Вы находитесь на странице: 1из 27

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Umur : 46 tahun (08 Januari 1971)

Agama : Islam

Suku : Makassar

Status Pernikahan : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Buruh Binaan

Alamat : Jl. Nipa-Nipa II No 12, Makassar

Datang Poli Jiwa RSKD Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 01 Agustus

2017, pukul 09.30 WITA, diantar oleh isteri pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh alloanamnesis dari:

Nama : Ny. H

Umur : 38 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Nipa-Nipa II No 12, Makassar

Hubungan dengan pasien : Isteri Pasien

1
A. Keluhan Utama

Sulit tidur

a. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke poli jiwa RSKD dengan keluhan utama tidak bisa tidur

kurang lebih 3 tahun lalu dan memberat 1 bulan terakhir sejak pasien di

diagnosis strok ringan oleh dokter. Pasien mulai merasa takut dan seperti

tidak semangat untuk bekerja, sering juga timbul rasa sedih dan rasa putus

asa karena timbul rasa takut bagaimana nantinya kalau pasien tiba-tiba

terkena serangan strok yang kedua. Pasien sering ditegur oleh rakan

sekerjanya karena sering ternenung dengan pandangan kosong sewaktu di

tempat kerja Pasien masih ke tempat kerja seperti biasa, tetapi kadang-

kadang hilang konsentrasi terhadap kerjanya jika pikiran tentang

penyakitnya datang. Keadaan-keadaan tersebut sedikit sebanyak

mengganggu aktivitas seharian pasien. Menurut isteri pasien, nafsu makan

juga menurun dan ada kalanya tidak mau makan karena khuwatir

makanan tersebut akan memperburuk penyakit stroknya sehingga berat

badan pasien menurun. Pasien juga merasa semakin sulit berkonsentrasi

terhadap sesuatu yang sedang dilakukan. Pasien sudah pernah berobat ke

praktek dokter kurang lebih 6 bulan yang lalu dan diberi Alprazolam.

Pasien sering merasa ngantuk, namun tidak bisa tidur dan sering terbagun

di tengah malam. Pada pagi hari, setalah bagun tidur, pasien tetap merasa

lesu dan tidak segar. Pasien juga risau masa depan istri dan anak-anaknya

yang masih bersekolah, karena hanya pasien yang bekerja menyara

keluarganya. Hal ini menambah kerisauan pasien.

2
b. Hendaya/disfungsi

Hendaya dalam bidang sosial (+) sering menyendiri dan kurang

bergaul sama teman-temannya.

Hendaya dalam bidang pekerjaan (+) tidak dapat konsentrasi dalam

pekerjaannya.

Hendaya dalam waktu senggang (+) pasien sering menyrndiri dan

termenung dengan pandangan kosong.

c. Faktor stressor psikososial

Hendaya pekarjaan dan aktivitas yang di hadapi akibat dari penyakit

strok yang dialami pada tahun 2014.

d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan

psikis sebelumnya:

Riwayat infeksi (-)

Riwayat trauma (-)

Riwayat kejang (-)

Riwayat merokok (-)

Riawayat alkohol (-)

Riwayat NAPZA (-)

B. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah di diagnosis dengan strok ringan oleh dokter pada tahun

2014.

Pasien mempunyai hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan

mendapat pengobatan teratur.

3
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

3. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit psikiatrik terdahulu.

C. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir dengan kondisi normal, cukup bulan dan proses

persalinan dibantu oleh dukun, pada tanggal 08 Januari 1971. Tidak

ditemukan cacat lahir ataupun kelainan bawaan, berat badan lahir

tidak diketahui. Sewaktu hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat, ibu

tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok. Pada saat bayi,

pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang serta minum

ASI sampai waktu yang tidak diketahui.Pertumbuhan dan

perkembangan baik.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Pasien dirawat oleh kedua orangtuanya. Pertumbuhan dan

perkembangan pasien pada masa kanak awal, seperti berjalan dan

berbicara sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada

masalah perilaku yang menonjol. Waktu kecil mampu bermain dengan

adik-adiknya dan teman sebayanya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-6 tahun)

4
Pasien tinggal bersama orangtua dan saudara-saudaranya. Pasien

cukup mendapatkan perhatian dan kasih sayang.Pertumbuhan dan

perkembangan baik seperti anak sebayanya

4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Usia 6-12 tahun)

Pasien masuk SD umur 6 tahun, prestasi di sekolah cukup baik. Pada

usia 12 tahun pasien tamat SD, pertumbuhan dan perkembangan baik

seperti anak sebayanya.

5. Riwayat Masa Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien melanjutkan sekolah sampai tamat SMA. Prestasi pasien baik.

Hubungan dengan teman sebaya baik memiliki banyak teman.

Pergaulannya dengan temannya baik.

6. Riwayat Masa Dewasa

A. Riwayat Pendidikan

Pasien bersekolah hingga tamat SMA.

B. Riwayat Pekerjaan

Pasien mulai bekerja pada tahun 1994 sebagai buruh binaan sejak

umur 23 tahun dan masih bekerja sampai sekarang.

C. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah dengan suaminya pada tahun 1995 pada usia

pasien 24 tahun. Bapanya sendiri yang memperkenalkan pasien

dengan isterinya yang lebih muda 4 tahun dari pasien. Pasien

menikah di masjid dekat rumah pasien. Dari pernikahan tersebut,

pasien memilki 3 orang anak (, , ) yang berusia 15 tahun, 10

tahun dan 7 tahun.

5
Selama berumah tangga dengan suaminya pasien sangat

menyayangi keluarganya dan merupakan seorang bapa yang

bertanggungjawab.

D. Riwayat Agama

Pasien dilahirkan dilingkungan keluarga yang memeluk agama

Islam. Keluarga pasien dan pasien menjalankan agamanya dengan

patuh.

E. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

F. Riwayat Psikoseksual

Pasien memasuki pubertas di usia 9 tahun. Pasien melakukan

hubungan seksual pertama kali dengan isterinya tahun 1995

setelah pasien menikah.

G. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak ada riwayat pelanggaran hukum.

H. Aktivitas Sosial

Pasien memiliki kepribadian ramah dan periang oleh karena itu

keluarga dan teman-teman pasien amat menyenangi pasien dan

memiliki banyak teman. Tetapi keperibadian pasien mulai

berubah menjadi pendiam dan sering menyendiri sejak di

diagnosis strok ringan oleh pasien, 3 tahun yang lalu.

7. Riwayat Keluarga

6
Pasien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara (,,,). Hubungan

dengan keluarga baik. Riwayat gangguan yang sama pada keluarga

tidak ada.

Genogram:

Pasien

Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Meninggal

8. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal di rumahnya bersama isteri dan anak-anaknya masih

bersekolah. Selama pasien tinggal serumah, pasien jarang berselisih

dengan isterinya, pasien sangat menyayangi isteri dan anaknya. Pasien

menghidap penyakit tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu.

9. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya

7
Secara umum, pasien menyadari bahwa apa yang dialaminya sudah

mengganggu aktivitas dan berharap keluhannya dapat teratasi.

III. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS

A. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, gizi cukup, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 96 kali/menit, frekuensi

pernafasan 24 kali/menit, suhu tubuh 36,9C, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterus. Jantung, paru-paru, dan abdomen kesan dalam batas

normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologis

Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), Kernigs sign (-)/(-), pupil

bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi

motorikan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak

ditemukan refleks patologis. Pernah di diaonosis strok ringan pada tahun

2014.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum (01/08/2017)

1. Penampilan

Seorang laki-laki, berumur 46 tahun datang ke poli RSKD, kulit

sawo matang, wajah tampak sesuai dengan umurnya, perawakan

tubuh sedang, memakai baju warna coklat gelap, celana panjang

8
warna hitam, perawatan diri kesan cukup. Wajah pasien tampak

murung.

2. Kesadaran

Baik

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Menurun

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan dengan baik. Bicara spontan dan baik,

intonasi biasa, kesan lambat.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Depresif

2. Afek : Afek sesuai, tampak depresi (tertekan)

3. Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan

Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat

pendidikannya yakni SMA.

2. Orientasi

a. Waktu : Baik

b. Tempat : Baik

9
c. Orang : Baik

3. Daya Ingat

a. Jangka Panjang : Baik

b. Jangka Sedang : Baik

c. Jangka Pendek : Baik

d. Jangka Segera : Baik, kadang-kadang terganggu.

4. Konsentrasi dan Perhatian

Sedikit menurun

5. Pikiran Abstrak

Baik

6. Bakat Kreatif

Tidak ada

7. Kemampuan Menolong diri sendiri

Baik

D. Gangguan Persepsi dan Pengalaman Diri

1. Halusinasi

Tidak ada

2. Ilusi

Tidak ada

3. Depersonalisasi

Tidak ada

4. Derealisasi

Tidak ada

10
E. Proses Berpikir

1. Arus Pikir :

a. Produktivitas : Cukup

b. Kontinuitas : Koheren, Relevan

c. Hendaya Berbahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa

2. Isi pikiran :

a. Preokupasi : sering memikirkan penyakit strok

yang pernah dialaminya.

b. Gangguan Pikiran : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Norma Sosial : Baik

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian Realitas : Baik

4. Tilikan : Pasien sadar dirinya sakit dan butuh

pengobatan (tilikan 6)

H. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercayai.

11
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang laki-laki, umur 46 tahun datang pertama kali ke Poli Jiwa RSKD

diantar oleh isterinya dengan keluhan utama susah tidur. Pasien sulit tidur

pada malam hari dan sering terban.;[k,g7b6ygun pada tengah malam. Hal ini

telah dialami sejak 3 tahun yang lalu, sejak di diagnosis oleh dokter dengan

strok ringan dan memberat 1 tahun terakhir. Pasien merasa takut, tidak

semangat untuk bekerja, sering berasa sedih dan rasa putus asa. Pasien masih

bekerja sebagai buruh binaan tetapi kadang sulit konsentrasi terhadap

pekerjaannya. Pasien juga mengeluh nafsu makan berkurang sehingga berat

badan pasien menurun.

Pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran baik, psikomotor

menurun. Bicara spontan dan baik, intonasi biasa, kesan lambat. Sikap

terhadap Mood depresif, afek sesuai, tampak deprsi. Konsentrasi dan

perhatian kadang terganggu. Isi piker ditemukan adanya preopukasi, pasien

selalu piker akan penyakit stroknya. Pasien sadar dirinya sakit dan butuh

pengobatan, dan secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa pasien berasa sering cemas,

timbul perasaan tidak enak, seperti tidak semangat, sering timbul rasa sedih,

rasa putus asa dan tidak bisa tidur kurang lebih 3 tahun yang lalu. Keadaan ini

menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan keluarga serta terdapat

12
hendaya (dissability) pada fungsi pekerjaan dan penggunaan waktu senggang

sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa.

Pada pasien tidak didapatkan hendaya berat dalam menilai realita, tidak

ada hendaya mental dan tidak ada hendaya sosilal. Sehingga pasien

digolongkan dengan Gangguan Jiwa Non Psikotik.

Berdasarkan hasil pemeriksaan status internus dan pemeriksaan neurologis

tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis

umum yang dapat menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik

dapat disingkirkan sehingga dapat dikategorikan Gangguan Jiwa Non

Psikotik Non Organik.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan status mental pasien, didapatkan

gejala-gejala yang mengarah pada depresi, yaitu gejala utama dan gejala

lainnya. Seperti afek depresif, kehilangan minat dan menurunnya aktivitas.

Selain itu terdapat gejala lain berupa hilang konsentrasi, rasa bersalah, tidur

terganggu, dan nafsu makan berkurang sehingga dapat dikategorikan sebagai

Episode Depresi (F32).

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, didapatkan afek

depresi, peneurunan aktivitas serta beberapa gejala lain nya seperti

konsentrasi pasien juga berkurang, nafsu makan berkurang, ada gangguan

tidur dan kepercayaan diri berkurang sehingga memenuhi kriteria 2 dari 3

gejala utama dan 4 dari 7 gejala lainnya. Hal ini dapat didiagnosis sebagai

Gangguan Depresif Sedang tanpa gejala somatik (F32.10) didiagnosis

berdasarkan PPDGJ-III dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental

13
Disorders Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada Major Depressive

Disorder, Single Episode, Moderate (296.22).

Aksis II

Tidak ada kepribadian khas

Aksis III

Riwayat strok ringan non hemoragik pada tahun 2014.

Riwayat hipertensi derajat II sejak 10 tahun yang lalu, pengobatan teratur.

Aksis IV

Stressor berupa hendaya beraktivitas dan pekerjaan akibat penyakit strok

yang dihadapinya pada tahun 2014.

Aksis V

GAF Scale saat ini : 70-61 (gejala berat, disabilitas sedang).

VII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan

psikofarmakoterapi.

2. Psikologik

Ditemukan adanya gejala depresi sehingga pasien memerlukan

psikoterapi.

3. Sosiologik

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan

penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

14
VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : bonam

Faktor pendukung :

- Pasien mau datang untuk berobat dan ingin disembuhkan

- Dukungan dari keluarga baik untuk kesembuhan pasien

- Hubungan dengan anggota keluarga baik

- Stressor jelas

Faktor penghambat :

- Ada faktor resiko penyakit organik

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmakoterapi

- Fluoxetin 20 mg / 24 jam / oral (pagi)

- Alprazolam 0.5 mg / 24 jam / oral (malam)

B. Psikoterapi

- Suportif

Memberi penjelasan dan pengertian pada pasien mengenai penyakitnya,

dan pasien memahami kondisi dirinya sendiri lebih baik dan

menganjurkan untuk berobat teratur serta memberikan kesempatan

kepada pasien untuk menceritakan keluhan isi hatinya sehingga perasaan

pasien menjadi lega dan memberikan dukungan kepada pasien.

15
Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa

lega.

Konseling :Memberikan penjelasan dan pengertian kepada

pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi

dirinya, dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi

pasien agar tetap minum obat secara teratur.

- Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien tentang

penyakitnya sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang

kondusif sehingga membantu proses penyembuhan.

X. FOLLOW UP

Pasien diminta untuk rutin datang kontrol dan pastikan pasien meminum

obatnya. Selain itu, memantau keadaan umum pasien dan perkembangan

penyakit serta efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.

Follow up, tanggal 01/08/2017

S : Pasien kelihatan murung dan sering termenung kosong. Kadang-kadang

merasa tidak ada semangat untuk melakukan aktivitas hariannya. Sering

juga timbul rasa sedih dan rasa putus asa karena timbul rasa takut

bagaimana nantinya kalau pasien tiba-tiba terkena serangan strok yang

kedua. Nafsu makan pasien menurun dan pasien juga mengelih sulit

16
untuk tidur. Pasien masih bekerja sebagai buruh binaan namun

konsentrasi kerjanya mulai terganggu dan menurun.

O : Tanda vital

- Tekanan darah : 150/100 mmHg


- Nadi : 96 x/menit
- Suhu : 36.9 C
- Pernapasan : 24 x/menit
Kontak mata ada, Verbal ada

Psikomotor : Menurun

Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi biasa, kesan lambat.

Afek : Sesuai, tampak depresi

Mood : Sedih

Gangguan persepsi : Halusinasi (-)

Arus pikir : Relevan dan koheren

Isi pikir : Preokupasi (Pasien selalu merasa sedih atas apa

yang terjadi di hidupnya dan jika saitnya kambuh kembali)

A: Episode Depresif Sedang tanpa Gejala Somatik

P:

Psikofarmakoterapi :

- R/ Fluoxetine 20 mg/24 jam/oral

- R/Alprazolam 0,5 mg /24 jam/oral

Psikoterapi supportif :

- Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa

lega.

17
- Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada

pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi

dirinya, dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi

pasien agar tetap minum obat secara teratur.

18
XI. DISKUSI

Penegakan diagnosa depresi didasarkan pada pedoman penggolongan

diagnosa gangguan jiwa (PPDGJ III) yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat):

- Afek depresif

- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan

menurunnya aktivitas

Gejala lainnya:

- Konsentrasi dan perhatian berkurang

- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

- Pandangan masa depan yang suram dan pesimitis

- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

- Tidur terganggu

- Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan

masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi

periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan

berlangsung cepat.

19
Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat

(F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama).

Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikasi bawah salah satu

diagnosis gangguan depresif berulang (F33.-)

Pasien ini didiagnosis sebagai Episode Depresi Sedang (F32.1) berdasarkan

kriteria seperti dibawah:

Pedoman Diagnostik

- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti

pada episode depresi ringan (F30.0);

- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala

lainnya;

- Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.

- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social,

pekerjaan dan urusan rumah tangga.

Karakter kelima: F32.00 = Tanpa gejala somatik

F32.01 = Dengan gejala somatik

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa pasien berasa sering lemas, cemas,

timbul perasaan tidak enak, seperti tidak semangat, sering timbul rasa sedih, rasa

putus asa dan tidak bisa tidur kurang lebih 3 tahun yang lalu, mempunyai afek

yang depresif, konsentrasi pasien juga berkurang dan pikirannya kosong. Pasien

20
juga hilang kepercayaan diri karena merasakan harus ada yang perhatikannya

sepanjang sakit. Nafsu makan pasien juga berkurang sehingga dapat disimpulkan

bahwa pasien menderita gangguan suasana perasaan. sehingga memenuhi 2 dari 3

gejala utama dan 4 dari 7 gejala lainnya. Selain itu, produktivitas pasien untuk

melakukan pekerjaan sebagai seorang guru juga sudah berkurang. Beberapa

kriteria ini dipenuhi sehingga dapat didiagnosis sebagai Episode Depresif Sedang

tanpa gejala somatik (F32.10) didiagnosis berdasarkan PPDGJ-III

Pada pasien ini diberikan pengobatan famakoterapi Fluoxetin. Fluoxetin adalah

obat dari golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI). Obat ini

diberikan kepada pasien karena kurang memberikan efek antikolinergik, hamper

tidak menimbulkan efek sedasi, otonomik serta hipotensi yang sangat minimal

dan memberikan efek samping yang minimal. Sesuai untuk pasien pada usia

dewasa dan usia lanjut, atau yang dengan gangguan jantung, berat badan lebih.

Selain itu, pasien diberikan Alprazolam yang merupakan golongan Benzodiazepin

sebagai antianxietas sesuai dengan keluhan pasien yang cemas dan susah untuk

tidur.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb, Synopsis of Psychiatry, 11th ed, Chapter 8:

Mood Disorders, Wolters Kluwer, Philadelphia, 2015.

2. Departemen Kesehatan RI, Gangguan Suasana Perasaan [Mood] (Gangguan

Afektif), Episode Depresif dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III/PPDGJ III. Jakarta, Departemen Kesehatan

RI, 1993.

3. Arozal W., Gan S. (2016), Farmakologi dan Terapi FKUI Edisi 6, Seksi III

Obat Susunan Saraf: Psikotropik, Departemen Farmakologi dan Terapeutik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta (hal.176-177)

4. Clark M.A. et al, (2012) Lippincotts Ilustrated Reviews: Pharmacology,

Chapter 12: Antidepressants, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

(page 151-154)

5. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, (2007), Pharmaceutical Care

untuk Penderita Gangguan Depresif, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

6. Jiwo T., Depresi: Panduan bagi pasien, keluarga dan teman dekat, Pusat

Pemulihan dan Pelatihan Penderita Gangguan Jiwa (2012)

22
LAMPIRAN

AUTOANAMNESA I (Tanggal 01 Agustus 2017)

Pukul : 09.30 WITA, Pasien berada di Poli Jiwa RSKD

Seorang laki-laki, berumur 46 tahun datang ke poli RSKD, kulit sawo matang,

wajah tampak sesuai dengan umurnya, perawakan tubuh sedang, memakai baju

warna coklat gelap, celana panjang warna hitam, perawatan diri kesan cukup.

Wajah pasien tampak murung.

D : Assalamualaikum selamat siang, bapak.

P : Iya Dok, Walaikumussalam

D : Perkenalkan saya dokter muda Nurul. Jadi sebentar saya akan bertanya-

tanya tentang keluhan ibu ya.

P : Iya Dok

D : Jadi, siapa namanya bapak?

P : Nama saya H.

D : Bapak tinggal dimana?

P : Di Nipa-nipa Dok

D : Apa pekerjaan Ibu?

P : Buruh binaan dok.

D : Baik. Jadi kenapa bapak datang ke sini, apa keluhannya bapak?

P : Err..tidak tau dok. Saya rasa sedih dan takut, tidak enak perasaanku

dok..tidak bisa tidurku juga dok.

D : Sejak kapan begini pak?

P : Sudah 3 tahun yang lalu kira-kiranya dok, sudah 1 minggu tidak lena tidur

ku ini dok.

23
D : Jadi sudah 3 tahun ibu seperti ini? Kira-kira menurut ibu kenapa jadi

begini? ada masalah yang dipikirkan?

P : Hrmm..3 tahun lalu tangan sama kaki kiri lemah-lemah dok..jadi saya ke

dokter saraf, katanya dokter saya menghidap strok ringan..takut saya dok,

bagaimanakah saya nanti, kalau datang lagi strok saya, makin memberat

bagaimana, tidak bisa bekerja saya nanti. Siapa mau kasih makan keluargaku dok,

anak-anak saya masih kecil dok.

D : Jadi ibu sering memikir-mikirkan tentang stroknya ibu sejak 3 tahun lalu?

P : Iya dok. Hilang semangatku dok. Ndk bisa juga saya berkonsentrasi akan

kerjaku dok.

D : Tadi ibu bilang ibu bekerja sebagai buruh binaan toh?

P : Iya dok..tapi ku rasa malas mau kerja. Lemas-lemas ku rasa dok. Seperti

tidak ada semangat seperti sebelum ini.

D : Bagaimana tidurnya ibu?

P : Susah tidur saya dok. Kalau sudah tidur, sering saya terbangun malam nya

dok.

D : Artinya tidak bisa mulai tidur atau ada mimpi-mimpi buruk yang

menyebabkan bapak terjaga dan tidak bisa tidur?

P : Tiba-tiba aja terjaga dari tidur ku dok.

D : Jadi bapak tidak pernah tidurkah?

P : Tidur dok tapi kalau saya minum obat Alprazolam warna pink 1 tablet atau

setengah tablet baru saya bisa tidur

D : Ibu pernah berobat sebelumnyakah bu?

P : Pernah dok..

24
D : Kapan? Dimana?

P : Di Pinrang dok..kira-kira 2 tahun yang lalu

D : Oh, bagaimana? Tidak ada pembaikan?

P : Ada pada awalnya. tapi kambuh lagi dok.

D : Kenapa bisa kambuh kembali pak.

P : Bulan lalu saya follow up di puskesmas dok, tinggi tensi ku. Takutku

datang kembali strok ku.

D : Baik. ibu ada merasakan cemas atau berdebar jantung pak?

P : Ada dok..tidak enak ku rasa dok..mau tidur tapi tidak bisa

D : Selama 3 tahun begitu terus menerus?

P : Tidak juga dok..setelah berobat 2 tahun lalu, mulanya membaik saya rasa,

namun kambuh lagi perasaan itu dok

D : Bagaimana permakanan pak? Bagus?

P : Tidak mau makan saya dok..hilang seleraku

D : Kenapa?

P : Takut naik tensiku lagi..nanti kambuh lagi strok ku dok. Ini sudah tinggi

tensiku dok.

D : Bapak pernah mendengar kayak bisikan-bisikan di telinga ibu?

P : Bisikan? Tidak pernah kayaknya dok.

D : Bisikan yang menyuruh ibu untuk membunuh dirikah begitu

P : Tidak ada dok

D : Atau ada dari keluarga ibu yang pernah mengatakan ibu bicara-bicara

sendiri?

P : Tidak ada dok

25
D : Bapak pernah merasakan perasaan-perasaan sedih, lemas kayak begini

sebelumnya? Sebelum di diagnosis strok pak?

P : Tidak pernah dok.

D : Kalau dari keluarga pak ada yang beginian juga?

P : Tidak pernah sepertinya dok .Cuma saya sendiri.

D : Bapaj ada riwayat penyakit sebelumnya seperti darah tinggi, sakit gula?

P : Ada dok. darah tinggi.

D : Bapak pernah kecelakaan sebelum ini?

P : Tidak pernah

D : Kejang-kejang?

P : Tidak pernah

D : Mohon maaf, bapak merokok atau minum-minum?

P : Pastinya tidak dok

D : Dulu, kalau waktu bapak dilahirkan, bagaimana? Normal atau cesar?

P : Normal dok

D : Dibantu sama siapa?

P : Sama dukun kayak nya dok/

D : Cukup bulan?

P : Cukup dok 9 bulan

D : Berat badan waktu dilahirkan bagaimana?

P : Tidak ku tau dok..tidak dikasi tau sama ibu ku

D : ASI cukup?

P : Sampai usia 2 tahun kira-kiranya dok

26
D : Dulu waktu kira-kira usia bapak 1 sampai 3 tahun, sampai masuk SD,

bagaimana pertumbuhannya?

P : Baik dok

D : Sekolah bapak dulu bagaimana? Sampai SMA? Prestasi belajar ibu,

pergaulan sama teman-teman dulu bagaimana?

P : Bagus dok sekolah ku..sampai SMA..bagus prestasi ku dulu dok..Kalau

pergaulan sama teman-teman, iya baik..iya banyak teman ku dok

D : Anak-anak ibu ada berapa?

P : 3 orang dok.

D : Yang pertama laki-laki?

P : Yang pertama laki-laki, perempuan, laki-laki

D : Hubungan bapak sama istri, anak-anak ibu bagus?

P : Bagus sekali dok. Saya sayang sama mereka

D : Bapak anak keberapa dari berapa saudara?

P : Saya anak ketiga dari 4 bersaudara dok

D : Yang pertama?

P : Saya sendiri laki-laki dok.

D : Kalau sekarang bapak tinggal sama siapa?

P : Sama isteri dan anak-anakku.

D : Baik, mungkin itu saja yang saya bisa tanyakan

P : Iya dok

D : Terima kasih pak kerana waktunya

27

Вам также может понравиться