Вы находитесь на странице: 1из 10

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA


DI INDONESIA

THE EFFECT OF KNOWLEDGE ABOUT ADOLESCENT


REPRODUCTIVE HEALTH ON PRE MARITAL SEXUAL BEHAVIOUR IN
INDONESIA
Sri Lilestina Nasution

Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan Keluarga Sejahtera


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jln. Permata No.1, Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur
Pos-el : kinabalu_82@yahoo.com

ABSTRACT
The objective of this study is to identify the effect of knowledge about adolescent reproductive health and
sexual behaviour before marriage to marriage among adolescents in Indonesia. This study uses secondary data
from the Youth Development Plan performance indicators survey conducted in 33 provinces in Indonesia. The
number of sample of this survey was 23,619 respondents conducted on adolescent women and men with an age
limit between 1524 years. Units of samples used in the analysis of all unmarried women and men. This research
is an explanatory research which is multiple regression analysis. The use of multiple regression analysis is to test
the effect of independent variables on the dependent variable. The findings of this study demonstrate knowledge
of reproductive health influencing on sexual behaviour in adolescents in Indonesia. The findings of the study
indicate that the variable of reproductive health knowledge is a variable that affects significantly pre marital
sexual behaviour.

Keywords: Reproductive health knowledge, Pre marital sexual behaviour, Adolescent

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei
Indikator Kinerja RPJMN Remaja yang dilakukan pada 33 provinsi di Indonesia. Sampel survei dilakukan ter-
hadap 23.619 responden remaja perempuan dan pria dengan batas usia antara 1524 tahun. Unit sampel yang
digunakan dalam analisis semua perempuan dan pria belum menikah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
penjelasan (explanatory research) dengan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk
menguji pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Temuan relevan hasil studi menunjuk-
kan bahwa variabel pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan variabel yang berpengaruh secara bermakna
terhadap perilaku seksual pranikah.
Kata kunci: Pengetahuan kesehatan reproduksi, Perilaku seksual pranikah, Remaja

| 75
PENDAHULUAN hubungan seks pranikah lebih banyak dibanding-
kan wanita dengan usia yang sama.2
Saat ini di Indonesia terjadi perubahan struktur
piramida penduduk, pola yang muncul di Iswarati dan Prihyugiarto,3 mengungkapkan
Indonesia mirip dengan struktur piramida pen- bahwa faktor jenis kelamin, tempat tinggal, umur,
duduk di negara maju. Pola ini menggambarkan pengetahuan masa subur, pengetahuan tentang
adanya pengecilan jumlah dan proporsi penduduk penyakit IMS, pengalaman punya pacar, punya
yang berusia anak-anak tetapi diikuti dengan teman yang pernah melakukan hubungan seksual,
membengkaknya penduduk remaja dan penduduk dan dorongan teman yang pernah melakukan
lanjut usia. Perubahan struktur ini karena hubungan seksual pranikah berpengaruh secara
penduduk remaja yang sedang tumbuh itu adalah signifikan terhadap sikap remaja melakukan
hasil pendewasaan dari penduduk yang belum hubungan seksual pranikah.
tersentuh oleh program KB pada zaman orang tua Perlunya remaja memahami kesehatan
mereka masih remaja. Oleh karena itu, anak-anak reproduksinya menurut BKKBN1 adalah agar
yang sekarang dewasa dan menjadi orang tua remaja mengenal tubuhnya dan organ-organ
muda adalah anak-anak pasangan remaja yang reproduksinya, memahami fungsi dan perkemban-
sangat rawan untuk kemungkinan menimbulkan gan organ reproduksinya secara benar, memahami
baby boom yang baru. perubahan fisik dan psikisnya, melindungi diri
Masalah kependudukan di Indonesia sedang dari berbagai risiko yang mengancam kesehatan
berada pada tahap yang serius. Jika angka dan keselamatannya, mempersiapkan masa depan
pertumbuhan penduduk tidak menurun secara yang sehat dan cerah, serta mengembangkan sikap
drastis, dalam waktu yang tidak terlalu lama dan perilaku bertanggung jawab mengenai proses
akan terjadi ledakan jumlah penduduk yang lebih reproduksi.
dahsyat dibandingkan lima puluhan tahun yang Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
lalu. Upaya penyadaran masyarakat khususnya merupakan salah satu faktor yang dapat memenga-
remaja, tentang pentingnya pengetahuan kesehat ruhi perilaku seksual remaja pranikah. Fenomena
an reproduksi dan program KB harus terus ini menunjukkan bahwa perilaku seksual remaja
dilakukan dengan intensitas dan frekuensi yang pranikah remaja di berbagai provinsi semakin
makin ditingkatkan. meningkat dikarenakan kurangnya pengetahuan
Dalam Rencana Program Jangka Panjang remaja tentang kesehatan reproduksi. Perma-
Menengah (RPJM) 20042010, Kesehatan salahan remaja tersebut memberi dampak seperti
Reproduksi Remaja (KRR) adalah salah satu pro- kehamilan, pernikahan usia muda, dan tingkat
gram pemerintah di dalam sektor pembangunan aborsi yang tinggi sehingga dampaknya buruk
sosial-budaya, yang bertujuan untuk meningkat- terhadap kesehatan reproduksi remaja. Beberapa
kan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja dalam penelitian sebelumnya di beberapa negara,
kesehatan reproduksi. Fokus utama dari program anak perempuan dan laki-laki yang belum
KRR di Indonesia adalah terwujudnya perubahan menikah sudah aktif secara seksual sebelum men-
perilaku remaja melalui penyediaan informasi dan capai umur 15 tahun. Survei terakhir terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi.1 anak laki-laki yang berusia 1519 tahun di
Brazil, Hungaria, Kenya, menemukan bahwa
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
lebih dari seperempat dilaporkan telah
Indonesia (SKRRI) yang dilakukan pada tahun
melakukan hubungan seksual sebelum usia
20022003 menemukan 2,4% atau sekitar
mereka mencapai 15 tahun.4
511.336 orang dari 21.264.000 jumlah remaja
berusia 1519 tahun dan 8,6% atau sekitar Penelitian WHO menunjukkan kurangnya
1.727.929 orang dari 20.092.200 remaja berusia pengetahuan remaja tentang masa subur dapat
2024 tahun yang belum menikah di Indonesia terlihat pada pengetahuan mereka tentang risiko
pernah melakukan hubungan seks pranikah dan kehamilan. Sebanyak 19,2% remaja menyatakan
lebih banyak terjadi pada remaja di perkotaan bahwa perempuan yang melakukan hubungan
(5,7%). Secara keseluruhan persentase laki-laki seksual sebelum mengalami menstruasi dapat
berusia 1524 tahun belum menikah melakukan hamil, dan sebanyak 8,8% remaja yang mendeng

76 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


ar istilah masa subur menyatakan perempuan tidak disebabkan karena masa remaja merupakan masa
dapat hamil bila melakukan hubungan seksual peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi
pada masa subur. Kurangnya pengetahuan remaja perilaku seksual dewasa. Perkembangan fisik dan
ini perlu mendapatkan perhatian karena hubungan psikis remaja yang mendorong rasa keingintahuan
seksual antara laki-laki dan perempuan tetap mereka tentang masalah seksual yang kelak akan
mempunyai risiko untuk hamil.5 mempengaruhi perilaku seksual mereka.
Pengetahuan remaja tentang kesehatan Remaja adalah individu baik perempuan
reproduksi dan cara-cara melindungi dirinya atau laki-laki yang berada pada masa/usia antara
terhadap risiko kesehatan reproduksi relatif anak-anak dan dewasa. Menurut World Health
masih rendah dan perlu mendapatkan perhatian Organization (WHO) batasan usia remaja adalah
yang lebih. Oleh karena itu, penelitian ini ber- 1019 tahun. Berdasarkan United Nations (UN)
tujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan batasan usia anak muda (youth) adalah 1524
kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku tahun. Kemudian disatukan dalam batasan kaum
seksual pranikah. muda (young people) yang mencakup usia antara
Perumusan Masalah dalam penelitian ini 1024 tahun. Dalam studi ini responden remaja
adalah, apakah terdapat pengaruh pengetahuan dibatasi pada kelompok umur 1524 tahun.1
kesehatan reproduksi remaja terhadap peng Masa remaja adalah masa transisi an-
alaman berpacaran? dan apakah terdapat pengaruh tara masa anak dan dewasa,terjadi pacu tumbuh
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja terha- (growth support), timbul ciri-ciri seks sekunder,
dap pengalaman berhubungan seksual pranikah? tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
Secara umum penelitian ini ingin bertujuan psikologik serta kognitif. Sebab terjadinya ma-
untuk mengetahui pengaruh pengetahuan salah atau perilaku menyimpang pada remaja,
kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku antara lain adanya perubahan psikologik yang
seksual pranikah. Secara khusus untuk menganali- akan memberikan dorongan-dorongan tertentu,
sis pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi yang sering kali tidak diketahui; institusi pendidik
remaja terhadap pengalaman berpacaran? dan langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah yang
untuk menganalisis pengaruh pengetahuan kes- kurang siap untuk memberikan informasi yang
ehatan reproduksi remaja terhadap pengalaman benar dan tepat waktu karena berbagai kendala,
berhubungan seksual pranikah? di antaranya adalah ketidaktahuan dan anggapan
di sebagian besar masyarakat bahwa pendidikan
Manfaat Penelitian ini untuk memberikan
seks masih dianggap sebagai hal yang tabu; se-
bahan advokasi bagi para penentu kebijakan
makin majunya teknologi dan membaiknya sarana
dalam menyusun strategi pelaksanaan program,
komunikasi mengakibatkan membanjirnya arus
terutama yang berkaitan dengan hubungan antara
informasi dari luar yang sulit sekali terdeteksi.6
perilaku seksual pranikah remaja dan faktor-faktor
yang memengaruhinya. Dengan melakukan anali- Remaja mengalami perubahan baik secara
sis mendalam dari hasil Survei Indikator RPJMN fisik maupun secara psikologis. Perubahan secara
Remaja tahun 2010, akan diperoleh jawaban dari fisik yang terjadi di antaranya timbul proses
pertanyaan apakah pengetahuan tentang kesehatan perkembangan dan pematangan organ reproduksi.
reproduksinya memengaruhi perilaku seksual Seiring dengan proses perkembangan organ
pranikah remaja. reproduksi pada remaja timbul juga perubahan
secara psikologis, sehingga mengakibatkan pe-
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ter-
rubahan sikap dan tingkah laku, seperti mulai
dapat pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi
memerhatikan penampilan diri, mulai tertarik
remaja terhadap pengalaman berpacaran, dan ter-
dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian
dapat pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi
dan muncul perasaan cinta, yang kemudian akan
remaja terhadap pengalaman berhubungan seksual
timbul dorongan seksual.7
pranikah.
Perilaku seksual remaja terdiri dari tiga buah
Masalah perilaku seksual merupakan hal
kata yang memiliki pengertian yang sangat ber-
yang berkaitan erat dengan remaja. Hal ini
beda satu sama lainnya. Perilaku dapat diartikan

Pengaruh Pengetahuan Tentang... | Sri Lilestina Nasution | 77


sebagai respons organisme atau respons seseorang virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia,
terhadap stimulus (rangsangan) yang ada. Se- sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency
dangkan seksual adalah rangsangan-rangsangan Syndrome) adalah penurunan kekebalan tubuh,
atau dorongan yang timbul berhubungan dengan yang diakibatkan oleh virus HIV. Selain HIV
seks. Jadi perilaku seksual remaja adalah tindakan dan AIDS, kesehatan reproduksi juga membahas
yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan tentang napza (narkotika, alkohol, psikotropika,
dorongan seksual yang datang, baik dari dalam dan zat adiktif) yang merupakan jenis obat yang
dirinya maupun dari luar dirinya.8 Perilaku sek- mempunyai efek tertentu sehingga berbahaya jika
sual remaja pada Survei Indikator Kinerja RPJM dikonsumsi secara sembarangan.1
Remaja 2010 dilihat dari pengalaman pacaran dan Hasil penelitian Persatuan Keluarga Beren-
perilaku seksual remaja.1 cana Indonesia pada tahun 2002 diperoleh
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat informasi bahwa minimnya pengetahuan remaja
yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental mengenai kesehatan reproduksi remaja dapat
dan sosial dan bukan sekadar adanya penyakit menjerumuskan remaja pada perilaku seks
atau gangguan di segala hal yang berkaitan pranikah dan sebaliknya, pengetahuan
dengan sistem reproduksi, fungsi maupun proses tentang kesehatan reproduksi remaja dapat
reproduksi itu sendiri. Kesehatan reproduksi menunda prilaku seks pranikah di kalangan
dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan r e m a j a . 9 Menurut Pangkahila, kurangnya
menyenangkan dan mereka memiliki kemampuan pemahaman tentang perilaku seksual pada masa
untuk bereproduksi, serta memiliki kemampuan remaja amat merugikan bagi remaja itu sendiri
untuk bereproduksi, serta kebebasan untuk mene- termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja
tapkan dan seberapa sering mereka bereproduksi.1 mengalami perkembangan yang penting, yaitu
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) kognitif, emosi, sosial, dan seksual.10
adalah kesehatan reproduksi di kalangan remaja.
Beberapa pengetahuan dasar tentang kesehatan METODE PENELITIAN
reproduksi yang perlu diketahui remaja, antara
Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimen
lain pengenalan mengenai sistem, proses, dan
dengan desain survei dan menggunakan pendekat
fungsi alat reproduksi, bahaya napza (nar-
an kuantitatif untuk melihat adanya hubungan
kotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif)
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan
pada kesehatan reproduksi, penyakit menular
sikap mengenai hubungan seksual sebelum
seksual, HIV dan AIDS serta dampaknya terhadap
menikah terhadap perilaku hubungan seksual
kesehatan reproduksi, pendewasaan usia kawin
remaja pranikah. Penelitian ini menggunakan
dan perencanaan kehamilan, tumbuh kembang
pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik
anak dan remaja (akil balig, masa subur, anemia,
inferensial menggunakan software SPSS versi 17.
dan lain-lain), kehamilan dan persalinan.1
Penelitian ini menggunakan sumber data
Pengertian masa subur adalah masa ter-
sekunder yang berasal dari Survei Indikator Ren-
jadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik
cana Pembangunan jangka menengah nasional
puncak kesuburan terjadi pada hari ke -14 sebelum
2010 yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian
masa menstruasi berikutnya. Umumnya pada
dan Pengembangan KB dan Kesejahteraan sosial,
remaja tanggal menstruasi berikutnya sering kali
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
tidak pasti, biasanya diambil perkiraan masa subur
Berencana Nasional).
35 hari sebelum dan sesudah hari ke 14. Pada
usia remaja, pencegahan kehamilan dengan tidak Survei Indikator Rencana Pembangunan
melakukan hubungan seksual pada masa subur jangka menengah nasional 2010 dilakukan di 33
tidak dapat diandalkan karena siklus menstruasi provinsi di Indonesia pada tahun 2010, meliputi
biasanya tidak teratur.1 DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah,
D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nangroe
Salah satu pengetahuan tentang kesehatan
Aceh Darusalam, Sumatra Utara, Riau, Kep Riau,
reproduksi remaja adalah pengetahuan HIV
Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Lam-
(Human Immunodeficiency Virus). HIV adalah

78 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


pung, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan dan pengalaman pernah melakukan hubungan
Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, seksual pranikah.
Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Dengan memerhatikan karakteristik variabel
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, yang akan diuji, hipotesis statistik yang akan diuji
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi yaitu:
Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara,
1) H 0 : = 0 Tidak terdapat pengaruh
Papua dan Papua Barat. Penelitian ini dilakukan
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
dari bulan JanuariDesember 2010.
terhadap pengalaman berpacaran.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
H1 : 0 Terdapat pengaruh pengetahuan
perempuan dan laki-laki umur 1524 tahun dan
kesehatan reproduksi remaja terhadap
belum menikah
pengalaman berpacaran.
Sampel penelitian adalah remaja perempuan
2) H 0 : = 0 Tidak terdapat pengaruh
dan laki-laki yang belum menikah umur 1524
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
tahun yang bertempat tinggal di klaster terpilih.
terhadap pengalaman berhubungan seksual
Rancangan sampling yang digunakan adalah
pranikah.
sampling dua tahap. Tahap pertama, memilih
sejumlah klaster dengan Probability proporsion- H1 : 0 Terdapat pengaruh pengetahuan
ate to size (PPS) dari DKAK. Tahap kedua, kesehatan reproduksi remaja terhadap pe
memilih sejumlah keluarga di setiap klaster secara ngalaman berhubungan seksual pranikah.
sistematik. Penelitian indikator kinerja RPJM
selain mengambil sampel responden keluarga HASIL
juga remaja. Responden remaja merupakan anak
dari responden keluarga terpilih. Setiap keluarga Analisis Deskriptif
terpilih yang memiliki anak remaja usia 1524 Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis
tahun akan dijadikan sampel remaja. Dalam hal deskriptif responden menurut latar belakang
ini dapat terjadi dalam satu keluarga terdapat karakteristik demografi, sosial dan ekonomi.
lebih dari satu remaja. Total responden yang Berdasarkan hasil analisis deskriptif (Tabel 1),
diwawancara sebanyak 24.617 responden, tampak bawah responden remaja yang terbanyak
namun yang berhasil sampai dengan selesai adalah usia 1519 tahun yaitu sebesar 64%,
hanya 23.619 responden dengan remaja laki-laki dengan jumlah responden laki-laki sebesar 52,2%
sebanyak 12.324 responden dan remaja perem- dan responden perempuan sebesar 47,8%, Tingkat
puan sebanyak 11.295 responden. Penelitian ini pendidikan yang banyak ditamatkan adalah tamat
menggunakan data total dari 33 provinsi yang SLTA sebesar 38,7% dan tamat SLTA sebesar
telah ter-weighted. 38%. Responden remaja rata-rata masih berada
Penelitian ini merupakan penelitian non- di bangku sekolah, yaitu sebesar 53,5%.
eksperimen dengan desain survei menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan statistik inferensial. Analisis Inferensial
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis
regresi berganda dilakukan untuk melihat penga-
inferensial dari pengaruh pengetahuan tentang ke-
ruh beberapa variabel bebas (independent vari-
sehatan reproduksi remaja terhadap pengalaman
able) terhadap variabel terpengaruh (dependent
pacaran dan dari pengaruh pengetahuan tentang
variable).
kesehatan reproduksi remaja terhadap penga
Variabel pengaruh (independent variable) laman melakukan hubungan seksual pranikah.
meliputi: pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja yang terdiri dari pengetahuan masa subur,
risiko hamil apabila berhubungan walaupun
sekali, KB, dan HIV/ AIDS; dan perilaku seksual
merupakan variabel terpengaruh (dependent vari-
able) yang meliputi pengalaman pernah pacaran

Pengaruh Pengetahuan Tentang... | Sri Lilestina Nasution | 79


Pengaruh Pengetahuan tentang (total) variabel pengetahuan tentang kesehatan
Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap reproduksi dapat menjelaskan pengalaman
Pengalaman Pacaran pacaran sebesar 99,1%, sisanya sebesar 0,9%
diterangkan oleh variabel lain di luar variabel
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang
penelitian yang digunakan.
kesehatan reproduksi remaja yang meliputi
pengetahuan tentang masa subur, pengetahuan Lebih lanjut, uji F- statistik digunakan untuk
wanita dapat hamil hanya dengan satu kali menguji pengaruh secara simultan variabel penge-
melakukan hubungan seksual, pengetahuan tahuan tentang kesehatan reproduksi (independent
tentang HIV/AIDS dan bahayanya terhadap variable) berhubungan dengan perilaku seksual
perilaku seksual remaja yang dilihat dari peng pranikah yang diwakili oleh pengalaman pernah
alaman pernah pacaran dilakukan analisis regresi pacaran (dependent variable) melalui pengujian
berganda. hipotesis. Kriteria Uji F-statistik dalam penelitian
ini adalah jika nilai sig.F < p-value, Ho ditolak,
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi
artinya secara simultan terdapat pengaruh yang
berganda (Tabel 2), menunjukkan hasil bahwa,
signifikan antara variabel pengetahuan tentang
korelasi berganda antara masing-masing penge-
kesehatan reproduksi terhadap pengalaman
tahuan tentang kesehatan reproduksi (variabel
pacaran remaja. Berdasarkan hasil perhitungan
independen) terhadap perilaku seksual (variabel
Uji F diperoleh nilai sig.F< p-value (0,005 <
dependen) sebesar 0,996. Hasil uji koefisien
0,05), artinya Ho ditolak atau menerima H1 yang
determinasi (R2) sebesar 0,991 (pengetahuan
artinya secara signifikan variabel pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi adalah sebesar 0,991
kesehatan reproduksi memengaruhi pengalaman
atau 99,1%. Hal ini berarti secara keseluruhan
remaja yang pernah pacaran.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Latar Belakang Remaja, Indonesia 2010.

Provinsi Jumlah Persentase


Perkotaan 10.873 46,0
Daerah Tempat Tinggal
Pedesaan 12.746 54,0
Laki-laki 12.324 52,2
Jenis Kelamin Remaja
Perempuan 11.295 47,8
15-19 15.109 64,0
Umur Remaja
2024 8.510 36,0
Tidak Pernah Sekolah 190 0,8
Tidak Tamat SD 491 2,1
Tamat SD 3.720 15,7
Pendidikan yang ditamatkan Tamat SLTP 8.964 38,0
Tamat SLTA 9.147 38,7
Tamat Akademi 687 2,9
Tamat Perguruan Tinggi 421 1,8
Masih Sekolah 12.629 53,5
Status sekolah saat ini
Tidak 10.990 46,5
Bekerja 7.382 31,3
Kegiatan ekonomi seminggu yang lalu
Tidak bekerja 16.237 68,7
Pertanian 1.726 7,3
Industri 954 4,0
Perdagangan 1.141 4,8
Lapangan Pekerjaan Jasa 1.896 8,0
PNS/ABRI/BUMN/Swasta 859 3,6
Lainnya 807 3,4
Tidak Bekerja 16.237 68,7
Sumber: Data Survei Indikator RPJMN Remaja 2010

80 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


Persamaan regresi linier yang diperoleh dari variable) terhadapan perilaku seksual (indepen-
hasil analisis pada Tabel 3 adalah sebagai berikut: dent variable) sebesar 0,673. Hasil uji koefisien
determinasi (R2) pengetahuan tentang kesehatan
Y = 21 ,650 + 2,216 x3 0,587 x5 1,127 x6 reproduksi adalah sebesar 0,45 atau 45%.
Hal ini berarti secara keseluruhan (total)
Pengaruh Pengetahuan tentang Kesehatan variabel pengetahuan tentang kesehatan re-
Reproduksi Remaja terhadap Pengalaman produksi dapat menjelaskan pengalaman pernah
Berhubungan Seksual melakukan hubungan seksual pranikah sebesar
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang 45%, sisanya sebesar 55% diterangkan oleh
kesehatan reproduksi remaja yang meliputi variabel lain di luar variabel penelitian yang
pengetahuan tentang masa subur, pengetahuan digunakan.
wanita dapat hamil hanya dengan satu kali Berdasarkan hasil perhitungan Uji F di-
melakukan hubungan seksual, pengetahuan ten- peroleh nilai sig.F < p-value (0,045 < 0,05),
tang HIV/AIDS dan bahayanya terhadap perilaku artinya Ho ditolak atau menerima H1 yang artinya
seksual remaja yang dilihat dari pengalaman secara signifikan variabel pengetahuan kesehatan
pernah melakukan hubungan seksual, dilakukan reproduksi memengaruhi remaja yang memiliki
analisis regresi berganda. pengalaman pernah melakukan hubungan seksual
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi pranikah.
berganda (Tabel 4), menunjukkan hasil bahwa, Persamaan regresi linier yang diperoleh dari hasil
korelasi berganda antara masing-masing penge- analisis pada Tabel 5 adalah sebagai berikut:
tahuan tentang kesehatan reproduksi (dependent Y = 8,713 + 0,109 x 0,065 x 1 6

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengalaman Pernah
Pacaran
Change Statistics
Adjusted Std. Error of the
Model R R Square R Square Sig. F
R Square Estimate F Change df1 df2
Change Change
3 0,996 0,991 0,990 54,61758 0,003 9,238 1 29 0,005
Sumber: Pengolahan Data Survei Indikator RPJMN Remaja 2011

Tabel 3. Koefisien pada Analisis Regresi Berganda antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengalaman
Pernah Pacaran.
Standardized
Unstandarized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
3 (Constant) 21,650 14,449 1,498 0,145
Pernah mendengar HIV/AIDS 2,216 0,268 3,173 8,255 0,000
Mengetahui ada cara menghindari HIV/ -0,587 0,193 -0,655 -3,039 0,005
AIDS
Pernah mendengar NAPZA -1,127 0,275 -1,531 -4,093 0,000
Sumber: Pengolahan Data Survei Indikator RPJMN Remaja 2011

Tabel 4. Hasil analisis regresi berganda antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap pengalaman pernah
melakukan hubungan seksual.
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square R Square F Sig. F
Square Estimate df1 df2
Change Change Change
2 0,673 0,452 0,416 9,72154 0,080 4,384 1 30 0,045
Sumber : Pengolahan Data Survei Indikator RPJMN Remaja 2011

Pengaruh Pengetahuan Tentang... | Sri Lilestina Nasution | 81


PEMBAHASAN KESIMPULAN
Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja Berdasarkan hasil analisis data dan temuan
memengaruhi perilaku seksual pranikah pada penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
remaja di Indonesia. Jika perilaku seksual pada maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu
remaja, tidak disertai pengetahuan yang cukup terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan re-
dan dengan tingkat emosi yang masih labil dapat produksi remaja terhadap pengalaman berpacaran.
mengakibatkan efek yang sangat fatal, misalkan, Berdasarkan uji regresi berganda yang dilakukan
ancaman terhadap kesehatan pada alat reproduksi pada penelitian ini, secara signifikan terdapat
remaja, aborsi, penyakit menular seksual dan pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi
lainnya. terhadap pengalaman pacaran remaja. Dari model
Berdasarkan hasil uji regresi berganda regresi, ditemukan bahwa pengetahuan kesehatan
di atas yang menunjukkan adanya pengaruh reproduksi remaja yang berpengaruh secara
antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan individu terhadap pengalaman berpacaran adalah
perilaku seksual pranikah, maka untuk mencegah pengetahuan tentang HIV/AIDS, pengetahuan
dan mengatasi masalah perilaku seksual pranikah tentang Napza dan pengetahuan tentang cara
yang sering dilakukan oleh para remaja, perlu untuk menghindari HIV/AIDS.
ditingkatkan pemberian penyuluhan, pendidikan Terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan
dan pengertian yang benar tentang seksualitas. reproduksi remaja terhadap pengalaman ber-
Pengetahuan seksualitas harus dipelajari, bukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan uji
datang dengan sendirinya yang hanya berdasarkan regresi berganda yang dilakukan pada penelitian
pengalaman pribadi, perasaan, atau informasi ini, secara signifikan terdapat pengaruh pengeta-
yang salah dan menyesatkan yang dapat men- huan kesehatan reproduksi terhadap pengalaman
jadikan para remaja menjadi salah pemahaman pacaran remaja. Dari model regresi, ditemukan
tentang seksualitas serta tidak tahu akibat yang bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
bisa terjadi jika melakukan hubungan seksual, yang berpengaruh secara individu terhadap pen-
pranikah. galaman melakukan hubungan seksual pranikah
Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi adalah pengetahuan masa subur dan pengetahuan
perlu diberikan sejak dini, agar para remaja tentang Napza.
mendapatkan informasi yang benar dan akurat.
Sudah saatnya para pendidik dan orang tua mem- SARAN
bicarakan masalah reproduksi dan seksualitas
Berdasarkan kesimpulan, peneliti dapat memberi
secara jujur, terbuka dan profesional. Penelaahan
saran bahwa Pengetahuan kesehatan reproduksi
terhadap 35 penelitian yang dilakukan di negara
remaja yang berpengaruh terhadap pengalaman
maju dan berkembang menyimpulkan, pendidikan
berpacaran adalah pengetahuan tentang HIV/
seksual berbasis sekolah tidak menyebabkan
AIDS, Napza dan cara untuk menghindari HIV/
terjadinya hubungan seksual lebih dini, juga
AIDS, sedangkan pengetahuan masa subur dan
tidak menyebabkan bertambahnya kegiatan
pengetahuan tentang Napza merupakan penge-
seksual remaja. Sebaliknya justru berdampak pada
tahuan KRR yang sangat berpengaruh terhadap
penundaan kegiatan seks dini.8

Tabel 5. Koefisien pada analisis regresi berganda antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap pengalaman
pernah melakukan hubungan seksual.
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,713 2,257 3,860 0,001
Mengetahui Masa Subur 0,109 0,045 4,434 2,421 0,022
Pernah mendengar NAPZA -0,065 0,031 -3,835 2,094 0,045
Sumber : Pengolahan Data Survei Indikator RPJMN Remaja 2011

82 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


pengalaman pernah melakukan hubungan seksual 3
Iswarati, P. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
pranikah remaja, untuk itu pengetahuan kesehatan Sikap terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada
reproduksi tersebut dapat menjadi bahan advokasi Remaja di Indonesia. Analisis Lanjut SDKI
2007. BKKBN.
bagi para penentu kebijakan dalam menyusun 4
Anggraeni, M. 2009. Gambaran Remaja dalam
strategi pelaksanaan program. Dari analisis
Keikutsertaan Ber-KB di Masa yang Akan
mendalam hasil Survei Indikator RPJMN Remaja Datang, Jurnal Ilmiah Keluarga Berencana dan
tahun 2010, diperoleh hasil bahwa terdapat Kesehatan Reproduksi BKKBN 3 (1): 7695
pengaruh antara pengetahuan tentang kesehatan 5
World Health Organization (WHO). 1975. Pregnancy
reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah and abortion in Adolescent. Report of WHO
remaja, untuk itu perlu penyebarluasan KIE Meeting. WHO Technical Report Series Nomor
tentang kesehatan reproduksi (HIV/AIDS, IMS, 583. Geneva: WHO
masa subur, risiko hubungan seksual) kepada 6
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan
remaja baik formal maupun informal. Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
7
Imran, I. 2000. Modul 2 Perkembangan Seksualitas
Remaja. Jakarta: PKBI, IPPF, BKKBN, UN-
UCAPAN TERIMA KASIH FPA.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. 8
Notoatmodjo, S. 2007. Konsep Perilaku dan Perilaku
Rusdi Muchtar, M.A yang telah memberikan Kesehatan. Dalam Promosi Kesehatan dan Ilmu
bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis ter- Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 133151.
hadap berbagai permasalahan dan selalu mampu 9
PKBI. 2009. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta:
memberikan motivasi bagi penulis sehingga BKKBN
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
10
Pangkahila, W. 2005. Peran Seksologi dalam
Kesehatan Reproduksi. Bunga Rampai Obstetri
dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Sarwono Prawirohardjo
1
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
Survei Indikator Kinerja Program KB Nasional
Indonesia 2010, Jakarta
2
Badan Pusat Statistik (BPS), dan ORC Macro,
2003. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia 20022003. Calverton, Maryland,
USA: BPS dan ORC Macro.

Pengaruh Pengetahuan Tentang... | Sri Lilestina Nasution | 83


84 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012

Вам также может понравиться