C. Ca-antagonis
Kerjanya mengurangi beban jantung dan menghilangkan spasma koroner,
Nifedipin dapat mengurangi frekuensi serangan anti-angina, memperkuat efek
nitrat oral dan memperbaiki toleransi exercise.Merupakan pilihan obat
tambahan yang bermanfaat terutama bila dikombinasi dengan beta-bloker
sangat efektif karena dapat mengurangi efek samping beta bloker.Efek anti
angina lebih baik pada pemberian nifedipin ditambah dengan separuh dosis
beta-bloker daripada pemberian beta-bloker saja.
Jadi pada permulaan pengobatan angina dapat diberikan beta-bloker di
samping sublingual gliseril trinitrat dan baru pada tingkat lanjut dapat
ditambahkan nifedi-pin. Atau kemungkinan lain sebagai pengganti beta-bloker
dapat diberi dilti azem suatu jenis ca-antagonis yang tidak merangsang
tahikardi. Bila dengan pengobatan ini masih ada keluhan angina maka
penderita harus direncanakan untuk terapi bedah koroner. Pengobatan pada
angina tidak stabil prinsipnya sama tetapi penderita harus dirawat di rumah
sakit. Biasanya keluhan akan berkurang bila ca-antagonis ditambah pada beta-
bloker akan tetapi dosis harus disesuaikan untuk mencegah hipertensi.
Sebagian penderita sengan pengobatan ini akan stabil tetapi bila keluhan
menetap perlu dilakukan test exercise dan arteriografi koroner. Sebagian
penderita lainnya dengan risiko tinggi harus diberi nitrat i.v dan nifedipin
harus dihentikan bila tekanan darah turun.Biasanya kelompok ini harus segera
dilakukan arteriografi koroner untuk kemudian dilakukan bedah pintas
koroner atau angioplasti.
D. Antipletelet dan antikoagulan
Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan
antikoagulan. Cairns dkk 1985 melakukan penelitian terhadap penderita
angina tak stabil selama lebih dari 2 tahun, ternyata aspirin dapat menurunkan
mortalitas dan insidens infark miokard yang tidak fatal pada penderita angina
tidak stabil. Pemberian heparin i.v juga efeknya sama dan sering diberikan
daripada aspirin untuk jangka pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan
9
i. Pembedahan
Pengkajian Ekstremitas
- Tanda-tanda injuri eksternal
- Nyeri
- Pergerakan
- Sensasi keempat anggota gerak
- Warna kulit
- Denyut nadi perifer
Pengkajian Tulang Belakang
- Bila tidak terdapat fraktur, klien dapat dimiringkan untuk
mengkaji : Deformitas, tanda-tanda jejas perdarahan, jejas,
laserasi, luka.
Pengkajian Psikosossial
- Kaji reaksi emosional : cemas, kehilangan
- Kaji riwayat serangan panik akibat adanya faktor pencetus
seperti sakit tiba-tiba, kecelakaan, kehilangan anggota tubuh
ataupun anggota keluarga
- Kaji adanya tanda-tanda gangguan psikososial yang
dimanifestasikan dengan takikardi, tekanan darah meningkat
dan hiperventilasi.
16
A. Definisi
B. Etiologi
C. Klasifikasi
2. Kelas II: Sub akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai dengan 1
bulan pada waktu istirahat.
Secara Klinis:
2. Kelas B: Primer.
D. Patofisiologi
Rilantono (2011) mengatakan SKA dimulai dengan adanya ruptur
plak arter koroner, aktivasi kaskade pembekuan dan platelet, pembentukan
trombus, serta aliran darah coroner yang mendadak berkurang.Hal ini
terjadi pada pla coroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis
(vulnerable plaque).Ini disebut fase plaque disruption disrupsi plak.
Setelah plak mengalami ruptur maka faktor jaringan (tissue factor)
dikeluarkan dan bersama faktor VIIa membentuk tissue factor VIIa
complex mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa sebagai penyebab
terjadinya produksi trombin yang banyak. Adanya adesi platelet, aktivasi,
18
E. Manifestasi klinis
2. Rasa nyeri, rasa terjepit, kram, rasa berat atau rasa terbakar di dada
(angina). Lokasi nyeri biasanya berada di sisi tengah atau kiri dada dan
berlangsung selama lebih dari 20 menit. Rasa nyeri ini dapat menjalar
ke rahang bawah, leher, bahu dan lengan serta ke punggung. Nyeri
dapat timbul pada waktu istirahat. Nyeri ini dapat pula timbul pada
penderita yang sebelumnya belum pernah mengalami hal ini atau pada
penderita yang pernah mengalami angina, namun pada kali ini pola
serangannya menjadi lebih berat atau lebih sering.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Wasid (2007) mengatakan cara mendiagnosis IMA, ada 3
komponen yang harus ditemukan, yakni:
1. Sakit dada
G. Penatalaksanaan
20
tinggi; lebih banyak menghambat alur faktor jaringan; dan lebih besar efek
hambatan dalam pembentukan trombi dan aktivitasnya. Termasuk dalam
preparat ini ialah Dalteparin, Enoxaparin, dan Fraxi-parin. Dosis
Fraxiparin untuk APTS dan NQMCI: 86 iu antiXa/kg intravena bersama
Aspirin (maksimum 325 mg) kemudian 85 iu antiXa/kg subkutan selama 6
hari: 2 x tiap 12 jam (Technical Brochure of Fraxiparin . Sanofi
Synthelabo).
6. Trombolitik: dengan trombolitik pada STEMI dan left bundle branch block
(LBBB) baru, dapat menurunkan mortalitas dalam waktu pendek sebesar
18% 29, namun tidak menguntungkan bagi kasus APTS dan NSTEMI.
Walaupun tissue plasminogen activator (t-PA) kombinasi dengan Aspirin
dan dosis penuh UFH adalah superior dari Streptokinase, hanya 54%
pasien mencapai aliran normal pada daerah infark selama 90 menit
30,31,32,33. Trombolitik terbaru yang diharapkan dapat memperbaiki
patensi arteri coroner dan mortalitas ialah Reteplase (r-PA) dan
Tenecteplase (TNK-t-PA), karena mempunyai waktu paruh lebih panjang
daripada t-PA. Namun, ada 2 penelitian besar membandingkan t-PA
dengan r-PA plus TNK-t-PA, namun ternyata tidak ada perbedaan dan
risiko perdarahannya sama saja.
A. Pengkajian:
1. Identitas klien (umumnya jenis kelamin laki-laki dan usia > 50 tahun)
B. Pemeriksaan Penunjang:
2. Enzim jantung (meningkat paling sedikit 1,5 kali nilai batas atas normal,
terutama CKMB dan troponin-T /I, dimana troponin lebih spesifik untuk
nekrosis miokard. Nilai normal troponin ialah 0,1--0,2 ng/dl, dan
dianggap positif bila > 0,2 ng/dl).
24
C. Pemeriksaan Fisik
4. B4: oliguri
c. Klien tampak
lebih tenang
Tujuan: Curah jantung R: posisi kepala lebih tinggi dari ekstremitas (30
o
meningkat setelah ) memperlancar aliran darah balik ke jantung,
untervensi selama 1 jam sehingga menghindari bendungan vena jugular,
dan beban jantung tidak bertambah berat)
Kriteria hasil :
2. Motivasi klien untuk istirahat (bed rest)
a. TD normal,
100/80 -140/90 R: beristirahat akan mengurangi O2 demand
sehingga jantung tidak berkontraksi melebihi
b. Nadi kuat, reguler kemampuannya)
keseimbangan elektrolit
setelah intervensi 1 jam 2. Anjurkan klien untuk istirahat
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, T Bahri. 20010. Angina pektoris tak stabil. USU Repository. Medan:
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara..
Anwar, T Bahri. 2008. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Hudak&Gallo. 2011. Keperawatan Kritis cetakan I. Jakarta : EGC
Price & Wilson (2009), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (2011), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.
Andra.(2008). Sindrom Koroner Akut.Pendekatan Invasif Dini atau
Konservatif.http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?
IDNews=197. Diakses di Surabaya, tanggal 30 September 2010: Jam 19.01 WIB
Carpenito. (2009). Diagnosa Keperawata: Aplikasi Pada Praktek Klinis.
Edisi VI. Jakarta: EGC
Rilantono, dkk.(2011). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Wasid (2007). Tinjauan Pustaka Konsep Baru Penanganan Sindrom
Koroner Akut. http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/05/tinjauan-pustaka-
konsep-baru penanganan.html. Diaskes di Surabaya, tanggal 30 September: Jam
19.10 WIB
BAB 2
32
2) Pemeriksaan Radiologi
- Pemeriksaan EKG
3) Terapi
bisa menyebabkan
pembengkakan di
mulut dan lidah,
ganggua pernapasan,
kolaps, dan hilangnya
kesadaran.
Sp. Raivas Untuk mengontrol
tekanan darah pada
keadaan hipotensi
akut. Untuk
memperbaiki dan
mempertahankan
tekanan darah yang
adekuat saat denyut
jantung dan ventilasi
jantung telah dicapai
dengan cara lain.
ANALISA DATA
PRIORITAS MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Tanda
tangan dan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama
Perawat
29- 08- 2017 Diagnosa 1 S:-
Airway Managemen O:
1. Membuka jalan napas dengan tekhnik head till chin status oksigen (SPO2) = 87 %
lift terpasang ETT
2. Memposisikan klien berbaring terlentang untuk terpasang monitor
memaksimalkan ventilasi CRT > 2 detik
3. Mengidentifikasikan klien perlu pemasangan jalan Kesadaran coma, GCS 3
napas buatan TTV
4. Melakukan pemasangan Orofharingeal tube (OPA) TD : tidak terdengar
untuk membuka jalan napas N : 31 x / menit
5. Melakukan suction RR :46x/ menit
6. Memonitor status respirasi dan SPO2 pada BSM yang S : 36 C
sudah terpasang
Oxygen therapi A : Masalah tidak teratasi
7. Mempertahankan jalan napas yang paten
8. Memonitor aliran oksigen P : hentikan intervensi pasien meninggal
Kolaborasi
43
Tanda tangan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
29 08 - 2017 Diagnosa 2 S:-
Tanda tangan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
15-08-2017 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S : -
komprehensif
2. Mengobservasi reaksi non verbal dari O :
ketidaknyamanan
3. Melakukan kontrol ruangan yang dapat Nyeri sangat berat skala nyeri 10
mempengaruhi nyeri seperti suhu Ekspresi klien datang
ruangan, pencahayaan, kebisingan Tekanan darah tidak terdengar
4. Mengajarkan tentang tekhnik non Nadi lemah, 31 kali per menit (bradikardi)
farmakologi: napas dalam, relaksasi,
distraksi A : masalah tidak teratasi
P : hentikan intervensi paisen meninggal dunia
pukul 11.15 wib
46