Вы находитесь на странице: 1из 8

Kombinasi Sitikolin dan Fisioterapi pada Anak-Anak dengan Cerebral palsy

Abstrak
Latar Belakang: hal yang paling sering menyebabkan kelainan fisik pada anak-
anak adalah cerebral palsy. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek
pemberian sitikolin yang dikombinasikan dengan fisioterapi dibandingkan dengan
fisioterapi saja, untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada anak-anak
dengan cerebral palsy.
Metode: uji klinis dilakukan pada 50 pasien pediatri yang berusia 18-75 bulan
dengan cerebral palsy spastik diplegia atau quadriplegia. Pasien-pasien tersebut
dibagi menjadi dua kelompok: kelompok kasus, dengan penanganan menggunakan
injeksi sitikolin (10mg/kg) setiap dua hari selama 3 bulan dan fisioterapi. Gross motor
function classification system (GMFCS) dinilai pada semua pasien sebelum dan setelah
terapi.
Hasil: rata-rata umur pasien adalah 38,7 17,2, dan 52% diantaranya adalah
perempuan. Perbedaan frekuensi tingkat GMFCS antar kelompok tidak bermakna
secara statistik, sebelum (P = 0,09) dan setelah terapi (P = 0,47). Pada kelompok
kasus, peningkatan tingkat GMFCS terjadi pada 9/11 dengan peningkatan dari
level 2 ke level 1, 3/5 dengan peningkatan dari level 3 ke level lainnya dan 3/7
dengan peningkatan dari level 4 ke level lainnya. Tingkat GMFCS pada 64%
kasus ditemukan meningkat, sedangkan pada kelompok kontrol, 32% kasus
meningkat (P = 0,02).
Simpulan: hasil menunjukkan bahwa kombinasi sitikolin dan fisioterapi
nampaknya merupakan sebuah hal yang menjanjikan untuk dapat memperbaiki
fungsi motorik kasar pada pasien dengan cerebral palsy dibandingkan dengan
fisioterapi saja. Namun, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan.
Kata kunci: cerebral palsy, sitikolin, motor function classification system

PENDAHULUAN
Cerebral palsy didefinisikan sebagai sekelompok kelainan pada perkembangan
gerak dan postur, yang merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
kelainan persisten pada kontrol motorik dan postur, yang disebabkan oleh
kerusakan otak non-progresif. Hal yang paling sering menyebabkan kelainan fisik
pada anak-anak adalah cerebral palsy dengan insiden yang dilaporkan sebanyak
2-2,5/1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan sifat dan tipe kelainan motorik, cerebral palsy
diklasifikasikan menjadi: spastik, ataksik, dan diskinetik. Cerebral palsy tipe
spastik adalah bentuk yang paling umum dan merupakan 70% dari seluruh kasus
cerebral palsy. Sindroma cerebral palsy tipe spastik diklasifikasikan berdasarkan
distribusi keterlibatan alat gerak, yaitu spastik diplegia, spastik quadriplegia dan
spastik hemiplegia. Keterlambatan mencapai titik tumbuh kembang dan kelainan
motorik merupakan gambaran klinis yang dominan pada cerebral palsy.
Tujuan pemberian terapi pada anak-anak dengan cerebral palsy adalah
perbaikan fungsional dan peningkatan kemandirian, yang akan mempersiapkan
anak-anak ini untuk masa dewasa nanti. Program terapi biasanya terfokus pada
penurunan atau normalisasi tonus untuk mencegah terjadinya komplikasi
sekunder. Terapi dari cerebral palsy telah menjadi subjek dari berbagai
investigasi, akan tetapi tidak ada terapi yang efektif yang telah ditemukan
walaupun dengan penelitian yang mendalam. Kepentingan yang mendasar untuk
mengoptimalkan kemampuan fungsional adalah yang memicu dikembangkannya
rencana terapi yang baru untuk digunakan dengan kombinasi metode rehabilitasi
fisik. Fisitoterapi, penggunaan ortotik, gips serial, stimulasi listrik dan yang baru-
baru ini digunakan adalah injeksi intramuskular toksin botulinum adalah
intervensi yang paling sering dilakukan. Tidak ada obat yang dapat membuat
neuron dapat beregenerasi; terapi stem cell mungkin menjadi metode yang
menjanjikan di masa mendatang.
Sitikolin sebagai zat neuroprotektan telah semakin diakui untuk bisa
berguna pada kerusakan iskemik fase awal dan akhir, yang menyebabkan
dilakukannya banyak pengujian. Efek neuroprotektif dari sitikolin dapat terjadi
melalui kemampuannya untuk meningkatkan sintesis fosfatidil koline pada cedera
otak dengan perbaikan dan penstabilan membran. Keamanan dan kefektifan
sitikolin dinilai pada uji klinis sebagai terapi stroke. Uji klinis telah
menginvestigasi sitikolin dan melaporkan bahwa pemberian sitikolin efektif pada
proses perbaikan iskemia awal, yang ditunjukkan dengan perbaikan level
kesadaran. Lebih lanjut, pada banyak percobaan, keamanan sitikolin juga telah
ditemukan; tidak ada perbedaan efek samping pada kelompok plasebo dan
kelompok sitikolin.
Saat ini, sitikolin telah diterima dan digunakan di banyak negara untuk
digunakan pada stroke, cedera kepala, dan kelainan neurologis lainnya, dan
dengan tujuan untuk membuktikan dan mencari kemungkinan efek neuroprotektif
dari sitikolin dan keamanannya, penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi efek
injeksi sitikolin yang dikombinasikan dengan fisioterapi dibandingkan dengan
menggunakan fisioterapi saja, untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada
pasien-pasien pediatrik dengan cerebral palsy tipe Sd atau quadriplegia.

METODE
Rancangan dan pasien penelitian
Penelitian acak terkontrol ini, antara Juni 2012 dan Maret 2013, dilakukan sesuai
dengan prinsip deklarasi Helsinki, dan komite etika dari fakultas kedokteran
Isfahan University of Medical Sciences, Isfahan, Iran, telah menyetujui protokol
penelitian. Lima puluh pasien pediatrik yang berusia 18-75 bulan dengan cerebral
palsy tipe Sd atau quadriplegia, yang dirujuk ke poliklinik subspesialis neurologi
anak dimasukkan ke penelitian ini. Pasien dengan jenis kelamin manapun tidak
masalah apabila etiologi dari cerebral palsynya adalah prematuritas dan/atau
kerusakan hipoksia-iskemia perinatal dan tidak memiliki kelainan neuro
metabolik atau neurodegeneratif, masalah ortopedi dan kelainan neuromuskular.
Lebih lanjut, pasien dengan kejang tidak terkontrol dan cerebral palsy karena
etiologi lain dieksklusi dari penelitian ini. Orang tua pasien yang berpartisipasi
dijelaskan mengenai penelitian dan diinformasikan mengenai tujuan penelitian ini.

Prosedur
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi secara acak dimasukkan kedalam dua
kelompok, kasus dan kontrol, yang masing-masing beranggotakan 25 orang. Usia,
jenis kelamin, usia kehamilan saat persalinan, jenis persalinan, jenis cerebral
palsy, status magnetic resonance imaging (MRI), asfiksia, perubahan
elektroensefalografi (EEG), and tingkat gross motor function classification
system (GMFCS) merupakan variabel yang diamati pada penelitian ini.
Kelompok kasus, tediri dari 25 pasien yang dirawat dengan injeksi sitikolin
(10mg/kg) setiap dua hari selama 3 bulan dan fisioterapi. Kelompok kontrol, yang
meliputi 25 pasien, dirawat dengan fisioterapi saja.
Gross motor function classification system sebagai sistem klasifikasi lima
tahap dinilai sebelum dan setelah terapi. Sistem ini mendeskripsikan fungsi
motorik kasar pada anak-anak dengan cerebral palsy berdarsarkan cara mereka
memulai pergerakan dengan penekanan khusus pada duduk, berjalan, dan
pergerakan beroda.

Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan menggunkana SPSS versi 20 (SPSS Inc., Chicago, IL,
USA). Data dilaporkan dalam bentuk rata-rata + standar deviasi dan jumlah (%)
yang sesuai. Usia dibandingkan antar kelompok dengan menggunakan uji t
independen. Jenis kelamin, usia kehamilan saat persalinan, jenis persalinan, jenis
cerebral palsy, status MRI, asfiksia, perubahan EEG, dan GMFCS pada
kelompok penelitian dinilai dengan menggunakan uji McNemar. Tingkat
kemaknaan yang digunakan adalah <0,05.

HASIL
Seluruh pasien dari masing-masing kelompok penelitian telah menyelesaikan
periode follow-up dan data mereka kemudian dianalisa [Gambar 1]
. Rata-rata umur semua subjek penelitian adalah 38,7 17,2 bulan, 24 pasien
(48%) adalah laki-laki, dan 26 (52%) adalah perempuan. Perbandingan usia, jenis
kelamin, usia kehamilan saat melahirkan, jenis persalinan, jenis cerebral palsy,
status MRI, asfiksia, dan EEG dideskripsikan pada Tabel 1.

Seperti yang ditunjukkan pada tabel, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok terkait dengan variabel-variabel yang telah disebutkan
diatas.
Tabel 2 menunjukkan hasil distribusi GMFCS antar kelompok penelitian.
Sebelum mendapatkan terapi, GMFCS level 1 sama sekali tidak ditemukan
pada semua pasien, namun setelah mendapatkan terapi, sebanyak 13 pasien
menunjukkan perbaikan menjadi GMFCS level 1. Perbedaan frekuensi tingkat
GMFCS antar kelompok ditemukan tidak signifikan secara statistik, dengan nilai
p sebelum terapi (P = 0,09) dan nilai p sesudah terapi (P = 0,47).
Sembilan dari 11 pasien dengan GMFCS level 2 dalam kelompok kasus
mengalami peningkatan menjadi GMFCS level 1, tiga dari lima pasien dengan
GMFCS level 3 membaik menjadi fungsi yang lebih tinggi (dua pasien menjadi
GMFCS level 2 dan satu pasien menjadi GMFCS level 1). Tiga dari tujuh pasien
dengan GMFCS level 4 mengalami peningkatan ke level lainnya (satu meningkat
menjadi GMFCS level 2 dan satu meningkat menjadi GMFCS level 3). Pada
kelompok kontrol, tiga dari sembilan pasien dengan GMFCS level 2 pada saat
pra-terapi meningkat menjadi level 1 saat pasca terapi. Tiga dari 10 pasien dengan
GMFCS level 3 juga mengalami peningkatan, dan dua dari empat pasien dengan
GMFCS level 4 mengalami perubahan ke level yang lebih tinggi. Secara
keseluruhan, tingkat GMFCS pada 64% (16 pasien) kasus mengalami perbaikan
sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 32% (8 pasien) menunjukkan
peningkatan. Nilai persenan pasien yang mengalami perbaikan pada kelompok
kasus secara signifikan lebih besar daripada kelompok kontrol [P = 0,02, Gambar
2].

PEMBAHASAN
Pada sejumlah uji klinis, sitikolin telah menunjukkan efek neuroprotektif dan
neuroreparatifnya dalam situasi dimana ditemukan kerusakan neuron yang
berbeda-beda. Sama seperti halnya di seluruh dunia, di negara kita, cerebral palsy
masih menjadi salah satu penyebab disabilitas yang paling umum pada masa
kanak-kanak. Meskipun terlihat perbaikan pada anak setelah diberikan intervensi
dini, namun intervensi spesifik yang paling menguntungkan bagi anak dengan
cerebral palsy masih belum pasti, dan juga, intervensi terapeutik akan terus
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Guna menentukan sifat neuroprotektif
dari sitikolin, penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi efektifitas sitikolin
yang dikombinasikan dengan fisioterapi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
setelah pemberian terapi, perbedaan frekuensi tingkat GMFCS antar kelompok
ternyata tidak signifikan secara statistik. Namun pemberian sitikolin yang
dikombinasikan dengan fisioterapi ternyata dapat meningkatkan kinerja motorik
kasar secara signifikan pada cerebral palsy daripada dengan pemberian fisioterapi
saja, dan efek positif yang paling baik dapat terlihat pada pasien-pasien
dengan tingkat GMFCS yang lebih tinggi yaitu pada level 2 dan 3. Efek
terapeutik sama sekali tidak terlihat pada pasien-pasien dengan tingkat cerebral
palsy yang paling parah (GMFCS level 5).
Uji klinis terkait efek sitikolin pada cerebral palsy masih sangat terbatas,
dan penelitian lain telah mengevaluasi efek sitikolin ini pada subjek yang
berbeda-beda. Pada pasien dengan trauma kepala, stikolin telah menunjukkan
efektifitasnya untuk pemulihan dari koma posttraumatik, perbaikan fungsi memori
dan kognitif, serta perbaikan hasil fungsional. Pada pasien-pasien dengan stroke
iskemik dan penyakit serebrovaskular iskemik, sitikolin dapat mempercepat
perbaikan dari fungsi kognitif dan kinerja motorik. Dalam beberapa uji coba pada
pasien-pasien dengan demensia vaskular dan demensia yang terkait usia, sitikolin
telah menunjukkan efektifitasnya dalam membantu perbaikan fungsi kognitif.
Meskipun penelitian kami berbeda dari penelitian-penelitian lain dengan populasi
sasaran seperti diatas, namun serupa dengan hasil penelitian tersebut, temuan
kami juga menunjukkan peningkatan pada fungsi kognitif dan kinerja motorik.
Beberapa mekanisme aksi dapat diajukan terkait efek neuroprotektif
sitikolin pada cerebral palsy. Meskipun dapat meningkatkan neuroplastisitas,
mekanisme aksi sitikolin yang paling mungkin terkait efek neuroprotektifnya pada
cerebral palsy adalah melalui pengaruhnya dalam perbaikan membran neuronal
dan peningkatan fungsi sistem neurotransmiter di sistem saraf pusat. Tampaknya
sitikolin dapat membantu dalam perbaikan fungsi dari neuron-neuron yang sudah
ada.
Karena kurangnya penelitian klinis yang mengevaluasi tentang efek
kombinasi sitikolin dan fisioterapi pada cerebral palsy, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna
menemukan efek-efek lain yang mungkin terjadi. Selain itu, keterbatasan utama
penelitian kami mungkin terletak pada ukuran sampel yang terbilang kecil.
Kami percaya bahwa suatu penelitian acak dengan ukuran sampel yang lebih
besar masih diperlukan untuk menilai efek kombinasi dari sitikolin dan fisioterapi
pada pasien-pasien cerebral palsy, dan kami menyarankan agar subjek penting
seperti dosis dan durasi pengobatan yang berbeda dapat dilakukan dalam
penelitian-penelitian selanjutnya.

SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi sitikolin dan fisioterapi efektif
dan aman digunakan sebagai terapi untuk mempebaiki fungsi motorik kasar pada
pasien-pasien dengan cerebral palsy spastik, namun efek positif ini lebih terlihat
pada bentuk cerebral palsy yang lebih ringan (pasien dengan GMFCS level 2 dan
level 3).

Вам также может понравиться

  • Cara Kerja Citicolin
    Cara Kerja Citicolin
    Документ2 страницы
    Cara Kerja Citicolin
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Referat Osteoarthritis
    Referat Osteoarthritis
    Документ28 страниц
    Referat Osteoarthritis
    DeVi K. NinGsih
    100% (3)
  • Macam Obat pPOK
    Macam Obat pPOK
    Документ2 страницы
    Macam Obat pPOK
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • OutcomeAbdomenSurgery
    OutcomeAbdomenSurgery
    Документ9 страниц
    OutcomeAbdomenSurgery
    DianAndika
    Оценок пока нет
  • CSS Pendarahan Post Partum
    CSS Pendarahan Post Partum
    Документ23 страницы
    CSS Pendarahan Post Partum
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Catatan TL
    Catatan TL
    Документ1 страница
    Catatan TL
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Kedokteran Kerja
    Kata Pengantar Kedokteran Kerja
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar Kedokteran Kerja
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Jurnal HD
    Jurnal HD
    Документ17 страниц
    Jurnal HD
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Nyeri Tenggorokan 16 Tahun
    Nyeri Tenggorokan 16 Tahun
    Документ23 страницы
    Nyeri Tenggorokan 16 Tahun
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Jurnal Ginekologi 3 Endometrial Study
    Jurnal Ginekologi 3 Endometrial Study
    Документ4 страницы
    Jurnal Ginekologi 3 Endometrial Study
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • SKD 3A - IPD (Hepatologi) - Jurnal Fatty Liver
    SKD 3A - IPD (Hepatologi) - Jurnal Fatty Liver
    Документ29 страниц
    SKD 3A - IPD (Hepatologi) - Jurnal Fatty Liver
    Galuh Ajeng Laraswati
    Оценок пока нет
  • Terjemahan Jurnal
    Terjemahan Jurnal
    Документ8 страниц
    Terjemahan Jurnal
    Fikriakbar
    Оценок пока нет
  • Anamnesis Kehamilan Fix
    Anamnesis Kehamilan Fix
    Документ9 страниц
    Anamnesis Kehamilan Fix
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • SKD 2 - IPD (Hematologi) - Anemia Aplastik
    SKD 2 - IPD (Hematologi) - Anemia Aplastik
    Документ28 страниц
    SKD 2 - IPD (Hematologi) - Anemia Aplastik
    viannikkky
    Оценок пока нет
  • JURNAL Campak
    JURNAL Campak
    Документ12 страниц
    JURNAL Campak
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Keterampilan Klinik Pemasangan Dan Pencabutan Akdr Cut380a
    Keterampilan Klinik Pemasangan Dan Pencabutan Akdr Cut380a
    Документ11 страниц
    Keterampilan Klinik Pemasangan Dan Pencabutan Akdr Cut380a
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • CSS Pendarahan Post Partum
    CSS Pendarahan Post Partum
    Документ23 страницы
    CSS Pendarahan Post Partum
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Decomp Cordis
    Decomp Cordis
    Документ33 страницы
    Decomp Cordis
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan STROKE
    Penyuluhan STROKE
    Документ6 страниц
    Penyuluhan STROKE
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • PPTanggun Pemfis Ibu Hamil
    PPTanggun Pemfis Ibu Hamil
    Документ20 страниц
    PPTanggun Pemfis Ibu Hamil
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Kehamilan
    Diagnosis Kehamilan
    Документ34 страницы
    Diagnosis Kehamilan
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Kelenjar adrenal dan peranannya dalam kehamilan
    Kelenjar adrenal dan peranannya dalam kehamilan
    Документ13 страниц
    Kelenjar adrenal dan peranannya dalam kehamilan
    Wisnu Surya Wardhana
    Оценок пока нет
  • BAB II Penelitian
    BAB II Penelitian
    Документ14 страниц
    BAB II Penelitian
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Vit D With Preeclampsia Jurnal
    Vit D With Preeclampsia Jurnal
    Документ16 страниц
    Vit D With Preeclampsia Jurnal
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • R e M A J A TC 2017-Fix
    R e M A J A TC 2017-Fix
    Документ71 страница
    R e M A J A TC 2017-Fix
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Kejang Demam Resusitasi PR
    Kejang Demam Resusitasi PR
    Документ38 страниц
    Kejang Demam Resusitasi PR
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan Kespro
    Penyuluhan Kespro
    Документ28 страниц
    Penyuluhan Kespro
    Mohamad Syaikhul Islam
    Оценок пока нет
  • KonSensus Gaster
    KonSensus Gaster
    Документ32 страницы
    KonSensus Gaster
    baguskkkk
    100% (1)
  • DEMAM TIFOID
    DEMAM TIFOID
    Документ16 страниц
    DEMAM TIFOID
    Umi Chusnul Chotimah
    Оценок пока нет
  • 14 Rekomendasi Lupus
    14 Rekomendasi Lupus
    Документ54 страницы
    14 Rekomendasi Lupus
    Andriano Arie Wibowo
    Оценок пока нет