Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Syok
2.1.1 Definisi
bermakna. Syok juga dapat terjadi akibat dehidrasi jika kehilangan cairan
tubuh lebih 20% BB (berat badan) atau kehilangan darah 20% EBV
akibat perdarahan, kehilangan cairan akibat diare, luka bakar, muntah, dan
2
intravaskuler, dengan target utama mengembalikan tekanan darah, nadi, dan
pada saat sistolik atau diastolik atau dapat terjadi akibat obstruksi pada
terjadi pada kondisi syok kardiogenik adalah CO, BP, SVR, dan CVP. 1
3
2. Syok Neurogenik Umumnya terjadi pada kasus cervical atau high thoracic
yang memiliki risiko tinggi insufi siensi adrenal akut adalah pasien dengan
graft), putus obat pada terapi glukokortikoid dalam jangka 12 bulan, HIV
4. Syok septik adalah sepsis yang disertai hipotensi (tekanan sistolik <90
4
2.1.3 Stadium Syok
syok. Secara umum stadium syok dibagi menjadi 3 kategori, yaitu stadium
berikut:
1. Stadium Kompensasi
kompensasi ini adalah takikardi, gelisah, kulit pucat dan dingin, pengisian
kapiler lambat.1
2. Stadium Dekompensasi
5
lisosom dan mitokondria memburuk yang dapat berdampak pada kerusakan
sel. Pada stadium dekompensasi ini aliran darah lambat, rantai kinin serta
dekompensasi ini antara lain takikardi, tekanan darah sangat rendah, perfusi
2. Stadium Irreversible
kerusakan dan kematian sel yang dapat berdampak pada terjadinya MOF
(multiple organ failure). Pada stadium ini, tubuh akan kehabisan energi
Gejala klinis stadium ini meliputi nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur,
dysfunctions).1
6
2.2. Syok Hipovolemik
2.2.1. Definisi
organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak sdekuat dan berakibat
2.2.2. Etiologi
pressure).1
Penyebab trauma bias diakibatkan oleh trauma tembus dan tumpul. Cedera
laserasi dan rupture miokard, laserasi kapal utama, cedera organ perut padat,
7
Kelainan GI yang dapat menyebabkan syok hemoragik meliputi: varises
dengan tes kehamilan urin negative jarang terjadi namun telah dilaporkan.
2.2.3. Patofisiologi
lokal).2
8
dan pembuluh darah paru).Sistem kardiovaskular juga merespons dengan
mendistribusikan kembali darah keotak, jantung, dan ginjal dan jauh dari
baru saja didaftar. Daftar rmekanisme yang rumit di atas efektif dalam
Tanpa resusitasi cairan dan darah dan / atau koreksi patologi yang
9
2.2.4. Diagnosis
pada semua pasien. Syok hipovolemik juga disebut syok dingin. Syok ini
ditandai oleh :
Hipotensi,
cedera limpa kehamilan diluar uterus, patah tulang pelvis, dan patah tulang
kehilangan cairan tubuh. Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan
(pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras.
10
Tabel 2.1 Skor Derajat Dehidrasi menurut WHO
SKOR
Yang dinilai
1 2 3
Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas,
mengantuk hingga
syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit > 140 x/menit
Skor :
6 : tanpa dehidrasi
7 12 : dehidrasi ringan-sedang
13 : dehidrasi berat
darah di dalam pembuluh darah kurang sekali. Ini akan mengurangi tekanan
yang keluar, tetapi perbedaan antar kelompok ini mungkin tidak jelas pada
11
Tabel 2.2 Perkiraan kehilangan darah
klasifikasi awal.2
terlihat. Biasanya, tidak ada perubahan pada BP, tekanan nadi, atau laju
pernafasan terjadi. Keterlambatan isi ulang kapiler lebih dari 3 detik sesuai
Gejala klinis meliputi takikardia (denyut nadi 100 denyut per menit),
takipnea, penurunan tekanan nadi, kulit keruh yang dingin, isi ulang kapiler
yang tertunda, dan sedikit kecemasan. Penurunan tekanan nadi adalah akibat
12
peningkatan kadar katekolamin, yang menyebabkan peningkatan resistensi
mental yang signifikan, seperti kebingungan atau agitasi. Pada pasien tanpa
namun keputusan untuk mengatur darah harus didasarkan pada respons awal
terhadap cairan.2
nadi yang menyempit (atau tekanan diastolik yang tak terukur), penurunan
output kencing yang jelas (atau tidak), status mental tertekan (atau
hilangnya kesadaran), dan kulit dingin dan pucat. Jumlah perdarahan ini
2.2.5. Penatalaksanaan
Terapi cairan paling penting pada syok distributif dan syok hipovolemik,
yang paling sering terjadi pada trauma, perdarahan, dan luka bakar.
13
kristaloid umumnya digunakan sebagai terapi lini pertama, dapat dilanjutkan
Cairan kristaloid yang umum digunakan sebagai cairan resusitasi pada syok
2. Atasi syok: berikan infus RL (jika terpaksa NaCl 0,9%) 20 mL/kgBB dalam
adekuat/gagal, dapat diganti dengan cairan koloid, sepert HES, gelatin, dan
albumin.
3. Bila dosis maksimal, cairan koloid tidak dapat mengoreksi kondisi syok,
4. Sisa defi sit 8 jam pertama: 50% defi sit + 50% kebutuhan rutin; 16 jam
14
Central venous (vena cava superior) atau mixed venous oxygen saturation
70%
2.3.1. Definisi
Secara harafiah, anafilaksis berasal dari kata ana yang berarti balik
dan phylaxis yang berarti perlindungan. Dalam hal ini respons imun yang
dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat. Hal ini
akibat vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada
15
Sementara di Indonesia, khususnya di Bali, angka kematian dari kasus
terutama perempuan dewasa muda dengan insiden lebih tinggi sekitar 35%
dan mempunyai risiko kira-kira 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laki-
laki. Berdasarkan umur, anafilaksis lebih sering pada anak-anak dan dewasa
muda, sedangkan pada orang tua dan bayi anafilaksis jarang terjadi.5
bijian, buah beri, putih telur, dan susu adalah makanan yang biasanya
relaksan otot, aspirin, NSAID, opioid, vitamin B1, asam folat, dan lain-lain.
Media kontras intravena, transfusi darah, latihan fisik, dan cuaca dingin juga
16
2.3.3. Patofisiologi
melalui 2 fase, yaitu fase sensitisasi dan aktivasi. Fase sensitisasi merupakan
Alergen yang masuk lewat kulit, mukosa, saluran nafas atau saluran
alergen yang sama ke dalam tubuh. Alergen yang sama tadi akan diikat oleh
mediators.4,6,7
(PG) yang terjadi beberapa waktu setelah degranulasi yang disebut newly
17
formed mediators. Fase Efektor adalah waktu terjadinya respon yang
terjadinya fenomena maldistribusi dari volume dan aliran darah. Hal ini
penderita.7
18
Gambar 2.1 Patofisiologi Syok Anafilaktik
3 tipe dari reaksi anafilaktik, yaitu reaksi cepat yang terjadi beberapa menit
sampai 1 jam setelah terpapar dengan alergen; reaksi moderat terjadi antara
1 sampai 24 jam setelah terpapar dengan alergen; serta reaksi lambat terjadi
19
Gejala dapat dimulai dengan gejala prodormal baru menjadi berat,
anafilaksis juga dibagi dalam derajat ringan, sedang, dan berat. Derajat
ringan sering dengan keluhan kesemutan perifer, sensasi hangat, rasa sesak
edema jalan nafas atau laring dengan dispnea, batuk dan mengi. Wajah
seperti yang telah disebutkan diatas disertai kemajuan yang pesat kearah
bronkospame, edema laring, dispnea berat, dan sianosis. Bisa diiringi gejala
jantung dan koma jarang terjadi. Kematian dapat disebabkan oleh gagal
Gejala dapat terjadi segera setelah terpapar dengan antigen dan dapat
terjadi pada satu atau lebih organ target, antara lain kardiovaskuler,
respirasi, gastrointestinal, kulit, mata, susunan saraf pusat dan sistem saluran
kencing, dan sistem yang lain. Keluhan yang sering dijumpai pada fase
permulaan ialah rasa takut, perih dalam mulut, gatal pada mata dan kulit,
panas dan kesemutan pada tungkai, sesak, serak, mual, pusing, lemas dan
sakit perut.4,6
20
Pada mata terdapat hiperemi konjungtiva, edema, sekret mata yang
berlebihan. Pada rhinitis alergi dapat dijumpai allergic shiners, yaitu daerah
di bawah palpebra inferior yang menjadi gelap dan bengkak. Pada kulit
terdapat eritema, edema, gatal, urtikaria, kulit terasa hangat atau dingin,
sampai terjadi koma merupakan gangguan pada susunan saraf pusat. Pada
pengeluaran urine (oligouri atau anuri) akibat penurunan GFR, yang pada
nekrosis sel sentral, peningkatan kadar enzim hati, dan koagulopati. Gejala
intestinal akut dan spasme otot polos, berupa nyeri abdomen, mual-muntah
21
Depresi sumsum tulang yang menyebabkan terjadinya koagulopati,
gangguan fungsi trombosit, dan DIC dapat terjadi pada sistem hematologi.
status mental. Pada keadaan syok terjadi perubahan metabolisme dari aerob
2.3.5 Diagnosis
organ atau lebih setelah terpapar dengan alergen tertentu. Untuk membantu
pruritus, kemerahan, pembengkakan bibir, lidah, uvula), dan salah satu dari
sinkop, inkontinensia).8
Kriteria kedua, dua atau lebih gejala berikut yang terjadi secara
22
kulit (misalnya bintik-bintik kemerahan pada seluruh tubuh, pruritus,
pada alergen yang diketahui beberapa menit hingga beberapa jam (syok
anafilaktik). Pada bayi dan anak-anak, tekanan darah sistolik yang rendah
(spesifik umur) atau penurunan darah sistolik lebih dari 30%. Sementara
pada orang dewasa, tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau
penurunan darah sistolik lebih dari 30% dari tekanan darah awal.8
Airway Problem :
tenggorokan tertutup.
- Suara Hoarse
mengalami obstruksi.
Breathing Problems :
- Wheezing
24
- Respiratory arrest
Circulation problem
kolaps.
- Cardiac arrest
Sering muncul gambaran pertama dan muncul lebih dari 80% dari reaksi
anafilaksis.
keduanya
sengatan.
lebih dalam sering pada kelopak mata dan bibir, kadang pada mulut
dan tenggorokan.
25
2.3.6 Penatalaksanaan
baik peroral maupun parenteral, maka tindakan pertama yang paling penting
pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala
Airway / penilaian jalan napas. Jalan napas harus dijaga tetap bebas
agar tidak ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar,
posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi
jalan napas, yaitu dengan melakukan triple airway manuver yaitu ekstensi
sumbatan jalan napas total, harus segera ditolong dengan lebih aktif, melalui
tidak ada tanda-tanda bernapas spontan, baik melalui mulut ke mulut atau
mulut ke hidung. Pada syok anafilaktik yang disertai udem laring, dapat
yang mengalami sumbatan jalan napas parsial, selain ditolong dengan obat-
obatan, juga harus diberikan bantuan napas dan oksigen 5-10 liter/menit.
26
Circulation support yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a.
Obat-obatan
Mekanisme kerja adrenalin adalah meningkatkan cAMP dalam sel mast dan
intramuskuler lebih cepat dan lebih baik dari pada pemberian subkutan.
Berikan 0,5 ml larutan 1:1000 (0,3-0,5 mg) untuk orang dewasa dan 0,01
ml/kg BB untuk anak. Dosis diatas dapat diulang beberapa kali tiap 5-15
keadaan tertentu saja misalnya pada saat syok (mengancam nyawa) ataupun
27
selama anestesia. Pada saat pasien tampak sangat kesakitan serta
lambat dengan dosis 500 mcg (5ml dari pengenceran injeksi adrenalin
setiap waktu dan selanjutnya perlu diajarkan cara penyuntikkan yang benar.
Pada kemasan perlu diberi label, pada kasus kolaps yang cepat orang lain
intravena. Untuk AH2 seperti simetidin (300 mg) atau ranitidin (150mg)
28
diberikan adalah dipenhidramin intravena 50 mg secara pelan-pelan (5-10
dan hanya digunakan pada reaksi sedang hingga berat untuk memperpendek
intravena 4-7 mg/KgBB selama 10-20 menit, dapat diikuti dengan infus 0,6
Larutan salbutamol atau agonis 2 yang lain sebanyak 0,25 cc-0,5 cc dalam
29
dengan dekstrosa 5% dengan kecepatan 2ml/menit, atau Dopamin 0,3-1,2
Terapi Cairan
Pemberian cairan akan meningkatkan tekanan darah dan curah jantung serta
maka diperlukan jumlah 3-4 kali dari perkiraan kekurangan volume plasma.
intravaskuler, volume nterstitial, dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti
Observasi
kejadian harus seoptimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang tersedia dan
30
transportasi penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu dibawa harus
tetap dalam posisi telentang dengan kaki lebih tinggi dari jantung. Kalau
dan cardiac arrest. Kerusakan otak permanen karena syok dan gangguan
infark miokard, aborsi, dan gagal ginjal juga pernah dilaporkan. Penderita
yang telah mendapat adrenalin lebih dari 2-3 kali suntikan, harus dirawat di
rumah sakit.13
31
Gambar 2.3 Algoritme Resusitasi Syok Anafilaktik
32
2.3.7 Pencegahan
riwayat penyakit asma dan orang yang mempunyai riwayat alergi terhadap
Melakukan skin test bila perlu juga penting, namun perlu diperhatian
pemberian obat-obat tersebut, tetapi tidak berarti pasti penderita tidak akan
kulit positif.7
benar atas indikasi yang kuat dan tepat. Hindari obat-obat yang sering
makanan atau obat yang menyebabkan alergi. Hal yang paling utama adalah
33
serta adanya alat-alat bantu resusitasi kegawatan. Desensitisasi alergen
adalah sindrom klinik akibat gagal perfusi yang disebabkan oleh gangguan
fungsi jantung; ditandai dengan nadi lemah, penurunan tekanan rerata arteri
ventrikel), kelainan katup jantung, dan gagal jantung yang berat pada
2.4.2. Patofisiologi
pada saat sistolik atau diastolik atau dapat terjadi akibat obstruksi pada
sirkulasi jantung.1
34
Gambar 2.4 Patofisiologi Syok Kardiogenik16
koroner yang lebih lanjut, diikuti dengan penurunan kontraktilitas. Siklus ini
oxide synthase (eNOs) dan inducible nitric oxide synthase (iNOs) memiliki
35
peranan besar dalam tingginya produksi nitric oxide (NO), bersama dengan
Mediator inflamasi seperti interleukin dan tumor necrosis factor (TNF) juga
2.4.3. Diagnosis
Anamnesis :
Penurunan diuresis
Nadi lemah
Pemeriksaan Fisik :
36
Kriteria Diagnosis :
L/menit/m2
kardiogenik ditandai dengan SBP (systolic blood pressure) <90 mmHg dan
EKG
Echocardiografi
Hemodinamik monitoring
37
2.4.5. Penatalaksanaan
pada kondisi syok kardiogenik adalah CO, BP, SVR, dan CVP.1
Bedrest total
nafas)
Jika CO rendah dengan SVR tinggi namun MAP masih <70 mmHg
akut.
38
Jika CO tinggi dengan SVR rendah maka diberikan preparat
memungkinkan.
2.5.1. Definisi
didahului oleh suatu infeksi. Syok septik adalah sepsis berat yang disertai
sepsis yang disertai dengan salah satu disfungsi organ kardiovaskular atau
39
acute respiratory distress syndrome, atau 2 disfungsi organ lain
2.5.2. Epidemiologi
infeksi. Sepsis cukup penting hal ini terlihat pada 10 dari 1000 pasien rawat
inap dan sindrom disfungsi organ multipel (MODS) berkembang pada 30%
pasien ini, Kematian diamati pada 20% pasien dengan sepsis dan 60-80%
antaranya mereka terkena sepsis dengan angka kejadianya antara 12% dan
80%, dan tingkat kematian adalah 35%.Sepsis derajat berat dan syok sepsis
terjadi pada 2-3% pasien rawat inap dan 10-15% atau lebih pada pasien
ICU, serta 25% pasien dengan sepsis derajat berat mengalami syok septik.
Mortalitas sebanding pada setiap derajat sepsis dan gejala sepsis secara
negatif yang berada dalam darah/endotoksin. Jamur dan jenis bakteri juga
40
depresi fungsi miokardium. Beberapa faktor predisposisi syok septik adalah
Syok septik sering terjadi pada bayi baru lahir, usia di atas 50 tahun, dan
mental dan kebingungan yang timbul dalam waktu 24 jam atau lebih
sebelum tekanan darah turun. Gejala ini terjadi akibat berkurangnya aliran
41
menjadi cepat sehingga paru-paru mengeluarkan karbondioksida yang
menggigil hebat suhu tubuh yang naik secara cepat, kulit hangat dan
kemerahan denyut nadi yang lemah dan tekanan darah yang turun naik.
Pada stadium lanjut suhu tubuh sering turun sampai dibawah normal. Tanda
Demam tinggi
Vasodilatasi
Peningkatan HR
Penurunan TD
darah
42
2.5.5. Diagnosis
sel darah putih yang banyak atausedikit, dan jumlah faktor pembekuan
yang menurun. Jika terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan metabolik
(seperti urea nitrogen) dalam darah akan meningkat. Analisa gas darah
dan terapi imunologi bila terjadi respons imun maladaptif host terhadap
infeksi. 1,17
43
1. Resusitasi
dan transfusi bila diperlukan. Tujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat
atau yang mengalami hipoperfusi dalam 6 jam pertama adalah CVP 8-12
mmHg, MAP >65 mmHg, urine>0.5 ml/kg/jam dan saturasi oksigen >70%.
Bila dalam 6 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 70% dengan
resusitasi cairan dengan CVP 8-12 mmHg, maka dilakukan transfusi PRC
maksimal 20 g/kg/menit).
3. Terapi antimikroba
diketahui sepsis berat, setelah kultur diambil. Terapi inisial berupa satu atau
lebih obat yang memiliki aktivitas melawan patogen bakteri atau jamur dan
dapat penetrasi ke tempat yang diduga sumber sepsis. Oleh karena pada
44
hebat akibat pelepasan endotoksin, misalnya pada sepsis berat dan gagal
multi organ.
teridentifikasi, tidak ada bukti bahwa terapi kombinasi lebih baik daripada
monoterapi.
2.6.1. Definisi
simpatik menyebabkan tonus vagal yang tidak diikat pada otot polos
injury.2 Pada syok ini terjadi reaksi vasovagal berlebihan yang menyebabkan
45
yang panas, terkejut,takut, atau nyeri. Syok neurogenic pada trauma terjadi
karena hilangnya tonus simpatis, misalnya pada cedera tulang belakang atau
yang sangat jarang, cedera pada batang otak. Hipotensi pada pasien dengan
cedera tulang belakang disertai dengan pasokan oksigen yang cukup karena
2.6.4. Penatalaksanaan
trauma tidak dapat diasumsikan karena syok neurogenik, dan bisa menjadi
46
awalnya dengan cairan kristaloid (0,9% natrium klorida, ringer's lactate)
atau koloid (albumin, produk darah) dan dievaluasi untuk kehilangan darah
47