Вы находитесь на странице: 1из 14

BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL

2.1 Batasan-batasan
Pelat kopel digunakan jika jarak kosong a sebagai berikut : 3b a 6b
Plat kopel dipasang pada jarak yang satu sama lain sebesar L1.
Pemasangannya harus setangkup (simetris) atas dan bawah, atau
berpasangan, jadi tidak boleh digeser satu sama lain
Arah serat plat kopel dipasang tegak lurus terhadap sumbu batang ganda
Alat penghubung yang digunakan hanya diperbolehkan paku dan dipasang
minimnal 4 buah paku tiap masing-masing batang ganda untuk sebuah plat
kopel. Paku bekerja dalam keadaan satu irisan.
Plat kopel dipelajari dalam kuliah ini hanya untuk batang ganda yang terdiri
dari 2 bagian.
Untuk penjelasan, perhatikan gambar berikut ini.

l
r = 5d-20d

d1 = 5d-20d

d1 = 5d-20d
l1 l Keterangan :
d1 = 5d-20d
1. Lebar pelat kopel minimal c= 40d
Arah serat r = 5d-20d 2. r ujung dibebani tapi tidak ada
kemungkinan lepasnya ujung-ujung
karena gaya tegak lurus plat kopel
3. d d plat kopel 5d 20 d
d// batang ganda = 10d 40 d

b a b
e1
t
x
h

y t

b a b
q
H
A B
l

VA= ql VB= ql

DM= +
ql
- ql
Diagram DM

+
-
Diagram DN

+
-

Diagram yg

Disempurnaka
n

Keterangan :
Arah DM sumbu x-x penampang
Arah DN sumbu y-y penampang
DM = gaya lintang akibat momen lentur
DN = gaya lintang semu akibat gaya normal tekan

Gaya yang bekerja dan tegangan


Kita perhatikan dulu gaya yang bekerja pada plat kopel akibat gaya normal P,
yang merupakan gaya tekan.
Seperti pada jenis perkuatan dengan klos, plat kopel dipasang apabila arah DN
tegak lurus sumbu penampang Y-Y.
DN adalah gaya geser tekuk, dan identik pada perhitungan klos.

w
DN P untuk w 60
60
w w
DN P untuk w 60
60 60
Gaya geser pelat kopel L dihitung berdasarkan tegangan geser tekuk :

DN . Sy DM

(2t ) Iy e1
t
gaya geser persatuan panjang : x DN
DN . Sy h
y (2t )
Iy
y t
gaya geser plat kopel :
DN . l1 b a b
L ty .l1
Iy / sy

dimana :

Iy 2

112 b 3
h bh e12
sy bh e1
b2
2 e1
6 e1

b2
harga : , umumnya sangat kecil, praktis dapat diabaikan
6 e1
Iy
jadi : 2. e1 a b
Sy
Gaya geser pelat kopel praktis :
DN l1
Lpraktis =
( a b)

Akibat bekerjanya gaya L, maka timbul gaya-gaya N yang harus dipikul paku-paku
menurut diagram (lihat gambar).
Kita perhatikan sebuah plat kopel, misalnya plat kopel atas.

1 L (2e1) 2 N .3d1 1 N . d1
2 3

6 2 N d1
3
L. e1
N dalam kg
6 2 d1
3

N N

d1
N
c
N N d1

N N
d1

b a b

Paku terberat memikul :


2
1
R L N 2 N1
8
Jika tidak terpenuhi, maka :
diameter paku diperbesar
jumlah paku ditambah
jumlah pelat kopel ditambah (medan ditambah)
jarak d1, diperbesar
Tegeangan geser yang harus dipikul plat kopel :
1 L
max 3 2 // pelat kopel
2 C. t

Jika tidak terpenuhi, maka :


C diperbesar
t dipertebal
L diperkecil
Momen lentur yang harus dipikul oleh plat kopel :
1 1 1
M1-1 = N . 3d1 N . d1 L. e1 L (a b)
3 2 4
M I I
lt pelat kopel
1 t (80% . c) 2
6
Jika tidak terpenuhi, maka :
M diperkecil
T dipertebal
C diperbesar

Dimensionering pelat Kopel


1) Ukuran lebar plat kopel (lebar papan) dihitung berdasarkan jumlah paku yang
diperlukan dalam jarak-jarak pemasangan paku. Jika dipasang minimal sudah
memadai, berarti 4 buah paku perbatang ganda untuk satu plat kopel, maka
lebar plat kopel :
c (3. d1 2 . r ) atau
c 40 d
dimana : d = diameter paku

2) Ukuran tebal plat kopel (tebal papan) dihitung berdasarkan tegangan geser ;
1 L
max 3 2 // pelat kopel
2 C. t
Jika tidak terpenuhi, maka :
C diperbesar
t dipertebal
L diperkecil

3) Berdasarkan harga c dan t, kontrol kekuatan lentur plat kopel terhadap :

1
M1-1 = L. e1
2
M I I
lt pelat kopel
1 t (80% . c) 2
6

Kalau tidak terpenuhi, maka :


- cek efek yang paling menentukan dari harga-harga di atas, kemudian
diperbesar
- Jika masih tidak memenuhi ; perlu ditinjau kemungkinan medan ditambah,
dengan memperhatikan tempat untuk pemasangannya

4) Kontrol kekuatan paku yang terberat (misalnya untuk 4 buah paku)

2
1
R L N 2 N1
8

Contoh Perhitungan
q
t
x
A B
h

l y t

b a b
Diketahui :
Balok AB seperti tergambar
L = 4,50 m
b = 6 cm
h = 18 cm
N = 923 kg
Kayu kelas kuat II mutu kayu A
Rencanakan pelat-kopel tersebut !

q
t
x
A B
h

l y t

Penyelesaian : b a b

1. Mencari angka kelangsingan


l 450
x 86,5
i min 0,289 (19)
kemungkinan tekuk terjadi terhadap sumbu x-x, jika x > w

m
w y 2 f . . 12
2
Iy 1 2 1
iy b ( a b) 2
F 12 4
1 2 1
6 (18 6) 2 12,12 cm
12 4
450
y 37,12
12,12
slip factor f untuk alat penyambung paku dan penghubung pelat kopel
f = 450
m = 2 bagian
1 ly
l1 450 259,5156
1 n
i1 0,289 .b 0,289 .b . n n

w x
(37,12) 2 4,50 2 2 12
86,50
(86,5) 2 (37,12) 2
1
2
1356,60
4,50
2
259,5156
1356,60
n
n 7,05 Coba dengan n 8

450
l1 56,25 cm
8

Syarat : 30 1 60

259,5156
1 32,44 ok !
8
w (37,12) 2 4,50 (32,44) 2 78,20
w 78,20 x 86,5 ok!
w 2,136

2. Mencari gaya geser pelat kopel

DN . Sy DN . l1 DN . l1
L t .l1 . l1
Iy Iy / Sy ( a b)
w 2,136
DN N (923) 32,90 kg
60 60
DN . l1 32,90 .56,25
L 77,08 kg
( a b) (18 6)
3. Mencari lebar pelat kopel (lebar papan)

e1 e1

N N
d1
N
c
N N
d1
N N
d1

b a b

t
x
h

y t

b a b

Kita coba dengan jumlah paku minimal yaitu : 4 buah


C 3d1 + 2r
10d d1 20d
c 40d
5d r 20d
paku terkecil : 22x45
c 40 (2,2) mm = 88 mm
8,80 cm
4. Mencari tebal pelat kopel
1 L
max 3 2 // 12 kg / cm 2
2 C. t
3 77,08
c .t 4 4,82 cm
412
jika dihitung berdasarkan Cmin =8,8 cm

4,822
t 0,55 cm
8,8
jika dihitung berdasarkan jarak paku dan paku minimal :
1
d t
7
t 7d 1,54 cm
5. Kontrol penempatan paku
Coba tebal plat kopel t = 2 cm
1 20
d t 2,85 mm
7 7
Coba paku 86 x 65
Syarat penetrasi : s 12 d = 3,36 cm
Sada = 65 20 = 45 mm = 4,50 cm
Sada = 4,50 cm > s = 3,36 cm ok !

6. Kontrol kekuatan paku


Coba : d1 = 10d = 2,8 cm
Ambil saja d1 = 3 cm

e1
1
a b 1 (8 6) 12 cm
2 2
Cari harga N

1 L . 2 e1 2 N .3d1 1 N . d1
2 3

20
N d1
3
L e1 77,08 (12)
N 46,25 kg
6 2 d1 6 2 (3)
3 3
paku yang terberat memikul :
2 2
1 77,08
R L N 2 (46,25) 47,24 kg
2

8 8
kekuatan satu paku :

500 d 2 500 (0,28) 2


N1 30,625 kg
1d 1,28
R = 47,24 kg > N1 = 30,625 kg (paku tidak kuat)

7. Dicoba dengan tebal plat kopel yang lain.

Ambil : t = 3 cm

d 1 t 4,28 mm kayu tidak di bor dulu


7

d 1 t 5 mm kayu dibor dulu


6

Syarat penetrasi :
s 12 d = 4,56 cm
Sada = 10 3 = 7 cm ok !

Kekuatan paku :

500 d 2
N1 52,3 kg
1d

Ambil d1 = 10d = 3,8 cm 4 cm


e1 = 12 cm
L e1 77,08 (12)
N 34,69 kg
6 2 d1 6 2 (4)
3 3
Paku yang terberat memikul :
2
1
R L N 2 36 kg
8
RT 36 kg N1 52,30 kg ok!
jadi paku : 38 x 100 cukup kuat
Syarat lebar plat kopel :
C 3d1 + 2r =3,4+ 2,2
16 cm < l1 ok

8. Kekuatan lentur pelat kopel

M I I N (3d1) 1 N (d1) 1 L (e1) 1 L (a b)


3 2 4
77,08
(18 6) 462,48 kg cm
4
M 462,48
5,64 kg / cm 2
w 1 (3) (0,80 . 16) 2
6
5,64 kg / cm 2 lt 100 kg / cm 2
jadi plat kopel cukup kuat

TES FORMATIF
1. Jelaskan fungsi dari batang ganda dengan pelat kopel
2. Jelaskan batasan-batasan yang dipergunakan dalam perhitungan batang ganda
dengan pelat kopel
3. Jelaskan langkah-langkah perhitungan dalam mencari gaya yang bekerja pada
pelat kopel
4. Jelaskan langkah-langkah perhitungan dalam mencari tegangan yang timbul
pada pelat kopel
5. Jelaskan langkah-langkah perhitungan dalam mencari ukuran pelat kopel
5. TUGAS TERSTRUKTUR
I
P
q

t
B x
C
h
I
4.00 m
600 y t

A
b a b
1.50 m 4.50 m

Diketahui :
Struktur balok ABC ditahan oleh pendel dan sendi seperti gambar
Beban mati : q = 250 kg/cm2
Beban hidup : P = 600 kg
Kayu kelasa kuat II
Mutu kayu A
Ketentuan lain tentukan sendiri. Jarak kosong a = 5b

Pertanyaan:
1. Rencanakan dimensi batang ABC
2. Rencanakan dimensi pendel
3. Hitung pelat kopel pada balok ABC
4. Hitung dan gambar detail di B
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Suryoatmono, Struktur Kayu, Fakultas Teknik, Universitas


Parahyangan, Bandung.

Danasasmita, E.Kosasih, Struktur Kayu I, Fakultas Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan, UPI, 2004.

Danasasmita, E.Kosasih, Struktur Kayu II, Fakultas Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan, UPI, 2004.

DPMB. Dirjen Cipta Karya, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPMB, Dirjen
Cipta Karya, DPUTL, 1978.

D.T Gunawan, Diktat Kuliah Konstruksi Kayu, Fakultas Teknik Sipil, Universitas
Parahyangan, Bandung.

Felix Yap, K.H., Konstruksi Kayu, Bina Cipta, Bandung, 1965.

Frick, Heinz, Ilmu Konstruksi Kayu, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1977.

Sadji, Konstruksi Kayu, Fakulytas Teknik Sipil, Institut Teknologi 10 November,


Surabaya.

Soeryanto Basar Moelyono, Pengantar perkayuan, Yayasan Kanisius,


Yogyakarta, 1974.

Susilohadi, Struktur kayu, Teknik Sipil, Universitas Jenderal Ahmad Yani,


Bandung.

Soedibyo, Konstruksi Kayu, Teknik Sipil Universitas Winaya Mukti, Bandung

Вам также может понравиться