Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH

Uji keserempakan berkecambah

Oleh :

Nama : Wenni Yulisma.M

Nim :D1A013059

AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016

Uji keserempakan berkecambah Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keserempakan perkecambahan benih adalah kemampuan suatu lot benih


untuk berkecambah serempak setelah perkecambahan tertentu. Uji keserempakan
perkecambahan merupakan salah satu uji vigor kekuatan perkecambahan benih. Uji
ini memberikan gambaran berapa persen benih-benih yang mampu berkecambah
normal di lapang bila kondisi memadai dan sebaliknya. Melihat benih sebagai lot
berbeda dengan benih sebagai individual.

Tolak ukur keserempakan tumbuh lebih mengidentifikasikan vigor benih secara lot
benih, meskipun kecepatan tumbuhnya diukur sebagai persentase bibit atau
kecambah normal terhadap seluruh benih yang ditanam atau yang dikecambahkan
untuk waktu yang ditentukan secara baku. Baik pertumbuhan kecambah di pengujian
laboratorium yang kriteria normal dan abnormalnya dibakukan untuk rujukan
evaluasi ataupun pertumbuhan minimal bibit untuk kurun waktu tertentu di lapang
sebagai dasar penilaian tolak ukur keserempakan tumbuh, namun vigor kekuatan
tumbuh yang dideteksi tidak menunjukkan kinerja pertumbuhan benih secara
serempak. Benih yang vigor dituntut untuk dapat cepat tumbuh (dalam posisi benih
sebagai individu) seluruh benih juga harus mewujudkan kinerja yang homogen
dalam pertumbuhan di lapang.

1.2 Tujuan

Untuk menentukan kekuatan tumbuh (seed vigor) benih yang diuji.

Uji keserempakan berkecambah Page 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Proses perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor
genetik yang berpengaruh adalah susunan kimawi benih yang berhubungan dengan daya
hidup benih. Sifat ketahanan ini meliputi masalah kadar air benih, kegiatan enzim dalam
benih dan kegiatan-kegiatan fisik atau biokimiawi dari kulit benih, sedangkan faktor
lingkungan yang sangat berpengaruh adalah air, gas, suhu dan oksigen (Bewley dan Black,
1985).

Perkecambahan benih dapat dipengaruhioleh faktor dalam yang meliputi tingkat kemasakan
benih, ukuran benih, dormansi,dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang
meliputi air, temperatur, oksigen dan cahaya ( Sutopo, 1993).

Pada dasarnya perkecambahan merupakan suatu proses pertumbuhan dari biji setelah
mengalami masa dormansi. Bila bila kondis-kondisi sekelilingnya memungkinkan (
Novijanto, 1996).

Kulit benih dan struktur disekitarnya dapat mempengaruhi kemampuan perkecamabahan


benih melalui penghambatan terhadap penyerapan air, pertukaran gas, difusi inhibitor
endogenous atau penghambatan pertumbuhan embrio. Sementara jika penghambatan
perkecambahan terjadi pada benih yang tidak mempunyai kulit keras atau tidak memerlukan
skarifikasi untuk penyerapan air, maka kemungkinan penyebabnya adalah penghambat
bagian lain dari benih misalnya endosperma (Watkins dan Cantliffe, 1985)

Uji keserempakan berkecambah Page 3


BAB III
METODOLOGI

2.1 waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas


Jambi pada tanggal 7 maret 2016 yang dimulai pada pukul 03. Wib selesai.

2.2 alat dan bahan

Alat
Media kertas/ kertas merang
Plastik
Gunting/ cutter
Nampan
Germinator
Pinset
Kertas label
Oven
Camera.
Bahan
Benih padi (Oryza sativa)
Benih jagung (Zea mays)
Benih kedelai (Glycine max)
Air

3.2 Cara kerja


1. Potong plastik menggunakan gunting atau cutter sesuai bentuk dan ukuran yang telah
ditentukan.
2. Nampan di isi dengan air bersih secukupnya

Uji keserempakan berkecambah Page 4


3. Masukkan atau basahi kertas Merang/buram yang ditumpuk sebanyak 2 lembar
kedalam nampan yang berisi air tesebut lalu angkat.
4. Letakkan plastik yang telah dipoting diatas meja kerja
5. Letakkan kertas yang telah dibasahi tadi diatas plastik yang telah diletakkan diatas
meja kerja.
6. Ambil 25 benih padi, kedelai dan jagung kemudian tanam diatas lembar kertas
substrat yang telah disediakan dengan menggunakan pinset dengan jarak tanam yang
tidak terlalu berdekatan satu sama lain.
7. Tutup substrat yang telah ditanam dengan lembaran kertas yang lain yang sudah
dibasahi sebanyak satu lembar dan gulung metode UKDP (uji kertas digulung dalam
plastik) dibuat sebanyak 3 ulangan dan diberi label pada masing-masing ulangan.
8. Selanjutnya kertas benih yang telah digulung diberi label dan ditaruh di dalam
germinator dalam posisi berdiri.
9. Praktikum mengamati dan menghitung jumlah benih yang berkecambah normal, pada
hari ke 6 setelah tanam untuk semua benih sampel.
10. Hitung nilai persentase kekuatan tumbuh benih yang di uji dengan rumus SGT.

Uji keserempakan berkecambah Page 5


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kelompok Hari/Tanggal Jenis Benih Kecambah Rata-Rata Nilai
Pengamatan Normal Kekuatan Tumbuh
Ulangan Benih (%).
I II III
1 Sabtu (19 Padi 6 1 7 18,66 %
Maret 2016)

2 Sabtu (19 Padi 5 3 6 18,66 %


Maret 2016)

3 Kamis (17 Kedelai 23 22 20 86,66 %


Maret 2016)

4 Kamis (17 Kedelai 11 12 16 52 %


Maret 2016)

5 Kamis (17 Jagung 15 14 16 60 %


Maret 2016)

6 Kamis (17 Jagung 14 15 15 58,66


Maret 2016)

Rumus :


= 100 %

Uji keserempakan berkecambah Page 6


4.2 Pembahasan

Bila contoh benih yag menggunakan substrat kertas, terdapat benih yang tidak
mampu untuk melangsungkan hidupnya dan tidak dapat dinilai, kecambahnya rusak,
bentuknya cacat,dan terdapat gigitan hama maupun penyakit, tidak memiliki keserempakan
tumbuh karena ia busuk maupun pertumbuhannya abnormal, maka benih itu dapat dikatakan
sebagai kecambah lemah.
pada praktikum yang telah dilakukan, maka didapat kecambah normal dari benih padi
kelompok 1 persentase dengan rata-rata 18,66 %, dari kelompok 2 persentase dengan rata-
rata 18,66 %, dari benih kedelai kelompok 3 persentase dengan rata-rata 86,66 %, dari
kelompok 4 persentase dengan rata-rata 52 %, dari benih jagung kelompok 5 persentase
dengan rata-rata 60 % dan dari kelompok 6 persentase dengan rata-rata 58,66 %.
Benih yang memiliki keserempakan daya tumbuh tinggi, dapat dinamakan sebagai
benih yang tumbuh secara normal dan berdiri secara sempurna , sedangkan benih yang tidak
mampu menjalankan kehidupannya dengan cara penyesuaian hidup yang sama dengan
tanaman-tanaman yang lainnya, maka benih maupun kecambahnya dinamakan kecambah
yang lemah. Perbedaan kemampuan dalam keserempakan daya tumbuhnya ini dapat
disebabkan oleh factor genetic pada benih padi, kedelai dan jagung itu sendiri mapupun
factor lingkungannya. Dengan adanya uji keserempakan benih ini, diharapkan kita dapat
mengetahui mutu dan kualitas benih yang dapat tumbuh secara serentak, sehingga didalam
penerapan dilapangan nya tidak menghadapi kendala yang cukup berat, baik dalam awal
proses penanaman hingga sampai saat pemanenan dan kita akan mendapatkan hasil yang
maksimal.

Uji keserempakan berkecambah Page 7


PERTANYAAN
1. Mengapa perlu dilakukan uji keserempakan tumbuh ?
2. Hubungan keserempakan tumbuh/ berkecambah terhadap mutu benih.

JAWABAN
1. Untuk menguji kemapuan benih untuk berkecambah secara serentak dan seragam
dengan pertumbuhan yang normal dalam penanaman.
2. Hubungan uji keserempakan benih terhadap mutu benih, diharapkan kita dapat
mengetahui mutu dan kualitas benih yang dapat tumbuh secara serentak, sehingga
didalam penerapan dilapangan nya tidak menghadapi kendala yang cukup berat, baik
dalam awal proses penanaman hingga sampai saat pemanenan dan kita akan
mendapatkan hasil yang maksimal.

Uji keserempakan berkecambah Page 8


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan
Dari hasil pengamatn dan pembahasan yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
1. Perbedaan kemampuan pertumbuhan perkecambahan benih dapat dilihat dari bentuk atau
penampilan benih itu sendiri.
2. Persentase keserempakan perkecambahan yang cukup rendah menunjukkan vigor yang
rendah.
3. Benih yang vigor seharusnya tumbuh benih yang seragam kuat dan serempak sehingga
selanjutnya menunjukkan pertanaman homogen seragam dengan vigor kekuatan tumbuh
yang tinggi.
4. Benih bervigor kuat ditunjukkan oleh keserempakan perkecambahan yang tinggi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keserempakan berkecambah antara lain : penyeleksian
mutu benih yang tidak selektif, faktor lingkungan yang tidak mendukung saat dilakukannya
percobaan dan mutu benih itu sendiri yang rendah.
6. Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi
air, proses respirasi tertekan/terhambat, rendahnya mobilisasi cadangan makanan,dan
rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

5.2 saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan agar disarankan sebaiknya
praktikum memahami struktur cara kerja. Serta praktikum harus mengerti
ketentuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam melakasanakan praktikum tersebut.

Uji keserempakan berkecambah Page 9


DAFTAR PUSTAKA

http://syenandolovers.blogspot.co.id/2011/05/dasar-teknologi-benih.html

Uji keserempakan berkecambah Page 10


LAMPIRAN

Uji keserempakan berkecambah Page 11


Uji keserempakan berkecambah Page 12

Вам также может понравиться