Вы находитесь на странице: 1из 19

CARA MENGECEK TRANSFORMATOR YANG MASIH BAGUS ATAU RUSAK

OCTOBER 14, 2015 SUPRIANTO LEAVE A COMMENT


Dlam Postingan ini saya akan bagi tips cara mengecek kondisi transformator, apakah masih
bagus atau sudah rusak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak sekali jenis
transformator, ada step down, step up, auto transformator dan sebagainya. Untuk itu kali ini kita
coba mengukurnya dengan menggunakan multimeter.
Pertama yang perlu kita perhatikan sebelum mengukurnya adalah jenis trafo itu sendiri, jika step
up atau step down, maka terdiri atas dua lilitan yaitu skunder dan primer. Jika diukur keduanya
tidak akan terhubung satu sama lain. Kemudian pada lilitan skunder terdapat beberapa kaki yang
saling terhubung. Begitu juga primer. Oleh sebab itu berikut adalah langkah-langkah
mengukurnya.

Mengukur Trafo step down.


1. Arahkan selector multimeter pada ohm meter, sebaiknya x 10.
2. Kemudian tempelkan probe merah ke kaki 0 pada lilitan primer dan probe hitam ke kaki
lainnya, mulai dari yang terkecil, misalnya 110V.
3. Perhatikan jarum, maka jarum harus bergerak menunjuk nilai ohm rendah atau mendekati 0,
Namun tidak sampai ke 0.
4. Selanjutnya pindahkan probe hitam ke kaki lainnya, misalkan 220V. Maka jarum harus
bergerak menunjuk nilai ohm yang rendah, tapi sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.
5. Kemudian kita pindahkan probe merah dan hitam ke kaki skunder.
6. Tempelkan probe merah kekaki 0 dan hitam ke kaki lainnya, misalkan 6V
7. Maka jarum harus bergerak ke 0. Selanjutnya pindahkan probe hitam kekaki berikutnya, dan
hasilnya juga harus sama seperti sebelumnya.
8. Setelah semua tahapan diatas selesai, selanjutnya adalah tempelkan probe merah kekaki
primer dan probe hitam ke body (badan) trafo, maka jarum tidak boleh bergerak sama sekali.
9. Kemudian pindahkan probe merah ke salah satu kaki skunder, dan hasilnya juga harus sama
seperti di kaki primer.
Jika langkah diatas sudah sesuai dengan hasil diatas, berarti trafo masih dalam keadaan bagus,
jika tidak sesuai berarti trafo sudah mengalami kerusakan. Sedangkan untuk mengukur trafo step
up caranya juga sama seperti diatas, yang berbeda hanyalah posisi primer dan skundernya. Untuk
itu tidak perlu dijelaskan lagi.
Mengukur Auto transformator, trafo variabel dan pulsa
Berhubung trafo jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan maka caranya cukup menghubungkan
probe merah ke kaki pertama dan probe hitam ke kaki lainnya, maka jarum harus bergerak
mendekati 0. Jika tidak berarti rusak.

Prinsip Kerja Motor DC


Written By ThoLe on Minggu, 14 Oktober 2012 | 09.19

Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Bagian utama motor DC adalah statos dan rotor dimana kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut
rotor (bagian yang berputar). Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan
yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.
Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua
segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas
disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara
medan magnet.

Motor DC Sederhana

Prinsip Dasar Cara Kerja


Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah medan
magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor. Medan magnet yang membawa arus
mengelilingi konduktor dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar Medan Magnet Yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor


Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di sekitar
konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah pada arah aliran
arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar diatas menunjukkan medan
magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena bentuk U. Medan magnet hanya
terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut. Jika
konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan selatan yang kuat
medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.

Gambar Reaksi Garis Fluks

Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped


conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B. Medan konduktor
A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat
di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk keluar dari medan kuat
ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan menambah medan pada kutub
dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak
turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut.
Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum jam.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :


Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.

Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan
magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan
demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi,
sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :

Gambar Prinsip Kerja Motor DC

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan
sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan
memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan
perputaran pada motor.

Prinsip Arah Putaran Motor


Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri. Kutub-kutub
magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika
medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari,
maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama
dengan F. Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan
magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika
arus yang melalui penghantar bertambah besar.
Pengertian Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator
digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan
transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai , dan
ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman
daya listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai
gandengan impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian
yang lain; dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus
bolak-balik antara rangkaian. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain
tanpa merubah frekuensi dari sistem, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet. Trafo digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan trafo dalam system tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap- tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam
pengiriman daya listrik jarak jauh. Masingmasing tipe transformator memiliki kekhususan
dalam perencanaan dan pembuatan yang disesuaikan dengan pemakaiannya. Walaupun demikian
semua tipe transformator mempunyai prinsip dasar yang sama. Pada umumnya transformator
terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah
lilitan pada kedua kumparan. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit
seputar kaki inti transformator. 2. Jenis-jenis Transformator Berdasarkan frekuensi,
transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. frekuensi daya, 50 60 c/s 2. frekuensi
pendengaran, 50 c/s 20 kc/s 3. frekuensi radio, diatas 30 kc/s. Berdasarkan fungsinya, trafo
dibagi menjadi empat kategori : - Trafo utama /daya (50 Hz, atau 60 Hz ) - Trafo frekuensi audio
( 20 Hz - 20 Khz ) - Trafo frekuensi tinggi ( 100 k Hz) - Trafo pulsa ( 1k Hz - 100 kHz)
Hubungan antara tegangan primer dan sekunder Macammacam transformator menurut
pemakaiannya dalam bidang tenaga listrik dikelompokkan menjadi : a. Transformator Daya
Transformator ini biasanya digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya. b. Tranformator Distribusi Transformator ini biasanya
digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi. c. Transformator
Instrument Transformator ini biasanya digunakan untuk pengukuran yang terdiri atas
transformator arus dan transformator tegangan. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti,
dikenal 3 macam transformator, yaitu tipe inti, tipe cangkangdan tipe berry. 1. Tipe Inti (Core
Type) Untuk belitan yang memiliki inti besi yang dilaminasi 2. Tipe Cangkang (Stell Type)
Memiliki lilitan yang mengelililngi inti yang berbeda di tengah-tengah, jadi perbedaan yang
dibandingkan tipe inti yakni lilitannya berada pada satu kaki yangsama, Pada tipe cangkang
mempunyai tiga buah kaki, dan hanya kaki yang tengah tengah dibelit oleh kedua kumparan.
Kedua kumparan dalam tipe cangkang ini tidak tergabung secara elektrik, melainkan saling
tergabung secara magnetik melalui inti. 3. Tipe Berry (Coil Type) Transformator dengan tipe ini
hanya didasarkan pada perencanaan, inti transformator ini terdiri dari lempengan-lempengan
yang dalam group tersebut terpancar dari sebuah pusat inti. Masingmasing tipe transformator
memiliki kekhususan dalam perencanaan dan pembuatan yang disesuaikan dengan
pemakaiannya. Walaupun demikian semua tipe transformator mempunyai prinsip dasar yang
sama. Selain jenis transformator diatas ada 2 jenis transformator yang paling sering dipakai,
yaitu : 1. Transformator tegangan Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan tegangan sistem
dengan perbandingan transformasi tertentu. Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah trafo
instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah sehingga
dapat diukur dengan Volt meter. Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya, meskipun
demikian rancangannya berbeda dalam beberapa hal, yaitu : a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150
VA), karena digunakan untuk daya yang kecil. b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa
tegangan primer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi kesalahan pengukuran. c. Salah satu
terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/ ditanahkan. d. Tegangan pengenal sekunder
biasanya 100 atau 1003 V Ada dua macam trafo tegangan yaitu : a. Transformator tegangan
magnetik. Transformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10 150 VA. Faktor
ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder dirancang sedemian rupa
supaya faktor kesalahan menjadi kecil. Salah satu ujung kumparan tegangan tinggi selalu
diketanahkan. Trafo tegangan kutub tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping
belitan pengukuran, biasanya dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk
mendeteksi arus gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan
secara seri b. Trafo Tegangan Kapasitip Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk
keperluan pengukuran tegangan tinggi, sebagai pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak
jauh. Pada tegangan pengenal yang lebih besar dari 110 kV, karena alasan ekonomis maka trafo
tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan menggunakan kapasitor sebagai pengganti
trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah
ini. Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1
diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo magnetik
tegangan primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 1003 Volt. Jika terjadi
tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan dapat
menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan tersebut dipasang
sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung seri dengan resistor R untuk membatasai arus
saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek feroresonansi. Keburukan trafo tegangan
kapasitor adalah terutama karena adanya induktansi pada trafo magnetik yang non linier,
mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar
dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan sehingga
menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan tegangan. Diperlukan elemen
peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian
tersebut hanya sesaat. Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator tegangan ada dua jenis yaitu: Transformator step up yaitu transformator
yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai
jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk
tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumpar
Isolasi Koaksial Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo,
atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan
sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian
terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus. Jenis-
jenis transformator lainnya : a. Autotransformator Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu
lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu
berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada
jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan
sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). b.
Autotransformator variabel Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator
biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah. c. Transformator isolasi Transformator isolasi memiliki lilitan
sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan
tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua
kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopl
Isolasi Minyak-Kertas Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan
trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan pemasangan luar.
Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya,
penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung
singkat yang besar. Isolasi Epoksi-Resin Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki
kekuatan hubung singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan isolasi.
Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung. Inti Ganda Digunakan apabila sistem
membutuhkan arus untuk pengukuran dan proteksi sekaligus. 4. Jenis Trafo Arus Menurut
Konstruksi Isolasi Inti Tunggal Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja,
yaitu untuk pengukuran atau proteksi. Jenis Rasio Ganda Rasio ganda diperoleh dengan
membagi kumparan primer menjadi beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel. 3.
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti Jenis Rasio Tunggal Rasio tunggal adalah trafo arus
dengan satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder. Jenis Bar (Bar) Konstruksinya
mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi sehingga memiliki faktor thermis dan
dinamis arus hubung singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis
diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi, yaitu 1000A. 2. Jenis Trafo Arus Menurut
Jumlah Rasio Jenis Kumparan (Wound) Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah,
burden yang besar, atau pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer
tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan
belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis arus hubung singkat. an primer.
Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan
primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns) Menurut kutubmya trafo tegangan
dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnya
dibumikan / ditanahkan, dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kV 2) Trafo dua kutub : trafo
tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan untuk tegangan
dibawah 30 kV Berdasarkan jenis tegangan, trafo tegangan dibedakan menjadi 2, yaitu :
Transformator satu fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga listrik satu
fasa. Transformator tiga fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga listrik
tiga fasa. 2. Transformator Arus Transformator arus biasanya digunakan untuk mengukur arus
beban yang besar dalam suatu rangkaian. Dengan menggunakan transformator arus maka arus
beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan alat ukur amperemeter yang
rangenya tidak terlalu besar. Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau
relay proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan arus 1 atau 5 A. Trafo
arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat, kawasan trafo arus yang digunakan untuk
pengukuran biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur, sedang trafo arus untuk proteksi
harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus pengenalnya. Trafo arus digunakan untuk
menurunkan arus dengan perbandingan transformasi tertentu dan sekaligus mengisolasi peralatan
ukur dari tegangan sistem yang diukur. Transformator Arus (CT) adalah trafo instrument yang
berfungsi untuk merubah arus besar menjadi arus kecil sehingga dapat diukur dengan Amper
meter. Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks pada inti, kemudian membangkitkan gaya
gerak listrik (GGL) pada kumparan sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, maka
pada kumparan sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N1I1 pada
kumparan sekunder. Bila trafo tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku persamaan :
N1I1=N2I2 Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih
yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus hendak diukur mengalir pada tegangan
rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung
sedangkan arus yang besar tadi harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan
trafo arus sebutan trafo pengukuran arus yang besar. Disamping untuk pengukuran arus, trafo
arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara serie dengan jaringan atau peralatan
yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan peralatan meter
dan rele proteksi. Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat. Kawasan kerja trafo
arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai 1,2 kali arus yang akan diukur.
Trafo arus untuk tujuan proteksi biasanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus
pengenalnya. Prinsip kerja tansformator ini sama dengan trafo daya satu fasa. Jika pada
kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet
sebesar N1 I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan
gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup, maka pada
kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada
kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi
sebagai impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah
trafo ideal, maka berlaku persamaan : N1I1 = N2I2 I1/I2 = N2/N1 Dimana : N1 = Jumlah belitan
kumparan primer N2 = Jumlah belitan kumparan sekunder I1 = Arus kumparan primer I2 = Arus
kumparan sekunder Perbedaan utama trafo arus dengan trafo daya adalah: jumlah belitan primer
sangat sedikit, tidak lebih dari 5 belitan. Arus primer tidak mempengaruhi beban yang terhubung
pada kumparan sekundernya, karena arus primer ditentukan oleh arus pada jaringan yang diukur.
semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan seri. terminal sekunder trafo tidak boleh
terbuka, oleh karena itu terminal kumparan sekunder harus dihubungkan dengan beban atau
dihubung singkat jika bebannya belum dihubungkan. a. Jenis-Jenis Trafo Arus 1. Jenis Trafo
Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer Sebagai pendingin minyak transformator harus mampu
meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak
diharapkan akan mampu melindungi transformator dari gangguan. Minyak transformator
mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah senyawa hidrokarbon
parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga
senyawa tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa yang disebut zat aditif
meskipun kandungannya sangat kecil . d. Bushing Hubungan antara kumparan transformator
dengan jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat / isolator antara konduktor tersebut
dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing
yang sering disebut center tap. e. Tangki Konservator Tangki Konservator berfungsi untuk
menampung minyak cadangan dan uap / udara akibat pemanasan trafo karena arus beban.
Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat
kerusakan minyak. Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk
saluran udara melalui saluran pelepasan / venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara,
sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya. 4. Pinsip dan
Cara Kerja Transformator Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan
hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi
arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer
terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya
berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung
terdapat beda tegangan. Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut : Apabila ada arus
listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah
menjadi magnit (seperti gambar 2.6.) dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan
maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka
akan timbul gaya gerak listrik (GGL). Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan
(sumber), maka akan mengalir arus bolak-balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena
kumparan mempunyai inti, arus I1 menimbulkan fluks magnit yang juga berubah-ubah pada
intinya. Akibat adanya fluks magnit yang berubah-ubah, pada kumparan primer akan timbul
GGL induksi ep. Besarnya GGL induksi pada kumparan primer adalah (Sulasno, p. 114 115) :
ep = -Np (d/dt)volt dimana ep = GGL induksi pada kumparan primer Np= Jumlah lilitan
kumparan primer d= Perubahan garis-garis gaya magnit dalam satuan weber dt = Perubahan
waktu dalam satuan detik Fluks magnit yang menginduksikan GGL induksi ep juga dialami oleh
kumparan sekunder karena merupakan fluks bersama (mutual fluks). Dengan demikian fluks
tersebut menginduksikan GGL induksi es pada kumparan sekunder(Sulasno, p. 114 115) : ep =
-Ns (d/dt)volt dimana Ns adalah jumlah lilitan kumparan sekunder. Dari persamaan ep dan es
didapatkan perbandingan lilitan berdasarkan perbandingan GGL induksi, yaitu (Sulasno, p. 114
115) : a = ep/ es = Np/Ns a = nilai perbandingan lilitan transformator (turn ratio) Apabila, a
Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan
tembus, sedangkan ing kapasitor. d. Transformator pulsa Transformator pulsa adalah
transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa.
Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah. e. Transformator
tiga fasa Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara
khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekunder dihubungkan secara delta (). 3. Komponen-komponen Transformator a. Inti Besi Inti
besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current. Ada beberapa
jenis inti trafo, diantaranya: a. Bentuk EI b. Bentuk L c. Bentuk M d. Bentuk UI b. Kumparan
Transformator Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan
dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan dan arus. c. Minyak Transformator Minyak transformator merupakan
salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada
transformator. <> 1, maka transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan (step down)
dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat : sedemikian hingga . Dimana : Vp =
tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah
lilitan sekunder Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan jumlah lilitan sekunder. Pada
transformator, besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: a.
Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). b. Sebanding dengan besarnya
tegangan primer (Vs ~ Vp). c. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer. Sehingga
dapat dituliskan: Pada trafo ideal berlaku daya primer sama dengan daya sekunder. Energi listrik
sekunder disalurkan ke beban listrik. Besarnya tegangan induksi berlaku persamaan sebagai
berikut: U0 = 4,44 B. Afe. f. N Dimana : U0 = Tegangan induksi B = Fluks magnet Afe = Luas
inti f = Frekuensi N = Jumlah belitan Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi
(primer) dapat dirumuskan sebagai berikut : S = 3 . V . I (1) dimana : S : daya transformator
(kVA) V : tegangan sisi primer transformator (kV) I : arus jala-jala (A) Sehingga untuk
menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan rumus : IFL (2) dimana : IFL : arus
beban penuh (A) S : daya transformator (kVA) V : tegangan sisi sekunder transformator (kV) 5.
RugiRugi dan Efisiensi Didalam pengoperasiannya transformator mengalami rugirugi daya,
baik pada kumparan maupun pada inti besinya. Rugirugi daya ini yang mempengaruhi efisiensi
kerja dari transformator tersebut. Macammacam rugi pada transformator adalah : a. Kerugian
tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus
listrik yang mengalirinya. Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada
kawat tembaga. Hal ini menimbulkan rugi tembaga (Pcu) sebesar : (Zuhal, p.54) Pcu = I2 R
dimana Pcu = Rugi tembaga (Watt) I = Arus (A) R = Tahanan (Ohm) Karena arus beban
berubahubah, rugi tembaga juga tidak tetap tergantung pada beban. b. Kerugian kopling.
Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua
fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder. c. Kerugian
kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan
transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak
(bank winding) d. Rugi Besi (Pi) Rugi besi adalah rugi yang timbul pada inti transformator
sebelum dibebani. Rugi besi ini terdiri atas : 1. Rugi Histerisis Kerugian histeresis. Kerugian
yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak
dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah. Rugi histerisis dinyatakan sebagai : (Zuhal, p.55)
Ph = Kh f Bm dimana : Ph = Rugirugi daya histerisis (Watt) Kh = Konstanta histerisis Bm =
Kerapatan fluks maksimum (Weber/m2) F = Frekuensi (Hz) 2. Rugi Arus Eddy Kerugian arus
eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam
inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya
fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini
berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan. Rugi arus eddy adalah rugi yang disebabkan
arus pusar pada inti besi. Arus pusar ini mengalir pada inti besi karena adanya induksi magnetis
yang ditimbulkan oleh kumparan primer pada inti besi. Sama seperti pada rugi histerisis, rugi
arus eddy ini akan berakibat timbulnya panas pada inti besi. Untuk memperkecil rugi arus eddy
ini dipakai inti besi berupa lembaranlembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan isolasi. Pe = Ke
f 2 Bm dimana : Pe = Rugi arus eddy Ke = Konstanta arus eddy Bm = Kerapatan fluks
maksimum (Weber/m2) F = Frekuensi (Hz) Jadi rugi besi (Pi) : Pi = Ph + Pe e. Kerugian efek
kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir
pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah
resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu
kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa. Efisiensi
transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran dengan daya listrik
yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, Karena adanya
kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk
transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%. hal ini karena sebagian energi
terbuang menjadi panas atau energi bunyi. Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus
: = (Po/Pi)100%

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Arduino - Apa itu PWM?


Hari Santoso Arduino , Elektronika19 komentar
Memahami konsep PWM itu penting dalam mikrokontoller, sebab PWM adalah
bentuk sinyal yang harus kita pahami dalam dunia digital-analog. Beberapa
pertanyaan tentang PWM, apa itu PWM? Apa pengertian PWM? Apa fungsi
PWMdan bagaimana cara kerjanya? Dalam hal ini kita akan membahas tentang
PWM yang lebih khusus pada Arduino.

PWM adalah singkatan dari Pulse Width Modulation. Pada Arduino, sinyal PWM
adalah sinyal yang beroperasi pada frekuensi 500Hz (ini akan kita bahas pada
paragraf selanjutnya). Pada board arduino Uno, pin yang bisa dimanfaatkan untuk
PWM adalah pin yang diberi tanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, dan pin 11.
Mungkin ada yang berpikir, bukankah pin-pin tersebut adalah pin analog? Ya! Pin-
pin tersebut merupakan pin yang bisa difungsikan untuk input analog atau output
analog. Oleh sebab itu, jika akan menggunakan PWM pada pin ini, bisa dilakukan
dengan perintah analogWrite();

PWM pada arduino bekerja pada frekuensi 500Hz, artinya 500 siklus/ketukan dalam
satu detik. Untuk setiap siklus, kita bisa memberi nilai dari 0 hingga 255. Ketika kita
memberikan angka 0, berarti pada pin tersebut tidak akan pernah bernilai 5 volt (pin
selalu bernilai 0 volt). Sedangkan jika kita memberikan nilai 255, maka sepanjang
siklus akan bernilai 5 volt (tidak pernah 0 volt). Jika kita memberikan nilai 127 (kita
anggap setengah dari 0 hingga 255, atau 50% dari 255), maka setengah siklus akan
bernilai 5 volt, dan setengah siklus lagi akan bernilai 0 volt. Sedangkan jika jika
memberikan 25% dari 255 (1/4 * 255 atau 64), maka 1/4 siklus akan bernilai 5 volt,
dan 3/4 sisanya akan bernilai 0 volt, dan ini akan terjadi 500 kali dalam 1 detik.
Untuk visualisasi siklus PWM, bisa Anda lihat gambar berikut:

``
Siklus sinyal PWM pada Arduino (klik untuk memperbesar)

Begitulah cara kerja PWM (Pulse Width Modulation), jika masih ada yang kurang
jelas, jangan sungkan-sungkan untuk bertanya :). Berdasarkan konsep PWM
tersebut, kira-kira apa yang bisa kita lakukan? Banyak hal. Salah satunya, kita bisa
membuat sistem yang bisa dikontrol untuk menaikkan atau menurunkan secara
bertahap. Misal, menaikkan atau menurunkan volume secara digital, menaikkan
atau menurunkan tingkat kecerahan lampu dengan tombol, mempercepat atau
memperlambat sesuatu, dll.

Baik, selanjutnya akan kita bahas tentang salah satu implementasi dari PWM yang
digunakan untuk mengatur intensitas cahaya dari suatu led dengan dua tombol
(tombol untuk menurunkan kecerahan / nyala led dan tombol untuk menaikkan
kecerahan led).

SOAL MESIN AC
Posted on Wednesday, 4 March 2015
A. Pengenalan Motor induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling banyak
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field)
yang dihasilkan oleh arus stator.

B. Konstruksi motor induksi


1. Rotor
Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat menginduksikan medan
elektromagnetik kepada kumparan rotornya.

2. Stator
Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator yang
diinduksikan kepada kumparan rotor.

C. Prinsip kerja motor induksi


Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu
sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar.
Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan
rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar
(kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan
stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan
putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban,
akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada
rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi.
Bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

D. Slip
Apabila rotor dari motor induksi berputar dengan kecepatan Nr, dan medan magnet stator
berputar dengan kecepatan Ns, maka bila ditinjau perbedaan kecepatan relatif antara kecepatan
medan magnet putar stator terhadap kecepatan rotor, ini disebut kecepatan slip yang besarnya
sebagai berikut.
Kec.slip = Ns Nr
Kemudian slip (S) adalah

E. Persamaan dasar motor induksi

1.

2. F2 = sf1
3. X2S = S. X2
4. E2S = S . E2
Dimana :
P = Pasang kutub
F2 = Frekuensi rotor
F1 = frekuensi stator
E2 = GGL pada saat rotor diam (Nr = Ns)
E2S = GGL pada saat rotor berputar
X2S = reaktansi pada saat rotor berputar.
X2 = reaktansi pada saat rotor diam.

F. Soal
1. Motor induksi 3 fasa, 4 kutub, dicatu dari sistem 50 Hz. Hitunglah: a). kecepatan
sinkron, b).kecepatan rotor bila slip 4%, dan c). frekuensi rotor bila rotor berputar 600 rpm.
Diket:
P = 2 pasang (4 kutub)
F = 50 Hz
S = 4% = 0,04
Dit:
a) Nr (kecepatan rotor) ?
b) Fr (frekuensi rotor) .? Jika rotor berputar 600 rpm
Jawab:
Agan agan dalam mengerjakan soal-soal exact yang pertama kali harus anda lakukan
adalah remember dan tulis. Remember dan tuliskan rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung (target), katakannlah kecepatan rotor (Nr) maka agan-agan harus remember
dan menuliskan rumus dari Nr. mudahkan ..!! kita coba

a) Menghitung Nr

ini rumusnya

Setelah itu agan cari bagian-bagian (komponen dari rumus itu: S dan Ns) yang belum diketahui
seperti Ns. kita cari Ns . kemudian setelah itu masukkan bagian-bagian tersebut pada rumus untuk
menghirung target.

b) Menghitung frekuensi rotor fr


Langkah langkahnya sama seperti sebelumnya
F2 = S . f1 .(rumusnya)

2. Sebuah generator 3 fasa, 12 kutub berputar pada kecepatan 500 rpm untuk mencatu sebuah motor
induksi 3 fasa, 8 kutub. Jika slip motor pada beban penuh 3%, kalkulasi kecepatan rotor pada
beban penuh itu.
Diket:
Pg = 6 pasang (12 kutub)
Ng= 500 rpm
Pm = 4 pasang (8 kutub)
Dit:
nr (kecepatan rotor) .? Jika rotor berputar slip3%

Jawab:

3. Sebuah pompa triple ram diputar dengan kecepatan 60 rpm oleh sebuah motor induksi 3 fasa, 8
kutub, 50 Hz. Jika slip motor 4%, carilah perbandingan total gigi motor dengan pompa.
Diket:
P = 4 pasang (8 kutub)
N= 60 rpm
S = 4%
F = 50 Hz
Dit:
Perbandingan total gigi motor dengan pompa ?
Jawab:

N (pompa) : N (motor)
4. Sebuah motor induksi 3 fasa, mempunyai belitan rotor hubungan mempunyai tegangan induksi antar cincin seret 80
V pada saat standstill. Rotor mempunyai tahanan dan reaktansi per fasa 1 dan 4 . Hitung arus / fasa dan faktor
kerja bila: a. slip ring dihubung singkat, b. rotor dihubungkan pada tahanan luar(rheotat) hubungan dengan tahanan
3/fasa.
Diket:
Hubungan Y
VL = 80V
R = 1 /fasa
X = 4/fasa
R (reostat) = 3 / fasa
Dit:
a) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing

b) Arus/fasa dan Factor kerja jika hub. Tahanan reostat

Jawab:

a) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing

b) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing


5. Rotor hubungan dari sebuah motor induksi mempunyai impedansi saat standstill (0,4 + j4)
/fasa, dan impedansi rheostat per fasa (6 +j2) . Motor mempunyai tegangan induksi 80 V
antar cincin seret saat standstill bila dihubungkan pada catu tegangan normal. Cari:a) arus rotor
saat standstill dengan rheostat dihubungkan dalam rangkaian, b) bila berputar dengan dihubung
singkat pada slip 0,03.

Diket:
Hubungan Y
VL = 80V
Z = (0,4 + j4) /fasa
Z(reostat) = (6 +j2)
Dit:
a) Arus/fasa bila dihub. Kerangkaian reostat
b) Arus/fasa bila dihub. sing

Jawab:
a) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing

d) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing

6. Sebuah motor induksi 3 fasa mempunyai tegangan induksi 72V antar cincin seret saat standstill.
Tahanan dan reaktansi saat standstill per fasa adalah 0,5 dan 3,5 . Harga tahanan hubungan
untuk starting 4 /fasa.Hitungarus rotor dan faktor kerja saat: a) starting, b) pada slip 4%
dengan cincin seret dihubungsingkat.
Diket:
Hubungan Y
VL = 72V
Z = (0,5 + j3,5) /fasa
R = 4 /fasa 4
Dit:
a) Arus/fasa dan factor kerja pada saat starting?
b) Arus/fasa dan factor kerja pada slip 4% dengan cicin seret hub. sing

Jawab:
a) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing

b) Arus/fasa dan Factor kerja jika slip ring hub. Sing

7. Sebuah motor induksi 3 fasa mempunyai kumparan stator dihubungkan dan berputar pada
frekuensi 50 Hz, dicatu dengan tegangan 400 V antar line. Tahanan rotor dan reaktansi saat
standstill berturut-turut 0,2dan 2. Perbandingan kumparan rotor dengan kumparan stator 0,65.
Hitungarus rotor per fasa saat slip 3%. Rotor dihubungkan .

Diket:
Stator
Hubungan delta ()
VL = 400V
F = 50 Hz
Rotor
Hubungan bintang (Y)
Z = (0,2 + j2) /fasa
S = 3%
Perbandingan antar kumparan rotor dan stator adalah 0,65
Dit:
a) Arus rotor/fasa pada saat slip 3%

Jawab:
Perlu diketahui bahwa hubungan belitan stator dan rotor sama dengan hubungan belitan primer dan
sekunder pada transformator. Oleh karena itu rumus nya pun sama, seperti pada persamaan
dibawah ini.

Вам также может понравиться