Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 10 tahun terakhir ini terjadi peningkatan yang cukup
mendasar dibidang pelayanan publik, terutama pelayanan kesehatan.
Kebutuhan akan bentuk layanan publik yang bermutu, berkualitas
makin meningkat. Kepedulian, kesadaran masyarakat akan kesehatan
makin dirasakan penting artinya, disamping kebutuhan masyarakat
akan makan, sandang, papan, dan pendidikan. Kebutuhan akan
layanan kesehatan bersinergi terhadap sarana kesehatan yang ada,
masyarakat makin kritis terhadap layanan mutu yang diterimanya.
Pemerintahpun menangapi kebutuhan masyarakat tersebut
dengan menempatkan prioritas kesehatan sebagai program pokok
nasional yang kedua setelah bidang pendidikan. Pemerintah juga
melindungi masyarakat terhadap bentuk layanan publik yang
diterimanya dengan membentuk, mengesahkan undang-undang
perlindungan konsumen dan perlindungan hak asasi.
Suatu organisasi idealnya harus peduli dengan mutu atau
kualitas yang dihasilkannya, terlebih organisasi yang bergerak
dibidang jasa, pelayanan maupun gabungan jasa-barang, seperti
halnya organisasi Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan
yang utama masyarakat untuk upaya kesehatn, maka sudah sewajarnya
jika suatu Rumah Sakit tiada hentinya selalu berbrnah diri
meningkatkan, memperbaiki mutu, kualitas bentuk layanannya.
Instansi-instansi yang ada di rumah sakit dan profesiprofesi
kesehatan yang ada di Rumah Sakit hendaknya selalu ditingkatkan,
dioptimalkan fungsi dan perannya untuk pencapaian mutu layanan
yang optimal, terukur bagi masyarakat.
Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia adalah
kesehatan. Untuk memperoleh kesehatan yang prima,setiap orang
akan berusaha dengan berbagai cara untuk mengatasidan mengobati
penyakit yang dideritanya hingga sembuh. Seseorang dalam mencapai
kesembuhan yang diharapkanterkadang membutuhkan bantuan dari
pihak lain dalam hal ini adalah laboratorium klinik. Laboratorium
klinik merupakan salahsatu instansi yang berwenang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Keadaan ini membuat
laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang
ditawarkan kepadakosumen dalam hal ini adalah pasien yang akan
menggunakan jasa laboratorium klinik sehingga pasien merasakan
kepuasandan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini,yaitu:
1. Bagaimanakah mutu pelayanan klinik?
2. Hal apa sajakah yang diperlukan dalam meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini,yaitu:
1. Untuk mengetahui mutu pelayanan klinik
2. Untuk mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. TeoriDasar
Quality Assurance atau jaminan mutu adalah suatu konsep
yang mencakup segala aspek yang secara individual atau bersama-
sama dapat mempengaruhi mutu suatu produk (WHO).
Kharateristik dari mutu modern dicirikan oleh adanya orientasi
kepada pelangan. Mutu modern juga menghendaki adanya konsep
berpikir secara sistem oleh semua pihak, partisipasi aktif yang
dipimpin oleh manajemen puncak (top management). Mutu modern
juga menghendaki pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung
jawab spesifik untuk menciptakan mutu, adanya aktivitas yang
berorientasi kepada tindakan pencegahan terjadinya kerusakan atau
penyimpangan proses kerja. Hal tersebut dilaksanankan karena adanya
suatu filosofi yang menganggap bahwa mutu merupakan jalan hidup
(way of life).
Jaminan mutu mencakup empat kaidah yaitu berorientasi pada
pemenuhan harapan dan kebutuhan pelangan atau masyarakat,
berfokus pada sistem dan proses, menggunakan data untuk
menganalisis proses pemberian komoditi. jaminan mutu mendorong
diterapkannya pendekatan tim untuk pemecahan masalah dan
perbaikan mutu yang berkesinambungan.
Mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI) adalah penampilan atau
kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan.
B. Kualitas
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan. Kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat
diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang
rendah dan sesuai dengan pasar (Tjiptono, 1998:4).
Istilah mutu tidak lepas dari manajemen mutu yang mempelajari
setiap area manajemen operasi dari perencanaan produk dan fasilitas,
sampai penjadwalan dan pemantauan hasil. Kata mutu (kualitas)
memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi. Berikut
beberapa pengertian kata ini:
1. Definisi secara konvensional
Kualitas merupakan gambaran karakteristik langsung dari suatu
produk seperti kinerja (performance), keandalan (realibility),
kemudahan penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan
sebagainya. (Gaspersz, 2002)
2. Definisi secara strategis
Kualitas adalah segala yang mampu memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). (Gaspersz,
2004)
3. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary)
Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu
produk menunjang kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dispesifikasikan atau ditetapkan. (Gaspersz, 2005)
4. Menurut A.V. Feigenbaum
Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa dari
pemasaran rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat
produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan
pelanggan. (Feigenbaum, 1996).
5. Menurut American Society For Quality Control
Mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa
yang menunjukan kemampuannya untuk kebutuhan-kebutuhan yang
tampak jelas maupun tersembunyi.
Dari definisi-definisi di atas, pengertian mutu secara garis besar
orientasinya merujuk kepada kepuasan pelanggan yang merupakan
tujuan perusahaan. Jadi, baik tidaknya suatu mutu produk dan jasa
adalah sejauh mana kepuasan pelanggan atau konsumen.
Pelayanan kesehatan perlu menerapkan mutu, sebab:
1. Semakin meningkatnya tekanan persaingan antar penyelenggara
pelayanan kesehatan.
2. Persepsi pelanggan (masyarakat) terhadap pelayanan kesehatan
yang telah berubah.
3. Terjadinya pemborosan yang tersembunyi akibat praktek
manajemen yang sekarang berlaku.
4. Persepsi manajer dan para tenaga kerja pelayanan kesehatan yang
telah banyak berubah.
5. Belum banyak direalisasikannya pemberdayaan potensi SDM di
sarana pelayanan kesehatan.
6. Kelangsungan hidup pelayanan dengan manajEmen tradisional yang
semakin terancam.
Pelayanan konsumen dapat berupa produk, jasa, atau campuran
produk dan jasa. Rumah sakit merupakan pelayanan produk dan jasa
yang dikaitkan dengan kepuasan pasien. Model yang komprehensif
dengan fokus utama pada pelayanan produk dan jasa meliputi lima
dimensi penilaian yaitu (Parasuraman et al, 1991) Responsiveness,
Reliability, Assurance, Emphaty, Tangibles. Responsiveness (daya
tanggap) yaitu adanya bukti langsung yang dapat dirasakan oleh
pelanggan secara inderawi (sarana, perlengkapan, karyawan dsb).
Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan memberikan
kepastian pelayanan sebagaimana yang dijanjikan dengan memuaskan.
Assurance (jaminan) yaitu kemampuan yang dapat dipercaya yang
dimiliki para staf dalam melakukan pelayanan bermutu yang
menjamin bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Tangibles
(bukti langsung) yaitu sikap untuk memberikan pelayanan atau
bantuan yang sesegera mungkin kepada pelanggan. Emphaty (empati)
yaitu kemampuan untuk dapat melakukan interaksi dengan pelanggan
dengan memahami penuh kebutuhan dan keinginannya (The
Marketing Science Institute of Cambridge, Massachusetts).
Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam
menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar
pelayanan profesi yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik
profesi farmasi.
Kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi
bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi
harapan. Kepuasan merupakan pengalaman yang akan mengendap di
dalam ingatan pasien sehingga mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian ulang produk yang sama (Endang H, 1998).
Klinik atau Pelayanan Kesehatan setempat merupakan salah
satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang sangat
strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat
Indonesia di wilayah masing-masing. Dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pada umumnya perlu diperhatikan, salah
satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup
penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Agar
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat
diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan
wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak
ukur kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali
kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.
Dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien dari suatu klinik
atau Pelayanan Kesehatan yang memuaskan, kiranya perlu difokuskan
pada suatu pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, Semua Klinik
dan Pelayanan Kesehatan diharapkan akan menghasilkan keunggulan
kompetitif (competitive advantage) dengan pelayanan bermutu,
efisien, inovatif dan menghasilkan sesuai dengan Undang-Undang No.
8 Tahun 1999 tentang perlindungan pasien.
Bentuk pelayanan prima yang diharapkan kadang-kadang sering
terjadi padangan persepsi yang berbeda anata pasien dan fasilitator
(Klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya). Pasien mengartikan
pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya nyaman,
menyenangkan dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan
memberikan kesan kepuasan terhadap pasien. Sedangkan fasilitator
mengartikan pelayanan yang bermutu dan efesien jika pelayanan
sesuai dengan standar pemerintah. Adanya perbedaan persepsi
tersebut sering menyebabkan keluhan terhadap pelayanan.
Contohnya: adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak
pemakai layanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran ialah sikap
dan tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, selain
itu juga tentang sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan,
persediaan obat, tarif pelayanan kesehatan, peralatan medis dan lain-
lain.Kegiatan pelayanan dalam suatu organisasi mempunyai peranan
yang sangat strategis, terutama pada organisasi yang aktivitas
pokoknya adalah pemberian jasa.
Salah satu pengertian pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Pengertian pelayanan kesehatan lainnya, bahwa pelayanan
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berupa tindakan
penyembuhan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan fungsi organ
tubuh seperti sedia kala.Berdasarkan rumusan pengertian di atas, dapat
dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tergantung dari
beberapa faktor yakni:
1. Pengorganisasian pelayanan; pelayanan kesehatan dapat
dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama sebagai anggota dalam
suatu organisasi.
2. Tujuan atau ruang lingkup kegiatan; pencegahan penyakit,
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan/
pengobatan dan pemulihan kesehatan.
3. Sasaran pelayanan; perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Pelayanan Klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya merupakan
salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.Klinik atau Pelayanan Kesehatan
lainnya adalah sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan
harus memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas serta
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk
perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis atau non medis,
dan tindakan diagnosis lainnya yang dibutuhkan oleh masing-masing
pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang
disediakan.
Sedangkan untuk dapat disebut sebagai bentuk pelayanan
kesehatan, baik dari jenis pelayanan kesehatan kedokteran maupun
dari jenis pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki berbagai
syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah:
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat yang pertama, yaiatu suatu pelayanan kesehatan yang
baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat
serta bersifat berkesinambungan.
2. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah
dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah
mudah dicapai oleh masyarakat (dari sudut lokasi).
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah
mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang
dimaksud disini termasuk dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan
keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan pelayanan kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu.
Pengertian yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar
yang telah ditetapkan.
Dalam upaya pelayanan fasilitator tersebut, maka pasien yang
memperoleh jasa pelayanan memiliki harapan tertentu. Bila jasa
fasilitator yang diterimanya dapat memenuhi bahkan melebihi dari apa
yang diharapkan dalam waktu ke waktu tumbuh pemikiran dalam diri
pasien bahwa inilah suatu jasa pelayanan klinik dan pelayanan
kesehatan lainnya yang efektif dan memiliki mutu.
Pengertian lain dari mutu pelayanan kesehatan mengenai
keefektifan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang adalah sebagai berikut:
1. Untuk pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu
empathy, respect dan tanggapan akan kebutuhannya, pelayanan harus
sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara ramah pada
waktu berkunjung ke klinik atau Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. Dari sudut pandang petugas kesehatan, mutu pelayanan berarti
bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang
baik dan memenuhi standar yang baik (state of the art).
3. Dari sudut pandang manajer (administrator), mutu pelayanan tidak
berhubungan langsung dengan tugas mereka sehari-hari, namun tetap
sama pentingnya. Untuk para manajer focus pada mutu akan
mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan
baik.
4. Bagi yayasan atau pemilik Klinik, mutu dapat berarti memiliki
tenaga profesional yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para
manajer dan pemilik institusi mengharapkan efesiensi dan kewajaran
penyelenggaraan pelayanan, minimal tidak merugikan dipandang dari
berbagai aspek seperti tiadanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya
dan waktu.
Secara umum untuk menilai mutu pelayanan kesehatan di klinik
dan pelayanan kesehatan lainnya, maka indikator yang digunakan
untuk mencakup kepuasan pelayanan kesehatan yang dirasakan
pasien. pada umumnya nilai mutu pelayanan kesehatan mencakup 4
(empat) hal pokok, yakni:
1. Kesejahteraan pasien
Kesejahteraan pasien biasanya dihubungkan dengan perasaan
senang dan aman, cara dan sikap serta tindakan tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan. Dengan kata lain, kesejahteraan pasien
dihubungkan dengan kualitas pelayanan kedokteran atau kualitas
pelayanan keperawatan. Selain itu, dihubungkan dengan fasilitas yang
memadai, terpelihara dengan baik, sehingga segala macam peralatan
yang digunakan selalu dapat berfungsi dengan baik.
2. Kenyamanan dan kondisi kamar
Kenyamanan pasien merupakan salah satu variabel yang
digunakan untuk dapat terselenggaranya pelayanan yang bermutu.
Suasana tersebut harus dapat dipertahankan, sehingga pasien merasa
puas (nyaman) atas pelayanan yang diberikan. Tetapi yang terpenting
adalah sikap dan tindakan para pelaksana terutama dokter dan perawat
ketika memberikan pelayanan kesehatan. Demikian pula kondisi
kamar pasien merupakan aspek yang dapat memberikan kenyamanan
dan ketenangan serta kepuasan pasien selama dirawat di klinik dan
pelayanan kesehatan lainnya.
3. Keadaan ruang perawatan
Keadaan ruang perawatan akan mempengaruhi tanggapan
pasien dari keluarganya tentang mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan di klinik dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena itu,
pada setiap unit perawatan seyogyanya terdapat sarana atau fasilitas
yang menunjang penyelenggaraan pelayanan kesehatan, disertai
pemeliharaannya agar selalu dapat berfungsi dengan baik.
4. Catatan atau rekam medik.
Pengertian catatan rekam medik di Indonesia mengacu pada
peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749 Tahun 1989, yang
menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan
(Siswati, 2000).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, tercermin segala informasi
yang menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar dalam
menentukan tindakan lebih lanjut dalam pelayanan kesehatan maupun
tindakan medik lain yang diberikan kepada pasien yang akan datang
ke instansi penyedia layanan kesehatan (klinik dan pelayanan
kesehatan lainnya).
Nilai dari faktor konversi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kesejahteraan pasien = 25%
2. Kenyamanan dan kondisi kamar pasien = 25%
3. Keadaan ruang perawatan = 10%
4. Catatan medis pasien = 40%
Adapun salah satu efektivitas Pelayanan Klinik atau Pelayanan
Kesehatan lainnya harus menciptakan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di klinik dan pelayanan kesehatan lainnya agar
dapat melayani kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan
kepada pasien yang penerapannya harus dilaksanakan oleh semua
elemen organisasi klinik dan pelayanan kesehatan lainnya secara
komprehensif dan berkelanjutan termasuk pula pasien sebagai pihak
pemakai.
Sebagai Pemakai dari layanan kesehatan yang disediakan oleh
fasiltator (baik klinik maupun pelayanan kesehatan lainnya)
perhatikan hal-hal berikut:
1. Waktu tunggu
2. Keramahan petugas kesehatan
3. Kejelasan informasi dari petugas
4. Diikut sertakan mengambil keputusan
5. Kerahasiaan
6. Kebebasan memilih fasilitas
7. Kebersihan ruang pelayanan
8. Kemudahan untuk dikunjungi
Perspektif pasien/masyarakat
Pasien/masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai
suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang
dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun,
tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta
mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pandangan
pasien/masyarakat ini sangat penting karena pasien yang merasa puas
akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali.
2. Dimensi Mutu
Pohan (2007), menyebutkan ada 10 dimensi mutu pelayanan meliputi:
3.Dimensi Efektivitas
Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau
mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit serta
berkembangnya dan/atau meluasnya penyakit yang ada. Efektifitas
layanan kesehatan ini bergantung pada bagaimana standar layanan
kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten, dan sesuai dengan
situasi setempat. Umumnya standar layanan kesehatan disusun pada
tingkat organisasi yang lebih tinggi, sementara pada tingkat pelaksana,
standar layanan kesehatan itu harus dibahas agar dapat digunakan
sesuai dengan kondisi setempat.
Dimensi efektivitas sangat berkaitan dengan dimensi kompetensi
teknis, terutama dalam pemilihan alternative dalam relative risk dan
keterampilan dalam mengikuti prosedur yang terdapat dalam standard
layanan kesehatan.
4.Dimensi Efisiensi
Sumber daya kesehatan sangat terbatas. Oleh sebab itu, dimensi
efisiensi sangat penting dalam layanan kesehatan. Layanan kesehatan
yang efisien dapat melayani lebih banyak pasien dan atau masyarakat.
Layanan kesehatan yang tidak memenuhi standar layanan kesehatan
umumnya berbiaya mahal, kurang nyaman bagi pasien, memerlukan
waktu lama, dan menimbulkan resiko yang lebih besar kepada pasien.
Dengan melakukan analisis efisiensi dan efektivitas, kita dapat
memilih intervensi yang paling efisien.
5.Dimensi Kesinambungan
Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat
dilayani sesuai kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa
mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien
harus selalu mempunyai akses ke layanan kesehatan yang
dibutuhkannya. Karena riwayat penyakit pasien terdokumentasi
dengan lengkap, akurat, dan terkini, layanan kesehatan rujukan yang
diperlukan pasien dapat terlaksana tepat waktu dan tepat tempat.
6.Dimensi Keamanan
Dimensi keamanan maksudnya layanan kesehatan itu harus aman,
baik bagi pasien, bagi pemberi layanan, maupun bagi masyarakat
sekitarnya. Layanan kesehatan yang bermutu harus aman dari risiko
cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang ditimbulkan oleh
layanan kesehatan itu sendiri.
7.Dimensi Kenyamanan
Dimensi kenyamanan tidak berhubungan langsung dengan efektivitas
layanan kesehatan, tetapi mempengaruhi kepuasan pasien/konsumen
sehingga mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat
tersebut. Kenyamanan atau kenikmatan dapat menimbulkan
kepercayaan pasien kepada organisasi layanan kesehatan. Jika biaya
layanan kesehatan menjadi persoalan, kenikmatan akan
mempengaruhi pasien untuk membayar biaya layanan kesehatan.
Kenyamanan juga terkait dengan penampilan fisik layanan kesehatan,
pemberi layanan, peralatan medis dan non medis.
8.Dimensi Informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan
informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana
layanan kesehatan itu akan dan/atau telah dilaksanakan. Dimensi
informasi ini sangat penting pada tingkat puskesmas.
4.Efisiensi (Efficiency)
Adalah dimensi yang penting dari kualitas karena efisiensi akan
mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi sumberdaya
pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien
pada umumnya akan memberikan perhatian yang optimal kepada
pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang
terbaik dengan sumber daya yang dimiliki.
5.Kontinuitas (Continuity)
Adalah klien akan menerima pelayanan yang lengkap yang
dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa mengulangi prosedur diagnosa
dan terapi yang tidak perlu.
6.Keamanan (Safety)
Adalah mengurangi resiko cidera, infeksi atau bahaya lain yang
berkaitan dengan pelayanan. Keamanan pelayanan melibatkan petugas
dan pasien
8.Kenyamanan (Amenities)
Adalah pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan
efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan
bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh
pelayanan berikutnya. Amenities juga berkaitan dengan penampilan
fisik dari fasilitas kesehatan, personil,dan peralatan medis maupun non
medis.(Wijoyo, Djoko. 2008).
1.Struktur
Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi
dan manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas
kesehatan.
Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari:
1) Jumlah, besarnya input
2) Mutu struktur atau mutu input
3) Besarnya anggaran atau biaya
4) Kewajaran
2.Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara
professional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi
lain) dan interaksinya dengan pasien.
Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan,
prosedur dan penanganan kasus.
Baik tidaknya proses dapat diukur dari:
1) Relevan tidaknya proses itu bagi pasien
2) Fleksibilitas dan efektifitas
3) Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang
semestinya
4) Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan
3.Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan
professional terhadap pasien. Dapat berarti adanya perubahan derajat
kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.
Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan
tertentu atau prosedur tertentu. Outcome jangka panjang adalah status
kesehatan dan kemampuan fungsional pasien (Pohan, 2007).
DAFTAR PUSTAKA