Вы находитесь на странице: 1из 45

@

"().
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATlHAN
KESELAMAl: N, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

PENGANTAR

Ancaman bahaya fisik maupun psikhis terhadap pekerja tergolong


besar dalam setiap proyek konstruksi. Jenis-jenis bahaya yang dapat terjadi
sangat bervariasi sejak dari kebisingan, radiasi, perubahan ternperatur secara
ekstrim, getara n dan tekanan udara luar (barometric pressure). Pekerjaan
konstruksi sering kali harus berfangsung di udara terbuka dengan angin kencang,
hujan disertai petir atau berkabut di malam hari. Kemajuan mekanisasi
berbacam-macam peralatan temyata juga diiringi peningkatan intensitas dan
trekuensi kebisingan serta bahaya yang lebih vatal. Semua adalah situasi yang
mengancam kemanan dan kenyamanan dalam bekerja bagi pekerja konstruksi.
Diluar itu terdapat peralatan kerja, baik alat kerja tangan (hand tool) atau alat
yang tergolong berat disertai bermacam-macam bahan bangunan yang juga
menjadi sumber bagi ancaman keselamatan dan kesehatan kerja. Itu sebabnya
pekerjaan konstruksi itu tergolong berbahaya (dangerous), sulit (difficult) dan
kotor (dirty), sehingga ada yang menganggap pekerjaan sebagai yang rendah
(degrade). atau tipe pekerjaan 4-D.
Sehubungan dengan itu terjadinya kecelakaan .yang menyebabkan
pekerja yang juga pencari nafkah bagi keluarganya menderita cacat sementara
atau cacat tetap sehingga tidak mampu bekerja, mengidap penyakit yang sulit
disembuhkan dan bahkan meninggal dunia, yang pada akhimya juga
mengakibatkan kerugian finansil yang tidak sedikit. Belum terhitung bila terjadi
kerusakan pada pekerjaan yang sudah ditangani, kerusakan peralatan dan
bahan, keharusan mencari tenaga pengganti yang seta rat, serta jam-jam kelja
yag hi/ang sementara biaya operasi bagi Kontraktor berjalan terus. Baik yang
bisa dsiMup oleh Social Security ataupun Asuransi Komersil kerugian secara
finansil itu akhimya tidak sedikit jumlahnya. Menurut International Federation of
Bulding and WoodVtUrkers (IFBWW) akumulasi kerugian itu sedikitnya mencapai
4% x GOP. Bila angka perhitungan ini adalah utuk Negara maju, maka untuk
Negara berkembang tentu bisa lebih besar lagi.

Pada sisi lain, situasi atau tarat zero accidents dalam pekerjaan
konstruksi saat ini bukanlah impian, bisa dicapai. Jadi tak perfu ada korban
nyawa maupun harta.

Tim Penyusun,

1/42
@
'E>
LEMBAG. PENDIDIKAN PEIATIHA,
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi

TUJUAN UMUM PELATIHAN : Setetah mengikuti petatihan peserta diharapkan


mampu mencegah kecelakaan kerja, melaksanakan K3 Konstruksi,
rnengembangkan kesehatan kerja dan memeriksa pelaksanaan K3 Konstruksi.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


1. Mengidentifikasi da n mengantisipasi kece lakaan ke rja.
2. Menyusun dan me netapkan progra m K3 Konstruksi.
3. Membuat Instruksi Kerja.
4. Memberikan penyuluhan dan pelatihan K3 Konstruksi.
5. Melakukan Pengawasan pelaksanaari K3 Konstruksi.
6. Mengenalkan dan mengusulkan peningkatan metode kerja ditinjau dari K3
Konstruksi.
7. Mengada kan penyelidikan kecelakaan ke rja dan penanggulangan keadaana
darurat.
8. Memeriksa pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan (Audit K3).

MODUL NOMOR : 3, Pengetahuan Dasar K3 Konstn.Jksi.

TUJUAN INSTRUKSIO AL UMUM (TJU)

1. Menjelaskan tujuan, manfaat dan cara menggunakan Alat Pelindung Diri.


2. Menjelaskan Tata Laksana Baku Penerapa n K3 Konstruksi.
3. Menjelaskan Prosedur dan Petunjuk Ke~ a K3

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu menjelaskan


penetahuan dasar K3 Konstruksi sesuai kebutuhan di lapangan.

2/42
@
i
LEM'AGA PENDIDIKAN & PELAn HAN
@ ' , KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN

LP2K3L A2K4 INDONESIA

DAFTAR lSI

PEGETAHUAN DASA R K3 KONSTRUKSI

Halaman
PENGANTAR
LEMBAR TUJUAN
DATAR lSI

BAB I PENDAHULUA N

BAB II ALAT PELINDUNG DIRI

BAB III TATA LAKSA NA BAKU (SOP) PENERAPAN K3 KONSTRUKSI

BAB IV PROSEDUR DAN PETUNJUK ERJA K3

3/42
@
~ " @ ".
[EM'AGA PENDIDIKAN.PElAn"AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & UNGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

BAS. I.

PENDAHULUA

1. Penge rtian

Bahan serahan ini merupakan Modul ke 3 dari keseluruhan 17 Modul untuk


pengetahuan yang dipersyaratkan bagi Ahli K3 Konstruksi. lsi Modul ini
mencakup :
Pengenalan alat pelindung diri yang pertu dipakai masing-masing
individu pekerja dalam menangani pekerjaan tertentu untuk
mencegah kecelakaan kerja.
Tata Laksana Baku (SOP) atau pedoman K3 pada tempat kegiatan
konstruksi. Pedoman ini sesungguhnya sangat rinci dan mencakup
hampir seluruh bidang pekerjaan konstruksi.
Pengenalan terhadap asuransi, yang dalam hal ini mencakup :
Jaminan atas risiko kerugian yang mungkin timbul dalam proses
pekerjaan pekerjaan konstruksi, dan
Jaminan pemberian santunan terhadap mereka yang tertimpa
kecelakaan kerja, meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan sakit
akibat hubungan kerja.

Pertama-tama per1u dibedakan adanya dua kategori pekeqa konstruksi yang


ter1ibat dalam pekerjaan di proyek, yang masing-masing juga menghadapi
ancaman kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang berbeda. Kategori
pertama ialah pekerja yang umumnya sudah mempunyai ikatan kerja yang
pennanen dengan Kontraktor, sedangkan kategori kedua adalah pekerja
yang dikenal sebagai pekerja borongan atau harian lepas, biasanya dibawah
koordinasi para Mandor. Karena tidak adanya ikatan kerja formal, baik
dengan Mandor maupun dengan Kontraktor, maka kategori kedua ini disebut
juga sebagai Sektor Informal Jasa Konstruksi. Menurut perkiraan lebih dari
90% dari keseluruhan pekerja konstruksi adalah mereka yang digolongkan
pada kategori terakhir ini.

Sifat dan jenis pekerjaan yang ditangani masing-masing kategori ini juga
berbeda, karena itu jenis kemungkinan ancaman kecelakaan maupun
penyakit akibat kerjanya juga berbeda. Para pekerja borongan dan harian
lepas ini jenis pekeqaannya lebih banyak menggunakan tenaga fisiko
Sebagai tenaga produksi mereka berada pada Iini paling depan, langsung
berhubungan dengan peralatan maupun bahan konstruksi, yaitu dua sumber
ancaman bahaya yanq oalino notensil. K~rpn""'''ya para pekerja ini lebih

4/42
@
/0
LEMBAGA PENDIDIKAN PELAliHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP 2K3L A2K4 INDONESIA

rentan terhadap ancaman kecelakaan dan penyakit akibat kerja di bidang


konstruksi. Itu sebabnya sistim pengaturan yang ada juga lebih banyak
mengatur dan berusaha melindungi pekerja kategori kedua ini.

Sebagai landasan hukum berbagai ketentuan yang ada sesungguhnya


sudah eukup rinei. Banyak pendapat mengatakan, pelaksanaannya masih
jauh dari yang diharapkan.
@

,M

LEMBAGA PENDIDIKAN & PELAnHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN


LP2K3L A2K4 -I NDONESIA

berikut Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:1999 (OHSAS 18002:2000)


adalah sistem manajemen K3 yang dirumuskan oleh 13 organisasi internasional dengan
menggunakan 10 standar K3 di beberapa ne gara. Sistem ini terdiri dari 4 klausul besar
yang terurai kedalam 9 sub klausul.
Standar In! dikembangkan sebagai reaksi ata s : kebutuhan
masyarakatlinstitusi yang sangat mendesak, se hingga institusi tersebut bisa
melaksan akan manajemen K3 dengan standar tertentu, terhadap institusi
tersebut bisa dilakukan audit serta mendapatkan sertifikatnya. Demikian juga
terhadap auditornya juga akan mempunyai standar panduan dalam
melaksanakan kegiata n auditnya.
Sistem OHSAS 18001:1999 dikembangkan kompatibel dengan standar
sistem ISO 9001:1994 (Qua lity) dan standar sistem ISO 14001:1996
(Environmen tal), dengan tujuan sebagai fasilitas integrasi antara quality,
environmental dan occupational health and safety management system.

ELEMEN DALAM SISTEM MA AJEMEN K3


Bila dilihat secara leb ih mendalam, ketiga sistem manajemen K3 sebagaimana
bab III mempunyai esensi isi sama, yang dimulai dengan perencanaan, dilanjutkan
dengan pelaksanaan, pengontrolan dan perbaikan yang berkelanjutan.

L1NGKUP
SMK3 (Kedua sistem yang ada) mengandung persyaratan-persyaratan da/am
sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sehingga suatu prganisasi bisa
menggunakannya untuk mengontrol resiko dan melakukan perbaikan
berkesinambungan terhadap prestasi kerjanya.

Spesifika si dalam SM K3 bisa diterapkan oleh berbagai jenis organisasi dengan


tujuan :
1. membangun sistem K3 dalam rangka meminimalisir secara maksimal,
bila memungkinkan menghilangkan suatu resiko terhadap karyawan,
harta benda maupun pihak lain terkait dalam rangka pengembangan K3,
2. menerapkan, memelihara dan mewujudkan perbaikan
berkesinambungan dalam sistem K3,
3. adanya kontrol dalam hal pelaksanaan K3 te rhadap kebijakan organisasi
yang telah ditetapkan,
4. mendemonstrasikan kesesuaian antara sistem K3 yang dibangun
dengan sistem lain dalam organisasi,
5. menjalani proses sertifikasi dan registrasi dalam bidang sistem K3 oleh
organisasi ekstemal (auditor),

Pengembangan dalam pelaksanaan sistem K3 akan tergantung faktor-faktor


tertentu, misalnya kebijakan K3 dalam organisasi, sifat aktifitasnya, tingkat resiko yang
dihadapi dan tingkat kompleksitas operasional organisasi.

3
@
.. @ .
lfM BAGAPENDID,,,N, PElAnHAN
KESElA MATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA

BAB. II.
ALAT PELINDUNG DIRI

1. Pengert ian

Sejak dahulu kala para penguruslpengusaha dan pekerja sudah


berusaha untuk melindung din mereka dan pada terjadinya kecelakaan yang
akan menimpa mereka , balk itu merupakan pakaian dan topi yang melindungi
rnereka dan serangan cuaca ataupun sepatu yang kokoh agar rnereka bisa
bekerja dengan nyaman tanpa terganggu. Seiling dengan kemajuan teknologi
Alat Pelindung Diri semakin beragam bentuknya dan ini sangat membantu
berkurangnya pekerja yang cidera atau meninggal disebabkan kecelakaan
kerja.
Dinegara berkembang seperti Indonesia ini kesadaran akan penggunaan
Alat Pelindung Dirt ini sangat kurang sehingga menurut data yang ada pada
Jamsostek lebih dari 8000 kecelakaan terjadi di Indonesia atau hampir 30 kali
setiap hari ada kecelakaan kerja terjadi , itu barn yang dilaporkan ke Jamsostek
untuk memperoleh santunan,belum lagi yang didiamkan atau kecelakaan yang
tidak berakibat fatal yang kadang memang sengaja ditutup-tutupi oleh kontraktor
untuk menghindari masaalah dengan pihak yang berwajib ( Potisi dan
Depnaker ). Kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja ini cukup besar
disamping biaya pengobatan terganggunya jadwal pekerjaan, waktu kerja yang
hilang dan berkurangnya aset nasional berupa tenaga kerja yang trampil.

Banyak para kontraktor yang sec ara sengaja mengelak dalam kewajiban nya untuk
rneny ediakan Alat pelindung Diri ( APD) yang mcmadai dengan alas an tidak dianggarkan dalam
proy ek dan dalarn usahanya untuk mengejar target keuntungan yang sebesar-besarnya, Padahal
dengan menyediakan APD ini kontraktor justru dij aga dari pengeluaran tak terduga yang timbul
dari kecelakaan kerja schingga target keuntungan yang akan diraih takkan berkurang.
Pemerintah dalam hal ini dengan Undang-Undang Keselama tan dan Kesehatan Ke rja no.
I tahun 1970 telah mewajibkan kepada pihak pengelola pekerjaan untuk menyediakan Alat
Pelind ung Diri dan mewajibkan kepada para pekerja un tuk memakainya dan peraturan ini
diperkuat lagi dcngan Peraturan-peraturan dari menteri yang terkait scperti Peraturan Menaker
dan Mckrirnpraswil I Pekerj aan Urnum yan g rnembuat Pedoman Keselamatan Kerj a bagi
pekerjaan Konstruksi.
Penggunaan Alat penndung Dirt yang standar sangat dipertukan karena I

banyak kasus dimana pekerja yang sudah memakai Alat Pelindung Diri masih
bisa terkena celaka karena penggunaan Pelindung yang tidak standar.
Modul ini sengaja disusun agar para pemakai mengetahui Alat Pelindung Dirt
yang dibutuhkan standar yang diminta dan kegunaannya.

2. Kewajib n ntuk me nyediakan dan mem kai lat elindung d lri

6/42
@
~{ 0 .
LEMBAGA PENDIDIKAN PElAn"AN
KESEIAMATAN, KESEHATAN KERJA & UNGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA

Disamping bahwa kesadaran menyediakan dan memakai Alat pelindung


Diri itu bagi Pengurus/Pengusaha dan Pekerja merupakan keuntungan kepada
mereka ,pemerintah dalam hal ini telah mewajibkannya dalam undang
undang .Kewajiban untuk menyediakan bagi Pelaksana (Pengurus ) pekerjaan
menyediakan dan memakai AJat Pelindung Diri bagi para pekerja ada pada
Undang-Undang Keselamatan Kerja No, 1 tahun 1970 seperti kutipan dibawah
ini :

BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada setiap
tenaga kerja baru tentang .
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul
ditempat kerjanya.
b. Semua pengaman dan alat-alat per1 indungan yang diharuskan
dalam tempat keqanya.
c. Alat Pelindung Diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

BAB VIII

KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA

Pasal 12

Dengan peraturan dan perundangan diatur hak dan kewajiban tenaga kerja
untuk
1. Memakai Alat Per1indungan Diri yang diwajibkan.
2. Memenuhi dan mentaati semua syarat syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwaj ibkan.
3. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan diragukan olehnya dst

BAB X

KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal14

d. Menyediakan secara cuma-cuma Alat Per1indungan Diri yang


diwajibkan kepada tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya dst.

3. Kebiasaan Untuk Menggunakan Pelindung


Peralatan pelindung diri untuk pekerja pada dasarnya mempunyai
masalah tersendiri. Rendahnya motivasi dari pihak pekerja untuk
menggunakan peralatan itu hendaknya diimbangi dengan kesungguhan

7/42
@
" @ .
<EM'AGA PENDIDIKAN & PEIATiHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & UNGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Kontraktor menerapkan aturan penggunaan peralatan itu. Terdapat


beberapa segi yang perlu pertlatian dan pemecahan sekaligus :
a. Untuk pertama kali menggunakan alat pelindung diri seperti helm, sepatu
kerja dan ikat pinggang pengaman mernang kurang menyenangkan
pekerja. Memanjat dengan memakai sepatu bahkan akan terasa kurang
aman bagi yang tidak terblasa, mula-mula terasa memperlambat
pekerjaan. Memakai sarung tangan juga mula-mula akan terasa risih.
Memang diperlukan waktu agar menggunakan alat pelidung diri itu
menjadi kebiasaan. Tetapi yang penting pada akhimya harus terbiasa.
b. Diperlukan tenaga pengawas K3 Konstruksi untuk mengingatkan dan
mengenakan sanksi bagi pelanggar yang tidak menggunakan alat
pelindung tersebut.
c. Untuk pembiayaan peraratan mema ng diperlukan dana, dan hal ini tentu
sudah dianggarkan oleh Kontraktor. Karena itu hendaknya diadakan
inventarisasi dan prosedur penyimpanan, perbaikan, perawatan,
membersihkan dan menggantikan alat pelindung diri oleh Kontraktor.

4. Jenis Alat Peli ndung Diri (APD)


Hampir semua A1at Peli ndung Diri yang dipakai pada bidang
Industri dan jasa lain digunakan juga dalam dunia Konstruksl, karena
dunia konstruksi bukan hanya untuk membangun fasilitas baru tetapi
digunakan pula dalam pemeliharaan dan perbaikan suatu fasilitas yang
masih berjalan. A1at-alat yang lazim dipakai di jasa konstruksi a.1

a. Peli ndung Kepala


Untuk pekindung kepala selalu digunakan Helm Pengaman, yang
berguna untuk menghindari risiko kejatuhan benda-benda tajam dan
berbahaya. Peralatan atau bahan kecil tetapi berat bila jatuh dari
ketinggian dan menimpa kepala bisa berakibat mematikan. Kecelakaan
yang menimpa kepala sering terjadi sewaktu bergerak dan berdiri dalam
posisi berdiri atau ketika naik keterrpat yang lebih tinggi. Terutama bila
ditempat yang lebih tinggi pekerjaan sedang berlangsung. Aturan yang
lebih keras pada daerah seperti ini harus dibertakukan tanpa kecuali
ternadap siapapun yang memasuki area tersebut. Upaya ini ditambah
leflet-leflet peringatan tertulis yang jelas dan mudah terbaca.
Jenis Helm yang digunakan juga harus standar. Ada standar
nasional dan ada j uga standar intemasional. Juga cara pemakaiannya
harus betul, tall pengikat ke dagu harus terpasang sebagaimana
mestinya sehingga tidak mudah terlepas.

b. Pelind ung Kaki I Sep atu Kese lamatan (Safety Shoes)

Sepatu Keselamatan ( Safety Helmet ) untuk menghindari


kecelakan yang diakibatkan tersa ndung bahan keras seperti logam atau
kayu, terinjak atau tertlimpit beban berat atau mencegah luka bakar
8/4 2
@
r'. '0
LEM.AGA"NDIDIKAN & "lAnHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lI NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja pada pekerjaan
tanah dan pengecoran beton .
Pada umumnya di pekerjaan konstruksi, kecelakaan kerja terjadi
karena tertusuk paku yang tidak dibengkokkan, terpasang vertical di
papan sebagai bahan bangunan yang berserakan ditempat kerja. Ada
beberapa jeni sepatu kerja :
Memakai pelindung kaki agar aman dari kej atuhan benda.
Sepatu bot yang dipakai di tanah basah atau memasuki air.
Sepatu untuk memanj at.
Sepatu untuk pekerjaan berat.
Sepatu korosi, untuk bekerja menggun akan bahan kimia dan bahan
sejenis.

c. Pelindun g Tangan

Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera


leeet atau terluka pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan
penyetelan . Pekerjaan las, membawa barang -barang berbahaya dan
korosif seperti asam dan alkali.
Banyak kecelakaan luka terjadi di tangan dan pergelangan
dibanding bagian tubuh lainnya. Kecelakaan ditangan seperti bengkak.
terkelupas, terpotong, memar atau terbakar bisa berakibat vatal dan
tidak dapat lagi bekerja. Diperlukan pedoman penguasaan peralatan
teknis dan pelindung tangan yang cocok seperti Sarung Tangan.
Pekerjaan-pekerjaan yang yang memerlukan pelidung tangan misalnya
adalah :
Pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan yang kasar, tajam
atau permukaan menonjol.
Pekerjaan yang bertlubungan dengan benda panas, karatan atau zat
zat seperti aspal dan resin beracun.
Pekerjaan yang berhubugan dengan listrik dan cuaea.

Ada berbagai sarunq tangan yang dikenal a.l


1. Sarung Tangan Kulit
2. Sarung Tangan Katun
3. Sarung Tangan Karet untuk isolasi
Sarung Tangan Kulit digunakan untuk pekerjaan pengelasan ,
pekerjaan pemindahan pipa dll
Sarung Tangan Katun digunakan pada pekeqaan besi beton .
pekerjaan bobokan dan batu, pelindung pada waktu harus menaiki
tan9ga untuk pekerjaan ketinggian.

9/42
@
f:I 0
LEMBAGA "NDlDIKAN "LATIHAN
KESElAMATAN, KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Sarung Tangan Karet untuk pekerjaan Iistrik yang dijaga agar


tidak ada yang robek agar tidak terjadi bahaya kena arus listrik.

d. Pelindung Pern afasan


Beberap alat pelindung pemafasan (masker) diberikan sebagai
berikut, dengan penggunaan tergantung kondisi ataupun situasi
dlapangan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan :
1. Mas ker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman
( Shade of Lens ) yang disesuaikan dengan diameter batang las
( welding rod.)
a. Untuk welding rod 1/16" sampai 5/32" gunakan shade
nO.10
b. Untuk welding rod 3/16 sampai X gunakan shade no
13

2. Masker Gas dan Masker Debu adalah alat penindunqan untuk


melind ungi pemafasan dari gas beracun dan debu.
Dalam pekerjaan di proyek banyak terdapat pekerjaan
yang bertlubungan dengan bahaya debu, minyak atau gas yang
berasal dart :
Peralatan pemecah dan batu.
Kecipratan pasir.
Bangunan terbuka yang mengandung debu asbes.
Pekerjaan las, memotong bahan yang dibungkus atau
dilapisi zinkum, nikel atau cadmium.
Cat semprot.
Semburan mendadak.
BUa terdapat kecurtgaan bahwa di udara terdapat gas
beracun, pelindung pemafasan harus segera dipakai. Jenis
Pelindung Pemafasan yang harus dipakai te~antung kepada
bahaya dan kondisi kerja masing-rnasing. Juga diper1ukan latihan
eara menggunakan dan merawatnya. Per1u minta petunj uk pihak
berwenang untuk peralatan Pelindung Pemafasan inL
Bekerja di Nang tertutup seperti gudang atau ruangan
bawah tanah ada kemungkinan terdapat bahaya asap, gas
be rbahaya atau bahan-bahan yang rapuh wajib pula
menggunakan per1indungan pemafasan.
Juga terdapat alat Pelindung Pemafasan jenis setengah
muka yang terdiri atas :
Yang memakai alat filter atau penyaring katrid. Filter ini
perlu diganti secara berkala.
Pelindung Pemafasan dart gas dan asap.
10/42
~ LEMBAGA PENDIDIBAN & PEIATIHAN
v.,' @ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4- INDONESIA

Filter kombinasi penahan gas dan asap.


Disamping itu terdapat juga alat Pelindung Pemafasan
penuh muka memakai filter yang bisa melindungi mata maupun
muka. '
Pelindung Pemafasan yang lain ialah yang melindungi
seluruh muka yang dilengkapi udara dalam tekanan tertentu dan
merupakan jenis yang terbaik, terutama bila di tempat kerja
kurang dapat oks/gen. Udara dalirkan dan kompresor yang
dilengka pi penyaring. Pada Iklim panas alat in; terasa sejuk dan
menye nagkan. Alat ini lebih mandiri tapi memerlukan pelatihan
cara me makainya sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya .

e. Pelindung Pend enga ran


1. Pelindung Pendengaran untuk mencegah rusaknya pende ngaran
akibat suara bising diatas ambang aman seperti peke rjaan plat
logam. ( batasn nilai ambang batas akan diterangkan dalam
modul kesehatan)

f. Pelindung Mata
Kaca Mata Pelin dung ( Protective goggles ) untuk melindungi mata dari
percikan logam cair, percikan bahan kimia, serta kaca mata pelindung untuk
pekerjaan menggerinda dan pekerjaan berdebu
Mata dapat luka karena radiasi atau debu yang berterbangan .
Kecalakaan yang mengenai mata seringkali terjadi dalam:
Memecah batu, pemotongan. pelapisan atau pemasangan batu,
pembetonan da n memasang bata dengan tangan atau alat kerja tangan
menggunakan tenaga listrik
Pengupasan da n pelapisan cat atau permukaan berkaral
Penutupan ata u penyumbatan baut.
Menggerinda de ngan tenaga Iistrik.
Pengelasan dan pemotongan logam.
Dalam pekerjaan konstruksi terdapat juga fisiko karena tumpahan,
kebocoran atau percikan bahan cair panas atau lumpur cairo
Persoalan yang banyak terjadi adalah, kemalasan tukang untuk memakai
pelindung, alat tidak cocok , atau memang aalat nya tidak tersedia sarna
sekali di proyek.

g. Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan (s afety belt)


Banyak sekali terjadi kecelakaan kerja karena jatuh dan ketinggian.
Pencegahan utama ialah tersedianya ja ring pengaman. Tetapi untuk
keamanan individu pet1u Ikat Pinggang Pengaman I sabuk Pengama n
( Safety Belt ). Yang wajib digunakan untuk mencegah cidera yang lebih
parah pada pekerja yang bekerja diketinggian ( > 2 M tinggi ).
11/42
@
.~
LEM'AGA PENDIDIKAN' ' ElAn "AN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & UNGKUNGAN
l P2K3l AlK4-I NDONESIA

Contoh jenis-jenis pekerjaan yang memertukan Tali Pengaman :


Pekerjaan perawatan pada bangunan struktur seperti je mbatan.
Terdapat banyak jenis Ikat Pinggang Pengaman dan Tali Pengaman,
dipertukan petunjuk dari pihak yang kompeten tentang Tali Pengaman
yang paling eoeok untuk suatu jenis pekerjaan. Termasuk eara
penggunaan dan perawatannya. Tali Pengaman yang lengkap harus
selalu dipakai bersama Ikat Pinggang Pengarnan.
Syarat-syarat untuk Tali Pengarnan adalah :
Bata s jatuh pemakai tidak boleh lebih dari dua meter dengan earn
meloncat.
Harus cukup kuat menahan berat badan.
Harus melekat di bangunan yag kuat melalui titik kait diatas tempat
kerja.
Demikianlah Alat Pelindung Din yang umum dipakai dan sifatnya
lebih rnendasar. Karena diluar itu sang at banyak sekali ketentuan
ketentuan yang harus diingat baik bila mengerjakan sesuatu,
menggunakan peralatan tertentu dan menangani bahan tertentu.
Sesungguhnya bila pekerja itu dipersiapkan melalui sistim
pelatihan, kecelakaan yang diakibatkan alpa menggunakan Alat
Pelindung Diri seperti ini akan jauh berkurang. Sebab dalam sistim
pelatihan diajarkan eara rnenggunakan peralatan yang betul, efektif dan
tanpa mell'bahayakan. Hampir semua pekerja tukang kita tidak pernah
dibekali pengetahuan rnelalui sistim pelatihan. Hanya memupuk
pengalarnan sambil langsung bekerja. .
Dengan cara penjelasan ringkas kepada mereka sambi! bekerja
tentang pencegahan kecelakaan hasilnya akan terbatas. Akan jauh lebih
berhasil bila merupakan program dalam paket pelatihan sejak berstatus
calon peneari kerja atau pemula. Hal ini merupakan penyeebab angka
kecelakaan kerja bidang konstruksi di Indonesia terrnasuk tinggi.
Disamping alat pelindung din diatas pekerja harus berpakaian
yang komp/it sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti
tukang las harus dilengkapi jaketlrompi kulit tetapi minimum harus
mernakai kaos dan celana panjang.

6. Hal hal yan haru dip rh tikan dalam penggunaan APD

Alat Pelindung Diri akan berfungsi dengan sempuma apabila dipakai


secara baik dan benar .
a. Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah terujl . dan telah
memilikf SNI atau standar intemasional lainnya yang diakui.
b. Pakailah alat pelindung Diri yang sesuai deng an jenis pekerjaan
walaupun pekerjaan tersebut hanya memertukan waktu singkat.
c. Alat Pelindung pin harus dipakai dengan tepat dan benar.

12/42
@
~.~~\
lfMBAGA "NDIDIICAN. 'ELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA& L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 -INDONESIA

Filter kombinasi penahan gas dan asap.


Disamping itu terdapat juga alat Pelindung Pernafasan
penuh muka memakai filter yang bisa melindungi mata maupun
muka.
Pelindung Pernafasan yang lain ialah yang melindungi
seluruh muka yang dilengkapi udara dalam tekanan tertentu dan
merupakan jenis yang terbaik, terutama bila di tempat kerja
kurang dapat oksigen. Udara dalirkan darikompresor yang
dilengkapi penyaring. Pada iklim panas alat ini terasa sejuk dan
menyenagkan. A1at ini lebih mandiri tapi memer1ukan pelatihan
cara memakainya sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

e. Pelindung Pendengaran
1. Pelindung Pendengaran untuk mencegah rusaknya pendengaran
akibat suara bising diatas ambang aman seperti pekerjaan plat
logam. ( batasn nilai ambang batas akan diterangkan dalam
modul kesehatan)

f. Pelindung Mata
Kaca Mata Pelindung ( Protective goggles ) untuk melindungi mata dart
percikan logam cair, percikan bahan kimia, serta kaca mata pelindung untuk
pekerjaan menggerinda dan pekerjaan berdebu
Mata dapat luka karena radiasi atau debu yang berterbangan.
Kecalakaan yang mengenai mata seringkali terjadi dalam:
Mernecah batu, perrotongan, pelapisan atau pemasangan batu.
pembetonan dan memasang bata dengan tangan atau alat kerja tangan
menggunakan tenaga Iistrik
Pengupasan dan pelapisan cat atau permukaan berkarat.
Penutupan atau penyumbatan baut.
Menggerinda dengan tenaga Iistrik.
Pengelasan dan pemotongan logam.
Dalam pekerjaan konstruksi terdapat juga risiko karena tumpahan,
kebocoran atau percikan bahan cair panas atau lumpur cairo
Persoalan yang banyak terjadi adalah, kemalasan tukang untuk memakai
peHndung, alat tidak cocok, atau memang aalatnya tidak tersedia sarna
sekali di proyek.

g. Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan (safety belt)


Banyak sekali te~adi kecelakaan kerja !<arena jatuh dari ketinggian.
Pencegahan utama ialah tersedianya jaring pengaman. Tetapi untuk
keamanan individu pertu Ikat Pinggang Pengaman I SBbuk Pengaman
( Safety Belt ). Yang wajib digunakan untuk mencegah cidera yang lebih
parah pada pekerja yang bekerja diketinggian (> 2 M tinggi ).
11142
@
,:'e
LEMBAGAPENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

d. Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan.


Ketidak nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan
dijadikan alasan untuk menofak memakainya
e. Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau
memang terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan
atau pemb ri kewajiban pemakaian alat tersebut.
f. Alat Pelindung Diri dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
g. Semua pekerja,pengunjung dan mitra kerja ke proyek konstruksi
harus memakai alat pelindung diri yang diwajibkan seperti Topi
Keselamatan dll..

G. Acuan I standar yang dipakai.


Apabila kita membeli Alat Pelindung diri kita akan berpedoman
kepada standar industri yang berlaku, belilah hanya barang yang telah
mencantumkan kode SNI ( Standar Nasional lnoonesla ) atau JIS untuk
barang buatan Jepang , ANSI, BP dsb tergantung dari negara asal
barang untuk kebutuhan proye k dan dinyatakan laik untuk pekerjaan
yang dimaksud.
Dibawah ini beberapa contoh standar a1at pelindung diri dan SNI dan
standar intemasional lainnya.
Helmet ( Topi Pengaman ) : ANSI Z 89.1 997 standard
Sepatu Pengaman ( Safety Shoes ) : SII-0645-82,DIN 4843.Australian
Standard ASfNZS 2210.3.2000, ANSI Z 41PT 99,SS 105,1997. .
Sabuk Pengaman : EN 795 ct ass C ANSI OSHA
Banyak lagi standar - standar yang diberlakukan dinegara maju ,
tetapi yang lebih penting kalau kita memakai produk dalam negeri, ujilah
ketahanannya terhadap suatu beban yang akan diberikan kepadanya
dengan toleransi keamanan minimum 50 %. Karena mungkin bagi
kontraktor kedl dan menengah akan menjadi beban keuangan bila harus
menyediakan produk import untuk pekerjanya.
Perlu juga dipertimbangkan daya tahan dan kwalitas yang dipakai
blsa untuk beberapa proyek atau periode pekerjaan sehingga beban
keuangan akan terasa menjadi lebih ringan.

13/42
@~ 0 '
LEMBAGA PENDIDIKAN PELAnHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2 K3L A2K4 INDONESIA


7. Contoh alat pelindung diri (A PD)

PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT

-Sofety helmet.

-Eye protec t ors for dsst and fly;ng objects.

-Shading eye protectors.

I- Welding protective hoods.

I- Earplugs, Eomvffs.

Oothing,_Safety belts.

StrlJCtlJre :of saId)' helmets.


-::-(01 the tilm: -01 '(1/1s) :

Contoh penggunaan Safety belt yang benar

14/42
@
./0
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4- INDONESIA

' . . . !;

Mopefruly.p _J
do _ 6 U1f ll1litrK
61.oclc u tr.-s_itteJ,
KrtlSl' life lin:

15/42
@
. LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDON ESIA

BAB. III.
TATA LAKSANA BAKU (SOB)
PENE APAN K3 KONSTRUKSI

1. Pengertia n
Tata laksana Baku (Standard Operating Procedure = SOP) penerapan
K3 Konstruksi diatur dalam Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Tempat Kegiatan Konstruksi yang dikeluarkan dalam bentukm Surat
keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
AT Kep1741MENI1986 at
iV O. tangg 4 Maret 1986, yang sekaligus berfungsi
104/KPTS/1986
sebagai petunjuk umum berlakunya Buku Pedoman Pelaksanaan, terutama
khusus tentang Keselamatan Ke~a dan yang sifatnya lebih menekankan
kepada pencegahan.
Adapun tentang Kesehatan Ke ~a lebih khusus diatur dalam Keputusan
Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubunqan Kerja, yang kemudian dilengkapi dengan petunjuk melalui Surat
Keputusan Menteri Tenaga Kerja ten tang Pedoman Diagnosis dan Penilaian
Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. Yang terakhir ini lebih
menekankan pada penanganan akibat.
Dalam Pedoman yang tertuang oatarn Surat Keputusan Bersama
tersebut persyaratan yang harus dipenuhi dirinci sebagai berikut :
a. Persyatratan Administratip
b. Persyaratan Teknis
c. Perancah (Scaffolds)
d. Tangga Kerja Lepas (Ladder) dan Tangga Kerja Sementara (Stairs)
e. Peralatan Untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
f. Tali, Rantai dan Perlengkapan Lainnya
g. Permesinan : Ketentuan Umum
h. Peratatan
i. Pekerjaan Bawah Tanah
j. Penggalian
k. Pamancangan nang Pancang
I. Pengerjaan Beton
m. Operasi Lainnya Dalam Pembangunan Gedung
n. Pembongkaran (Demolition)

16/42
@
' LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~. KESELAMATAN, KESEHATANKERlA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Terlihat bahwa Buku Pedoman ini meng atur sebagian besar bidang dan
jenis pekerjaan konstruksi. Dalam setiap Bab lebih lanjut diatur sangat rinci
mengenai Iingkup berfakunya peraturan, kewajiban umum, keharussn
dibentuknya organisasi K3 , laporan kecelakaan dan pertolongan pertarna
pada kecelakaan serta persyaratan-pe rsyaratan lainnya.

2. Pers y aratan
a. Persyaratan Adm ini stratif
Dalam persyaratan ini pertama-tarna dinyatakan. terhadap semua
tempat dimana dilakukan kegiatan konstruksi ber1aku sernua ketentuan
hukum mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ber1aku di
Indonesia . Disini jelas, bahwa tidak hanya ber1aku untuk proyek milik
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan tetapi juga
proyek milik swasta ataupun anqqota masyarakat lainnya .
Selanjutnya seb agai kewajiba n umum bagi Kontraktor dinyataka n
bahwa: .
Tempat kerja , peralatan, Iingkunan kerja dan tata cara kerja diatur
demikian rupa sehingga tenaga kerja terilindung dari risko
kecelakaan .
Harus menjamin bahwa mesin-m esin peralatan. kendaraan atau alat
alat lain harus aman digunakan dan dan sesuai Keselamatan Kerja.
Kontraktor harus turut mengawa si agar tenaga kerja bisa sela mat
dan arnan dalam beke rja.
Kontraktor harus me nunjuk petugas Kesefamatan Kerja yang kare na
jabatan nya di dalam organi sasi kontraktor bertanggungj awab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan, untuk menghindari
risiko bahaya kecelakaan.
Pekerjaan yang dibe rikan harus coco!< dengan keahlian. usia dan
jenis kelamin serta kond isi fisik da n kesehatan tenaga kerja.
Kontraktor harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah dibe ri
petunj uk terhadap bahaya demi pekerjaana masing-masing dan
usaha pencegahannya.
Petugas Keselamata n Kerja tersebut diatas be rtanggungjawba pula
terhadap sernua te mpat kerja, peralatan. sarana pencegahan
kecelakaan, Iingkungan kerja da n cara-cara pelaksanaan kerja yan g
aman.
Hal-hal yang menyang kut biaya yang ti ut dalam penyelengg araan
Keselamata dan Kesehatan Kerja ini menjadi tanggungj awab
Kontraktor.

b. Organisasi Keselamata n dan Keseha ta n Kerja


Menenai organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerj a digariskan sbb:
Petugas ' Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara
penuh (full time), berarti tidak bisa sambilan atau separoh waktu.
17/42
@

AA
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN


lP2K3l A2K4 INDONESIA

Bila mempekerjakan sejumlah minimal 100 orang atau kondisi dari


sifat proyek memang memerlukan, diwaiibkan untuk membentuk unit
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Unit ini merupakan unit
struktural yang dikelola organisasi Kontraktor.
Petugas K3 harus bekerja sebaik-baiknya dibawah koordinasi
Kontraktor serta bertanggungjawab kepada Kontraktor.
Dalam hubungan ini kewajiban Kontraktor adalah :
Menyediakan fasilitas untk melaksanakan tugasnya untuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Committee).
Berkonsultasi dengan Safety Committee dalam segafa hal yang
berhubugan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek.
Mengambil langkah-Iangkah praktis untuk memberikan efek pada
rekomendasi dan Safety Committee.
Jika terdapat dua atau lebih Kontraktor bergabung dalam suatu
proyek mereka harus bekerjasama membentuk kegiatan-kegiatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

c. Laporan Kec lak aan


Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya
harus dilaporkan kepada Depnakertrans. dan Departemen Pekeqaan
Umum (sekarang Dep. Kimpraswif).
Laporan tersebut harus meliputi statistik yang :
Menunjukkan catatan kecelakaan dart setiap kegiatan
kerja. pekerja rnasing;nasing. dan
Menunjukkan gambaran semua kecelakaan dan sebab
sebabnya.

d. Kes efamatan Kerja dan Pertolong n P rtama Pada Kec elakaan


(P3K)
Diwajibkan memeriksa kesehatan ' dividu pekerja pada :
Sebelum atau beberapa saat setelah pertama kali memasuki
rnasa kerja.
Secara berkala sesuai risiko yang terdapat pada pekerjaan.

Pekerja berumur dibawah 18 tahun harus dapat pengawasan


kesehatan khus us, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya
secara teratur.
Data pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disi/11>an untuk
referensi.

18/42
~
' lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
,ff;)s KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
lP2K3l A2K4 INDONESIA

S uatu organ isasi untuk keadaan darurat harus dibentuk untuk setia p
daerah tempat bekerja yang meliputi semua pekerja, dibentuk
petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yan g
dil engkapi alat komunikasi dan jalur transportasi. Setiap pekerja
harus diberitahu adanya hal ini.
Membenkan pertolonqan pertama kecel akaan atau ada yang kena
sakit secara tiba-tiba harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau
orang yang terdidik dalam P3K
Alat-alat P3K dan ko tak obat yang memdai harus tersedia di tempat
kerja dan dijaga agar tidak kotor, ken a udara Iembab dsb.
lsi alat P3K atau kotak obat tidak boleh ditempati benda-benda lain ,
dan paling sedikit harus berisi : obat kompres, perban,
Gauze yang steril, antiseptic. plester,fomiquet, gunting , splint dan
pe rtengkapan bila ada yang digigit ular. Juga harus dilengkapi
in struksi yang jelas dan mudah dimengerti, dan harus dijaga supaya
tetap berisi
Kereta pengangkut orang sakit (Carrying Basket) harus selal u
tersedia.
J ika tenaga ketja dipekerjakan dibawah tanah atau pada keadaan
la in, alat penyelamat harus se/alu tersedia di dekat tempat mereka
bekerja.
J ika tenaga kerja dipeketjakan di tempat-tempat yang ada
kemungkinan risiko tenggelam atau keracunan gas alat-alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
Persiapan-persiapan harus ' diJakukan untuk memungkinkan
mengangkut dengan ce pat, ji ka diperfukan untuk petugas yang sakit
atau mengalami kecel akaan ke ru mah sakit atau tem pat berobat
semacam itu.
Petu njuk ata u informasl harus diumumk an atau ditem pelkan ditemp at
yang strategis dengan membentahu kan :
Kolak obat terde kat, alat P3K. ambulan, alat pengangkut orang
sakit dan alamat untuk urusan kecelakaan.
Tempat tilpon terde kat untuk memanggil amb ulan, nama da n
nomor telepo n orang yang bertugas .
Nama, alamat no mor tilpon dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

3. Pers yar tan Tek nis


Persyatan Teknis mengatur tentang Tempat Kerja dan Peralatan
a. Pintu Masuk dan Keh.lar harus dibuat da n dipelihara dengan baik.
b. Lampu dan Peneranqarr bila tidak memadai harus diadakan diseluruh
tempat ketja, harus amah dan cukup te rang. Hams dijaga oleh petugas
bila perlu bila ada gangguan.

19/42
~
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

c. Ventilasi, harus ada ditempat tertutup te rmasuk pembuangan udara koto r.


d. Jika tidak bisa memghilangkan debu da n udara kotor, harus disediakan
alat pelindung diri .
e. Kebe rsihan, bah an yang tidak terpak ai harus dibuang, paku yang tidak
terpakai harus dibuang atau dibengkokkan , ben da -benda yang bisa
menyebabkan orang tergelincir serta sisa barang dan alat harus dibuang,
tempat kerja yang licin karena oli harus dibersihkan atau disiram pasir.
Alat-alat yang mudah dipin dahkan harus dikembalikan ke tempat
penyimpanan.
f. Pencegahan Baha ya Keba karan Dan A lat Pemadam Kebakaran.
Persyaratan ini sang at rinci antara la in mengatur bahwa harus tersedia
alat pemadam kebakaran dan saluran air dengan tekanan yang cukup .
Semua pengawal dan sejumlah tenaga terlatih harus disediakan dan
selalu siap selama jam kerja. Alat-alat itu harus diperiksa secara periodik
oIeh yang berwenang, dan ditempatkan ditempat yang mudah dicapai.
Alat pemadam dan jalan menuju ke .tempat pemadaman harus
terpelihara. Demikian juga tentang syarat jumah, bahan kimia peralatan
itu dan syarat pemasangan pipa tempat penyimpana air.
g. Syarat-syarat mengenai A1at Pemanas (Heating Appliances).
h. Syarat-syarat mengenai Bahan Yang Mudah Terbakar,
i. Syarat mengenai Cairan Yan g Mudah Terbakar.
j . Syarat-syarattentang Inspeksi dan Peng awasan.
k. Syarat-syarat tentang Periengkapan da n Alat Peringatan.
I. Syarat-syarat te ntang Pentndunqan Terhadap Benda-benda Jatu h dan
Bagian Bangunan Yang Rubuh .
m. Persyaratan Pe r1indungan Agar Orang Tidak Jatuh, Tali Penga man dan
Pinggir Pengaman.
n. Persyaratan Lantai Terbuka dan Lubang Pada Lantai.
o. Persyaratan tentang Lubang Pada Dind ing.
p. Persyaratan tentang Tempat Ke~ a Ya ng Tinggi.
q. Pencagahan Terhadap Bahaya Jatuh Kedalam Air.
r. Syarat-syarat mengenai Kebisingan dan Getaran (Vibrasi).
s. Syarat-syarat tentang Penghindaran Terhadap Orang Ya ng Tidak
Berwena ng.
t. Syarat-syarat ten tang Stru ktur Bangunan dan Peralatan . Memuat
mengenai Konstruksi Bangunan, Pemeriksaan , Pengujian dan
Pemeliharaan serta Pemakaian atau peng gunaannya .

4. P r n e a h (Sc ffold)
a. Persyarta tan Umum .

20/42
@
" () ,
LEMBAGA PENDIDIKAN' PELAnHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Perancah Harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bisa


dikerjakan secara aman pada suatu ketinggian.
Pera ncah hanya dapat dibuat atau diubah oleh Pengawas yang ahli
bertanggungjawab atau orang-orang yang ahli.
b. Persyaratan rind tentang bahan untuk perancah.
c. Persyaratan Konstruksi Perancah.
d. Persyaratan Pemeriksaan dan Pemeliharaan
e. Persya ratan Perfengkapan Pengangkat Pada Peranca h.
f. Persyaratan Kerangka Siap Pasang (Prefabricated Frames)
g. Persyaratan Penggunaan Perancah.
h. Persyaratan Pelataran Tempat Kerja (Platfonn) yang memuat :
Persyaratan Umum
Balustrade Penga man dan Papan Pengaman Kaki (Guard rails and
toeboards).
Pelataran Tergantung
i. Persyaratan Gang, Jalur Penghubung Antar Tingkat Pelata ran Yang
Tidak Sarna Tinggi dan Jalur Perngangkut Bahan.
j. Perancah Kayu Bulat (Dolken), terdiri atas :
Yang Tegak Vertikal
Batang Penyangga Bentangan Panjang dan Salok Memanja ng.
k. Perancah Gantung dan Perancah Ditarik Dengan Tang an.
I. Perancah Gantung Yang Ditarik Oleh Motor.
m. Perancah Tupang Sudut dan Perancah Tupang Siku.
n. Perancah Tangga.
o. Perancah Dongkrak Tangga.
p. Perancah Siku Dengan Penunjang
q. Perah Kuda-kud.
r. Perancah Persegi.
s. Perancah Topang Jendela.
t. Pelataran Untuk Truk dan Kereta Pembuang Bahan-bahan.
a. Pe rancah Pipa l ogam.
b. Pe rancah Yang Bergerak.
c. Pe rancah Kursi Gantung.
d. Truk Dengan Perancah Bak.

5. Tangga Kerja lepas 0 n Tangga Kerja Sementara

21/42
@
,i@
[EMBAGA PEN DIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l A2K4- INDONESIA

a. Persyaratan Umum, memuat :


Persyaratan Konstruksi.
Pengawasan dan pemeliharaan.
b. Tangga Berkaki Yang Dapat Berdiri Sendiri.
c. Tangga Kuda-kuda Yang Dapat Berdht s endtn.
d. Tangga Yang Dapat Diperpanjang.
e. Tangga lepas Mekanik.
f. Tangga Permanen.

g. Tangga Sernentara.
h. Peralatan Untuk Mengangkal
1. Persyaratan Umum , memuat :
Persyaratan Gaya Muatan Maksimal Ya ng Aman.
Persyaratan Pemasangan
Persyaratan Ruang Kemudi dan Tenda Pengernudi.
Persya ratan A lat-alat Pengendali.
Persyaratan Alat Penyetop (Rem).
Persyaratan Ke ranjang dan Sangkar Muatan.
Persyaratan Mesin Derek Dan Tromol.
Persyaratan Tali-tali dan Katrol.
Persyaratan Pengawasan Dan Perneliharaan.
Persyaratan Pengoperasian.

2. Alat Pengangkut, memuat :


Persyaratan Ruang luncur Dan Menara.
Persyaratan esin Penggerak.
Persyaratan Tali Kawat Baja.
Persyaratan Pe lataran.
Persyaratan Pemberat.
Persyaratan Te mpat Pemb erhentian.
Persyaratan Pengawasan Dan Pemeliharaan.

3. Derek Atau Keran Angkat, mernuat :


Persyaratan Kerangkanya.
Persyaratan Pe masangan.

22/4 2
@
~e ,
lfMBAGAPENDIDIKAN & PELAnHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lIN GKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Persyaratan Tentang Angker dan Bobo t Imbang (ballast).


per.;yaratan Kran Angkat Berbatang Tambahan.
Persyaratan Derek Bersumbu Putar.
persyaratan Derek Scotch (Scotch Derrick Cranes).
Persyaratan Pengendalian Derek Angkat Dengan Tenaga Listrik.
Persyaratan Muatan Dan Indikator Radius.
Persyaratan Peme riksaan Dan Pewng uj ian.
Persya ratan Pelaksanaan Pekerjaan.

4 . Derek Atau Kran Pengangkat Yang Dapat Berpindah, me muat


Persyaratan Bata ng ReI.
Persyaratan Jalur Jalan.
Persyaratan Jarak Yang Bebas Penghalang.
Persyaratan Kran Pengangkat Ustrik Dengan ReI.
Persyaratan Jalur Kereta Listrik.
Persyaratan Kerangka Untuk Kran Pengangkat Ya ng Bergeser.

5. Derek Bergeser Oi Atas , rnemuat :

Persyaratan ReI.
Persyaratan Konstruksi DerekIKran Angkat.
Persya ratan Jembatan.

6. DereklKra n Angkat Menara Yang Bersumbu Putar, memuat :


persyaratan Umum.
persyaratan Bobot Pengimbang.
Persya ratan Untuk Menjalankan Dere klKran Angkat.

7. Kerekan MonoraiUKerekan Ber-rel Tunggal, memuat :

Persya ratan Umum.


Persyara tan Pengendalian Tenaga Gerak.
persyaratan Ruang Kemudi.

8. D e r e k, memuat :
p ersyaratan Derek Berkaki Kuat.

23/42
@ LEMBAGA PENDIDIKAN & PEIATIHAN
" @ . KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Persyaratan Derek Yang Memakai Jepit Penguat.


Persyaratan Menjalankan Derek.

i. Persyaratan Ranka Segi Tiga (A-frame) dan Kaki Penahan (Sheer-legs).


9. Persyaratan Tiang Derek dan Roda Derek.
10. Persyaratan Kerekan (Winches), memuat :

Persyaratan Umum.
Teromol Kerekan.
Kerekan Yang Digerakkan Oleh Tangan.
11. Don g k r a k.

j. Tali, Rantai Dan Perlengkapan Lainnya.


1. Persyaratan Umum.
2 . Kabel-kabel Kawat Baj a.
3. Tali-tali Yang Terbuat Dan Serat (Fibre Rops).
4. Rantai-rantai.
5. Alat Penggantung.
6. Roda Kerekan.
7. P e n 9 a i t.
8. Belenggu Pengikat.

k. Pennesinan, ketentuan umum :


a. Instasi Dan Pemasangan .
b. Pengawasan Dan Pemeliharaan Mesi.
c. Penggunaan Mesin.

I. P er a I a tan, terd iri atas :


a. Peralatan Pe mindahan Tanah, ketentuan umum :
Persyaratan Konstruksi.
Persyarat an Cara Pen ggunaan Pera latan.
b. Power Shovels Dan Excavato r, memuat :
Persyaratan Umum.
Persyaratan Cara Pe nggunaan Shovels .
c. B u I d 0 Z e r s.
d. S era per s.
24 /41.
@
,0
LEMBAGA "NDIDI"" & PELAnHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
lP2K3l A2K4 INDONESIA

e. Peraratan Aspal, memuat :

Persyaratan Umum.
Persyaratan Gara Penggunaan.
f. Mesin Penggilas Jalan.
g . Pen gaduk Seton, memuat :

Persyaratan Umum.
Persyaratan Cara Penggunaa.
h. Alat-arat Pemuat (Ban Serjalan at au Wheel Loaders).
i. Mesin Untuk Pekerjaan Kayu, memuat :

Persyaratan Umum.
j . Gergaji Sundar, memuat :
Persyaratan Pemeriksaan Dan Pemeliharaan.
Persyaratan Cara Pengg unaan.
k. Gergaji Pita , mermat :
Persyaratan Konstruksi.
Persyaratan Pemeriksaan dan Pemeliharaan.
I. Me sin Penyerut, rnemuat :
Persya ratan Konstruksi.
Persyaratan Cara Penggunaan.
m. Al at Kerja Tangan (Hand Tools), memuat :
Persyaratan Bahan Dan Konstruksinya.
Persyarata n Pemeliharaan .
Persyaratan Pangangkutan.
Persyaratan Tempat Penyim panan.
Persyaratan Cam Memegang Dan Menggunakannya .
n. Peralatan Yang Menggunakan Tekan an Udara, memuat :
Persyaratan Konstruksi.
o . A lat Yang Menggunakan Bubuk Peledak Seb agai Tena ga (Powder
A ctuated Tools), merruat :

Definisi.
Ketentuan Umum.

.. Persyaratan Konstruksi Alat.

Persyaratan Peluru Dan Amunisi.


Persyartatan Proyektil.

25/42
@
"' @
"MBAGA"NOIDlKAN & " lATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

PersyaratanPemeriksaan Dan Pemeliharaan.


Persyaratan Penyimpanan Alat, Peluru Dan Proyektil.
Persyaratan Penggunaan.
p. Traktor Dan Truk, memuat :

Persyaratan Umum.
Persyaratan Kabin.
Persyaratan Pipa Knalpot.
Persyaratan Alat Penyambung/Penggandeng.
Persyaratan Tltik Penggandeng.
Persyaratan Lam pu Sorot.
Persyaratan Alat Penghidup Mesin (alat starter).
Persyaratan Peralatan Lainnya.
q. Truk Pengangkut Dan Truk Kepe r1 uan Industri Lainnya , memuat :
Persyaratan Konstruksi.
Persyaratan eara Penggunaan .
m. Pekeljaan Bawah Tanah, memuat :
Persyaratan Umum.
Persyara tan membuat atau menggali sumur.
Perysratan Penyangga.
Persyaratan Ve ntilasi Udara.
Persyaratan Pe r1indungan Terhadap Bahaya Ke bakaran.
Persyaratan penerangan Bawah Tanah.

Persyaratan Pen geboran.
Persyaratan Pengaturan Debu.
n. Pekerjaan Penggalian, memuat :
Persyaratan Umum .
Persyaratan Penyangga Pekerjaan Galian.
Persyaratan Pekerjaan Galian Parit.
Persyaratan Pekerjaan Galian Sumu r.
o. Pemancangan liang Pancang, memuat :

Persyaratan Um um.
Persyaratan Pemeriksaan dan Pemeliharaan Mesin Pancanq .
Persyaratan Peng gunaan Mesin Pantang.
Persyaratan Mesin Pancang Terapung:
;l6/42
@
z (I ..
"MBAGA PENOIOIKAN & PELATINAN
KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Pers yaratan Pemancanngan Turap Baja Besi.

p. Pekerjaan Beton, memuat :


Persyaratan Umum.
Persyaratan Pengecoran dan Pemancangan Beton.
Pers yaratan Besi Tulanga n.
Persyaratan Menara Bak Muatan Beton.
Pers yaratan Pe kerjaan Stru ktur/Kerangka.

q. Operasi Lainnya Dalam Pembangunan Gedung, terdiri atas :


Persyaratan Pendirian Bangunan Dengan Menggunaka n Prefab
yang mudah Dibongkar-pasang.
Persyaratan Transportasi.
Persyaratan Penempatan Komponen Prefab.
Pemasangan Konstruksi Baja. memuat :
Pe rsyaratan Umum
Persyaratan Lantai Floorinhg.
Pe rsyaratan Pengerekan .
Pe rsyaratan Pengelingan.
a. Persyaratan Pekerjaan Dalam Lift Koker dan Lubang
Tangga.
b. Persyatatan Pemasangan Kerang ka Atap.
c. Persyaratan Mengenai Lantai Sementara.
d. Pekerjaan Dengan Aspal Panas, Ter dU., memuat :
Pe rsyaratan Peralatan dan Perfengkapan.
Pe rsyaratan Pengoperasian.
e . Persyaratan Pekerjaan Dengan Pengawet Kayu.
f. Persyaratan Lantai, Dinding Dan Bahan Yang Mudah
Terbakar.
g. Pekeqaan Insulasi, menlkuat :

Persyaratan Pekerjaan Dengan Asbes.

Persyaratan Pe ke~aa n Yang Menggunakan Glass.Wool Dan

Bahan Sejenisnya.

h. Pekeqaan Yahg Bemubungan Dengan Atap, memuat :

Pe rsyaratan Umum.

Persyaratan Atap Bangunan Yang Curam.

27/42
@
. () .
lEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATA NKERJA & lINGK UNGAN
lP2K3l A2K4 - INDONESIA

Persyaratan Atap Bangunan Yang Terbuat Dari Bah an Yang


Mud ah Pecah (Rapuh).
i. Pe kerjaan Pengecetan, memuat :
Persyaratan Umu m.
Persyaratan cat Yang Mengandung T imah .
Pers yaratan cat Semprot.
Persyaratan Penyemprotan Cat Tanpa Uda ra.
j. Pengelasan Da n Pemotohngan Dengan Nyala Api,
memuat :
Persyaratan Umu m.
Persyaratan Las Listrik.
k. Pekerjaan Peled akan, memuat :
Persyaratan Umum
Persyaratan Pengeboran Dan Pengisian Bahan Pe ledak Pada
Lubang Bar.

Persyaratan Penembakan dan Peledakan, memuat :
Persyaratan Umum.
Persyaratan Peledekan Dengan Sum bu Peledak .
Persyarat an Peledakan Dengan Listrik.
Persyaratan Setelah Penembakan dan Peled aka n.
I. Pe keqaan Penca mpuran Batu an.

r. Pembongka ran (demolition), memuat :


Persyaratan Persiapan Kerja.
Persyaratan Umum Pekeijaan Pembangkaran .
Persyaratan Daerah Jalan Keluar-masuk.
Persyaratan Alat Pelindung Dirt
Persyarat an Peralatan Untuk Pembongkaran .
Persya ratan Lantai Pengaman Untuk Pekeqaan Pembingkaran .
Persya ratan Pembongkaran Dinding.
Persayaratan Pembongkaran Lant ai.
Persyaratan Pembomngkaran Bangunan Baj a.
Persyaratan Pembongkaran Cerobong Tingi Dan Sejenisnya.-

s. Penanggulangan Kecelakaan.

28/42
@
~@
LEMBAGA PENDIDIKAN PELAnHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, proses yang harus ditempuh


adalah sebagai berikut :
a. Kontraktor wajib melaporkan setiap terjadi kecelakaan. kerja
kepada Kantor Departemen/Dinas Tenaga Kerja dan PT
Jamsostek setempat.
b. Tenaga kerja yang menga/ami kecelakaan kerja, keluarganya
atau teman sekerjanya berhak melaporkan terjadinya kecelakaan,
tan pa menghilangkan kewajiban Kontraktor menyampaikan
laporan sebagaimana dimaksud diatas.
c. Dalam hal teqadi kecelakaan kerja, Kontraktor wajib :
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Membayar terlebih dahulu ongkos penbgangkutan dan tempat
terjadinya kecelakaan ke Rumah Sakit atau kerumahnya.
Membayar terlebih dahulu biaya pengobatan dan perawatan.
Membayar terlebih dahulu santunan sementara tidak mampu
bekerja.
d. PT Jamsostek selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak
syarat-syarat teknis dan administrative dipenuhi harus membayar
hak tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

29/4 2

@
.0
LEMBAOA PENOIOIKAN PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 - INDONESIA

BAS. IV.
PROS EDUR DAN PETUNJUK KERJA K3

Dalm penggunaan A PD maupun pemilihan APD agar dibuatkan


acuannya sebagai suatu standar yang harus dipenuhi dan dipatuhi oleh setiap
tenaga kerja J pekerja atau siapa saja yang tertibat dalam pekerjaan konstruksi
temasuk pengunjung , sub kontraktor, mandor, vendor dan lain - Iainnya.
Prosedur dan petunjuk kerja tersebut dibuat dengan mengacu pada
standar yang akan diberlakukan di pekerjaan konstruksi atau di tempat kegiatan
kerja konstruksi I proyek - proyek konstruksi
Pembuatan prosedur dan potunj iuk ke ~ a tentunya mengikuti standar
pembuatan dokurnen yang telah ditetapkan oleh masing - masing periusahaan
jasa konstruksi, sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Sebagai contoh prosedur dan petunjuk kerja di berikan sebagl berikut ini

30/42
@ r.@
LEM'AGA PENolol. .N & PELAliHAN
KESEIAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

32/42
Page:
Pros edu r
Halaman:
Pedoman Penggunaan
A lat Pelindung Diri Document No. : Doc 007
No. Dokumen :
(APD)

Dl skrfpsl

1. Pendahuluan
2. cakuoan d n TuJuan
3. Tangg ung Jawa b
4. Evaluasi Bahaya
5. 5eleksi
6. Ketentuan Mengenal AJat Pelindung Clii
7. Inspeksi dan Pemeliharaan
8. Pelatihan
9. Mitra Bisnls
10. Tamu

1.0. PENDAHULUAN

1.1. Te rsedia nva Alat Pelindung Din (APO) di temoat \ceria harus diper-timbangkan sebagai
metode pengendalian untuk meocegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1. 2. Dalarn menggunakan pedoman ini, penu selalu diingat bahwa penggu~ aiat
pefindung diri yang teoat saat bekerja merupakan usaha terakhir untuk mengurangi
atau menghilangkan resikD di tempat kerja.

1.3. AJat pe/indung din hanya diperg u-na kan jika pengendalian teknis yan g dapat
mengurangi bahaya (seperti isolasi, ventilasi, penggan -tian atau perubahan Proses) dan
kontrol administratif (seperti pro-sedur kerja) tidak dapat diterapkan.
@ .
,f;ts
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATlHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA
. LP2K3L A2K4 - INDONESI~
. :-. ~'-~

Prosedur
Page : 33/42
Halaman:
Pedoman Penggunaan

Alat Pelindung Diri


Document No. :
(A PD)
No. Dokumen : Doc 007

2 .0 . CAKUPAN DAN TUJU N


2. 1. Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat
pelindung din dan pemUihannya, kualifikasi fisik, pengujian kesesuaian, peJatihan dan
pemeliharaan alat peUndung din yang diper1ukan untuk mencegah dan mengendalikan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2.2. Pedoman ini memben1cah arahan Iangkah-tangkah yang harus diterapkan di IIngkungan
kerja 8lipse Energy Ltd.

3.0. TANGGUNG JAWAB


3.1. Grup HSE
3.1.1. Mendapatkan dan menlnjau Inforinast AIat Pelindung Din (APO) dengan dIbantu
oIeh Tim Keseiamatan Kerja, menentukan alat pefindung dirt yang paling Jayak
dipergunakan dalam operasi.
3.1.2. Membantu Bagian Operasi mengadakan program ewfuasi bahaya dl masing
masing area sebelumdiadakan pemilihan APD.
3.1.3. Membantu pemakai APO dalam memilih APD yang tepat bagl operasinya.
3.1.4. Melaksanakan Progam Peia-tihan APO yang akan men-cakup pemilihan, pemakal
an, pemeriksaan, pember-sihan dan perawatan APe yang tepat,
3.1.5. Memberikan reIcomendasi pada seluruh pemakai tentang APe tertentu lain yang
tepat untuk pekerjaan yangmereka Iakukan.
3.1.6. Melakukan tes untuk meyaldnkan bahwa APD seSual bagf pemalcaJ;
3.1.7. Memperoleh dan menelaah infonnasi yang ada dan memutuskan apaka~
pengendalian teknis atau cara kerja aman dapat dilakukan serta dengan bIaya
yang efektif sebelum merekomendasikan APD.
3.1.8. Melakukan inspeksi berkala untuk memastikan bahwa pemakalan APD dllakukan
sebagaimana mestinya dengan mengamati apakah APD yang tepa! telah dlgu
nakan, dipeJihara dengan bai k dan secara admini-stratif didokumentasikan.
3.2. Fungst 0perasI
3.2.1. Mengadatan program evafuasi bahaya sec:ara Internal u bersama Grup HSE
sebelum metakukan pemilihan APO.
3.2.2. Menyediakan APD yang tepat: untuk pekerjanya, sementara jenls atau'model APO
yang dibutuhkan harus didasarkan pada analisa bahaya tempat kerja masing
masing.
3.2.3. Mefatih penggmaan APe yang tepa yang akan dila-kukan bersama Grup E
sesuai kebutuhan .
3.2.4. Menyimpan APe (set6ah dlberslti:<dfl) dllokirsl yClng 5eSUai, bersih dal sehat
(misalnyadi dalam kantong plastik, di dalam Iemari/lockeryang aman).
3.2.5. Memelihara catatan pena-lc'al APD vang mel iputi nama karyawan, nomor
identitas, bagian, jenis APO, tanggal, dU.

I Dale
Rev ision 01

Aug. 1, 03

@ "
,e ,
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATlHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

34/42
Page :
Prosedur
Halaman:
Pedoman Penggunaan
A lat Pelindung Diri DocumentNo. :
(APO) No. Dokumen : Doc 007

3.2.6. Superintendent Operasl atau karyawan lain yang ditunjuk secara berlcala
memeriksa penggunaan APD untu k me-mastikan bahwa peralatan tersebut
dipergunakan sebagaimana mestinya.

4 .0 . EVALUASI A YA
4. 1. Sebelum dilaksanakannya Program AJat Pelindung Din (APO), simt dasar d ari bahaya
dan hubungan-nya dengan keseluruhan Iingkung-an kesja harus dipahami sepeooh-nya.
4.2. Pemahaman tersebut meliputi jenis, komposisi, besar dan kDnsentrasi bahaya; termasuk
bahaya fisik, biologis serta kimiawi di tempat kerja.
4.3. Proses evaluasi bahava sangat penting dan harus disefesaikan sebelum melangkah pada
pemilihan APD yang tepat.

4.4. Penilaian bahaya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara berikut :


Observasi, dan/ atau
Pengukuran kuantitatif.
4.5. Penilaian bahaya harus dicatat, contoh formulir untuk menc:atat penilaian bahaya dapat
dilihat pada Lampiran B.

5 .0. PEMILIHAN
5.1. Dengan tujuan untuk mengenda-flkan paparan bahaya teiladap pekerja secara efelctif,
tersedianya alat tersebut di tempat kerja harus diseleksi dengan cennat.
5.2. Langkah pertama dari aktifltas pemilihan alat ini adalah evaluasi bahaya di tempat kerja.
5.3. Hasil evaluasi harus ditinjau ulang untuk menentukanjenis bahaya dan tlng kat bahan
pencemar yang ada selama dilakukan pekerjaan rutin maupun pemeliharaan

.4. Kriteria lain yang hams dipertim-bangkan dalam pemIUhan alat pe!indung din adalah

kebutuhan pemakai dan derajat perfindungan yang diberikan aleh peralatan.

5.5. Selanjutn ya alat peUndung diri yang te lah dip/1m hams dirancang agar memenuhl
persvaratan standar atau peraturan dan : ANSI, OSHA, NFPA, UL, NIOSH, dan SNI bagi
sepatu pelindu ng dan sarung tangan kanvas.
5. 6. Penjelasan lebih Ianjut mengenai peralatan perfindungan din dapat diJihat pada
Lampiran A.

6.0. KETENTUAN MENGENAI AlAT PEUNDUNG DIRI


6.1. A1at pelindung din harus disediakan bagi peIcerja secara cuma-cuma dan harus
dikeriakan saat bekerja.
@
LEMBAGA PENDIOIKAN & PELATIHAN
,~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP 2K3L A2K4 INDONESIA
35/42
Page :
Prosedu r
Halaman:
Pedoman Penggunaan
Alat Pelindung Diri
Document No. : Doc 007
(APD) No. Dokumen :

6.2. Alat pelindung din harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan sehat seperti dalam
lemari loker khusus atau sejenisnva.
6.3. 5etiap pekerja yang diharuskan mengenakan alat pe/indung diri akan dlbenkan APD
dalam ukuran dan model yang sesuai sehingga dapat dikenakandengan baik.

7.0. INSPEKSI DAN PEMElDiARAAN


7.1. Mat pelindung din dapat menga-lami degradasi kemampuan secara bertahap yang
disebabkan oleh penggunaan sehari-hari maupun akibat kondisi yang ekstrim, maka
pemeliharaan harus dilaksanakan dengan seksama.
7.2. 5ebeIum dan setelah digunakan, seluruh alat pelindung dirt harus diperiksa apakah ada
kerusakan .
7.3. Bila terdetelcsi adanya kerusakan pada alat pelindung diri, alat terse-but harus ditarik
dan penggunaan sampai selesai dilakukan perbaikan atau diganti dengan aJat baru.

7.4. 5eteIah dipakai, baju pelindung kimia dan peralatan (hi la bukan peralatan yang sekali
pakai) harus dioenksa dan disuci hamakan seperlunya. Jika pemakaiannya hanya sekali
saja, baju pelindung kimia dan peralatan tersebut harus dibuang sesuai prosedur yang
benar.

8.0. PELATlHAN
8.1. Pekerja yang menggunakan alat pelindung diri harus memahami perlunya perlindungan
dan alasan penggunaan peralatan tersebut selain (atau sebagai tambahan dan")metode
Icontrol lain yang te-Iah dit:erapkan dan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan a
tersebut
8.2. Konsekuen$i apablta tidak memakai afat pelindung yang bersanglartan harus dengan
jeJas diterangkan, demikian jug a pemahaman bila peralatan tidak berfungsi dengan
baik.
8.3. PeJatihan penggunaan aIat pelin~ung din hams diben1can pada sefuruh peIcerja yang
karena tugas-nya diharuskan memilih dan/atau menggunakan afat tersebut.
8.4. Pelatihan penggunaan alat pelin-{!ung din antara lain hams menca-kup topik-tDpifc
sebagai benkut :
a. Tugas yang mengharuskan penggunaan alat pefindung dirt
b. Pemilihan afat pefindung diri.

c. Cara peny;mpanan, pemefiharaan dar'! pe!'a ~n yang ~


d. Pemeriksaan alat pelindung din.

e. Praktek latihan langsung menggunakan alat pelincfung dirt.

01
Aug. 1,03
@ o
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

36/42
Page :
Prosedur
Halaman:
Pedoma n Penggunaan
Alat Peli ndung Diri Document No. :
O. Dokumen : Doc 007
(APD)

8 .5. Pelati n laniutan diperl ubn bila aIat pelindun g diri barn dipc:rk~ di tcmpat kerja atau
bila pekerja tidak lagi menunjukkan kesiagan yang culrup dalam penggunaan dan pengetahuan
tentang penggunaan dan keterbatasan alat pelindung diri.
8.6. 5eluruh catatan pelati han harus didokumentasikan sesuai ketentuan.

9 .0. MITRA BIS


9.1. Mitra Bisnis harus menggunakan alat pe/ind ung diri untuk meflndungi diri dari bahaya
yang mereka hadapi.
9.2. Mitra Sisnis harus menyediakan sendiri pera fatan perfmdu ngan dirt sesuai dengan
perwarat,an atat peijnd'Jt\9 din ~iahaao.

10.0.TAMU
10.1. Tamu harus menggunakan ala t pefindung dirt yang tepat bi memasuld area yang
membutuh-kan peralatan tersebut.
10.2. Perusahaan akan menyediakan afat pel1ndung diri tersebut dengan c3ra memo ~kan.
lEMBAGA PENDIDlKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
~'-"-~ lP2K3l A2K4 INDONESIA

Petunjuk Kerj a Document No. : DocPK-008


Pemilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Diri Page :
Hafaman : 38 0f 42
(APO)

PEMIUHAN ALAT PRINDUNG DDtI

Sko pe :

Petunjuk kerja Inj meliputi pemilihan. seleksi dan penifaian bahaya dart setiap APD yang
hendak digunal<an. Khusus untuk seleksi dan pen Uaian bahaya di buat dalam table. guns
memudahkan penerapannya.

1.0 Petindung Mata dan Wajah

1.1 Pefindung ma ta dan wajah harus d ikenakan saat tiJgas pekerjaan mengindikasikan
pertunya pertindungan. PeJindung mala dan wajah harus dikenakan hila ada
kemungkinan lu ka karena:
a. Partikel yang bel:ertlangan
b. Logam yang me/eeh
c. Bahan kimia: padat, cair, gas, uap
d. Radjasi
1.2 Kacamata pel indung termasuk (a kan tetapi tidak terbatas pada):
a. f(.acamata pelindung dan perdkan bahan kimia
b . Kacamata las
c. Kacamata pelindung dari benturan
d. Respirator pen uh
e. Pelindung waj ah
1.3 Kacamata pe/indung da ri benturan haru s dikenakan saat memahat, menglkis, mengglling,
memalu atau semua aktifitas yang melibatkan beterbangannya atau jatuhnya benda atau
~m~. .
1.4 Kacamata pelindung dati dpratan bahan kimiawi harus dikenakan saat menangani cairan
kimia yang berbahaya atau saat operasi apapun dlmana mala dapat terekspos pada
bahan kimiawi yang berbahaya baik dalam bentuk cair atau padat.
1.5 Kacamata las d an plat mata untuk helm tuka ng las memiliki beberapc! nomor gradasi
wama lensa untuk Menyaring sinar ultravio/et. Nomor gradasi wama Iensa menan-dalal
tingkatan filter.
Berikut ini adalah nomor gradasi wama Iensa yang disarankan sebagai petindungan scm
mengelas:
Janis pengelasan omor aradasi warna fensa
Pengelasan karbon 12
yang memancarkan
bunga api
Pemotoogan . 4 sampai 6
sedang sam pai berat
Pengelasan logam 12

Revision
Dale ----[-------------
LEMBAGA PENDIOIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
=~':Ji LP2K3L A2K4 INDONESIA

Petunjuk Kerj a Document No.: Doc PK-008


Pemilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Diri Page:
Halaman: 39 of 42
(APD)

gas yang memancarkan

bunga api

Pengelasan logam 10 sam pai 14

terlindung yan g meman


carkan bunga api

Pengelasan dengan 5 4 sampal 8


1.6 Pelindung wajah dimalcsudkan untuk melindungi wajah dari puing, perci!<an ata u debu.
1.7 Bila terjadi cipratan bahan kimia, timbulnya gas yang berbahaya, uap atau kabut,
pelindung wajah harus dikenakan bersama jenis pelindung mata yang tepat untuk
menghadapi kemungkinan bahaya, seperti mengenakan kacamata pelindung dan
perdkan bahan kimia.

2.0 Pelindung Kepa la


21. Helm pengama n atau helm dapat mefindungi kepa la saat bekerja di area yang
rnemungkinkan terjadinya be ntu ran di kepala atau ter1ukanya kepala Icarena benda
jatuh atau beterbangan.
2.2. Sebagai tambahan, pelindung kepala yang diranc:ang untu k meng urangi bahaya kejutan
Iistrik harus dikenakan oIeh pekeqa saat ia berada dekat konduktDr lisbik yang dapat
mengenai kepala.
23. Area hard hat ( wajib menggunalcan hefm pengaman teteritu) termasuk. lapangan
eksplorasi dan produksi, ruang mesin, dermaga, dU.
2.4 . Permukaan 'uar dari helm pengaman tidak boJen dilem, dibor, dlpotoog, rusak. atau
dimodifikasi dengan cara apapun yang dapat mempengaruhi lcesatuan struktumya.
2.5. Sistem suspensi (plastik penyan gga yang berada di dalam helm pengaman) tida k boIeh
dilepas dari topi.
26. Bita rusak, helm pengaman da n/atau system suspensi harus digantf.
2.7. Hefm pelindung yang akan dipergunakan saat bekerja mengikuti 5tandar ANSI
Z89-11986.

3.0 Pellndung Kaki


3.1 . Pelindung kaki harus dikena kan oIeh pekerja saat bekerja di a rea dima na terdapat
bahaya cedera kaki yang di sebabkan karena benda jatuh atau menggelinding atau
benda yang menembus ~, serta area d imana kaki pekerja t:erpapar oIeh potensi
bahayalisbik.
3.2. Saat bereaksi pada tu mpaha ata u buangan zat-zat ya ng berbahaya, sepatu yang tahan
pada bahan Idmia harus dikenakan.
3.3. SepattJ kese!a.'1".atan hams te....sedla da lam je nls "fCiiiy sangat be:tagam dengan berbagai
keistimewaan termasuk baja pelindung jari, sol tahan ali, pelindung kaki dan bahan
yang tidak menimbulkan perdkan api.

Revision 01
Date Aug . 1,03
@,~
LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Petunjuk Kerja Document No. : Doc PK-006


Pemilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Oiri Page:
Halaman: 40.of 42
(APO)

3.4 . Semua sepatu pelinclung kaki akan menglkutl ANSI Z41-199 1 atau Standar Nasional
Indonesia.

4.0 Pellndung a gan


4. 1. Pelindung tongan harus dikenakan saat tangan pekerja tepepar bah aya, seperti :
a. Kulit t:erlcena zat-zat seperti korosif (perusak), cairan peafUt, pestislda atau bahan
kimia'.
b . luka parah, luka goresan, luka Iecet, atau luka bJsuk.
c. Sengatan Iistrik

d. Luka ba kar dan ba han Idmla atau suhu panas.


e. Bahaya pengelasan (percikan api, ampas bijih Iogam).
f. Suhu yang ekstrim (panas atau dingin).
4.2. Tugas pekerjaan mungkin mengha-ruslcan penggunaan pelindung tangan yang tepat
seperti :
a. Sarung tang3n kurlt atau bertefapak lculit saat bekerja menanganl tall kawat.
b. Sarung tangan kanvas saat menanganl pipa.
c. Sa rung tangan butyl, nitrile atao karet neoprene saat menangani asam, soda api, abu
soda, calcium chloride, dll.
d. Sarung tangan karet yang teoat saat melakukan pekerjaan I strtk.
e. Sarung tangan tahan panas saat menangani. selang uap atau peralatan panas.
f . Sarung tangan tahan Hvdc:ocarbon, seperti sarung tangan nibile saat menggunakan
mlnyak tanah, mineral spirit, calran pelarut standar, atau alat pemberslh taln.

5.0 Peltndung Telln a


5.1. Pekerja yang terpapar oIeh kebisingan as dB(A) atau lebih harus mengenalcan
pelindung teinga.
5.2. Pekerja harus diberi lcesempatan untuk memlih pellndung pendengaran 'mereka dan
berbagai jenis pelindung pendengaranyang sesuaJ.
5.3. Perusahaan akan menyediakan pelatihan tentang penggooaan dan perawalan semua
pelindung pendengaran yang tersedia bagi peIleja.

6.0 Pakaian Pelindu ng


6.1. Paicaian peiindung terhadap bahan kimia harus digunakan unbJk memberikan
perlindungan dan paparan bahan-bahan berbahaya atau beracun.
6.2. Agar efektif dalam melindungi din dati bahaya bahan Idmla, pakalan pelindung terhadap
bahan kimia ham s dikenakan sebagai bagian dan Icesatuan per1engkapan yang juga

I Revision
Date
01
Aug . 1, 03
@ ,0
LEMBAGA PENDlDIKAN' PElAliHAN
KESE LAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Petunjuk Kerja Document No. : Doc PK-008


Pemilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Diri Page :
Halaman: 41 of 42
(AP D)

mefiputi pellndung ta ngan yang tepat, sepatu dan peralatan lain yang dlbuat sesual
dengan karakteristik bahan kimia dan situasi setempat
6.3. Pakaian pelindung terhadap bahan kimia harus dipilih berdasarbn pertfmbangan dari
faktor- faktor berikut Ini :
a. Potensl bahaya yang terkalt dengan bahan k1mia yang mungkln akan dltemui
(contoh : korosif, racun atau reaksi a1ergl).

b. lama dan karakteristik kontak yang mungldn terjadl (oontoh : berapa lama kontak
terjadi dan bagaimana terjadinya).

c. Bagian tubu h yang mungkin terkena (tanqan, kakf, lengan, dada, wajah, dll)
d. Karalderistik daya tembus, degradasi dan penetrasi dan leain.
e. Sifat fisik dari leain pelindung (kelenturan, kelahanan ternada p bJsukan dan
goresan, berat, perlindungan, suhu, dll).
f .Dapat di buang (sekali pakal) atau tidak dapat dIbuang ( pemakalan beruIang-UJang).

7.0 Alat Pemapasan


7. 1. Respirator dengan penya ring udara.
Respirator dengan penyaring udara rnengalirkan udara sekitar ke eIemen pemberslhan
udara yang rnenghilangkan bahan pencemar. (Keterangan lebih lanjut tentang Alat
Pemapasan dapat dibaca en Pedoman Perlindungan Pemapasan PR-H-xxx).
Alat bantu pemapasan dengan penyaring udara terdiri dan dua jenls.
a. Alat bantu pemapasan untuk menyaring beberapa partikel (debu, uap, asap).
b. Respirator dengan Kabicl Klmla
7.2. Respirator dengan Udara Paso!<
Respirator dengan Udara Pasok membeJikan udara untu k. bemapas pada pengg nya
dari luar atau dan sumber yang disimpan sendlri :
a. AIat Bemapas dengan Udara Pasok
b. A1at Bemapas dengan Udara Gendong

8.0 Alat Peflndung Jatuh


8.1. Peralatan pelindung saat jatuh termasuk, tapi tldak teroatas pada, pengaman, tali
penoIong, tali penyandang atau alat lain Yang serupa.
8.2 . Spesifikasi tali pengaman, tall peno- Iong dan tali pen'r-andang adalCil'1 sebagaI berlkut: .
a. Tali penolong harus berukuran mi nimum 2 an tali manila atau setara dengan itu,
dengan mi nimum kekuatan menahan beban 2 250 kg.

I Revis ion
Date
01
Aug. 1, 03
@./ @ .
LEMBAGA PENDIDIKAN PEtAliHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & lINGKUNGAN
l P2K3l A2K4 -INDONESIA

Petunj uk Kerja Document No.: Doc PK-D08


Pemilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Diri Page:
Halaman: 42.of 42
(APD)

b . Tali pengaman dan ta li penyandang harus beru ku ran minimum 1 an niloo atau yang
saara denga n itu denga n maksimum panjang tidak lebih dari 1.8 meter ketika jatuh.
Tali harus memiliki kekuatan minimum menahan beban 2250 kg

9.0 Jaring Pengaman


9.1. Jaring pengaman harus disediakan hil a temoat bekerja berada di lcetinggian 7.5 meter
(atau Iebih) dan atas tanah, air atau permukaan lain dimana penggunaan anjungan
kerja dengan pagar pengaman atau tangga, perancah, lantai sementara, tali pengaman
atau tali penolong tidak mungkin digunakan.
9.2. Jaring pengama n harus di bentangkan 2.4 meter Iebih dan IEpi permukaan I<erja dimana
pek:erja berada dan harus dipasang sedekat rnunqkin dibawah pennukaan tempat
bekerja dengan praktis. Tapi tidak lebih dari 7.5 meter dibawah tempat k.erja.
9.3. Spesifikasi dari jaring pengaman termasuk hal-hal berikut ini :
a. Ukuran lubang tidak leb ih dari 15 em kali 15 em.
b. Jaring pengaman arus memenuhi standar kinerja yang telah disetuj ui, yaitu
ketahanan benturan minimum 17.500 foot pound~ sesuai ketentuan yang dinyatakan
oIeh pabrik dan harus memiliki label bu kti pengujian.
e. Tepi tali-tali hams memiliki kekuata n minimum dapat menahan beban sebesar 2.270
kg,

10.0 Pakaian Ta han Api


10.1. Pakaian taha n api haru s dikenakan di tempat kerja dimana tefdapat bahaya udara
yang bisa terbakar dan/atau secara mendadak, atau terjadi nyala api.
10.2. Pakaian tahan api dibuat dari bahan yang sudah diolah Iagi sehlngga tidak mendulcung
nyala api dan tidak terbakar bila terkena api.

Revision
Date
lMBAGAPENDIDIKAN & PELATIHAN
2~~ KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & UNGKUNGAN
lP2K3l A2K4 -INDONESIA

Petunjuk Kerj a Document No. : Doc P K~08


Pemilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Diri Page :
Halaman: 43 Qf42
(APD)

T BELSELEKSI DA PENG GUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

11 ~ s! !
II~ ~ ~ !
I.
. i
II II _
Equip tType
... j ~~
;:
9
Cl ..

I I J 1j i ~ I d! I l

I ii ~. I II ~
t 0.1 ~ .9.
0
s: .5 E I illl ~
i
Cl

E i j'
v ~ j. :II. ~ .1 ~I i
Col
I .Job G~ I Title
~l ~
70 f 'Ii
70... 1 '"
1! I t
.a
.D
.. go
~ III 70 I
I '"
VI ~
g
:I: '"
"" ""'" ~ ~ ~ u
'"
'Ii
VI &L 4ft JO
~ C

1
I 2
I 3

"5
6
7
8
I 9
10
11
12
13'
14
I 15
16
17
18
19
20
21
22
23
24\
25
26
27
28
29
30
!ImJ: : E.KhJob Sk,. espuialy _ lUg de 01t Produc1lan fiIlirs sbollld be prowtied
. Intrinsblr SIt., ~ liglll. x .~
b. Fnl..id u o M~
c. Qs deIJodDr.. ~ . , (0 LEl., H,s. dC.) - Mo Merd
d. Spore at CIlftIlnOR PI'E ....... required cIurWI9 --.ncr.
e. Others.

Revision 01
Dale Aug 1, 03
@ ~
- LEMBAGA PENDIDIKAN & PELATIHAN
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA & L1NGKUNGAN
LP2K3L A2K4 INDONESIA

Petunjuk Kerj a Document No.: Doc PK-008


Pem ilihan, Seleksi dan No. Dokumen :
Penilaian Bahaya
Alat Pelindung Diri Page:
Hafama n: 44 of 42
(APD)

FQRMULIR PEND.AIAN SAHAYA


ALAT PellNDUNG DIRI

NAMA FASIUTAS: LO

JENIS BAHAYA YANG ! PBlnAlAJII BAHAYA L SUM8ER. NAT


NO. MEMBUTUHKAN I YANG ADA PB.INDUNG DIRI
BAHAYA
ALAT PELL~DUNG nuu RENOAH TIMGGI YANG
DIBU11JHKAN
1
2 I
3
4
5
6

CATATAN: 1. KoIom JENIS BAHAYA YANG MEMBUTUHKAN AlAT PEt.INDUNGDW harap


d iisi sesuai dengan bahaya yang t.erdapat di t.empat Ieja seperti BAHAN KIMIA,
PANAS, DINGIN, ATMOSFIR BERBAHAYA, DEBU/PARTIKEl, LlSTRIK. BENDA
JATUH, BENDA TAJAM, BENDA BERAT BERGERAK, R,ADIASI SAAT MENGELAS,
BISING, DLL
2. Penilaian harus dii nd ikasikan dengan RENDAH (Di bawah N A B) dan TINGGI (Di
atas NA B) -

Nama: # ; .. . . . . Tanda Tangan: . .

Dfsetujuloleh

HSE~: Signatlft: .

I Revision
Date
01
Aug _1, 03

Вам также может понравиться