Вы находитесь на странице: 1из 8

METODE ESTIMASI CADANGAN

Sumber Daya Mineral dan Cadangan (SNI)


Sumber daya mineral (Mineral Resources) adalah endapan mineral yang
diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan
tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan
tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sumberdaya terbagi menjadi 4 yaitu :
Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
perkiraan pada tahap Survai Tinjau.
Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Prospeksi.
Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Eksplorasi Umum.
Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Eksplorasi Rinci.

Cadangan (Reserves) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk,
sebaran, kualitas dan kuantitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
lingkungan, dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. Cadangan
terbagi 2 yaitu :
Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk
dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya
masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor
yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara
ekonomik
Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.

1
Klasifikasi sumber daya dan cadangan didasarkan pada tingkat keyakinan geologi
dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek yaitu aspek
geologi dan aspek ekonomi.

Gambar Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan

METODE PERHITUNGAN ESTIMASI CADANGAN KONVENSIONAL


Pemilihan metode perhitungan cadangan didasari oleh faktor geologi endapan, metode
eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan, dan tingkat kepercayaan yang diinginkan.
Berdasarkan metode (teknik, asumsi, pendekatan), maka penaksiran dan perhitungan
sumberdaya atau cadangan terdiri dari metode konvensional yang terbagi menjadi dua, yaitu
metode penampang vertikal (dengan menggunakan Metode Cross-section, Metode kerucut
terpancung, Metode obelisk) dan penampang horizontal (Metode Poligon, Metode
Triangle, dan Metode CircularUSGS 1983). Selain itu, dapat pula dilakukan dengan
metode geostatistik dan metode blok.
1. Metode Penampang Vertikal
Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan, bijih, tanah penutup
(overburden)pada penampang-penampang vertikal. Perhitungan luas masing-masing elemen
tersebut dilakukan pada masing-masing penampang. Perhitungan tonase dan volume
dilakukan dengan rumus-rumus yang sesuai. Metode penampang vertikal dilakukan dengan
cara sebagai berikut :

2
a) Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong endapan batubara yang
akan dihitung,
b) Menghitung luas batubara dan overburden tiap penampang,
c) Setelah luasan dihitung, maka volume dan tonase dihitung dengan rumusan
perhitungan.
Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan satu penampang,
dua penampang, tiga penampang, atau rangkaian banyak penampang. Perhitungan volume
dengan menggunakan satu penampang digunakan jika diasumsikan bahwa satu
penampang mempunyai daerah pengaruh hanya terhadap penampang yang dihitung saja.
Volume yang dihitung merupakan volume pada areal pengaruh penampang tersebut.

Gambar Perhitungan Volume Menggunakan Satu Penampang

Rumus perhitungan volume dengan menggunakan satu penampang adalah :

Volume = (A x d1) + (A x d2)

Perhitungan volume dengan menggunakan duapenampang jika diasumsikan bahwa volume


dihitung pada areal di antara 2 penampang tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah variasi
(perbedaan) dimensi antar kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat
digunakan rumus mean area dan kerucut terpancung, tetapi jika perbedaannya cukup besar
maka digunakan rumus obelisk.

3
Gambar Perhitungan Volume Menggunakan dua Penampang

Adapun metode yang digunakan sebagai berikut :


1. Metode Cross-section

Rumus Mean Area

S1,S2 = luas penampang endapan


L = jarak antar penampang
V = volume cadangan

2. Metode Kerucut Terpancung

S1 = luas penampang atas


S2 = luas penampang alas
L = jarak antar S1dan S2
V = volume cadangan

4
3. Metode Obelisk

S1 = luas penampang atas


S2 = luas penampang bawah
L = jarak antara S1& S2
V = volume

Perhitungan volume dengan menggunakan tiga penampang digunakan jika


diketahui adanya variasi (kontras) padaareal di antara 2 penampang, maka perlu
ditambahkan penampang antara untuk mereduksi kesalahan. Perhitungannya
menggunakan rumus prismoida.

Gambar Perhitungan Volume Menggunakan Tiga Penampang

4. Metode prismoida

S1,S2 = luas penampang ujung


M = luas penampang tengah
L = jarak antara S1dan S2
V = volume cadangan

5
2. Metode Penampang Horizontal
Metode penampang horizontal yang biasa digunakan adalah metode poligon,
isoline, triangulasi, dan metode circular USGS 1983. Metode poligonsebenarnya
merupakan contoh penerapan dari aturan nearest point.
a. Metode Isoline
Metode isoline adalah suatu metode yang menggunakan prinsip dasar isoline.
Isolineadalah kurva yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai kuantitatif
sama. Metode ini digunakan dengan asumsi nilai yang berada di antara 2 buah titik
kontinu dan mengalami perubahan secara gradual. Volume dapat dihitung dengan
cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
menggunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.

Gambar Metode Isoline

b. Metode Triangulasi
Metode triangulasi dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik yang
diketahui menjadi titik sudut suatu prisma segitiga. Prisma segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan titik-titik yang diketahui tanpa berpotongan.

Layout dari segitiga-segitiga Prisma-prisma trianguler

6
S = luas segitiga 123
t1 , t2 , t3 = ketebalan endapan pada masing-masing titik

Gambar Metode Triangulasi (triangular grouping)

c. Metode Circular USGS 1983


Prosedur atau teknik perhiungan dalam sistem U.S.Geological Survey adalah
dengan membuat lingkaran-lingkaran pada seiap tiik informasi endapan batubara,
yaitu singkapan batubara dan lokasi titik pemboran. Daerah dalam radius lingkaran
0-400 m adalah untuk perhitungan cadangan erukur dan daerah radius 400-1200 m
adalah untuk perhitungan cadangan terunjuk (USGS,1983).
Selain itu aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan, sesar,
intrusi dan singkapan batubara di permukaan, urut mengontrol perhitungan
cadangan batubara. Selanjutnya untuk perhitungan tonase (W) batubara digunakan
rumus sebagai berikut :
W =LTBJ
Dimana :
L = luas daerah terhitung (m2)
T = tebal rata-rata batubara sejenis (m)
BJ = Berat jenis batubara (on/m3)

Gambar Metode CircularUSGS


1983
d. Metode Poligon
Metode poligon adalah suatu metode perhitungan dengan konsep dasar yang
menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan suatu daerah diwakili oleh satu titik
tertentu. Jarak titik bor di dalam poligon dengan batas poligon sama dengan jarak batas
poligon ke titik bor terdekat.

7
Di dalam poligon nilai kadar diasumsikan konstan sama dengan kadar pada titik
bor di dalam poligon (Hustrulid & Kuchta, 1995).
Perhitungan volume dengan rumus berikut :
dimana V = Volume
V=A.t
A = Luas Poligon
t = Tebal lapisan batubara di titik conto

Untuk menghitung Tonase digunakan rumus :


T = V x :K
dimana Dimana :
T=Tonase (Ton)
k =Kadar (%,Ton/m3)
V=Volume (m3)

Вам также может понравиться