Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
INFARK MIOKARD
OLEH
KELOMPOK III
IRAWATY IBRAHIM
MINTON LATIEF
NURMAYANTRI MAISO
WULANTRI MOHUNGO
KELAS IIB
DIII KEPERAWATAN
B. Etiologi
Faktor penyebab Miokard Infark :
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.
Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain:
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel
jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya:
atherosclerosis, spasme, dan arteritis.
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh sampai
kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari factor pemompaan dan volume
darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya
kondisi hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung
menyebabkan menurunnya cardac out put (COP). Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan
sirkulasi menyebabkan bebarapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk
dalam hal ini otot jantung.
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya angkut darah
berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan pemompaan jantung maka hal
tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah
antara lain: anemia, hipoksemia, dan polisitemia.
2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya dengan
meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah
mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat
kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak
bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen
akan memicu terjadinya infark.
C. Patofisiologi
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih dari 30-45
menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena
infark akan berhenti berkontraksi selamanya. Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan
oleh penyakit arteri koroner / coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi
lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri koronaria
(arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung) Plaque dapat rupture sehingga
menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup
besar, maka bisa menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai bagian otot
jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika
sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung ang rusak itu akan mulai mati. Selain
disebabkan oleh terbentuknya sumbatan oleh plaque ternyata infark juga bisa terjadi pada orang
dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner berperan dalam
beberapa kasus ini
D. Manifestasi Klinik
Banyak penelitian menunjukkan pasien dengan infark miokardium biasanya pria, diatas 40
tahun, dan mengalamami ateroskelosis pada pembuluh koronernya, sering disertai hypertensi
arterial. Serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda diawali 30-an atau bahkan 20-an.
Nyeri dada yang tiba tiba dan berlangsung terus menerus terletak dibagian bawah
sternum dan perut atas, adalah gejala utama dan biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin
berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri dan tajam yang berat, bisa menyebar ke bahu dan
lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan
setelah bekerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa
hari dan tidak akan hiang dengan istrahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus, nyeri bisa
menjalar kedagu dan leger. Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin,
pusing dan kepala ringan, dan mual serta muntah.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila menderita infark
miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes mempengaruhi neureseptor, sehingga
menumpulkan nyeri yang dialaminya.
Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Infark Miokard
A. Pengkajian
Pengkajian sistematis pasien mencakup riwayat yang cermat khususnya yang berhubungan
dengan gambaran gejala. Metode sistematis yang di gunakan harus meliputi parameter berikut.
1. PENGKAJIAN PRIMER AKUT MIOKARD INFARK (AMI)
a. Airways
Sumbatan atau penumpukan secret
Wheezing atau krekles
b. Breathing
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
c. Circulation
Nadi lemah , tidak teratur
Takikardi
TD meningkat / menurun
Edema
Gelisah
Akral dingin
Kulit pucat, sianosis
Output urine menurun
2. PENGKAJIAN SEKUNDER AKUT MIOKARD INFARK (AMI)
a. Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tidak
teratur.
Tanda : Takikardi,dispnea pada istirahat / aktifitas
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat MI sebelumnya, penyakit arteri koronaria, GJK, masalah TD, DM.
Tanda : TD dapat normal atau naik/turun.
Nadi dapat normal, penuh / tak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler
lambat, tidak teratur (distritnya)
Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra S3 / S4 mungkin menunjukkan gagal jantung / penurunan
kontraktilitas ventrikel.
Murmur, bila ada menunjukkan gagal katub/disfungsi otot papiler
Friksi dicurigai perikarditis
Irama jantung : dapat teratur/tidak teratur
Edema : distensi vena jugular, edema dependen / perifer, edema umum krekels mungkin ada
dengan gagal jantung
Warna : pucat/ sianosis / kulit abu-abu kuku datar pada membran mukosa dan bibir.
c. Integritas Ego
Gejala : menyangkal gejala penting/adanya kondisi
Tanda : mendak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata gelisah, marah, perilaku menyerang,
fokus pada diri sendiri
d. Eliminasi
Tanda : normal/bunyi usus menurun.
e. Makanan / Cairan
Gejala : mual/kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati / terbakar, penurunan turgor
kulit, kulit kering / berkeringat
Tanda : muntah, perubahan berat badan.
f. Higiene
Tanda/gejala : kesulitan melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur / saat bangun
Tanda : perubahan mental,kelemahan.
h. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak
Lokasi : tipikal pada dada anterior,subternal, prekordia, dapat menyerang ke tangan, rahang
wajah.
Kualitas : menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat.
Intensitas : biasanya pada skala 1-5
Catatan : nyeri mungkin tak ada pada klien post operasi, dengan DM, hipertensi, lansia.
Tanda : Wajah meringis, menarik diri, kehilangan kontak mata, Respon otomatik : perubahan
frekuensi / irama jantung, tekanan darah, pernafasan, warna kulit, kelembaban, kesadaran.
i. Pernafasan
Gejala :
- Dyspnea dengan / tanpa kerja, dyspnea nokturnal
- Batuk dengan / tanpa sputum
- Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
Tanda :
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Sianosis
- Bunyi nafas : bersih/krekels
- Sputum : bersih, merah muda kental
j. Interaksi social
Gejala :
- Stres saat ini contoh kerja, keluarga
- Kesulitan koping dengan stresor yang ada
Tanda :
- Kesulitan istirahat dengan tenang
- Menarik diri dari keluarga
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG : Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
Enzim Jantung. : CPKMB, LDH, AST
Elektrolit. :Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
Sel darah putih : Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
Kecepatan sedimentasi : Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
Kimia : Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
GDA : Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
Kolesterol atau Trigliserida serum : Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab
AMI.
Foto dada : Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikuler.
Ekokardiogram : Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau
luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
Pencitraan darah jantung (MUGA) : Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum,
gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah)
Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner.
Digital subtraksion angiografi (PSA) : Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
Nuklear Magnetic Resonance (NMR) : Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi
jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan
bekuan darah.
Tes stress olah raga : Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan kematian jaringan atau kematian sel-sel myocard
2. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan gangguan stroke volume (preload, afterload,
kontraktilitas)
3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan sistem traspor oksigen
C. Intervensi
TUJUAN DAN
N DIAGNOS INTERVENSI
KRITERIA HASIL
O A (NIC)
(NOC)
1 Nyeri Setelah dilakukan asuhan NIC
berhubunga keperawatan selama 3x Pain Management
n dengan 24 jam nyeriklien - Lakukan pengkajian nyeri secara
kematian berkurang, dengan komprehensif ( lokasi, karakteristik,
jaringan kriteria : durasi, frekuensi,kualitas dan faktor
atau - Mampu mengontrol pesipitasi)
kematian nyeri (tahu penyebab - Observasi reaksi non verbal dari
sel-sel nyeri, mampu ketidaknyaman
myocard menggunakan teknik - Gunakan teknik komunikasi teraipetik
nonfarmakologi untuk untuk mengetahui pengalaman nyeri
mengurangi nyeri) klien
- Melaporkan bahwa - Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
nyeri berkurang dengan - Kontrol lingkungan yang dapat
menggunakan mempengaruhi nyeri seperti kebisingan
managemen nyeri - Ajarkan tentang teknik pernafasan /
- Menyatakan rasa relaksasi
nyaman setelah nyeri - Berikan analgetik untuk mengurangi
berkurang nya
- Tanda vital dalam - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
rentang normal - Anjurkan klien untuk beristirahat
- Kolaborasi dengan dokter jika keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil
Analgetic Administration
- Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
- Cek riwayat alegi
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgetik pertama kali
- Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
- Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala (efak samping)
TUJUAN DAN
INTERVENSI
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL
(NIC)
(NOC)
2 Penurunan Setelah dilakukan asuhan Cardiac Care
cardiac out keperawatan selama 3x -Evaluasi adanya nyeri dada
put 24 jam klien tidak (intensitas, lokasi, durasi)
berhubungan mengalami penurunan -Catat adanya disritmia jantung
-Catat adanya tanda dan gejala
dengan cardiac output, dengan
penurunan cardiac output
gangguan kriteria : -Monitor status kardiovaskuler
stroke - Tanda vital dalam -Monitor status pernafasan yang
volume rentang normal menandakan gagal jantung
(preload, - Dapat mentoleransi -Monitor abdomen sebagai indikator
afterload, aktivitas, tidak ada penurunan perfusi
kontraktilitas) kelelahan -Monitor balance cairan
-Monitor adanya perubahan tekanan
-Tidak ada penurunan
darah
kesadaran -Monitor respon klien terhadap efek
pengobatan anti aritmia
-Atur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
-Monitor toleransi aktivitas pasien
-Monitor adanya dispneu, fatigue,
takipneu, dan ortopneu
-Anjurkan pasien untuk menurunkan
stress
TUJUAN DAN
INTERVENSI
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL
(NIC)
(NOC)
4 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan NIC
keperawatan selama 3x 24 Energy Management
aktivitas
jam klien tidak mengalami - Observasi adanya pembatasan klien dalam
berhubungan intoleransi aktivitas, dengan melakukan aktivitas
kriteria : - Dorong pasien untuk mengungkapkan
dengan
-Berpartisipasi dalam perasaan terhadap keterbatasan
penurunan aktivitas fisik tanpa disertai - Kaji adanya factor yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah, kelelahan
sistem
Nadi, dan RR - Monitor nutrisi dan sumber energi yang
traspor -Mampu melakukan adekuat
aktivitas sehari hari secara - Monitor pasien akan adanya kelelahan
oksigen
mandiri fisik dan emosi secara berlebihan
- Monitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas
- Monitor pola tidur dan lamanya tidur /
istirahat pasien
Activity Therapy
- Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi
medik dalam merencanakan program terapi
yang tepat.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
- Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
- Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda
- Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
- Bantu pasien/ keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Kontraktilitas turun
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kabo,peter.2008. Pengobatan Jantung Koroner. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://www.academia.edu/8271194/AKUT_MIOKARD_INFARK?login=&email_was_taken=tr
ue