Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
GAYA-GAYA MENGAJAR
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PENJAS
MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran Penjas
Dosen: Dr. Tite Juliantine, M.Pd
oleh:
Tati Nurhayati 1100981 Rangga Ary Ghozali 1101046
Faizal Hilmi 1100996 Taofik Ramdani 1101070
Lia Lestari 1101023 Avinie Aviaty Zulfa 1101078
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayahNya
penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Gaya-gaya Mengajar Pedidikan
Jasmani. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Belajar dan
Pembelajar Pendidikan Jasmani..
Dalam proses belajar-megajar, kegiatan yang paling strategis adalah sangat tergantung pada
pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran. Strategi mengajar dapat diartikan sebagai
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tindak-tanduk, perilaku atau perbuatan mengajar.
Strategi pengajaran yang berpusat pada guru, menunjukan cirri yang khas yaitu guru yang
mendominasi semua proses belajar-mengajar, artinya semua kegiatan dimulai dari inisiatif dan
keputusan semua terletak pada guru. Sedangkan strategi pengajaran yang berpusat pada siswa
menunjukan cirri bahwa siswalah yang berinisiatif dalam proses belajar-menngajar termasuk
juga siswa berperan dalam menentukan keputusan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan makalah ini. Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat
ganda. Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, pembaca dapat memahami tentang
organisasi olahraga di masyarakat. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Amin.
Bandung, 26 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
1.5 Manfaat Penulisan Makalah
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar tidak ada satu ketentuan yang melandaskan bahwa hanya
satu strategi yang paling efektif untuk pengajaran pendidikan jasmani. Jadi dalam menerapkan
strategi pengajaran selalu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu proses
belajar mengajar berlangsung.
Gaya mengajar berkaitan dengan pembuatan keutusan yang dilakukan guru baik sebelum,
selama, maupun setelah proses pembelajaran. Pembuatan keputusan tersebut berdampak pada
cara belajar siswa. Belajar pada hakikatnya adalah proses memperoleh informasi, mengolah
informasi, dan membuat keputusan. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin banyak
informasi yang diolah, dan semakin banyak keputusan yang dibuat, berarti semakin banyak
belajar.
Makalah ini akan membahas tentang pengertian gaya mengajar, variasi gaya mengajar.
Selain itu makalah ini akan membahas tentang jenis-jenis gaya mengajar.
Pada makalah ini, permasalahan akan dibatasi mengenai gaya-gaya mengajar yang
dikemukakan oleh Mosston.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gaya mengajar?
2. Apa saja jenis-jenis gaya mengajar?
3. Apa saja variasi dalam gaya mengajar?
Tujuan yang hendak dicapai melaluui penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis:
1. Gaya mengajar
2. Jenis-jenis gaya mengajar
3. Variasi dalam gaya mengajar
GAYA-GAYA MENGAJAR
Gaya mengajar adalah pedoman khusus untuk struktur episode belajar atau
pembelajaran. Mosston beranggapan bahwa mengajar adalah serangkaian hubungan yang
berkesinambungan antara guru dengan siswa, yaitu:
1. Mencoba mencapai keserasian antara apa yang diniatkan dengan apa yang sebenarnya terjadi
MAKSUD = PERBUATAN (INTENT = ACTION).
2. Masalah yang bertentangan tentang metode mangajar
Salah satu masalah yang berlanjut dalam menentukan bagaimana mengajarkan sesuatu
adalah Cara apakah yang terbaik?. Dari sini muncul banyak perdebatan mengenai metode
mana yang lebih baik. Pengajaran individual vs. Pengajar kelompok; memecahkan masalah
vs. menghafal. Pandangan yang mempertentangkan suatu pendekatan terhadap pendekatan
yang lain adalah hanya dalih yang dibuat-buat. Pertanyaan yang sebenarnya adalah:
Pendekatan-pendekatan mana yang dapat mencapai sasaran guru?. Guru harus berdasar
pilihannya atas:
a. kemampuan guru
b. kebutuhan siswa
c. besarnya kelas
d. alat dan fasilitas yang tersedia
e. media yang ada
f. tujuan yang ingin dicapai
g. materi yang dipelajari
h. lingkungannya.
Tujuan yang akan menentukan gaya apa yang akan digunakan dari pada memilih metode
atau gaya karena diharapkan akan baik.
3. Kita juga harus dapat mengatasi kecenderungan-kecenderungan pribadi seorang guru
Seringkali kita tidak dapat membedakan antara sifat-sifat pribadi dengan gaya mengajar.
Seorang guru yang sifatnya sangat otoriter seringkali kelihatan seperti sangat bisa mengatur,
padahal dalam kenyatannya ia sangat terbuka dalam gaya-gaya mengajarnya. Struktur
pengajaran mengatasi sifat-sifat pribadi.
4. Mengajar-Belajar-Tujuan
Interaksi antara guru dan siswa mencerminkan perilaku mengajar dan relajar tertentu.
Apabila merencanakan pembelajaran, berbagai gaya didasarkan atas interaksi antara perilaku
siswa dan perilaku guru, serta hubungannya dalam mencapai suatu sasaran tertentu.
PG = perilaku guru
PS= perilaku siswa
T = tujuan
Ini merupakan statu unit pedagogis, dan juga akan memungkinkan kita bertanya
mengenai ketiga komponen dan hubungan mereka. Ini perlu diingat untuk menghindari
pertentangan yang selalu diperdebatkan pada waktu memilih sarana untuk mengajar.
5. Mooston memakai perilaku guru sebagai titik masuk
Hal ini dapat dinyatakan bahwa perilaku guru akan mengarahkan perilaku siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
PERILAKU GURU MERUPAKAN RANGKAIAN KEPUTUSAN
Setiap tindakan mengajar merupakan hasil dari keputusan yang telah diambil
sebelumnya:
1. Kita perlu memahami hakikat keputusan-keputusannya
2. Kita perlu memahami penggolongan keputusan-keputusan yang telah dibuat, yaitu:
a. Keputusan mengenai pokok bahasan, organisasi, dan sasaran
b. Kesemuanya ini diatur dalam tiga perangkat yang merupakan urutan dalam proses
pembelajaran
PG
PS
T
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
1. Pra-Pertemuan
a. sasaran pembelajaran
b. pemilihan gaya
c. gaya belajar yang diharapkan
d. siapa yang akan diajar (kelompok atau individu)
e. pokok bahasan:
1) tugas
2) jumlah
3) urutan
f. dimana mengajar (lokasi)
g. kapan mengajar
1) waktu mulai
2) kecepatan irama pembelajaran
3) lamanya
4) waktu berhenti
5) waktu tenggang antara tugas-tugas
6) akhir pembelajaran
h. sikap badan
i. pakaian dan penampilan
j. cara menjawab pertanyaan-pertanyaan
k. pengaturan organisasi
l. parameter - pembatasan golongan
m. suasana kelas sosial, afektif
n. evaluasi bahan dan prosedur
o. lain-lain
Kesemuanya ini merupakan keputusan-keputusan yang perlu diambil secara sadar
mengenai bagaimana pembelajaran akan disusun.
2. Selama Pertemuan
Keputusan-keputusan yang perlu diambil selama pembelajaran berlangsung adalah:
a. Melaksanakan keputusan-keputusan pra-pertemuan
b. Menyesuaikan keputusan-keputusan mungkin keputusan yang diambil harus diubah untuk
lancarnya pembelajaran
c. Lain-lain
3. Pasca Pertemuan
Keputusan diambil mungkin selama atau sesudah pelajaran berlangsung. Menilai
penampilan dan umpan balik yang diberikan dapat dilakukan selama atau sesudah
pelaksanaan tugas-tugas untuk pembelajaran:
a. Harus melihat penampilan siswa dan mengumpulkan keterangan-keterangan mengenai hal
itu.
b. Harus mengukur informasi yang diperoleh dengan kriteria yang telah ditentukan. Ini harus
dicantumkan dalam sasaran pelajaran.
c. Pernyataan-pernyataan umpan balik:
1) Ini sedikit berbeda dengan apa yang telah dibahas sehubungan dengan model Gentile (Model
Gentile (1972, 1987) menekankan bahwa keterampilan gerak siswa dipengaruh oleh tugas
gerak dan karakteristik lingkungan pada perolehan hasil yang akan dicapai oleh siswa
tersebut)
2) Pernyataan korektif. Perilaku verbal dari guru ini digunakan jika tampak ada kekeliruan dan
respons perilaku tidak benar. Ini meliputi keterangan mengenai kekeliruan itu dan bagaimana
memperbaikinya. Berilah contoh.
3) Pernyataan penilaian. Mencakup kata-kata seperti bagus, bagus sekali, kurang. Kata-kata ini
memberikan penilaian positif atau negatif terhadap penampilan siswa. Ada konotasi tertentu
mengenai siswa. Hal ini harus dimasukkan dalam umpan balik yang bersifat korektif, agar
ada manfaatnya bagi siswa. Pernyataan seperti pekerjaan bagus tidak memberikan keterangan
apa-apa bagi siswa mengenai apa yang benar.
4) Pernyataan netral. Hanya memberikan gambaran dan fakta mengenai penampilan tidak
menyatakan apa yang benar atau salah dalam penampilan.
d. Penilaian gaya mengajar
e. Penilaian belajar.
Uraian gaya mengajar menurut Moska Mostton menggambarkan bahwa setiap gaya
mengajar terdapat tujuan dan hakikat yang mendasarinya. Hakikat setiap gaya
mengidentifikasikan bahwa penerapan pada gaya yang diberikan sangatlah fleksibel terhadap
rintangan yang harus dilalui oleh setiap gaya. Hakikat tersebut memberikan gambaran yang
jelas pada setiap gaya. Pengurangan yang terjadi akan menghilangkan pelaksanaan gaya
tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian tujuan. Selain itu, perilaku waspada,
yaitu perilaku yang wajar pada setiap struktur gaya akan menjamin pencapaian tujuan
kegiatan belajar mengajar. Ketika guru menjadi ahli menggunakan setiap gaya tersebut, dia
akan lebih fleksibel dan mampu mengubah gaya tersebut, sehingga mencapai lebih banyak
tujuan dan mendapatkan lebih banyak siswa yang berhasil.
Individualisasi dimungkinkan, karena memilih diantara alternatif tingkat tugas yang telah
disediakan
Peranan Guru:
Membuat keputusan pada pra pertemuan
Harus merencanakan seperangkat tugas-tugas dalam berbagai tingkat kesulitan yang
disesuaikan dengan perbedaan individu dan yang memungkinkan siswa untuk beranjak dari
tugas yang mudah ke tugas yang sulit
Implikasi Gaya Inklusif :
Siswa dapat terlayani dengan perbedaan individu
Adanya perbedaan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan kenyataan yang ada
Fokus perhatian ke individu siswa
Siswa membandingkan konsep mereka sendiri yang berkaitan dengan penampilan fisik
Memilih dan merancang pokok bahasan
Keputusan-Keputusan Siswa:
Memilih tugas-tugas yang tersedia
Melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya
siswa mencoba tugasnya
Siswa menentukan untuk mengulang, memilih tugas yang lebih sulit atau lebih mudah,
berdasarkan hasil tugas awal
Mencoba tugas berikutnya
Siswa menilai/menaksir hasil-hasilnya
Prosesnya dilanjutkan
6. Gaya F: Penemuan Terpandu (Guided Discovery).
Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund "discovery adalah proses
mental di mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip". Proses mental
tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20).
Sedangkan menurut Jerome Bruner "penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam
mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau iten pengetahuan tertentu". Dengan
demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk
menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang
tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).
Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru
membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini, siswa didorong untuk berpikir
sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum berdasarkan bahan
atau data yang telah disediakan guru(PPPG,2004:4). Metode pembelajaran penemuan adalah
suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan
siswa-siswanya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa
diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972). Model penemuan terbimbing
atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan
oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya
berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87). Metode pembelajaran ini merupakan
suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar
disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat
peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Dari pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa model penemuan terbimbing adalah model
pembelajaran yang di mana siswa berpikir sendiri sehingga dapat "menemukan"
prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Menurut Markaban (2006:11-15) Di dalam
model penemuan ini, guru dapat menggunakan strategi penemuan yaitu secara induktif,
deduktif atau keduanya. Dengan penjelasan di atas model penemuan yang dipandu oleh guru
ini kemudian dikembangkan dalam suatu model pembelajaran yang sering disebut model
pembelajaran dengan penemuan ter bimbing. Pembelajaran model ini dapat diselenggarakan
secara individu dan kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika
sesuai dengan karakteristik matematika tersebut. Guru membimbing siswa jika diperlukan
dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum
berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh siswa dibimbing
tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari (Markaban, 2006:15).
Peran guru dalam penemuan terbimbing sering diungkapkan dalam Lembar Kerja Siswa
(LKS). LKS ini biasanya digunakan dalam memberikan bimbingan kepada siswa menemukan
konsep atau terutama prinsip (rumus,sifat) (PPPG,2003:4).
Perlu diingat bahwa model ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam
pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu
yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan
secara langsung dalam proses pemahaman dan 'mengkonstuksi' sendiri konsep atau
pengetahuan tersebut (PPPG, 2004:5).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Menurut Markaban (2006:16) agar pelaksanaan model pembelajaran penemuan
terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru
matematika adalah sebagai berikut :
Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah
yang ditempuh siswa tidak salah.
Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk
melangkah kearah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
Bila dipandang perlu,konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh
guru. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan prakiraan siswa, sehingga akan menuju
arah yang hendak dicapai.
Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur
sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau
soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.
Memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing diatas dapat
disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimlikinya. Kelebihan model pembelajaran
penemuan terbimbing adalah sebagai berikut :
Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan).
Mendukung kemampuan problem solving siswa.
Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa antar guru, dengan demikian
siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut :
Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa
masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah.
Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.
7. Gaya G: Penemuan Konvergen.
Gaya ini penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif
Guru menyusun serangkaian pertanyaan
Pertanyaan yg disusun hanya satu jawaban yg dianggap benar
Pertanyaan harus menghasilkan jawaban yg mengarah pada penemuan konsep, prinsip,
dan atau gagasan
Sasaran Gaya Konvergen
3.1 Simpulan
Gaya mengajar adalah hal yang sangat penting untuk menentukan bagaimana cara
mengajar yang tepat atau yang terbaik. Untuk memilih gaya mengajar yang tepat biasanya
dilihat dari karakteristik guru dan muridnya juga dan didasarkan atas interaksi antara perilaku
siswa dan perilaku guru, serta hubungannya dalam mencapai suatu sasaran tertentu. Guru
harus bisa memilih gaya yang benar atau pas untuk materi pembelajaran yang akan diberikan
terhadap muridnya. Dalam satu pertemuan tidak hanya satu gaya mengajar saja yang
digunakan, akan tetapi harus banyak variasinya dalam gaya mengajar supaya murid atau
siswa tertarik terhadap penampilan mengajar guru.
3.2 Saran
5 comments:
1.
Reply
2.
Reply
3.
Reply
Replies
1.
sipp :D
Reply
4.
Reply
Load more...
Newer Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Total Pageviews
75925
Blog Archive
2014 (8)
2013 (8)
o November (1)
o June (7)
PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
FASE DAN PERKEMBANGAN GERAK
BIOMEKANIKA OLAHRAGA
KEBUGARAN JASMANI
MASSASE OLAHRAGA
ORGANISASI OLAHRAGA DI MASYARAKAT
GAYA-GAYA MENGAJAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PENJA...
About Me
TR7
View my complete profile
TR7. Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.