Вы находитесь на странице: 1из 8

Kronologi Kasus Hambalang (hingga 16

Juni 2012)
by membualsampailemas

16 Votes

Kasus Hambalang yang belakangan ini banyak diperbincangkan, adalah kasus dugaan
tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite
Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum qq komisaris PT
Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng; Mahfud
Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya.
Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktur dimana mereka merupakan
BUMN, yaitu PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang diduga men-subtenderkan
sebagian proyek kepada PT Dutasari Citralaras senilai 300M.
KPK menyatakan, dalam penyelidikan Hambalang ada dua hal yang menjadi
konsentrasi pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan pembangunan dan terkait
dengan kepengurusan sertifikat tanah Hambalang.
Berikut ini penulis menyajikan rangkaian berita sesuai kronologinya, untuk memahami kasus Hambalang ini.

Selasa, 1 Mei 2012.


Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) telah menyatakan bahwa penyelidikan proyek
pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor mengalami peningkatan. Hal
tersebut diutarakan oleh pimpinan KPK sendiri, Abraham Samad pada Selasa, 1 Mei
2012 malam.
Menurutnya, peningkatan tersebut terlihat dari banyaknya informasi mengenai kasus
itu yang masuk ke KPK yang datang dari sejumlah orang yang pernah dimintai
keterangan oleh lembaga anti korupsi tersebut mengenai proses sertifikasi tanah
Hambalang
Selain itu, Abraham Samad juga membenarkan pernyataan koleganya, Bambang
Widjojanto, bahwa KPK yakin Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum
terlibat dalam proyek Hambalang. Keyakinan ini muncul lantaran adanya pengakuan
dari Anggota Komisi II asal Fraksi Partai Demokrat, Ignatius Mulyono.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, pihaknya hingga kini masih
mengumpulkan alat bukti atas indikasi tindak pidana dalam proyek yang dikerjakan
oleh PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk tersebut. Menurut dia, karena alat
buktinya belum cukup, maka proyek yang dijalankan dua emiten BUMN sektor
konstruksi dengan kode perdagangan masing-masing ADHI dan WIKA itu masih
dalam tahap penyelidikan.
Johan mengatakan, ada dua persitiwa yang tengah diselidiki pihaknya. Pertama, pada
proses penerbitan sertifikat tanah Hambalang. Kedua, pelaksanaan pengadaan proyek
Hambalang yang dilakukan secara multi years.
Kasus Hambalang ini pertama kali diungkapkan oleh terdakwa suap proyek
pembangunan wisma atlet, M Nazaruddin. Menurut mantan Bendahara Umum Partai
Demokrat itu, Anas turut terlibat dalam proyek dengan melakukan serangkaian
pertemuan yang dihadiri Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto
terkait sertifikasi tanah Hambalang. Bukan hanya itu, Nazaruddin juga menuding
bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng turut terlibat dalam proyek
ini.
Kamis, 3 Mei 2012
Pekan depan, KPK mengagendakan gelar perkara (ekspose) penyelidikan kasus
pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor. dalam forum itu, penyelidik atau
penyidik KPK yang menangani kasus mempresentasikan perkembangan penanganan
perkara kepada pimpinan KPK. Tujuan ekspose agar dapat diketahui perkembangan
kasus yang tengah diselidiki lembaga antikorupsi tersebut.
Selasa 22 Mei 2012
KPK menjadwalkan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng untuk
memberikan keterangan terkait penyelidikan dugaan korupsi pembangunan sport
center di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Kamis (24/5)
Terkait proyek senilai Rp1,1 triliun ini, Andi pernah memberikan keterangannya saat
bersaksi untuk terdakwa M Nazaruddin dalam kasus dugaan suap pembangunan
wisma atlet. Menurutnya, proyek Hambalang tak kunjung selesai sejak tahun 2003
lantaran terkendala masalah sertifikat tanah seluas 5.000 hektar yang belum ada.
Namun, Andi membantah melibatkan Nazaruddin terkait pembuatan sertifikat tanah
tersebut. Terkait hal ini, terdakwa sendiri menuding ada uang dari proyek Hambalang
yang mengalir ke Andi Mallarangeng.
Direktur PT Dutasari Citralaras, Mahfud Suroso dilarang berpergian keluar negerioleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kamis, 24 Mei 2012
Menpora, Andi Mallarangeng memenuhi panggilan KPK dan dimintai keterangan
oleh penyidik KPK selama sekira 10 jam.
Usai diperiksa, Andi membantah tudingan mantan Komisi III DPR Muhammad
Nazaruddin, bahwa dirinya menerima uang sebesar Rp20 miliar terkait proyek yang
menelan uang negara Rp1,5 triliun tersebut.
Sebelumnya, usai diperiksa KPK terkait proyek Hambalang, Nazaruddin menuding
Andi turut menerima jatah sebesar Rp20 miliar. Menurutnya, uang tersebut diterima
Andi melalui adiknya yang bernama Choel Mallarangeng. Nazaruddin mengatakan,
uang tersebut diberikan oleh Adhi Karya selaku pelaksana pembangunan yang
bekerjasama dengan Wijaya Karya. Terkait proyek disubkontrakkan ke PT Dutasari
Citralaras, Nazaruddin mengaku tak tahu menahu. Ia hanya bisa menjelaskan bahwa
Mahfud Soeroso selaku pemilik PT Dutasari pernah menerima uang Rp100 miliar
yang Rp20 miliar di antaranya diperintahkan PT Adhi Karya untuk diberikan ke Andi
melalui Choel.
Sejumlah petinggi Partai Demokrat lainnya dituding Nazaruddin turut menikmati
uang tersebut. Seperti Anas Urbaningrum Rp2 miliar, Mirwan Amir Rp1,5 miliar,
Jafar Hafsah Rp1 miliar serta pimpinan Banggar, Melchias Markus Mekeng Rp1,5
miliar, Tamsil Linrung Rp1 miliar dan Olly Dondokambey Rp1 miliar. Angie sendiri
memperoleh Rp1 miliar.
Jumat, 25 Mei 2012
KPK mendalami penyebaranuang pada Kongres Partai Demokrat.
Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara, Diana Maringka dimintai
keterangannya oleh KPK terkait penyelidikan dugaan korupsi pembangunan sarana
dan prasarana olahraga di Hambalang, Jawa Barat. Usai diperiksa, Diana mengaku
hanya ditanya seputar pembagian uang dalam kongres Partai Demokrat tahun 2010
silam.
Terkait proyek Hambalang, Diana mengaku tak tahu apa-apa.
Dalam kongres itu, lanjut Diana, dirinya diberikan uang oleh tim sukses Anas
Urbaningrum sebesar AS$7000 dan Rp30 juta. Selain dirinya, sejumlah DPC yang
lain juga diberikan uang.
Sebelumnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
berkali-kali menyebut bahwa ada penggelontoran uang dalam kongres Partai
Demokrat yang dilaksanakan 2010. Menurut Nazar, uang yang digelontor berjumlah
Rp30 miliar dan AS$5 juta tersebut berasal dari Permai Grup, perusahaan miliknya.
Senin, 28 Mei 2012
Tim dari KPK bertandang ke Hambalang sekira dua pekan silam. Menurut Juru Bicara
KPK Johan Budi, kedatangan tim lembaganya tersebut untuk mencari tahu sejauh
mana perkembangan pengadaan proyek senilai Rp1,2 triliun itu. Menurut Johan,
Kedatangan tim ingin tahu progres pengadaan.
Tim KPK yang mendatangi proyek Hambalang belum bisa melakukan mengaudit
alasan kenapa bisa runtuh tanahnya. karena proyek Hambalang masih dalam tahap
penyelidikan di lembaganya. Hasil audit alasan tanah di Hambalang bisa amblas dapat
dijadikan lembaganya sebagai salah satu bahan penyelidikan. Khususnya dalam
pengadaan proyeknya.
Selasa, 29 Mei 2012
Kementrian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan bahwa PU tak dilibatkan dalam
proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu Hambalang sejak perencanaan,
hanya ketika pembangunannya dimulai. Hal tersebut diutarakan oleh Dirjen Cipta
Karya, Budi Yuwono. Penegasan tersebut disampaikan terkait dengan amblesnya
tanah di proyek itu di tiga titik pada 14-15 Desember 2011 lalu.
Selain itu, Budi menegaskan, apa pun yang terjadi dengan proyek itu, kontraktor
utama yakni PT Wijaya Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk, harus bertanggung
jawab.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU, Waskito Pandu menegaskan,
sebenarnya tidak ada aturan yang mewajibkan proyek strategis di Indonesia harus
melibatkan PU sejak awal. Hanya saja, kebiasaan selama ini untuk proyek APBN
strategis, PU yang dianggap punya banyak ahli teknis, sering dimintai rekomendasi
dan untuk proyek Hambalang, memang tidak dilibatkan, katanya.
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Yuli Mumpuni sebelumnya mengatakan,
tiga titik amblesnya tanah di proyek Hambalang adalah fondasi bangunan lapangan
badminton, bangunan gardu listrik, dan jalan nomor 13.
Proyek Hambalang, ketika Menporanya Adhyaksa, nilainya sebesar Rp125 miliar
untuk sekolah olahraga dan saat Andi Mallarangeng menjabat, proyek Hambalang
berubah menjadi proyek olahraga terpadu Hambalang, (sport center) dengan anggaran
sebesar Rp1,2 triliun.
Rabu, 30 Mei 2012
Salah satu LSM yang fokus pada bidang anggaran, Forum Indonesia untuk
Tranparansi Anggaran (FITRA), menilai bahwa jika pembangunan Hambalang
diteruskan, negara ditaksir akan merugi hingga Rp753 miliar. Potensi rugi hingga
Rp753 miliar ini, kata Uchok (Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat
Nasional FITRA), merupakan uang negara yang sudah dikeluarkan sejauh ini untuk
membangun Hambalang. Menurutnya, miliaran rupiah uang tersebut dapat terbuang
percuma apabila tanahnya ambles sehingga bangunan yang sudah dibuat tak bisa
digunakan.
Menurut Uchok, berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2009,
pembangunan seharusnya dilakukan di wilayah Sentul, bukan di Hambalang. Dia
mengutarakan bahwa tanah Hambalang labil dan tak akan terpakai lagi jika sudah
ambles.
Uchok menjelaskan, angka Rp753 miliar itu terbagi atas dua tahun anggaran. Yakni
pada tahun 2010 sebesar Rp253 miiliar untuk pembangunan lanjutan fisik pusat
pendidikan, pelatihan dan sekolah olahraga nasional dan sebesar Rp500 miliar pada
2011 untuk pengadaan sarana olahraga pendidikan, pelatihan dan sekolah olahraga
nasional Hambalang.
Sedangkan pelaksana proyek, c.q. PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya, mengklaim
kerugian yang diakibatkan peristiwa amblesnya bangunan tersebut mencapai Rp14
miliar.
Senin, 4 Juni 2012
Teka-teki adanya pembengkakan anggaran proyek Hambalang dari Rp 125 miliar
menjadi Rp 1,175 triliun mulai terkuak. Meski sejumlah anggota Komisi Olahraga
Dewan Perwakilan Rakyat berkukuh mengatakan tidak tahu, Kementerian Pemuda
dan Olahraga ternyata telah memberitahukan kebutuhan total proyek itu sejak Januari
2010.
Dokumen yang diperoleh Tempo menyebutkan Kementerian pernah mengirim surat
ke Komisi Olahraga DPR pada 22 Januari 2010. Isinya pemberitahuan alokasi
anggaran proyek di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, dengan dana Rp 2,57 triliun.
Surat itu ditujukan kepada Wakil Ketua Komisi, Rully Chairul Azwar, dan diteken
Wafid Muharam, Sekretaris Kementerian.
Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga Lalu Wildan
membenarkan adanya surat tersebut.
Surat itu mengindikasikan bahwa proyek tersebut adalah proyek tahun jamak
(multiyears project, dananya tidak sekaligus, namun diturunkan beberapa tahap dalam
beberapa tahun anggaran).
Namun, anggota Komisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Irsal Yunus,
mengatakan bahwa anggota Komisi Olahraga tidak pernah dilibatkan jika itu proyek
tahun jamak.
Ketua Komisi Olahraga DPR Mahyuddin mengakui proyek Hambalang beberapa kali
dibahas Komisi DPR. Setelah mendapat Rp 125 miliar, pada 2010, Kementerian
kembali mengajukan anggaran Rp 625 miliar. Dana yang disetujui hanya Rp 150
miliar, sehingga total dana Hambalang pada 2010 Rp 275 miliar, kata politikus Partai
Demokrat ini.
Tahun berikutnya mengalir Rp 475 miliar. Pada 2012, turun lagi Rp 425 miliar. Itu baru bujet konstruksi.
Ditambah duit untuk membeli peralatan, bujet total proyek mencapai Rp 2,57 triliun.

Selasa, 5 Juni 2012


Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menjawab tentang teka teki nilai anggaran
proyek pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, dia mengatakan
anggaran proyek tersebut mencapai angka Rp 2,5 Triliun.
Menurutnya -senin(4/6)-, angka ini terbagi dalam dua bidang. Pertama, untuk
anggaran konstruksi bangunan di atas tanah seluas 32 hektar itu mencapai angka
Rp1,1 triliun. Dan untuk bidang kedua terkait pengadaan barang dan jasa sarana dan
prasarana olahraga yang mencapai angka Rp1,4 triliun.
Terkait konstruksi, lanjut Bambang, diduga pembangunannya melibatkan korporasi
lain. Sedangkan untuk pengadaan barangnya, sebagian sarana dan prasarana olahraga
sudah jadi, tapi masih ada pengadaan yang belum selesai. Sama halnya dengan
konstruksi, untuk pengadaan ini juga melibatkan korporasi lain. Sayangnya, ia tak
merinci korporasi apa saja yang terlibat di dua bidang tersebut.
Rabu, 6 Juni 2012
Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi S.P., mengatakan
lembaganya terus berupaya membongkar kasus dugaan korupsi proyek pembangunan
pusat olahraga di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Di antaranya mengusut aliran
dana terkait proyek.
KPK telah memeriksa sekitar 60 orang untuk penyelidikan kasus Hambalang.
Termasuk yang diperiksa adalah pemilik dan manajemen PT Dutasari Citralaras,
perusahaan subkontraktor proyek tersebut. Sebelumnya, KPK telah memanggil para
komisaris perusahaan itu, antara lain Machfud Suroso, Munadi Herlambang, dan
Atthiyah Laila (istri Anas Urbaningrum).
KPK tengah mendalami pembengkakan anggaran Hambalang yang semula Rp 125
miliar menjadi Rp 1,175 triliun, plus alokasi anggaran pengadaan alat olahraga senilai
Rp 1,4 triliun, sehingga total proyek menjadi Rp 2,57 triliun.
Tender proyek Hambalang dimenangi PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya dengan
sistem kerja sama operasi. Mereka lantas menunjuk 17 perusahaan lain sebagai
subkontraktor proyek, salah satunya Dutasari yang kebagian pekerjaan bidang
mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Namun sumber Tempomengungkapkan, Dutasari
tak sepenuhnya menggarap pekerjaan tersebut. Dutasari, kata dia, hanya memasang
rangkaian pipa baja untuk rangkaian elektrik.
Penelusuran Tempo di Hambalang juga menemukan Dutasari ternyata menggarap
rekrutmen personel satuan keamanan proyek. Pekerjaan Dutasari pun ada yang
disubkontrakkan lagi ke perusahaan lain, antara lain PT Kurnia Mutu yang menyuplai
pipa tembaga untuk penyejuk udara dan PT Bestindo Aquatek Sejahtera yang
menyediakan sistem pengolahan limbah domestik.
Jumat, 8 Juni 2012
Rencana pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hambalang di DPR diyakini tak akan
mempengaruhi proses penyelidikan yang tengah dilakukan KPK. Menurut Juru Bicara
KPK Johan Budi, pembentukan pansus yang merupakan kewenangan anggota dewan
tersebut masuk ke ranah politik, bukan penegakan hukum seperti yang dilakukan
KPK.
Ditegaskan Johan, KPK tetap akan bekerja secara profesional dalam penyelidikan
kasus Hambalang. Hingga kini, KPK masih fokus berupaya menemukan dua alat
bukti yang cukup terkait penyelidikan pembangunan sport center di Jawa Barat
itu. Salah satunya dengan mencari informasi dan data terkait proyek tersebut. Jika
sudah ditemukan dua alat bukti yang cukup, KPK bisa menaikkan status kasus ke
penyidikan.
KPK, lanjut Johan, siap mendukung kerja pansus, apabila sudah terbentuk. Namun,
dukungan itu tetap ada batasnya. Misalnya, terkait permintaan data. KPK, kata Johan,
tentunya tidak dapat memberikan bahan informasi atau data yang menyangkut
keterangan seseorang yang ada di berkas acara.
Sabtu, 16 Juni 2012
Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril,
meyakini Neneng Sri Wahyuni (Istri Nazarudin) mengetahui dan mempunyai data
aliran duit proyek Hambalang ke sejumlah orang penting.
Menurut Oce, Komisi Pemberantasan Korupsi bisa menjadikan Neneng sebagai saksi
utama untuk mengungkap kasus proyek senilai Rp 1,2 triliun tersebut. Jika Neneng
mau terbuka, katanya, kasus yang disebut-sebut melibatkan Ketua Umum Partai
Demokrat Anas Urbaningrum itu bisa segera terungkap.

Вам также может понравиться

  • Daftar Referensi
    Daftar Referensi
    Документ1 страница
    Daftar Referensi
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ9 страниц
    Bab 2
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Kiki
    Bab 1 Kiki
    Документ3 страницы
    Bab 1 Kiki
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Daftar Referensi
    Daftar Referensi
    Документ1 страница
    Daftar Referensi
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Daftar Referensi
    Daftar Referensi
    Документ1 страница
    Daftar Referensi
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Kiki
    Bab 1 Kiki
    Документ3 страницы
    Bab 1 Kiki
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Daftar Referensi
    Daftar Referensi
    Документ1 страница
    Daftar Referensi
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Bismillah KTI Fix
    Bismillah KTI Fix
    Документ7 страниц
    Bismillah KTI Fix
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет
  • Desain Framework
    Desain Framework
    Документ3 страницы
    Desain Framework
    Riana Sari Wijaya
    Оценок пока нет