Вы находитесь на странице: 1из 1

DAMPAK JKN ( BPJS) TERHADAP INDUSTRI FARMASI

Implementasi JKN dapat membawa dampak secara langsung dan tidak langsung
terhadap industri farmasi. Dampak langsung adalah meningkatnya jumlah permohonan
pendaftaran produk obat, baik dari dalam maupun luar negeri karena industri obat akan
berusaha menjadi supplier obat untuk program pemerintah tersebut. Selain peningkatan
jumlah obat yang akan diregistrasi, jenis obat pun akan sangat bervariasi. Hal ini, disebabkan
adanya peningkatan demand terhadap obat sebagai salah satu produk yang dibutuhkan.
Sementara dampak tidak langsung dari penerapan JKN adalah terjadinya peningkatan
konsumsi obat, baik jumlah maupun jenisnya. Tingginya demand Obat akan mendorong
banyak industri farmasi melakukan pengembangan fasilitas dan peningkatan kapasitas
produksi dengan perluasan sarana yang dimiliki. Dengan adanya peningkatan kapasitas dan
fasilitas tersebut, diasumsikan akan terjadi peningkatan permohonan sertifikasi CPOB.
Pertumbuhan industri farmasi pada tahun ini akan ditopang implementasi program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kalangan industri memprediksi pertumbuhan industri
obat-obatan pada 2017 dapat mencapai 10%. Berdasarkan catatan International
Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), pada tahun lalu, industri farmasi mencatatkan
pertumbuhan 7,49%. Padahal, sektor itu hanya tumbuh di kisaran 4% selama 2014-2015.
Chairman IPMG Jorge Wagner menyampaikan komposisi pasar domestik akan terus
menyesuaikan diri dengan implementasi JKN. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun ke
depan industri farmasi diprediksi dapat terus tumbuh double digit. Program JKN akan
mendorong pertumbuhan industri farmasi. Belanja healthcare di Indonesia masih rendah,
2,8% pada 2014 dan tahun lalu 41% nya merupakan berasal dari APBN. Diantara negara
yang satu level, belanja farmasi Indonesia masih rendah, jelas Jorge di Jakarta, Rabu (22/3).
Menurut Jorge, potensi belanja sektor kesehatan baik pemerintah dan swasta akan membuka
lebih banyak pemain lokal dan multinasional menggarap produk farmasi Indonesia. Wakil
Ketua Umum IPMG Evie Yulin menggaris bawahi saat ini peserta JKN telah mencapai 175
juta jiwa, atau 67% dari target pemerintah yaitu 290 juta jiwa hingga 2020 mendatang. Untuk
itu, investasi di sektor farmasi akan terus terbuka. Semakin luasnya jangkauan JKN kepada
masyarakat, berarti semakin banyak masyarakat di Indonesia yang kini memiliki akses pada
pelayanan kesehatan. Hal ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan konsumsi obat dan
perkembangan industri farmasi secara keseluruhan.
Sumber: http://industri.bisnis.com

Вам также может понравиться