Вы находитесь на странице: 1из 7

JURNAL

STUDI PERILAKU PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN DENGAN PERKUATAN


KOLOM PASIR

Oleh :

MUHAMMAD THARIK KEMAL


D111 08 275

JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
STUDI PERILAKU PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN DENGAN PERKUATAN KOLOM PASIR
L.Samang1, A. Suprapti2, M. Tharik3

ABSTRACT: With the limited land for construction of facilities necessary for human development result
cannot be avoided on soft clay. A delivery method of land cultivation (soil reinforcement) is a method that is
being developed at this time.
Awareness that need to perform soil reinforcement before building construction on it be an idea to use sand as
sand column material in order to improve soil reinforcement.
Taking into account the relatively high cost of retrofitting, it is necessary to try other cheaper alternatives such
as the use of sand as soil reinforcement.
Sand is one of many types of materials that are easy to obtain and the price is relatively cheap. Sand soil
column reinforcement is an interesting thing to see investigated in terms of their mechanical characteristics of
the sand has a fairly good compressive strength. Modeling of sand as the granular soil reinforcement column is
intended to determine the extent of sand to reduce the decline ( settlement) that occurs in the soil due to axial (
loading test ) .
Observations were made by comparing the decline in soil with and without reinforcement on the strengthening
of laboratory tests.
Based on the results of the testing results found that retrofitting can reduce settlement granular column happens
to soft clay.
Keyword: Sand column, drop, soft clay.

PENDAHULUAN

Dalam setiap bangunan diperlukan Metode pemberian perkuatan tanah


pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat merupakan metode yang sedang berkembang
dan kokoh. Hal ini disebabkan pondasi pada saat ini.
sebagai dasar bangunan harus dapat pasir merupakan salah satu material yang
memikul seluruh beban bangunan dan yang banyak terdapat di Indonesia sehingga
beban lainnya, untuk diteruskan sampai ke mudah dijumpai dan harganya pun relative
lapisan tanah pada ke dalaman tertentu. murah. Pasir memiliki sifat yang baik untuk
Bangunan teknik sipil secara umum menjadi struktur bawah karena sifatnya yang
meliputi dua bagian utama, yaitu struktur kuat terhadap tekanan sehingga diperkirakan
bawah dan struktur atas. Dalam hal ini, mampu memikul seluruh beban bangunan dan
struktur bawah sebagai pondasi yang beban lainnya.
berinteraksi dengan tanah menghasilkan Kesadaran bahwa perlunya melakukan
daya dukung yang mampu memikul dan peroses perbaikan tanah sebelum membangun
memberikan keamanan pada struktur sebuah konstruksi di atasnya menjadi ide untuk
bagian atas. menggunakan pasir sebagai material kolom
Kerusakan bangunan teknik sipil tidak pasir dalam rangka perbaikan perkuatan tanah.
hanya disebabkan oleh struktur bangunan, kolom pasir perkuatan tanah adalah hal
tetapi juga kondisi tanah dimana struktur yang menarik untuk diselidiki melihat dari segi
bangunan diletakkan. Penyebab kerusakan karakteristik mekanisnya pasir memiliki kuat
tersebut adalah besarnya penurunan yang tekan yang cukup baik. Permodelan pasir
terjadi dan rendahnya daya dukung tanah, sebagai granular kolom perkuatan tanah
seperti pada tanah kohesif khusunya yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh pasir mereduksi penurunan (settlement) yang
karena itu harus diperhatikan dengan terjadi pada tanah akibat aksial (loading test).
seksama mengenai daya dukung dari tanah Dengan latar belakang ini, sangat menarik
kohesif tersebut, apakah perlu adanya usaha untuk dilakukan penelitian/studi tentang
perbaikan atau setabilitas tanah untuk krakteristik pasir sebagai material perbaikan
mendapatkan sifat sifat tanah yang tanah kelempungan.
diinginkan sehingga konstruksi dapat
dicegah (Das, 1995).
METODE PENELITIAN gauge. Prosedur pengujian kemudian diulangi
untuk tiap sampel.
Sampel yang akan diuji dimasukkan ke Langkah terakhir dari penelitian ini
dalam drum besi yang berdiameter 60 cm dan adalah membandingkan perilaku tanah yang
tinggi 45 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam terdeformasi antara hasil uji laboratorium
drum besi, tanah di beri air hingga kadar air dengan hasil analisa numerik.
rata-rata sebesar 40 %, tanah diaduk merata.
Pemadatan yang dilakukan mengikuti standard STANDARD PENELITIAN
pemadatan kompaksi yaitu mengalikan dry
dengan volume drum yang akan digunakan. Perencanaan lapisan penutup akhir harus
Dari hasil pengalian tersebut keluarlah volume didasarkan atas perkembangan data hasil
tanah yang akan dipadatkan dalam wadah percobaan untuk setiap jenis tanah yang sesuai.
drum, penumbukan dilakukan pada masing- Perencana pada umumnya lebih memilih
masing layer berjumlah 6 layer. pengujian di laboratorium dengan
Ketika tanah dipadatkan pada ketinggian menggunakan metode pemadatan yang
tertentu, material pasir kemudian dimasukkan mendekati kondisi di lapangan agar diperoleh
kedalam tanah yang telah dipadatkan dengan hasil kepadatan lapangan yang semirip
cara memasukkan pipa diameter 10 cm pada mungkin. Metode pemadatan di laboratorium
bagian tengah drum, kemudian mengeluarkan dapat menirukan metode yang ada di lapangan
tanah dalam pipa tersebut dan menggatinya dengan simulasi, tetapi tidak sebanyak dengan
dengan material pasir. Setiap model diuji usaha/energi yang dilaksanakan di lapangan
dengan metode plat bearing dimana pada sehingga hasilnya kurang tepat dan masih akan
permukaan tanah diletakkan plat bearing melahirkan kondisi yang bervariasi pada titik-
berdiameter 20 cm 10 cm untuk mentransfer titik tertentu.
beban ke permukaan tanah saat ditekan oleh Menurut penelitian, sebuah tanah
jack hidrolik. lempung yang dapat mencapai permeabilitas 1
Pada sampel uji digunakan 3 dial x 10-7 cm/detik bila dipadatkan sampai 90-95
indikator pembacaan, dial pertama diletakkan % densitas kering Proctor dapat digunakan
diatas plat bearing, dial kedua pada tanah sebagai lapisan linier.
disamping plat bearing, dan dial ketiga Tingkat pemadatan tanah diukur dari
diletakkan di atas tanah dekat keliling wadah berat volume kering tanah yang dipadatkan. Air
drum. ditambahkan ke dalam tanah yang sedang
dipadatkan sebagai pelumas agar partikel-
partikel tanah lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain sehingga membentuk
kedudukan yang lebih rapat. Prinsip-prinsip
pemadatan tanah, saat dilakukan uji pemadatan
dilaboratorium. Pada awal proses pemadatan,
berat volume kering bertambah seiring dengan
di tambahkannya kadar air. Pada kadar air
nol (w = 0), berat volume tanah basah (b)
sama dengan berat volume kering (d), atau b(w
= 0) = d = 1. Ketika kadar air berangsur-
angsur ditambah (dengan usaha pemadatan
yang sama), berat butiran tanah padat persatuan
Gambar 1. Sketsa pemodelan pengujian
volume (d) juga berangsur ikut bertambah.
Misalnya, pada w = w1, maka berat volume
Pengujian dilakukan dengan memberikan
basah dari tanah sama dengan:
beban secara bertahap sambil menghitung
penurunan yang terjadi pada tanah dengan dial = 2 ................................ (1)
Berat volume kering dari tanah tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kadar air ini:
d (w = w1) = d (w = 0) + d ......................... (2) Klasifikasi Tanah
Berdasarkan analisa persentase bagian
Berat volume tanah yang lolos saringan no. 200 diperoleh
hasil tanah tersebut lebih dari 50 % (> 35 %)
sehingga tanah diklasifikasikan dalam
kelompok tanah berlanau atau berlempung (A-
4, A-5, A-6, A-7).
2
d Dari analisis saringan didapatkan tanah
lolos saringan No. 200 lebih dari 50 %
sehingga masuk ke dalam klasifikasi tanah
b(w = 0) = d =

berbutir halus. Batas cair (LL) = 45,97 % dan


Indeks Plastisitas (PI) = 14,42 %, Dari bagan
1

w w Kadar Air plastisitas, klasifikasi tanah masuk ke dalam


Gambar 2. Prinsip 1Pemadatan.
2 (Braja M. Das,
(w) Endah
range MH dan OH. MH yaitu lanau
Noor, dan Mochtar, 1988)
anorganik,tanah berpasir atau berlanau halus
mengandung mika atau diatoma, lanau elastis.
Tabel 1. Standar yang Digunakan dalam OH yaitu lempung organik dengan plastisitas
Pengujian tanah sedang sampai tinggi.
No. Standart
Jenis Metode
No.
Pengujian
AASTHO ASTM SNI
Tabel 2. Rekapitulasi hasil pemeriksaan
karakteristik tanah asli
SNI 03
Analisa
1 T-88 D-422 - 1968 -
Saringan
1990

Batas-batas
2
Atterberg
SNI 03
Batas Plastis D-424-
T-90-74 - 1966 -
(PL) 74
1990
SNI 03
Batas Cair D-423-
T-89-74 - 1967 -
(LL) 66
1990
SNI 03
Berat Jenis
3 T-265 D-162 - 1964 -
Tanah
1990
SNI 03
4 Kadar Air T-265-79 D-2216 - 1965 -
1990
SNI 03
5 Hidrometer - 3423 -
1994
SNI 03
6 Triaxial - 2815 -
1992
Pelaksanaan pengujian pengujian
propertis tanah mengacu pada standar-standar
pengujian AASHTO, ASTM dan SNI yang
dapat dilihat pada tabel 1 diatas.
stlement yang dapat di lihat pada gambar 3, 4
Klasifikasi Pasir dan 5.
Pengujian karakteristik fisik material Hasil pengujian menghasilkan grafik
pasir dilakukan untuk mengklasifikasi jenis yang menunjukan adanya perbedaan penurunan
material yang digunakan pada penelitian. Hasil pada tanah kelempungan dari tiap sampel 1,2,
pemeriksaan karakteristik pasir ditampilkan dan 3. Pada tanah kelempungan yang tidak
pada tabel berikut ini : diperkuat kolom pasir dan ditekan dengan plate
Tabel 3. Rekapitulasi hasil pemeriksaan bearing 20 cm, besarnya penurunan tanah pada
karakteristik tanah asli beban akhir sebesar 25,3 mm pada dial
pengukur diatas plat.
Pada tanah kelempungan yang diperkuat
dengan dengan kolom pasir dan ditekan dengan
plate bearing 10 cm, besarnya penurunan tanah
mengalami reduksi jika dibandingkan dengan
tanah tanpa perkuatan. Penurunan yang terjadi
diakhir pembebanan tercatat sebesar 21,72 mm.
Pada tanah kelempungan yang diperkuat
dengan dengan kolom pasir dan ditekan dengan
plate bearing 20 cm, besarnya penurunan tanah
mengalami reduksi jika dibandingkan dengan
tanah tanpa perkuatan. Penurunan yang terjadi
diakhir pembebanan tercatat sebesar 14,3mm.

Penurunan Tanah Kelempungan Dengan


perkuatan Kolom Pasir
Pengujian dilakukan terhadap 3 sampel,
yaitu sampel 1 tanah kelempungan tanpa
perkuatan kolom pasir dan ditekan dengan
Gambar 3. Grafik Hubungan Load-Settlement
plate bearing berdiameter 20 cm, sampel 2 Tanah Uji Laboratorium Tanpa Perkuatan dan
tanah kelempungan dengan perkuatan kolom Ditekan Dengan Plate Bearing berdiameter 20 cm
pasir dan ditekan dengan plate bearing
berdiameter 10 cm, sampel 3 tanah Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa
kelempungan dengan perkuatan kolom pasir tanah kelempungan telah mengalami
dan ditekan dengan plate bearing berdiameter keruntuhan pada tekanan 1,5 kg atau
20 cm. tegangan 0,001 kg/cm, diamana terjadi
Hasil pengujian di laboratorium penurunan pada dial 1 sebesar 3,65 mm,
kemudian menghasilkan hubungan Load- dan kenaikan pada dial 2 sebesar 1 mm, dan
kenaikan tanah pada dial 3 sebesar 1 mm.
Pengaruh Perkuatan Kolom Pasir Terhadap
Pola Penurunan

Gambar 4. Grafik Hubungan Load-Settlement


Tanah Uji Laboratorium Dengan Perkuatan dan
Ditekan Dengan Plate bearing 10 cm.

Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa


tanah kelempungan mengalami keruntuhan
pada tekanan 2,5 kg atau pada tegangan 0,007
kg/cm, dimana terjadi penurunan pada dial 1 Gambar 6. Gambar hasil penurunan dan kenaikan
tanah pada hasil pengujian modeling kolom pasir
sebesar 4,13 mm, kenaikan tanah 0,002 mm
pada dial 2 dan 0,00 mm pada dial 3 (tidak Pasir dan Tanpa Kolom Pasir Hasil
terjadi penurunan dan kenaikan). pengujian menghasilkan grafik yang
menunjukkan adanya perbedaan keruntuhan
pada tanah lempung. Pada tanah yang tidak
diperkuat dengan kolom pasir dan ditekan
dengan plate bearing berdiameter 20 cm,
besarnya penurunan tanah pada tekanan 0,006
kg/cm menghasilkan penurunan sebesar 25,3
mm pada dial 1, kenaikan sebesar 5,5 mm pada
dial 2, dan penurunan -0,21 mm pada dial 3.
Pada tanah yang diperkuat dengan kolom
pasir dan ditekan dengan plate bearing
berdiameter 10 cm, besarnya penurunan tanah
pada tekanan 0,006 kg/cm menghasilkan
penurunan sebesar 3,125 mm pada dial 1,
kenaikan sebesar 0,002 mm pada dial 2, dan
Gambar 5. Grafik Hubungan Load-Settlement kenaikan 0,00 mm pada dial 3.
Tanah Uji Laboratorium Dengan Perkuatan dan Pada tanah diperkuat dengan kolom pasir
Ditekan Dengan Plate bearing 20 cm. dan ditekan dengan plate bearing berdiameter
20 cm, besarnya penurunan tanah pada tekanan
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa tanah 0,006 kg/cm menghasilkan penurunan sebesar
kelempungan mengalami keruntuhan pada 14,3 mm pada dial 1, penurunan sebesar 0,21
tegangan 0,004 kg/cm atau pada tekanan 5,5 mm pada dial 2, dan kenaikan 0,02 mm pada
kg, dimana pada dial 1 mengalami penurunan dial 3.
sebesar 6,8 mm dan kenaikan pada dial 2 Dari grafik hasil penelitian pengujian
sebesar 0,05 mm dan kenaikan pada dial 3 sampel di laboratorium dapat disimpulkan
sebesar 0,02 mm. bahwa adanya Granular Coloum pada tanah
mampu mereduksi settlement sebesar 14,5 % SARAN
pada tanah ketika dibebani sedangkan dengan Studi yang dilakukan terhadap perkuatan
memperbesar plate bearing dapat mereduksi granular column pada tanah lempung ini
penurunan sebesar 34,16%. sangat terbatas karena hanya dilakukan dalam
permodelan yang sederhana dengan satu ruas
KESIMPULAN granular colums untuk tiap pengujian sampel.
Berdasarkan studi ekperimental dan
pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal Beberapa saran dapat dilakukan untuk
sebagai berikut : penyempurnaan tersebut, antara lain :
1. Sampel tanah berdasarkan klasifikasi 1. Sebelum mengadakan penelitian
menurut USCS masuk ke dalam klasifikasi sebaiknya alat-alat yang akan digunakan
MH & OH, yaitu: lempung anorganik dicek atau dicoba terlebih dahulu apakah
dengan plastisitas sedang sampai tinggi & alat tersebut dapat bekerja secara optimal
lanau anorganik atau pasir halus diatomae , atau tidak optimal. Hal ini sangat
sementara berdasarkan klasifikasi menurut disarankan mengingat banyaknya
AASHTO maka tanah tersebut masuk kesalahan yang disebabkan oleh karena
dalam kelompok A-7-5. Tanah yang pengaturan alat uji yang digunakan
masuk kategori A-7-5 termasuk dalam 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
klasifikasi tanah berlempung dimana perkuatan granular column terhadap
indeks plastisitasnya > 11. jenis material tanah lainnya serta
2. Pada pengujian laboratorium diperoleh dilakukan dalam skala yang lebih besar
kadar air sebesar 37,42 %, berat jenis (Gs) dan lebih kompleks.
sebesar 2,74, batas cair (LL) 45,97%, batas 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut
plastis (PL) 31,54%, batas susut (SL) terhadap variasi kedalaman kolom pasir
16,47%, dan indeks pastisitas (PI) 14,42%. dan variasi lebar plate bearing.
3. Pada pengujian sifat index dan teknis 4. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
material pasir telah menunjukkan bahwa menggunakan softwere geoteknik
sampel yang digunakan telah memenuhi (Plaxis)
spesifikasi. Hasil pengujian menunjukkan
nilai berat jenis 2.654, kadar air optimum DAFTAR PUSTAKA
sebesar 11.25% dan berat isi kering Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar,
maksimum 1.775gr/cm3. Hasil pengujian Indrasurya B.1988, Mekanika Tanah
analisa saringan juga menunjukkan bahwa (Prinsip-Prinsip Rekayasa
sampel yang diuji terdiri dari pasir Geoteknik)-Jilid I, Erlangga Jakarta.
medium-halus.
4. Berdasarkan hasil pengujian loading test Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar,
pada tanah lempung menggunakan Indrasurya B.1988, Mekanika Tanah
perkuatan granular column, disimpulkan (Prinsip-Prinsip Rekayasa
bahwa adanya Granular Coloum pada Geoteknik)-Jilid II, Erlangga Jakarta
tanah mampu mereduksi settlement pada Hardiyatmo, Hary Christady. 2006.Mekanika
tanah ketika dibebani. Tanah 1, Gajah Mada University
5. Berdasarkan hasil pengujian loading test Press, Jogjakarta.
pada tanah lempung menggunakan Sunggono,V.1995. Buku Teknik Sipil,
perkuatan granular column, disimpulkan Nova.Bandung
bahwa adanya memperbesar model Modul Praktikum Laboratorium Mekanika
pondasi pada tanah mampu mereduksi Tanah, Jurusan Teknik Sipil,
settlement pada tanah ketika dibebani. Universitas Hasanauddin.

Вам также может понравиться