Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnyalah sehingga
penyusunan laporan kegiatan praktikum Hidrolika ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Hidrolika,
dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pembaca.
Laporan ini berisi tentang praktek-praktek yang telah penulis lakukan, yang disusun
berdasarkan job-job yang diberikan oleh dosen bersangkutan . Saya menyadari dalam upaya
penyelesaian laporan ini terdapat beberapa kesulitan, sehingga banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan .
Namun berkat petunjuk dan bimbingan dari dosen pengajar sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik. Untuk itu saya sebagai penulis menyampaikan terimakasih kepada
dosen pembimping dan saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan
kelompok atas kerja samanya dilapangan serta pihak-pihak yang lain yang membantu
suksesnya pekerjaan kami dilapangan.
Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu sumbangan saran
dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada umumnya.
Penulis
i
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR ISI
ii
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
iii
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu hidrolika sudah menjadi sebuah ilmu yang berperan penting dalam kehidupan
manusia, bagai mana tidak, karena sebagaina besar atau sekitar 7,3 % dari belahan bumi
terdiri dari air. Mekanika fluida telah berkembang sebagai salah satu cabang ilmu yang
merupakan aplikasi dari hukum klasik statistika, dinamika dan termodinamika, untuk
situasi dimana cairan ( zat cair ) dapat dianggap sebagai satu media yang selalu
berkesinambungan. Memahami ilmu hidrolika dengan baik bagi mahasiswa teknik sipil
sudah merupakan suatu kewajiban, dimana untuk merencanakan suatu konstruksi pasti kita
memerlukan data tentang hidro suatu daerah, demi mencapai angka keamanan yang telah
disyaratkan.
Melalui praktimum ini mahasiswa diajarkan lebih mendalam tentang hidrolika itu
sendiri, dan praktikum ini adalah suatu bentuk pemahaman yang lebih dari teori yang telah
disampaikan oleh para dosen pengajar sebelumya.
Adapun tujuan dari Praktikum Hidrolika yang utama adalah agar mahasiswa
mempunyai kompetensi dasar dalam hal pengujian hidro yang akan berguna didunia
kerja nantinya.
1. Tujuan umum.
Melakukan pengujian untuk memperoleh nilai debit atau koefisien debit suatu
aliran.
Mempunyai kompetensi dasar dalam hal pengujian yang berkaitan dengan ilmu
hidrolika.
2. Tujuan Khusus
Terampil dalam menggunakan peralatan yang akan digunakan.
Dapat melakukan praktikum pengujian hidrolika dengan prosedur yang baik dan
benar.
1
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB 2
Hidrolika adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang perilaku zat
cair. terdapat cabang ilmu yang hampir sama namun berbeda yaitu ilmu hidrologi yang
mempelajari tentang air hujan debit sungai, banjir dan sejenisnya. pemanfaatan ilmu
hidolika ini antara lain untuk pembuatan bangunan sebagai fasilitas hidup.
Pada umumnya hidrolika diterapkan untuk karakteristik saluran buatan, namun
konsep hidraulikanya dapat juga diterapkan sama baiknya pada saluran alam.
Dalam hidrolika kita akan mempelajari perilaku zat cair baik penerapannya untuk
diri kita pribadi maupun untuk masyarakat sekitar. Ilmu hidrolika digunakan untuk
pembuatan bangunan sebagai fasilitas hidup misalnya : untuk pembuatan pipa saluran
air, bangunan penutup air pada bangunan, pipa tambang minyak, pelabuhan,
pengendalian banjir, irigasi pertanian dan lain sebagainya. Semua itu membutuhkan
perencanaan yang matang dan ilmu hidrolika akan melatar belakangi perencanaan
tersebut .
3
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB 3
PEMBAHASAN
Kv 2
Ah
2g
h
K
V2
2g
Untuk menghilangkan efek dari perubahan daerah pada head ukur yang diukur, nilai ini
harus ditambah pada pembacaan head loss kalau terjadi pembesaran, dan kemungkinan
jika terjadi pengecilan
4
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
a. Contraction yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam. Tekanan yang
melewatinya akan bertambah besar.
c. Long bend, belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanannya kecil.
5
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
d. Short bend, belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross
sectional area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.
e. Elbow bend, merupakan belokan pada pipa yang membentuk sudut siku-siku
(90o) dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga akan
menimbulkan tekanan yang sangat besar.
a. Tujuan Umum.
Setelah Melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan percobaan
kehilangan tekanan dalam pipa ( loos in bend ) dengan benar.
b. Tujuan Khusus.
1) Menentukan Koefisien Kehilangan Energi dari lengkungan, perubahan penampang dan
katup pada pipa.
2) Menunjukan hubungan antara kehilangan energi akibat gesekan dengan kecepatan
aliran melalui pipa berdinding halus
1. Hidrauliks Bench
2. Energi Losse in Bends Fitting Apparatus
3. Stopwatch
4. Clamps
5. Termometer
6
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
1. Mengatur peralatan yang kendor pada bangku kerja hidrolika, jadi bagian dasrnya
datar ( hal ini diperlukan untuk ketepatan pengukuran ketinggian dari manometer ).
2. Menyambungkan penguji lubang masuk bor, pada penyedian aliran bangku kerja dan
jalankan pertambahan karet lubang buang pada tangki volume metrik dan jagalah
pada tempatnya
3. Membuka katup meja, katup gerbang ( gate-valve ), dan katup kontrol aliran,
kemudian menghidupkan pompa untuk mengisi test rig ( perlengkapan uji ) dengan
air. Agar udara dapat dibuang dari daerah tekanan keran dan manometer, maka
menutup katup bench dan katup kontrol aliran pada test rig, setelah itu membuka
baut penglepasan udara dan memindahkan tutupnya dari katup udara.
4. Berikutnya menghubungkan turbin bor kecil dari katup udara ketangki volume
matrik. Dan sekarang membuka katub bench dan biarkan aliran melalui manometer
untuk membersihkan semua udara dari daerah tekanan keran dan manometer
tersebut
5. Mengencangkan baut katup udara dan membuka setengah katup bench dan katup
kontrol tes rig
7. Memeriksa semua level manometer pada skala rata-rata maksimum volume aliran (
sekitar 17 liter/menit ). Level ini dapat diukur lebih banyak lagi dengan cara
menggunakan baut kontrol pelepasan udara dengan pompa tangan yang sudah
tersedia. Baut penglepasan udara mengontrol udara yang mengalir melalui katup
udara, jadi apabila menggunakan pompa tangan maka baut penglepasan udara
tersebut harus dibuka. Untuk menahan tekanan pompa tangan pada sistem tersebut,
bautnya harus ditutup setelah pemompaan
8. Mengukur selisih luas bagian-bagian pipa, kecuali katup gerbang yang harus dijaga
untuk selalu terbuka penuh. Atur aliran dari tombol katup kontrol dan dalam
7
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
pemberian laju aliran, lihat selisih akhir dari manometer yang mengukur setelah
derajat udaranya tetap.
9. Dalam menentukan laju volume tangki air. Untuk mencapai hal tersebut harus
dengan menutup bola katup dan mengukur dengan stopwatch waktu yang diperlukan
untuk mencampurkan volume fluida yang ada ditangki yang berasal dari gelas ukur,
kamu harus mencampurkan cairan fluida itu kurang lebih 1 menit untuk
memperkecil kemungkinan terjadi kesalahan.
10. Ulangi langkah diatas untuk mendapatkan nilai totalnya sebanyak 3 kali pengukuran
laju aliran kira0kira 8-17 liter permenitnya. Ukur suhu aliran luar pada laju aliran
terendah, bersamaan dengan tabel viskositas kinematika air ditekanan atmosfir
secara detail yang digunakan untuk menentukan bilangan Reynold.
3.1.5 Perhitungan
Contoh Perhitungan Percobaan 1 ( Debit Kecil Mitre )
= 0,011 m
8
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Qt
Kecepatan ( v ) =
A
(0,00009 m/detik)
=
0,00030184 m
= 0,29817122 m/detik
(0,29817122 m/detik)
v/2g =
2 x 9,81
= 0,0045314 m/detik
hl
K =
v/2g
(0,011)
=
0,0045314
= 2,427506 m/detik
v.d
Re =
V
(0,29817122 . 0,0196 )
=
0,000000769
= 7599,682502 2000 ( Turbulen )
9
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.1.6 Lampiran
10
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.1.7 Kesimpulan
1) Nilai koefisien kehilangan energi (k) memiliki nilai yang tergantung pada jenis
penampang dan lengkungannya.
2) Ketelitian dalam membaca alat harus sangat diperhatikan, karena kurang telitinya
membaca angka pada alat dapat menimbulkan kesalahan pada saat perhitungan.
11
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.1.9 Dokumentasi
12
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Untuk menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang yang memiliki
beberapa bentuk, sedangkan aplikasinya dilapangan metode ambang banyak digunakan
pada saluran irigasi yang fungsinya menentukan debit dari air yang mengalir pada
saluran tersebut.
Pada percobaan kali ini terdapat dua bentuk aliran yaitu bentuk ambang persegi
dan segitiga. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui debit yang mengalir
adalah :
1) Untuk ambang persegi
= . . . H
1) Menyelidiki hubungan antara ketinggian muka air diatas tepi ambang tajam dan
volume pengaliran yang melalui ambang tersebut,
2) Mengetahui perbedaan percepatan aliran antara bentuk persegi dan segitiga.
13
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
5) Air
6) Plastisin
3.2.5 Perhitungan
Contoh Perhitungan Percobaan 1
1) Ambang Persegi
Contoh ini diabil dari percobaan pertama dengan ambang persegi dengan lebar
B 3 cm.
14
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
1000
= = = , /
11,9
840,3361
= 2 = 0,642280039
32.981 14,6969
3
2) Ambang Segitiga
Diketahui : Volume (V) = 3 liter
Tinggi Muka Air (h) = 38,5 mm
Waktu ( t) = 7,4 detik
Sudut ambang ( ) = 90
Gravitasi ( g ) = 9,81 m/det
Penyelesaian :
Konversi :
Perhitungan :
5
5/2 = 38,52 = ,
1000
= = = , /
11,9
15
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
15
Cd =
8 2 5/2 tg /2
15 1351,35
Cd= 82.981 29,084.90/2 =1,967034822300
3.2.6 Lampiran
16
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.2.7 Kesimpulan
1) Hubungan antara ketinggian muka air diatas tepi ambang tajam yaitu aliran akan
melalui ambang tersebut dengan ketinggian muka air tertentu yang akan
mempengaruhi volume pengaliran yang akan terjadi diatas ambang tersebut. Dengan
kata lain semakin tinggi muka air yang terjadi diatas ambang maka semakin kecil
volume aliran yang diperoleh.
2) Perbedaan aliran yang terletak pada aliran antara bentuk persegi panjang dengan
bentuk segitiga yaitu volume alirannya. Ini dapat dilihat dari hasil praktikum yaitu,
pada ambang persegi panjang volume aliran lebih besar pada ketinggian muka air
maksimum.Sedang kan untuksegitiga volume aliran cenderung kecil.
17
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.2.9 Dokumentasi.
Gambar 14 : Aliran pada ambang segitiga Gambar 15 : Aliran pada ambang persegi
18
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
hu
Q Y0
P
Y1
Y2
19
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
B = Lebar pintu
g = Percepatan gravitasi
hu = Tinggi muka air hulu diatas ambang
20
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
7. Amati keadaan aliran yang terjadi pada saat terjadi aliran dengan punggung
aliranberimpit dengan badan bending dan mengamati loncatan hidraulik dan
mengukur panjang loncatan yang terjadi pada lantai belakang ogee weir.
21
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.3.5 Perhitungan
Contoh Perhitungan Kaki Pendek
Yo Y1 Y2
P
22
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.3.6 Lampiran
Perhitungan Bendung
Diketahui : Tinggi bendung = 17.4 cm = 0.174 m
Lebar bendung = 7.8 cm = 0.078 m
Yo Y1 Y2 Volume Waktu Q L Hu
(m) (m) (m) (m) (s) (m/s) (m)
0,225 0,012 0,0185 0,01 7,3 0,00137 0 0,051
0,219 0,0123 0,0164 0,01 7,7 0,001299 0 0,045
0,2176 0,0118 0,0145 0,01 8,2 0,00122 0 0,0436
Q p
y1 y2
Yo Y1 Y2 Volume Waktu Q L Hu
(m) (m) (m) (m) (s) (m/s) (m)
0,22 0,0115 0,0179 0,01 8 0,00125 0 0,046
0,216 0,009 0,012 0,01 9,4 0,001064 0 0,042
0,208 0,0057 0,0091 0,01 16,2 0,000617 0 0,034
hu
y1 y2
Yo Y1 Y2 Volume Waktu Q L Hu
(m) (m) (m) (m) (s) (m/s) (m)
0,22 0,0123 0,021 0,01 7,2 0,001389 0,23 0,046
23
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
hu
Q Y0 P
Gambar 19 : Sloping Apron
y1 y2
3.3.7 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan,dapat disimpulan bahwa :
4) Panjangnya loncatan air yang terjadi tergantung dari jenis penggunaan kaki yang
kita pakai.
5) Ogee weir merupakan salah satu konstruksi bendung untuk meninggikan elevasi
muka air di sungai dan berfungsi pula sebagai sarana pengukur debit aliran
6) Ketelitian dalam membaca alat harus sangat diperhatikan, karena kurang telitinya
membaca angka pada alat dapat menimbulkan kesalahan pada saat perhitungan.
lebar. Apabila F = 1 maka termasuk aliran Kritis, bila F > 1 super kritis, dan F< 1
maka aliran Sub Kritis.
24
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.3.9 Dokumentasi
25
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Aliran melalui crump weir dapat dibedakan pada kondisi aliran modular dan
non modular seperti pada gambar berikut .
Vo/ 2g V1/ 2g
Qm Yo H1
Ho y1
Vo/ 2g V1/ 2g
Qm Ho Yo H1 Y1
Keterangan :
Qm = Debit aliran modular
Q = Debit aliran non modular
H0 = Debit tekanan total di hulu = yo + Vo /2g
H1 = Tinggi tekanan total di hilir = y1 + v12/2g
Y1 = Kedalaman air di hilir .
Debit aliran yang terjadi pada crump weir untuk kondisi aliran modular hitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
Qm = Cd x B x H0 x .
26
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
27
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
6. Ukur debit aliran yang terjadi ,sebagai debit kondisi modular (Qm).
7. Ukur tinggi H0 ,y0,H1,y1
8. Amatilah keadaan aliran yang terjadi.
9. Dengan menggunakan rumus yang ada ,hitung koefisien debit pada ambang tajam
10. Bending bagian hilir sehingga diperoleh kondisi non modular
11. Ukur debit aliran yang terjadi ,sebagai debit kondisi non modular.
3.4.5 Perhitungan
Contoh Perhtungan diambil dari data Pengujian Non Modular
Dik : yo = 0,0971 m
y1 = 0,0858 m
B = 0,075 m
Perhitungan :
Vo
Mencari Ho = Yo + 2g
Vo = Q/Ao
Ao = B x Yo => A1 = B x Y1
(Q/Ao) (0,00138/(0,075 x 0,0971)
Ho = Yo + = 0,0971 +
2g 2 x 9,81
= 0,09791 m
(Q/A1) (0,00138/(0,075 x 0,0858)
H1 = Y1 + = 0,0858 +
2g 2 x 9,81
= 0,8651 m
Faktor Koreksi : F = Q / Qm
F = 0,00138 / 0,0128
F = 1,083
28
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.4.6 Lampiran
Pengujian Modular Flow
Lebar crump weir ( B ) 0,075 M
Tinggi Puncak crump
weir ( P ) 0,048 M
y0 y1 Qm Ao A1 Vo V1 H0 H1 Cd
NO
(m) (m) (m3/s) (m) (m) m/s m/s (m) (m) (-)
1 0,0971 0,016 0,001299 0,007283 0,0012 0,178332 1,082251 0,09872091 0,075698 0,25769207
2 0,0935 0,0138 0,001282 0,007013 0,001035 0,182824 1,238697 0,09520359 0,092004 0,40768299
3 0,0925 0,0132 0,001176 0,006938 0,00099 0,169581 1,188354 0,09396574 0,085177 0,44349393
29
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.4.7 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan,dapat disimpulan bahwa :
1) Pengujian ini dilakukan untuk mengukur debit dan mengetahuai koef debit dari
suatu aliran.
2) Pada Kondisi aliran non modular debit yang diperoleh perlu dikoreksi karena aliran
air didahului oleh perubahan tinggi tekanan air.
30
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3.4.9 Dokumentasi
31
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Praktikum hidro ini merupakan sebuah praktikum yang menggunakan alat
dilaboratorium sebagai media simulasi untuk memperoleh nilai yang kita butuhkan
dilapangan.
2. Debit aliran yang diperoleh dalam praktikum dapat dijadikan sebuah alat untuk
memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi
sumber daya air permukaan yang ada.
3. Pengujian terhadap keadaan air sekitar bertujuan untuk merencanakan sebuah
konstruksi baik konstruksi bangunan,jalan maupun air,demi tercapainya angka
keamanan yang telah ditentukan.
4.2 Saran
Praktikum ini merupakan sebuah media untuk melatih para siswa melakukan
pengamatan dan pengujian yang berhubungan dengan ilmu hidrolika, untuk
merencanakan sebuah kostruksi, oleh sebab itu sebaiknya dalam praktikum mahasiswa
dituntut untuk selalu serius dalam melakukan praktikum agar data yang diperoleh sesuai
dengan yang diperlukan, dan semoga praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita
dilapangan.
32
LAPORAN LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/search?query=hubungan+tinggi+muka+air+degan+ambang+persegi+dan+seg
itiga
https://www.scribd.com/doc/50707263/ALIRAN-FLUIDA-DALAM-PIPA
http://www.slideshare.net/indarumeinikamasivers/hidrolika-dua
https://www.scribd.com/doc/113354950/laporan-mekflu
33