Вы находитесь на странице: 1из 13

KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA Panduan Nasional Penanganan Kanker

Kanker Paru
Versi 1.0 2015

Komite Nasional
Penanggulangan Kanker
(KPKN)

2015
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI

Daftar isi.ii

Pendahuluan.........1
PANDUAN NASIONAL
Diagnostik...........................2
PENANGANAN KANKER PARU
Klasifikasi Histologik dan Stadium...............3

Penatalaksanaan.................6

Algoritma.....................................................................................10
Disetujui oleh:
Referensi.....................................................................................11
Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI)

Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik


Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN)

Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Ikatan Ahli Patologi Anatomi Indonesia (IAPI)

Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI)

ii
PENDAHULUAN

Skrining
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di
Hingga saat ini belum ada metode skrining yang sesuai bagi
paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer)
kanker paru. Namun jika akan diupayakan Maka pemeriksaan
maupun keganasan dari luar paru (metastasis). Dalam pengertian
(anamnesis dan pemeriksaan fisis) dengan tambahan
klinik yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor
pemeriksaan foto toraks, atau CT scan toraks pada kelompok
ganas yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus =
risiko tinggi dapat menjadi alat untuk penemuan dini kasus
bronchogenic carcinoma).
kanker paru. Kelompok risiko tinggi adalah laki-laki, usia > 40
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian akibat tahun dengan riwayat merokok dan mempunyai gejala respirasi.
keganasan di dunia, kira-kira 1/3 dari seluruh kematian akibat
kanker pada laki-laki. Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat Manifestasi Klinis
sekitar 213.380 kasus baru pada tahun 2007 dan 160.390 kematian Gejala klinis kanker paru tidak khas tetapi batuk, sesak napas
akibat kanker paru. Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 atau nyeri dada (gejala respirasi) yang muncul lama atau tidak
RS di Jakarta, kanker paru merupakan kasus terbanyak pada laki kunjung sembuh dengan pengobatan biasa pada kelompok
laki dan nomor 4 terbanyak pada perempuan tetapi merupakan risiko harus ditindak lanjuti untuk prosedur diagnosa kanker
penyebab kematian utama pada laki-laki dan perempuan. Data hasil paru. Keluhan suara serak menandakan telah terjadi kelumpuhan
pemeriksaan di lab Patologi Anatomi RSUP Persahabatan kanker syaraf atau gangguan pada pita suara. Gejala klinis sistemik yang
paru merupakan lebih dari 50 persen kasus dari semua jenis kanker juga kadang menyertai adalah penurunan berat badan dalam
yang didiagnosa. Data registrasi kanker Rumah Sakit Kanker waktu yang singkat, nafsu makan menurun, demam hilang timbul.
Dharmais tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa kanker trakea, Gejala yang berkaitan dengan gangguan neurologis (sakit kepala,
bronkus dan paru merupakan keganasan terbanyak kedua pada pria lemah/parese) sering terjadi jika telah terjadi penyebaran ke otak
(13,4%) setelah kanker nasofaring (13,63%) dan merupakan atau tulang belakang. Nyeri tulang sering menjadi gejala awal
penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada pria (28,94%). pada kanker yang telah menyebar ke tulang.

1
Pada pemeriksaan fisik tanda yang dapat ditemukan pada kanker Anamnesis: Batuk lama, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada,
paru dapat bervariasi bergantung pada letak , besar tumor dan yang tidak respons dengan pengobatan atau penurunan berat
penyebarannya. Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) badan dalam waktu yang singkat, nafsu makan menurun, demam
suprakalivikula, leher dan aksila menandakan telah terjadi hilang timbul, sakit kepala nyeri di tulang atau parese dan
penyebaran ke KGB atau tumor didinding dada, kepala atau lokasi pembengkakan atau ditemukan benjolan di leher, aksila atau
lain jika juga menjadi petanda penyebaran. Sesak napas dengan dinding dada.
temuan suara napas yang abnormal pada pemeriksaan fisis didapat
jika massa yang besar atau efusi pleura atau atelektasis. Venektasi Pemeriksaan fisis: tampilan umum (performance status) penderita
(pelebaran vena) di dinding dada dengan pembengkan (edema) yang menurun, penemuan abnormal terutama pada pemeriksaan
wajah, leher dan lengan berkaitan dengan bendungan pada vena fisis paru (suara napas yang abnormal), benjolan suprafisial pada
kava superior (SVKS) Sindrom horner sering terjadi pada tumor yang leher, ketiak atau di dinding dada , tanda pembesaran hepar atau
terletak di apeks (pancoast tumor). Trombus pada vena ekstremitas tanda asites , nyeri ketok di tulang-tulang.
ditandai dengan edema disertai nyeri pada anggota gerak dan
gangguan sistem hemostatis (peningkatan kadar D-dimer) menjadi Pemeriksaan laboratorium:
gejala telah terjadinya bendungan vena dalam (DVT). Tanda tanda Darah rutin : Hb, Leukosit, Trombosit, fungsi hati, fungsi ginjal
patah tulang patologis dapat terjadi pada kanker yang bermetastasis Pemeriksaan sitologi (sputum, spesimen hasil aspirasi) atau
ke tulang. Tanda tanda gangguan neurologi akan didapat jika kanker histopatologi (spesimen hasil biopsi)
sudah menyebar ke otak atau ke tulang belakang.

Pemeriksaan imejing (Radiologi)


Foto toraks AP/Lateral
DIAGNOSTIK CT Scan thorak dengan kontras hingga suprarenal
USG abdomen
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan Bone Scan atau bone survey
pemeriksaan penunjang. Brain Scan dengan kontras

2
Pemeriksaan lainnya Tumor primer (T)
T2 Ukuran terbesar tumor primer > 3 cm tetapi 7 cm, invasi
Tumor marker (CEA, Cyfra 21.1. NSE, SCC), hanya digunakan untuk
intrabronkus dengan jarak lesi 2 cm dari distal karina,
evaluasi pengobatan
berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis
Molekular marker (gen EGFR, gen KRAS, fusigen EML-ALK),
obstruktif pada daerah hilus atau invasi ke pleura visera
digunakan untuk pemilihan obat sistemik berupa terapi target T2a ukuran tumor primer > 3 tetapi 5 c
(targeted therapy) pada jenis adenokarsinoma dan jika fasilitas dan T2b ukuran tumor primer > 5 tetapi 7 cm
bahan pemeriksaan memenuhi syarat. T3 Ukuran tumor primer > 7 cm atau tumor menginvasi
dinding dada termasuk sulkus superior, diafragma, nervus
phrenikus, menempel pleura mediastinum, perikardium.
Lesi intrabronkus 2 cm distal karina tanpa keterlibatan
KLASIFIKASI HISTOLOGIK DAN STADIUM karina. Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis
obstruktif di paru. Lebih dari satu nodul dalam satu lobus
KARSINOMA PARU ( ICD-10 C33-34 ), penentuan staging penyakit
yang sama dengan tumor primer.
berdasarkan sistem TNM versi 7 tahun 2007
T4 Ukuran tumor primer sebarang tetapi telah melibatkan
atau invasi ke mediastinal, trakea, jantung, pembuluh
Tumor primer (T) darah besar, karina, nervus laring, esofagus, vetebral
body. Lebih dari satu nodul berbeda lobus pada sisi yang
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan dengan hasil sama dengan tumor primer (ipsilateral).
radiologi dan bronkoskopi tetapi sitologi sputum atau bilasan Kelenjar Gatah Bening (KGB) regional (N)
bronkus positif (ditemukan sel ganas) Nx metastasis ke KGB mediastinal sulit dinilai dari gambaran
T0 Tidak tampak lesi atau tumor primer radiologi
Tis Carcinoma in situ N0 tidak ditemukan metastasis ke KGB
T1 Ukuran terbesar tumor primer 3 cm tanpa lesi invasi N1 metastasis ke KGB peribronkus (# 10), hilus (# 10),
intrabronkus yang sampai ke proksimal bronkus lobaris intrapulmonary (# 10) ipsilateral
T1a Ukuran tumor primer 2 cm N2 metastasis ke KGB mediastinum ( # 2) ipsilateral dan atau
T1b Ukuran tumor primer > 2 tetapi 3 cm subkarin (# 7)
N3 metastasis ke KGB peribronkila, hilus, intrapulmonari,
mediastinum kontralateral dan atau KGB supraklavikula

3
Metastasis (M)***
Stage IVA Sembarang T Sembarang N M1a (pleura, paru
Mx Metastasis sulit dinilai dari gambaran radiologi kontralateral)
M0 Tidak ditemukan metastasis Stage IVB Sembarang T Sembarang N M1b (metastasis jauh)
M1 Terdapat Metastasis jauh
M1a metastasis ke paru kontralateral, nodul di pleura,
efusi pleura ganas, efusi perikardium
M1b metastasis jauh ke organ lain (otak, tulang, hepar, Klasifikasi Histologi kanker paru menurut WHO
atau KGB leher, aksila, suprarenal dll )

Pengelompokan Stage Secara klinik karsinoma paru terdiri dari :


Occult Carcinoma Tx N0 M0 Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK =small cell
Stage 0 Tis N0 M0 carcinoma)
Stage IA T1 N0 M0 Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK =
Stage IB T2a N0 M0
non small cell carcinoma)
Stage IIA T2b N0 M0
Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
T1a-b N1 M0
T2a N1 M0 Adenokarsinoma
Stage IIB T2b N1 M0 Karsinoma Sel Besar (KSB)
T3 N0 M0 dan lain lain (bronchoalveolar carcinoma, karsinoid, dll)
Stage IIIA T1a-b N2 M0
T2a-b N2 M0
TAMPILAN UMUM ( STATUS PERFORMANCES)
T3 N1-2 M0
Tampilan umum menjadi suatu parameter untuk menentukan
T4 N0-1 M0
Stage IIIB T1a-b N3 M0 prognosis penyakit, indikasi untuk menentukan jenis terapi dan
T2a-b N3 M0 agresivitas pengobatan.
T3 N3 M0
T4 N2-3 M0

4
2. CT Scan toraks dengan kontras; pemeriksaan yang penting untuk
KARNOFSKY WHO BATASAN
diagnosis dan menentukan stage penyakit dan menentukan segmen
90 100 0 Aktivitas normal
yang terkena secara tepat. CT Scan toraks diperluas ke kelenjar
Ada keluhan, tapi masih aktif, dapat adrenal untuk melihat kemungkinan metastasis ke tempat tersebut.
70 - 80 1
mengurus diri sendiri 3. CT scan kepala dengan kontras diindikasikan bila penderita
Cukup aktif; namun kadang memerlukan mengeluh nyeri kepala yang hebat untuk melihat kemungkinan adanya
50 - 60 2
bantuan
metastasis ke otak.
30 - 40 3 Kurang aktif, perlu perawatan
4. USG abdomen, untuk melihat kemungkinan metastasis ke hepar; juga
Tidak dapat meninggalkan tempat tidur, ke kelenjar adrenal (tidak perlu dilakukan jika CT scan toraks sudah
10 - 20 4
perlu rawat di Rumah Sakit
dilakukan hingga suprarenal)
0 10 - Tidak sadar 5. Bone Scan untuk mendeteksi metastasis ke tulang-tulang, Bone
Survey jika fasilitas bone scan tidak ada

DIAGNOSIS BANDING 6. PET-CT scan untuk membedakan massa/ residu tumor dengan

Tumor mediastinum jaringan fibrosis serta mencari metastasis. Hanya penting dilakukan

Metastasis tumor di paru jika kasus meragukan atau indikasi bedah (stage I dan II)

Tuberkuloma
Pemeriksaan khusus:

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Bronkoskopi menjadi pemeriksaan penting karena dapat memberikan

Pemeriksaan imejing: spesimen untuk diagnosa pasti dan menentukan staging penyakit.

1. Foto toraks PA/Lat, pemeriksaan awal untuk yang dapat menilai Hasil bronkoskopi dapat melihat langsung tumor primer, pertumbuhan

tindakan awal yang harus atau pilihan prosedur lain yang harus tumor intraluminal. Spesimen untuk menghasilkan pemeriksaan

dilakukan. Foto toraks ini juga sebagai pemeriksaan penyaring sitologi didapat melalui bilasan, sikatan bronkus, transbronchian

pada orang-orang yang beresiko tinggi mendapat kanker paru. needle aspiration, biopsi aspirasi jarum dan pemeriksaan
histopatologis dari tindakan biopsi langsung tumor intra bronkial atau
transbronchial lung biopsy (TBLB) pada tumor yang ada di perifer.

5
2. Punksi pleura, Biopsi jarum halus (FNAB) dilakukan pada massa A. Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPBSK)
superficial atau KGB. Transtorakal needle aspiration (TTNA) sering Jenis :
dilakukan dengan guided CT terutama pada massa dengan ukuran Karsinoma sel skuamosa (KSS)
kecil dan dekat dengan organ yang berisiko perdarahan hebat Adenokarsinoma
dapat memberikan hasil pemeriksaan sitologi Karsinoma sel besar (KSB)
3. Biopsi memberikan spesimen yang lebih baik dan cukup untuk Jenis lain yang jarang ditemukan
menentukan jenis histopatologis atau bahan untuk pemeriksaan
lain. Jenis jenis biopsi antara lain, biopsi pleura, biopsi terbuka KEBIJAKAN UMUM PENGOBATAN KPKBSK
pada massa superficial dan KGB. Pilihan pengobatan sangat tergantung pada: stage penyakit, tampilan
umum penderita dan keadaan sosial ekonomi penderita dengan
Pemeriksaan lain-lain modalitas bedah, radiasi, kemoterapi dan terapi target.
1. Pleuroscopy dilakukan untuk melihat masalah intrapleura dan Pendekatan pengobatan dilakukan secara integrasi multidisiplin
mengambil spesimen intrapleura antara pulmonolog, bedah, radioterapi dan spesialis lainnya
2. Mediastinoskopi dengan VATS kadang dilakukan untuk Bedah
mendapatkan specimen Bedah merupakan terapi utama pada KPBSK stage I-II dan stage IIIA
3. Torakotomi eksplorasi, jika dengan semua modalitas tidak yang masih dapat direseksi setelah diberikan kemoterapi neoadjuvan.
dapat ditentukan sel ganas
Radiasi
Radiasi dapat diberikan pada lesi primer dan atau lesi metastasis.
PENATALAKSANAAN Radiasi diberikan pada kasus stage dini yang berpotensi untuk
direseksi namun terdapat kontraindikasi operasi (radiasi definitif)
Manajemen terapi dibagi atas: dengan dosis total 50-60 Gy,
1. Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK = Non Radiasi adjuvat diberikan pascabedah bila masih terdapat residu
small cell carcinoma) tumor dengan dosis 50 Gy, dan dapat ditambah dengan booster 10
2. Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK = small cell Gy.
carcinoma)
6
Radiasi dapat dikombinasi dengan kemoterapi dengan seting SECARA UMUM PILIHAN TERAPI BERDASARKAN STAGE

konkuren (bersamaan), alternating (selang seling) atau sekunsial


(diberikan sebelum atau setelah kemoterapi selesai). Stage 0

Kemoterapi Terapi utama : Reseksi bedah atau Photo Dynamic Therapy (PDT)

Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi neoadjuvan pada stage


Stage I
dini atau adjuvant setelah bedah selesai dilakukan.
Terapi:
Kemoterapi merupakan salah satu pilihan terapi pada stage lanjut.
Reseksi bedah
Ada beberapa jenis pemberian kemoterapi. Kemoterapi lini pertama
Radiasi, bila bedah tidak dapat dilakukan. Kombinasi dengan
diberikan pada pasien yang belum pernah mendapat kemoterapi
kemoterapi memberi hasil lebih baik
(chemo naf). Kemoterapi lini kedua diberikan pada pasien yang
Kemoterapi bila bedah tidak dapat dilakukan
pernah mendapat kemoterapi lini pertama tidak respons setelah
pemberian 2 siklus atau mengalami progresif setelah kemoterapi
Stage II :
selesai. Kemoterapi lini ketiga dan seterusnya sangat tergantung pada
Terapi:
riwayat pengobatan sebelumnya
Reseksi bedah
Terapi target
Radiasi, bila bedah tidak dapat dilakukan. Kombinasi dengan
Jenis obat terapi target yang ada saat ini golongan EGFR-TKI
kemoterapi memberi hasil lebih baik. Radiasi adjuvan dilakukan
(erlotinib dan gefitinib) yang dapat diberikan sebagai terapi lini
bila ada sisa tumor atau keterlibatan KGB intratoraks.
pertama pada pasien dengan jenis sel kanker adenokarsinoma
Kemoterapi bila bedah tidak dapat dilakukan. Kemoterapi
dengan hasil pemeriksaan test mutasi gen EGFR positif. Tetapi juga
adjuvant diberikan pascabedah jika ada ketrelibatan KGB
boleh pada jenis apa saja namun penderita menolak atau tidak
intratoraks terutama N2 atau N3
memenuhi syarat untuk kemoterapi.

7
Stage IIIA: Stage IV

Pilihan pengobatan: Pilihan pengobatan:

Reseksi bedah (bila tumor masih operabel dan tidak terdapat Radiasi paliatif

bulky limfodenopati) dan sebelumnya diberikan kemoterapi Kemoterapi paliatif

neoadjuvant. EGFR_TKI pada jenis adenokarsinoma dengan hasil test gen

Radiasi saja pada pasien yang tidak dapat dilakukan bedah. EGFR mutasi (+) atau sebarang jenis tetapi pasien tidak

Kombinasi dengan kemoterapi memberikan hasil lebih baik. bersedia untuk kemoterapi

Kemoterapi neoadjuvat dan ajuvant pascabedah


Kemoterapi saja 4 6 siklus pada pasien yang tidak dapat Catatan

dibedah Rejimen kemoterapi lini pertama adalah kemoterapi berbasis

EGFR_TKI pada jenis adenokarsinoma dengan hasil test gen platinum (sisplatin atau karboplatin) dengan salah satu obat

EGFR mutasi (+) pada pasien yang tidak dapat dibedah generasi baru.
sisplatin/karboplatin+etoposid

Stage IIIB sisplatin/karboplatin+gemsitabin

Pilihan pengobatan tergantung pada klinis dan tampilan umum sisplatin/karboplatin+paklitaksel

pasien sisplatin/karboplatin+doksetaksel

Radiasi saja pada lesi primer dan lesi metastasis ipsilateral dan sisplatin/karboplatin+vinoralbin

KGB supraklavikula
Kemoterapi saja 4-6 siklus tetapi kombinasi dengan radiasi Rejimen kemoterapi lini kedua adalah

memberikan hasil yang lebih baik Monoterapi doksetaksel

EGFR_TKI pada jenis adenokarsinoma dengan hasil test gen Monoterapi pemetreksat

EGFR mutasi (+) Kombinasi dua obat baru (non platinum rejimen)

8
Rekuren 2. Stage lanjut
Pilihan terapi: Sesuai tempat metastasis Pilihan terapi :
Radiasi paliatif Kemoterapi kombinasi
Kemoterapi paliatif EP : Sisplatin/karboplatin dengan etoposid (menjadi pilihan utama)
Bedah paliatif CAV: siklolofosfamid + doksorubisin + vinkristin
CAE: siklolofosfamid + doksorubisin + etoposid
B. Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK) ICE: ifosfamide + karboplatin + etoposide
Sisplatin/karboplatin + irinotekan
Dibagi menjadi:
1.Stage terbatas (limited stage disease = LD) Radiasi paliatif pada lesi primer dan lesi metastasis
2.Stage lanjut (extensive stage disease = ED)

Rekuren
1. Stage terbatas Pilihan terapi:
Pilihan terapi : Terapi radiasi paliatif
Kemoterapi kombinasi dengan radiasi dada diukuti dengan Kemoterapi paliatif
profilaxis cranial irradiation (PCI) Uji klinik
EP : Sisplatin/karboplatin dengan etoposid (menjadi pilihan
utama)
CAV: siklolofosfamid + doksorubisin + vinkristin
CAE: siklolofosfamid + doksorubisin + etoposid
ICE: ifosfamide + karboplatin + etoposide
Sisplatin/karboplatin + irinotekan
Reseksi bedah diikuti dengan kemoterapi atau kemoterapi
plus radiasi jika pada penilaiain TNM masih stage dini
dengan tampa pembesaran kelenjar getah bening.
9
Panduan Nasional Penanganan Kanker

KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Kanker Paru Versi 1.0 2015

Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN)


REFERENSI

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Kanker paru di


Indonesia, PDPI edisi 3 tahun 2013
Non-small cell lung cancer treatment. National Cancer
Institute (NCI). 2013.
Small cell lung cancer treatment. National Cancer Institute
(NCI). 2013.
Protokol Nasional Kanker Paru, PP. POI. DEPKES.

11

Вам также может понравиться

  • 09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia
    09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia
    Документ51 страница
    09 Pertemuan Ke-9 Skizofrenia
    hanasuhana
    Оценок пока нет
  • Anatomi Tonsil
    Anatomi Tonsil
    Документ5 страниц
    Anatomi Tonsil
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Neurotransmitter Yang Berperan Dalam Emosi
    Neurotransmitter Yang Berperan Dalam Emosi
    Документ22 страницы
    Neurotransmitter Yang Berperan Dalam Emosi
    KevinSamuelMarpaung
    100% (1)
  • Jurnal Ket (FK UNLAM) PDF
    Jurnal Ket (FK UNLAM) PDF
    Документ6 страниц
    Jurnal Ket (FK UNLAM) PDF
    wisnu
    Оценок пока нет
  • EDITORIAL Obstructive Sleep Apnea
    EDITORIAL Obstructive Sleep Apnea
    Документ11 страниц
    EDITORIAL Obstructive Sleep Apnea
    Degiana Syabdini Edwiza
    Оценок пока нет
  • Anatomi Tonsil
    Anatomi Tonsil
    Документ5 страниц
    Anatomi Tonsil
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Anatomi Tonsil
    Anatomi Tonsil
    Документ5 страниц
    Anatomi Tonsil
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Referat Dr. Eduard Phimosis
    Referat Dr. Eduard Phimosis
    Документ11 страниц
    Referat Dr. Eduard Phimosis
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Skizoafektif CBD, BST, Mini CEX DR Andi
    Skizoafektif CBD, BST, Mini CEX DR Andi
    Документ35 страниц
    Skizoafektif CBD, BST, Mini CEX DR Andi
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • MiniCEX Tumor Mamae
    MiniCEX Tumor Mamae
    Документ46 страниц
    MiniCEX Tumor Mamae
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Biokim Sistem Saraf Fix
    Biokim Sistem Saraf Fix
    Документ22 страницы
    Biokim Sistem Saraf Fix
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Skizoafektif CBD, BST, Mini CEX DR Andi
    Skizoafektif CBD, BST, Mini CEX DR Andi
    Документ35 страниц
    Skizoafektif CBD, BST, Mini CEX DR Andi
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Kvaaaaaaaaaa PDF
    Kvaaaaaaaaaa PDF
    Документ5 страниц
    Kvaaaaaaaaaa PDF
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • PKP Napza
    PKP Napza
    Документ10 страниц
    PKP Napza
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Imunologi Tumor
    Imunologi Tumor
    Документ4 страницы
    Imunologi Tumor
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi Kanker
    Epidemiologi Kanker
    Документ5 страниц
    Epidemiologi Kanker
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Imunologi Tumor
    Imunologi Tumor
    Документ7 страниц
    Imunologi Tumor
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Retardasi Mental PDF
    Retardasi Mental PDF
    Документ8 страниц
    Retardasi Mental PDF
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Asal
    Asal
    Документ6 страниц
    Asal
    BERLIANA CALPIKA
    Оценок пока нет
  • Imunologi Tumor
    Imunologi Tumor
    Документ4 страницы
    Imunologi Tumor
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Malpraktek Medis
    Malpraktek Medis
    Документ6 страниц
    Malpraktek Medis
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • 1 Puskesmass
    1 Puskesmass
    Документ32 страницы
    1 Puskesmass
    mutiaradewi
    Оценок пока нет
  • Bentuki Sediaan Obat (Tambahan Buat Farmako)
    Bentuki Sediaan Obat (Tambahan Buat Farmako)
    Документ26 страниц
    Bentuki Sediaan Obat (Tambahan Buat Farmako)
    R R Lidia Imaniar
    Оценок пока нет
  • Palatoschisis PPG
    Palatoschisis PPG
    Документ8 страниц
    Palatoschisis PPG
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Akut Pankreatitis
    Akut Pankreatitis
    Документ8 страниц
    Akut Pankreatitis
    Aci Lusiana
    Оценок пока нет
  • 1 Puskesmass
    1 Puskesmass
    Документ32 страницы
    1 Puskesmass
    mutiaradewi
    Оценок пока нет
  • Definisi Stoma
    Definisi Stoma
    Документ1 страница
    Definisi Stoma
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • Tugas Treatmen Ulcus Pressure
    Tugas Treatmen Ulcus Pressure
    Документ1 страница
    Tugas Treatmen Ulcus Pressure
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет
  • PKP Napza
    PKP Napza
    Документ10 страниц
    PKP Napza
    KevinSamuelMarpaung
    Оценок пока нет