Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Semester I
Puji syukur pada Allah SWT atas selesainya penyusunan modul Ilmu Biomedik Dasar.
Modul ini terdiri dari buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) dan Buku Pedoman Kegiatan
Biomedik Dasar.
Modul ini baru memasuki tahun kedua dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter
untuk mahasiswa semester I FK UNTAN. Modul ini akan menjadi dasar dari banyaknya
ilmu biomedis yang akan didapatkan oleh mahasiswa pada semester II dan seterusnya
dengan harapan akan lebih memberikan pemahaman akan dasar dan aplikasi Ilmu
Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak terapat kekurangan dalam modul ini,
sehinga kritik dan saran selalu kami harapkan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan
modul ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan modul
ini. Semoga modul ini dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran mereka sampai
menjadi dokter.
Tim Penyusun
LATAR BELAKANG
Sistem pendidikan kedokteran terbagi menjadi pendidikan pre klinik dan pendidikan
klinik. Pendidikan pre klinik sendiri di lakukan di awal kuliah sampai sebelum saat
mahasiswa kepaniteraan di Rumah Sakit/ Puskesmas. Tahap pendidikan klinik terdapat
materi kuliah wajib universitas, materi kesehatan umum, materi biomedis dan
terdapatpula pengenalan masalah klinik.
Pada awal pembelajaran di PSPD FK UNTAN, setelah satu semester mata kuliah wajib
universitas, modul PBL, modul EBP3KH dan riset, mahasiswa mendapatkan modul ilmu-
ilmu kedokteran. Pada masa ini akan terlihat kemampuan mahasiswa untuk beradaptasi
dari modul umum ke modul ilmu-ilmu kedokteran. Mahasiswa yang tidak mampu
beradaptasi akan memperoleh nilai yang tidak terlalu baik, dan akhirnya menurunkan
indeks prestasi. Modul Ilmu Biomedik Dasar diharapkan dapat memberikan dasar-dasar
yang penting dan diperlukan untuk mahasiswa menjalani modul ilmu-ilmu kedokteran
dan mendapatkan nilai yang baik pada modul tersebut.
Biomedik merupakn obat, tindakan pengobatan dan ilmu pengobatan yang ditujukan
untuk mendukung dan mempertahankan hidup makhluk, baik manusia maupun hewan.
Biomedis berasal dari kata bios yang berarti hidup dan medicus yang berarti obat.
Kegiatan biomedis pada mulanya dilakukan dengan mengamati subjek sakit secara
langsung, meliputi apa saja yang terjadi pada yang bersangkutan dan tidak ditemukan
pada subjek sehat. Hasil pengamatan dapat dideskripsikan dengan jelas, tepat dan rinci
sehingga secara alamiah akan timbul usaha untuk mengobati dan mencegah suatu
kelainan/ penyakit.
Pada masa ini, perkembangan teknologi sangat maju. Ilmu-ilmu alam seperti fisika, kimia
dan biologi, juga matematika berkembang sangat pesat. Para dokter mulai berbicara
tentang patogenesis dan patofisiologi penyakit. Hal ini memperlihatkan bahwa
pengetahuan tentang fungsi dan kerja makhluk hidup sampai ke tingkat yang sangat
dasar, sudah sepatutnya diketahui.
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa semester I
2. Telah melewati modul PBL dan Modul EBP3KH
KARAKTERISTIK PENGAJAR
1. Narasumber Kuliah
Narasumber kuliah memiliki kualifikasi Magister(S2) sesuai dengan bidang
keahlian, atau dokter /sarjana(S1) / dokter spesialis dengan keahlian tertentu yang
sudah mengajar selama lebih dari 2 (dua) tahun
2. Fasilitator/Tutor
Fasilitator/tutor akan berperan sesuai dengan modul, dengan kualifikasi Magister/
dokter/ sarjana (S1)/ dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan PBL dan
pelatihan fasilatator
3. Pembimbing Praktikum
Pembimbing praktikum adalah Magister(S2) sesuai dengan bidang keahlian, atau
dokter /sarjana(S1) / dokter spesialis dengan keahlian tertentu yang sudah
mengajar selama lebih dari 2 (dua) tahun, laboran yang ahli di bidangnya masing-
masing dan mahasiswa sebagai asisten praktikum
LINGKUP BAHASAN
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran dilakukan dengan :
1. Kuliah Pakar
2. Praktikum
3. Diskusi kelompok
4. Pleno
5. Penugasan
6. Belajar mandiri
1. Kuliah Pakar
Kuliah Pakar dilakukan sesuai dengan lingkup bahasan di atas dengan narasumber
dari dosen tetap PSPD FK UNTAN, dengan jadwal pengajar terlampir
2. Praktikum
3. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dilakukan dengan 2 pemicu masing-masing 2 pertemuan
dengan materi ilmu biomedis dasar
4. Pleno
Pleno dilakukan 2 kali sesuai dengan pemicu, untuk melihat capaian masing-
masing kelompok dan capaian mahasiswa secara umum, dengan narasumber
bidang ilmu biomedis
5. Penugasan
Penugasan pada modul ini diarahkan pada etika yang telah didapatkan mahasiswa
di modul sebelumnya
6. Belajar mandiri
Sistem pembelajaran Problem Based Learning(PBL) memberikan kesempatan
lebih besar bagi mahasiswa untuk lebih mendalami materi-materi dalam modul.
Mahasiswa akan lebih banyak melakukan belajar mandiri pada pembelajaran
selama di Fakultas Kedokteran.
EVALUASI
Evaluasi dilakukan dalam bentuk :
1. Presensi
Kehadiran kegiatan kuliah mahasiswa harus mencakup 80 %, Kehadiran
kegiatan Diskusi Kelompok, Pleno dan Praktikum 100%. Kehadiran disertai
dengan bukti kehadiran pada DHK (Daftar Hadir Kegiatan) dan Daftar Hadir
Administrasi. Jika tidak maka mahasiswa tersebut tidak berhak untuk
mengikuti ujian sumatif.
2. Penugasan
Penugasan akan diberikan sesuai dengan isi dari modul
3. Diskusi kelompok
Kemampuan mahasiswa baik di bidang akademik, komunikasi, argumentasi
sharing, keaktifan dan etika akan dinilai selama proses diskusi
4. Ujian Sumatif
Merupakan ujian tertulis terkait kegiatan kuliah, diskusi kelompok dan pleno
yang dilaksanakan satu kali di akhir modul.
5. Ujian Praktikum
Merupakan ujian tertulis/lisan terkait kegiatan praktikum yang dijalani selama
modul berjalan dan dilaksanakan satu kali di akhir modul.
Ujian Praktikum 30
Kehadiran 10
NILAI PENGETAHUAN
Kisaran
NO Nilai
Nilai
1 A 80-100
2 B+ 75-79,99
3 B 70-74,99
4 C+ 65-69,99
5 C 60-64,99
6 D+ 55-59,99
7 D 40-44,99
8 E <40
DISKUSI KELOMPOK
Pemicu 1
Dono, Kasino dan Indro adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) semester 1.
Dono memilih masuk PSPD karena sejak dulu menyukai serial TV CSI (Crime Scene Investigation)
dan bercita-cita menjadi menjadi ahli forensik. Tidak jauh berbeda dengan Dono, ternyata Kasino dan
Indro-pun yang juga memiliki cita-cita yang sama dengan Dono walaupun serial TV yang
menginspirasi mereka berbeda yaitu BONE. Serial TV CSI dan BONE merupakan serial TV yang
mencerikan kumpulan ahli forensik dalam berusaha mengungkap suatu kasus kematian. Kedua serial
TV tersebut menggunakan pendekatan Ilmu Biomedis Dasar, hanya saja khusus serial TV BONE
lebih berfokus dalam IBD Kekhususan Anatomi dalam hal ini adalah sediaan makroskopik tulang.
Serial TV CSI lebih berfokus dalam IBD dengan sampel mikroskopik.
Ketika memulai modul Ilmu Biomedis Dasar (IBD), ketiga mahasiswa tersebut mulai memiliki
ketertarikan masing-masing yang berbeda terhadap jenis keilmuannya. Dono lebih tertarik terhadap
IBD kekhususan Histologi dari pada Anatomi, sedangkan Kasino lebih tertarik terhadap IBD
kekhususan Anatomi dan Indro tertarik terhadap IBD kekhususan Patologi Anatomi. Perbedaan
ketertarikan tersebut membuat Dono dan Kasino saling beradu mulut mengenai kehebatan masing-
masing kedua IBD tersebut dalam mentutaskan kasus dan mengetahui penyebab kematian seorang
anak yang terjadi pada serial TV CSI sore itu, apakah pembunuhan atau memang suatu penyakit.
Indro kebingungan menghadapi kedua temannya yang beradu mulut. Indro berusaha menenangkan
kedua temannya dengan berkata bahwa tiap kekhususan IBD tersebut memiliki karakter yang berbeda
dan dapat saling mendukung serta melengkapi dalam mengungkap penyebab kematian seseorang.
Tidak lama saat kejadian adu mulut antara Dono dan Kasino terjadi, datanglah Susana dan Benyamin
ke rumah kontrakan mereka. Susana dan Benyamin awalnya terkejut melihat mereka beradu mulut
hanya karena suatu serial TV dan mulai membantu Indro untuk mendamaikan mereka, tetapi
sayangnya lama kelamaan Susana dan Benyamin mulai terbawa suasana dan ikut-ikutan beradu mulut
dengan menyatakan bahwa kematian anak tersebut hanya dapat diketahui pasti oleh kekhususan IBD
yang mereka sukai yaitu Imunologi. Menurut Susana dan Benyamin, bila tanpa dilakukan
pemeriksaan Imunologi maka tidak akan diketahui apakah sesungguhnya kematian yang terjadi pada
anak tersebut disebabkan karena penyakit atau pembunuhan. Tak mau kalah dengan Susana dan
Benyamin, kini Indropun terbawa suasana dan menyatakan bahwa pemeriksaan IBD kekhususan
Imunologi hanya mampu mengetahui apakah kematian anak tersebut karena penyakit autoimun atau
tidak, tetapi tidak mampu sampai menyingkirkan penyebab pembunuhan dari kasus kematian anak
pada serial TV CSI saat itu. Untung sajalah datang Jojon, Tarzan, Jengkelin dan Dorce yang mampu
meredakan adu mulut mereka berlima, karena bila sampai ikut terbawa suasana maka tidak hanya IBD
kekhususan Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi dan Imunologi saja yang ikut di adu mulutkan,
namun Fisiologi, Mikrobiologi, Parasitologi dan Farmakologi pun akan terbawa-bawa.
13
Saat DK 2, Setiap mahasiswa saat berdiskusi & presentasi wajib telah membuat dalam bentuk ppt
dan terdapat literatur yang jelas dalam ppt tersebut.
A. FALSAFAH DASAR
Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam
menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya. Oleh karena itu dalam
pembelajaran mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan
ketrampilan berpikir analitik yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi
masalah sesuai dengan metode ilmiah disiplin ilmu tertentu.
B. LANGKAH BDM
1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya.
14
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang
memerlukan penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan
yang sudah dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber
pembelajaran yang sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari
(pengetahuan lama dan baru).
9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan
menerapkannya pada masalah lain.
Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok-
1 (DK-1) untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan
langkah 9 s/d 12.
1. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.
2. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa membaca
sendiri.
3. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut.
4. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan antara berbagai isu bila ada,
atau kemungkinan mekanisme yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di
butir (3). Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis masalah.
5. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan
hubungan tersebut, atau yang berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang
mendasari hal tersebut yang Saudara belum ketahui.
6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan pertanyaan kunci: apa,
mengapa, bagaimana dan seterusnya.
7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab tiap pertanyaan.
8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan ilmu pengetahuan
yang Saudara miliki.
9. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara
mandiri. Jika tugas belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan
sedikitnya dijawab oleh 2-3 mahasiswa.
10. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3) sampai
dengan tugas belajar mandiri (langkah 9).
15
Belajar mandiri (BM)
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan
setiap selesai diskusi kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam
buku catatan Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib dicantumkan,
yang dapat disusun dengan sistem nomor rujukan.
16
17
PENYUSUN
18