Вы находитесь на странице: 1из 16

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada
saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan
tali pusat atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
(Prawirohardjo, 2005).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau
segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi
tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin
timbul (Depkes RI, 2005).
B. Etiologi
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah
uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam
rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi
baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
a. Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi
forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk
menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus
dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi.
Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak
dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan
resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.
C. Tanda dan Gejala
1. Pada Kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100 x/mnt, halus dan
ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
a. Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
b. Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia
c. Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat
2. Pada bayi setelah lahir
a. Bayi pucat dan kebiru-biruan
b. Usaha bernafas minimal atau tidak ada
c. Hipoksia
d. Asidosis metabolik atau respiratori
e. Perubahan fungsi jantung
f. Kegagalan sistem multiorgan
g. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan
menangis kurang baik/ tidak menangis.
h. Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit
sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan.
Appnoe primer : Pernafasan cepat, denyut nadi menurun dan tonus neuromuscular menurun
Appnoe sekunder : Apabila asfiksia berlanjut , bagi menunjukan pernafasan megapmegap yang
dalam, denyut jantung terus menerus, bayi terlihat lemah (pasif), pernafasan makin lama makin
lemah
TANDA-TANDA STADIUM I STADIUM II STADIUM III
Tingkat kesadaran Sangat waspada Lesu (letargia) Pinsan (stupor),
koma
Tonus otot Normal Hipotonik Flasid
Postur Normal Fleksi Disorientasi
Refleks tendo/klenus Hyperaktif Hyperaktif Tidak ada
Mioklonus Ada Ada Tidak ada
Refleks morrow Kuat Lemah Tidak ada
Pupil Midriasis Miosis Tidak sama,
refleks cahaya
jelek
Kejang-kejang Tidak ada Lazim Deserebrasi
EEG Normal aktifitasVoltase Supresi ledakan
rendah kejang- sampai isoelektrik
kejang
Lamanya 24 jam jika ada 24 jam sampai 14 Beberapa hari
kemajuan hari sampai beberapa
minggu
Hasil akhir Baik Bervariasi Kematian, defisit
berat

Penilaian menurut score APGAR merupakan tes sederhana untuk memutuskan apakah
seorang bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan. Tes ini dapat dilakukan dengan
mengamati bayi segera setelah lahir (dalam menit pertama), dan setelah 5 menit. Lakukan hal ini
dengan cepat, karena jika nilainya rendah, berarti tersebut membutuhkan tindakan.
Observasi dan periksa :
A = Appearance (penampakan) perhatikan warna tubuh bayi.
P = Pulse (denyut). Dengarkan denyut jantung bayi dengan stetoskop atau palpasi denyut
jantung dengan jari.
G = Grimace (seringai). Gosok berulang-ulang dasar tumit ke dua tumit kaki bayi dengan jari.
Perhaitkan reaksi pada mukanya. Atau perhatikan reaksinya ketika lender pada mukanya. Atau
perhatikan reaksinya ketika lender dari mulut dan tenggorokannya dihisap.
A = Activity. Perhatikan cara bayi yang baru lahir menggerakkan kaki dan tangannya atau tarik
salah satu tangan/kakinya. Perhatikan bagaimana kedua tangan dan kakinya bergerak sebagai
reaksi terhadap rangsangan tersebut.
R = Repiration (pernapasan). Perhatikan dada dan abdomen bayi. Perhatikan pernapasannya.
TANDA 0 1 2 JUMLAH
NILAI
Frekwensi jantung Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
x/menit x/menit
Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis kuat
teratur
Tonus otot Lumpuh / Ekstremitas Gerakan aktif
lemas fleksi sedikit
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
respon batuk
Warna Biru / pucat Tubuh: Tubuh dan
kemerahan, ekstremitas
ekstremitas: kemerahan
biru

Apgar Skor : 7-10; bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
Apgar Skor 4-6; (Asfiksia Neonatorum sedang); pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekwensi
jantung lebih dari 100 X / menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas
tidak ada
Apgar Skor 0-3 (Asfiksia Neonatorum berat); pada pemeriksaan fisik ditemukan frekwensi jantung
kurang dari 100 X / menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek
iritabilitas tidak ada.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan /
persalinan, akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak
teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan ini dapat reversible atau tidak
tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia. Asfiksia ringan yang terjadi dimulai dengan
suatu periode appnoe, disertai penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan menunjukan
usaha nafas, yang kemudian diikuti pernafasan teratur. Pada asfiksia sedang dan berat usaha
nafas tidak tampak sehingga bayi berada dalam periode appnoe yang kedua, dan ditemukan pula
bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan
metabolisme dan keseimbangan asam dan basa pada neonatus.
Pada tingkat awal menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut terjadi
metabolisme anaerob yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh pada hati
dan jantung berkurang. Hilangnya glikogen yang terjadi pada kardiovaskuler menyebabkan
gangguan fungsi jantung. Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak adekuat sehingga
menyebabkan resistensi pembuluh darah paru. Sedangkan di otak terjadi kerusakan sel otak yang
dapat menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.

D. Pathway
E. Komplikasi
1. Edema otak & Perdarahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi
renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan
menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat
menimbulkan perdarahan otak.
2. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini dikenal istilah
disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada
keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium dan ginjal.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan
ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit.
3. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2
sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat
menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
4. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena
beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos dada
2. USG kepala
3. Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit
4. PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat rendah
menunjukkan asfiksia bermakna.
5. Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%.
6. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada
membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Resusitasi
a. Tahapan resusitasi tidak melihat nilai apgar (lihat bagan)
b. Terapi medikamentosa :

2. Epinefrin
Indikasi :
a. Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan
pemijatan dada.
b. Asistolik.
Dosis :
a. 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000 (0,01 mg-0,03 mg/kg BB) Cara : i.v atau endotrakeal.
Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
3. Volume ekspander
Indikasi :
a. Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada
respon dengan resusitasi.
b. Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ditandai
adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah, dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang
adekuat.
Jenis cairan :
a. Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer Laktat)
b. Transfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah banyak.
Dosis :
a. Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukkan
respon klinis.
4. Bikarbonat
Indikasi :
a. Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi. Diberikan bila ventilasi
dan sirkulasi sudah baik.
b. Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai dengan
pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi.

Dosis : 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/Kg BB (4,2%) atau 1 ml/kg bb (8,4%)


Cara :
a. Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara intravena
dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping :
a. Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium
dan otak.
5. Nalokson
a. Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak menyebabkan depresi pernafasan.
Sebelum diberikan nalakson ventilasi harus adekuat dan stabil.
Indikasi :
b. Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan narkotik 4 jam sebelum
persalinan.
c. Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai sebagai pemakai obat
narkotika sebab akan menyebabkan tanda with drawltiba-tiba pada sebagian bayi.
Dosis : 0,1 mg/kg BB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml)
Cara : Intravena, endotrakeal atau bila perpusi baik diberikan i.m atau s.c
6. Suportif
a. Jaga kehangatan.
b. Jaga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka.
c. Koreksi gangguan metabolik (cairan, glukosa darah dan elektrolit)
H. Data Sistem Pengkajian
Data Umum
1. Biodata
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa, jumlah saudara dan
identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi karena berkaitan dengan diagnosa
Asfiksia Neonatorum.
2. Keluhan Utama
Pada klien dengan asfiksia yang sering tampak adalah sesak nafas.

3. Riwayat kehamilan dan persalinan


Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi belakang kaki atau
sungsang
4. Kebutuhan dasar
a. Pola Nutrisi
Pada neonatus dengan asfiksia membatasi intake oral, karena organ tubuh terutama lambung
belum sempurna, selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
b. Pola Eliminasi
Umumnya klien mengalami gangguan b.a.b karena organ tubuh terutama pencernaan belum
sempurna
c. Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat b.a.b dan b.a.k, saat
b.a.b dan b.a.k harus diganti popoknya
d. Pola tidur
Biasanya istirahat tidur kurang karena sesak nafas
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lemah, sesak nafas, pergerakan tremor,
reflek tendon hyperaktif dan ini terjadi pada stadium pertama.
b. Tanda-tanda Vital
Pada umunya terjadi peningkatan respirasi
c. Kulit
Pada kulit biasanya terdapat sianosis
d. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura belum menutup
dan kelihatan masih bergerak
e. Mata
Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya.

f. Hidung
Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya pernafasan cuping hidung.
g. Dada
Pada dada biasanya ditemukan pernafasan yang irregular dan frekwensi pernafasan yang cepat
h. Neurology / reflek
Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam)
6. Gejala dan tanda
a. Aktifitas; pergerakan hyperaktif
b. Pernafasan ; gejala sesak nafas Tanda : Sianosis
c. Tanda-tanda vital; Gejala hypertermi dan hipotermi Tanda : ketidakefektifan termoregulasi
Data Khusus
1. Sirkulasi
a. Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg
(sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
b. Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari
mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
c. Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
d. Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
2. Eliminasi
a. Dapat berkemih saat lahir.
3. Makanan/cairan
a. Berat badan : 2500-4000 gram
b. Panjang badan : 44-45 cm
c. Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
4. Neurosensori
a. Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
b. Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).
c. Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik,
hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
5. Pernafasan
a. Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7-10.
b. Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
c. Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak : kartilago
xifoid menonjol, umum terjadi.
6. Keamanan
a. Suhu rentang dari 36,5 C sampai 37,5 C. Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada
usia gestasi).
b. Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah muda atau
kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan
forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan
peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi
telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama
punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan
elektroda internal).
I. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mukus banyak.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi atau hiperventilasi
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
J. Rencana Tindakan Keperawatan
N NO
HARI/TGL TUJUAN INTERV
O DX
1. I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
A. Menejemen Jalan Napas
klien dapat mencapai bersihan jalan napas yang efektif,
1) Buka jalan napas
dengan kriteria hasil: 2) Posisikan untuk memaksimalkan
3) Identifikasi untuk perlunya p

Respiratory Status: Airway patency buatan

N Tujuan 4) Keluarkan secret dengan suction


Indikator Awal
o 1 2 3 4 5 5) Auskultasi suara napas, catat bil
6) Monitor rata-rata respirasi setia
1. Pengeluaran sputum 2
pada jalan napas dilakuakan tidakan suction
B. Suksion Jalan Napas
2. Irama napas sesuai 2
1) Auskultasi jalan napas sebelum
yang diharapkan
2) Informasikan keluarga tentang p
3. Frekuensi pernapasan 2
3) Berikan O2 dengan mengguna
sesuai yang
suksion nasotrakheal
diharapkan
4) Hentikan suksion dan berika
bradikardi peningkatan saturasi o
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

2. II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,A. Manajemen Jalan Napas
klien dapat mencapai napas efektif, dengan kriteria hasil: 1) Buka jalan napas
2) Posisikan untuk memaksimalkan

Respiratory Status: Ventilation 3) Identifikasi untuk perlunya p

N Tujuan buatan
Indikator Awal
o 1 2 3 4 5 4) Keluarkan secret dengan suction
5) Auskultasi suara napas, catat bil
1. Auskultasi suara napas 2
sesuai 6) Monitor penggunaan otot bantu
7) Monitor rata-rata respirasi setia
2. Bernapas mudah 2
dilakuakan tidakan suction
3. Tidak didapatkan 2
penggunaan otot
tambahan
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

3. III Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,


A. Manajemen asam-basa:
kerusakan pertukaran gas dapat diatasi, dengan kriteria hasil:1. Kaji bunyi paru, frekuensi nafas
produksi sputum.

Respiratory status: gas exchange 2. Pantau saturasi O2 dengan oksim

N Tujuan 3. Pantau hasil analisa gas darah


Indikator Awal
o 1 2 3 4 5 4. Observasi terhadap sianosis
1. Kemudahan dalam 3
bernafas
2. Dispnea saat istirahat 3
tidak ada
3. Dispnea saat aktivitas 3
tidak ada
4. Sianosis tidak ada 3
5. Somnolen tidak ada 3
Keterangan:
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2005. Pelatihan Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir untuk Bidan.
Jakarta.
IBI. 2006. 50 Tahun IBI Menyongsong Masa Depan. Jakarta: Pengurus IBI Pusat..
Johnson, M., Meriden M.,Sue M. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). St.
Louis Baltimore: Mosby.
Kartiningsih. 2009. Hubungan antara Faktor Ibu dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Solo: Stikes
Mc Closkey, JC., Gloria MB. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC). St.
Louis Baltimore: Mosby.

NANDA. 2011. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia:


NANDA International

Вам также может понравиться

  • Analisa Jurnal Kelompok 8
    Analisa Jurnal Kelompok 8
    Документ6 страниц
    Analisa Jurnal Kelompok 8
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Halaman 3
    Halaman 3
    Документ1 страница
    Halaman 3
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD)
    Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD)
    Документ28 страниц
    Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD)
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Ebp Hipertensi
    Ebp Hipertensi
    Документ10 страниц
    Ebp Hipertensi
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Jiwa
    Analisa Jurnal Jiwa
    Документ15 страниц
    Analisa Jurnal Jiwa
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Askep SGB
    Askep SGB
    Документ27 страниц
    Askep SGB
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Jiwa
    Analisa Jurnal Jiwa
    Документ15 страниц
    Analisa Jurnal Jiwa
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Askep Antenatal Pak Joko
    Askep Antenatal Pak Joko
    Документ15 страниц
    Askep Antenatal Pak Joko
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Kelompok 8
    Analisa Jurnal Kelompok 8
    Документ6 страниц
    Analisa Jurnal Kelompok 8
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • LP Antenatal
    LP Antenatal
    Документ33 страницы
    LP Antenatal
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Документ1 страница
    Daftar Pustak1
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Cover SGB
    Cover SGB
    Документ4 страницы
    Cover SGB
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Laporan Interpretasi Ekg Ny. T
    Laporan Interpretasi Ekg Ny. T
    Документ4 страницы
    Laporan Interpretasi Ekg Ny. T
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Документ12 страниц
    LP Hernia
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • EBP
    EBP
    Документ24 страницы
    EBP
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Bu Picu
    Analisa Jurnal Bu Picu
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal Bu Picu
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD)
    Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD)
    Документ28 страниц
    Gagal Ginjal Kronik/ Chronic Kidney Disease (CKD)
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • ASFIKSIA
    ASFIKSIA
    Документ13 страниц
    ASFIKSIA
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • ANSIN Relaksasi Nafas Dalam Bu Tri Arumi
    ANSIN Relaksasi Nafas Dalam Bu Tri Arumi
    Документ5 страниц
    ANSIN Relaksasi Nafas Dalam Bu Tri Arumi
    Satria Bima Putra
    100% (1)
  • Analisa Jurnal Bu Picu
    Analisa Jurnal Bu Picu
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal Bu Picu
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Maternitas'
    Analisa Jurnal Maternitas'
    Документ7 страниц
    Analisa Jurnal Maternitas'
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Analisa Sintesa Oksigenasi Bu Ida
    Analisa Sintesa Oksigenasi Bu Ida
    Документ3 страницы
    Analisa Sintesa Oksigenasi Bu Ida
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Flipchart Serviks
    Flipchart Serviks
    Документ8 страниц
    Flipchart Serviks
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • LP Nutrisi
    LP Nutrisi
    Документ11 страниц
    LP Nutrisi
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Askep Mas Nova
    Askep Mas Nova
    Документ16 страниц
    Askep Mas Nova
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • Cover Cholelitiasis
    Cover Cholelitiasis
    Документ1 страница
    Cover Cholelitiasis
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • CKD
    CKD
    Документ28 страниц
    CKD
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • LP Hernia
    LP Hernia
    Документ12 страниц
    LP Hernia
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет
  • POA
    POA
    Документ1 страница
    POA
    Satria Bima Putra
    Оценок пока нет