Вы находитесь на странице: 1из 11

Belaj MAKALAH MANAJEMEN MUTU

MANAJEMEN PROSES DAN PERBAIKAN PROSES


(KAIZEN)

DISUSUN OLEH:

ALVINO SABRI UTAMA (C1B014099)

DWI PURNAMA SARI (C1B014088)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu,23 Maret 2017

Penyusun
A.Manajemen Proses
Menurut Gaspersz (2005) suatu proses dapat didefenisikan sebagai integrasi
sekuensial dari orang, material, metode, dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan
guna menghasilkan nilai tambah output untuk pelanggan. Suatu proses mengkonvers input
terukur ke dalam output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisir.

Terdapat 4 kelompok orang yang terlibat dlm operasi dan perbaikan proses, yaitu
1. Pelanggan (customer)
2. Kelompok kerja (work group)
3. Pemasok (supplier)
4. Pemilik (owner)

Konsep dari manajemen proses berkaitan dengan perbaikan kualitas. Gabriel Pall (1987)
mengidentifikasikan 6 komponen yg penting utk manajemen proses yaitu:
1. Kepemilikian (ownership)
2. Perencanaan (planning)
3. Pengendalian (control)
4. Pengukuran (measurement)
5. Perbaikan atau peningkatan (improvement)
6. Optimalisasi (optimalization)

Keenam komponen di atas merupakan landasan untuk keberhasilan manajemen dari suatu
proses apapun/apa saja.

B.Sejarah Teori Kaizen


Fenomena pertumbuhan ekonomi jepang pasca PD II memberikan motivasi
pembangunan kembali dari puing peperangan dan diutuslah seorang ahli survey AS yang
bernama Dr. W. Edward Deming yang mencoba membantu Jepang untuk pembangunan
kembali ekonomi Jepang sehingga konsep Deming mulai tahun 1970-an telah diterapkan oleh
perusahaan Jepang yang terkenal dengan 14 kunci Dr. Deming dan anehnya sukses
penerapan konsep deming di industri jepang pemerintah AS baru tertarik pada konsep
tersebut.
Namun konsep deming yang Kemudian lebih dikenal dengan konsep kaizen secara luas
baru diperkenalkan oleh Masaaki Imai dalam bukunya Kaizen : the key to Japans
competitive success (1986). Coba kesimpulan Europe Japan Centre tentang Kaizen Jepang
yang mengungkapkan bahwa :
Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya dengan secara terus menerus tetap sadar
dan membuat bertus-ratus ribu peningkatan kecil, maka dimungkinkan untuk menghasilkn
barang dan jasa yang mutunya otentik sehingga memuaskan pelanggan. Cara paling mudah
mencapainya adalah dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus menerus dari
masing-masing dan semua karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada
komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan karena kaizen bukan jalan
pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang
diinginkan. (Cane, 1998:265)
Kunci keunggulan perusahaan jepang adalah sangat unggul dalam persaingan salah satu
kemampuannya adalah menghilangkan pemborosan dan menghindari berbagai kesulitan
sedangkan AS sebaliknya mengalami kesulitan dalam menghemat Sumber Daya Alam yang
memang sangat melimpah bila dibandingkan Jepang sehingga istilah perbaikan mutu secara
terus menerus (Just in time) tidak berlaku bagi manajemen Amerika tapi lebih cenderung just
in case.

C.Pengertian Kaizen
Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan
dan penyempurnaan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan bisnis.
Kaizen berasal dari Bahasa Jepang yaitu kai artinya perubahan dan zen artinya baik. Di Cina
kaizen bernama gaishan di mana gai berarti perubahan / perbaikan dan shan berarti baik /
benefit. Jadi Kaizen dapat diartikan sebagai perubahan kepada arah lebih baik. Kaizen disebut
juga continous improvement yaitu perbaikan terus menerus. Jadi, Kaizen adalah usaha terus
menerus untuk memperbaiki proses yang terjadi dlm sebuah organisasi/perusahaan.
Konsep kaizen ini mengasumsikan bahwa hidup kita ( cara kerja, hidup bersosial atau
rumah tangga ) seharusnya berusaha untuk terus menerus mengalami perbaikan.
Meskipun perubahan di dalam Kaizen tidak dramatis tetapi sedikit dan bertahap,
perubahan yang diakibatkan dalam jangka waktu tertentu cukup besar. Hal ini berbeda
dengan perubahan yang dihasilkan oleh western manajement yang biasanya dramatis.

D. Kunci Pelaksanaan Kaizen


Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau kaizen dalam
kegiatan industri yaitu :
1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan
Sistem kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan dengan
sistem produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban.
2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)
Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan
akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persedian barang dalam
proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan
penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur merata
(Heijunka) yang dimaksud heijunka adalah memproduksi bermacam-macam dalam satu lini
produksi.
3. Menghilangkan pemborosan
Untuk menghindari pemborosan pada persediaan, pembelian dan penjadwalan dengan
menggunakan sistem kartu kanban yang mendukung sistem produksi tarik, selain
menghasilkan produksi dengan baik sejak awal yaitu pantang menerima, pantang memproses
dan pantang menyerahkan produk cacat dengan bekerjasama dengan pemasok dengan
persediaan yaitu mengurangi jumlah barang yang dating, menghilangkan persediaan
penyangga, mengurangi biaya pembelian, memperbaiki penanganan bahan baku, tercapainy
persediaan dalam jumlah kecil dan mendapatkan pemasok yang dapat dipercaya.
4. Memperbaiki aliran produksi
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-
S.
5. Menyempurnakan kualitas produk
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengn melihat prinsip mnajemen yaitu
memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggungjawab terhadap
tercapainya mutu, meningkatkan pndangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya
pengendalian mutu produk dengn tegas, memberikan wewenang kepada karyawn untuk
mengadkan pengendlin mutu produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh
karyawan, tercapainya inpeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercpai komitmen terhadap
pengedlin mutu jangka panjang.
6. Orang-orang yang tanggap
Penerapan Sistem Kaizen ini tidak lagi menggunakan pilar keuangan, pemasaran, SDM, tapi
menggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga seluruh karyawan harus menguasai
seluruh bidang dalm perusahan sesuai dengan jenjang dan kedudukannya dan kesalahan
dalam proses selalu ditandai dengan menyalanya lampu andon dan proses dihentikan dan
seluruh karyawan terfokus pada perbaikan yang terkenal dengan istilh jidoka yaitu semua
karyawn bertanggungjawab terhadap tercapaianya produk yang baik dan mencegah terjadinya
kesalahan.
7. Menghilangkan ketidakpastian
Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi
dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat
dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan system
produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata (Heijunka)
8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang
Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki
mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang, pemesanan dlam jumlah kecil yang
dilakukan berkali-kali, mengadkan perbaikn secara terus menerus dan berkesinambungan.
Istilah lain yang bertujuan mengimbangi system kaizen ini adalah reengineering yaitu
mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai keakar-akarnya dan system ini
diciptakan Amerika untuk mengejar ketinggalannya dari Jepang yang pernah dibantu
ekonominya, baru kalau perombakan ini telah dilakukan maka pemeliharaan dan peningkatan
secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Bisa juga menerapkan
konsep benchmarking yaitu cara untuk mengadakan perbaikan dengan meniru praktek bisnis
terbaik dikelasnya, baik untuk produksi, jasa maupun proses dan sistemnya.

E.Prinsip Kaizen
Kaizen mengandung sepuluh prinsip:
1. Berfokus kepada pelanggan Fokus utama kaizen adalah kualitas produk, tetapi tujuan
terpenting kaizen adalah kepuasana pelanggan. Segala sesuatu / aktifitas yang tidak
menambah nilai produk atau meningkatkan kepuasan pelanggan merupakan pengeluaran
biaya yang tidak perlu.
2. Mengadakan Peningkatan Terus Menerus Dalam kaizen, suatu keberhasilan bukanlah
hasil akhir tetapi merupakan awal untuk melangkah ke tahap berikutnya karena suatu
keberhasilan merupakan factor dalam meningkatkan semangat untuk mencapai keberhasilan
yang lain.
3. Mengakui Masalah Secara Terbuka Membangun budaya yang tidak saling menyalahkan,
sehingga para karyawan dalam perusahaan kaizen dapat mengakui kesalahan secara terbuka,
dengan sadar menunjukan kelemahan dari prosesnya dan meminta bantuan jika tidak mampu
mengatasinya. Keterbukaan tersebut merupakan suatu kekuatan yang bisa mengendalikan dan
mengatasi berbagai masalah dengan cepat serta meningkatkan kesempatan-kesempatan
perbaikan.
4. Mempromosikan Keterbukaan Ilmu pengetahuan bagi kaizen adalah untuk saling
dibagikan dan hubungan-hubungan komunikasi yang mendukungnya merupakan sumber
efisiensi.
5. Menciptakan Tim Kerja Dalam Kaizen, Tim adalah fondasi yang membentuk struktur
organisasi. Melalui keikutsertaan para karyawan dalam tim, perusahaan mendapatkan
keuntungan dari karyawannya. Kerjasama tim ini dapat menanamkan rasa saling memiliki,
tanggungjawab kolektif, dan berorientasi pada perusahaan serta dapat memperkuat
keterbukaan, saling berbagi dan komunikasi.
6. Memanajemen Proyek Melalui Tim Fungsional-silang Proyek perusahaan kaizen
direncanakan dan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya antar-departemen atau
fungsional-silang serta sumber daya yang berasal dari luar perusahaan. Hal itu dilakukan
untuk mengurangi biaya, mengontrol pemborosan sampai tingkat tertentu serta memuaskan
pelanggan.
7. Memelihara Proses Hubungan yang Benar Perusahaan jepang melakukan segala sesuatu
yang mampu mereka lakukan supaya terpelihara keharmonisan dalam hubungan antar-
manusia terutama para staff, manajer dan para pemimpin tim. Hubungan tersebut dapat
menumbuhkan loyalitas dan komitmen dari karyawan.
8. Mengembangkan Disiplin Pribadi Disiplin pribadi di tempat kerja merupakan sifat
alamiah orang Jepang
9. Memberikan Informasi pada Semua Karyawan Berbagi informasi merupakan hal yang
sangat penting dalam perusahaan Kaizen. Dengan memberikan informasi yang penting pada
setiap orang maka tantangan perusahaan berubah menjadi tantangan pribadi. Informasi ini
juga merupakan langkah penting untuk menciptakan budaya berdasarkan pengetahuan.
10. Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan Dalam pelaksanaan kaizen, setiap
karyawan diberikan wewenang untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik dengan
kata lain melibatkan peran karyawan dalam melakukan peningkatan.

F.Keuntungan Kaizen
Dengan menggunakan konsep dasar kaizen dalam melakukan berbagai aktifitas. Ada
beberapa keuntungan yang diperoleh, antara lain:
1. Peningkatan Proses;
2. Penggunaan paradigma baru;
3. Mempercepat waktu proses;
4. Zero Investment;
5. Human Development;
6. Keamanan dan keselamatan kerja.
7. Identifikasi, implementasi, monitor dan mengatur perubahan menyebabkan dapat
mencegah terjadinya masalah baru.
8. Memfokuskan organisasi kepada kepuasan konsumen dan berdasarkan fakta dalam
menggambil keputusan
9. Membantu organisasi untuk menjadi lebih efisien pada proses peningkatan dan pemecahan
masalah dilakukan pada tingkat optimal dan biaya yang rendah.

g.Pembelajaran dan perbaikan berkesinambungan


Ada lima tahap penyusunan atau pengembangan rencana perbaikan, yaitu:
1. Pemahaman terhadap proses
Pemahaman terhadap proses yang terjadi di lapangan harus terus dipantau oleh penyelia
2. Mengeliminasi kesalahan
Kesalahan-kesalahan dapat ditekan seklecil mungkin, sehingga dapat menekan biya produksi
dan menghilangkan pemborosan
3. Menghilangkan kelambatan
Kelambatan di sati departemen atau seksi akan menimbulkan kerugian berantai kepada
departemen lainnya. Oleh karena itu disiplin harus ditegakkan, jangan sampai barang dating
terlambat untuk dikerjakan
4. Mengurangi variasi
Variasi menyebabkan produk menjadi tidak seragam dan menjadikan mutu sulit
dikontrol. Oleh sebab itu karayawan harus dilatih untuk membuat produk dan jsa yang
seragam
5. Merencanakan perbaikan berkesinambungan
Perbaikan tidak hanya pada saat karyawan ditraining tapi juga pada saat dilapangan dan ini
harus dilakukan terus menerus. Dengan demikian ini menjadi kebiasaan dan akhirnya
menjadi buidaya yang menguntungkan semua pihak termasuk perusahaan.

H.Perbedaan Pendekatan perbaikan tradisional dan TQM

Aspek Pendekatan Tradisional Pendekatan TQM


Perbaikan tjd hanya apabila adaPerbaikan terjadi pada setiap kesempatan
Alasan pengembangan produk baru & reaksi thd& bahkan pada saat tidak ada masalah
masalah2 yang menonjol. besar.
Coba-coba Karya Ilmiah
Pendekatan Trial and error Metode ilmiah

Tidak toleran terhadap kesalahan. Memandang kesalahan sebagai


Hukuman, ketakutan, kesempatan belajar.
menyembunyikan, karyawan ygPembelajaran, keterbukaan, berusaha
Respon kesalahan
bertanggungjawab melakukan perbaikan
system/proses, manajemen yang
bertanggung jawab
Mengadministrasikan sistem yang ada &Melakukan perbaikan strategi.
Peran manager
memelihara.
Membagi wewenang dari ats ke bawahMasih memegang tp mengkomunikasikan
Wewenang
melalui peraturan & kebijakan. & memberdayakan anggota.
Perbaikanj hasil bisnis melalui penentuanHasil bisnis melalui kemampuan sistem,
Fokus
kuota & target. alat yang dikaitkan dengan hasil.
Pencatatan skor, pelaporan,Belajar statistika mengenai variasi
Control
pengevaluasian. penyebab.
Alat Mendelegasikan pada staf atau bawahan Dimiliki manajer & dilakukan oleh staf
atau bawahan.

I. Penyebab Kaizen gagal


1. Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya
2. Tidak melibatkan semua bagian
3. Ketakutan gagal dan ragu pada hal baru
4. Ketidakmampuan untuk melihat proses secara keseluruhan
5. Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis)
6. Ketidakmampuan membaca peluang ke depan

J.Peran Pihak Internal Perusahaan dalam Penerapan Teori Kaizen

Dalam Kaizen, manajemen puncak memegang peranan dan tanggung jawab untuk melakukan
beberapa hal berikut :
1.Mengintroduksi Kaizen sebagai strategi perusahaan
2.Memberikan dukungan dan pengarahan untuk Kaizen dengan mengalokasikan sumber daya
3.Menetapkan kebijakan Kaizen dan sasaran fungsional silang
4 Merealisasikan sasaran Kaizen melalui penyebarluasan kebijakan dan audit
5.Membuat sistem, prosedur, dan struktur yang membantu Kaizen

Peranan manajemen madya dan staf adalah terlibat dan bertanggung jawab untuk :
1.Menyebarluaskan dan mengimplementasikan sasaran Kaizen sesuai pengarahan manajemen
puncak melalui penyebarluasan kebijakan dan manajemen fungsional silang.
2.Mempergunakan Kaizen dalam kapabilitas fungsional.
3.menetapkan, memelihara, dan meningkatkan standar.
4.Mengusahakan agar karyawan sadar Kaizen melalui program latihan intensif.
5.Membantu karyawan memperoleh ketrampilan dan alat pemecah masalah.

Penyelia (supervisor) mempunyai peran bertanggung jawab dalam :


1. Mempergunakan Kaizen dalam peranan fungsional.
2. Memformulasikan rencana untuk Kaizen dan memberikan bimbingan kepada karyawan.
3. Menyempurnakan komunikasi dengan karyawan dan mempertahankan moral tinggi
4. Mendukung aktivitas kelompok kecil (seperti gugus mutu) dan system saran individual.
5. Mengintroduksi disiplin di tempat kerja.
K.Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pengambilan keputusan berdasarkan:
1.data,
2.mencarai sumber penyebab suatu masalah,
3.mengupayakan pemecahan atau solusi permanent.

Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam TQM; yaitu:


1.mengumpulakan data yang berarti (meaningful data)
2.menidentifikasi sumber penyebab suatu masalah
3.mengembangkan dan menghasilkan solusiyang tepat
4.merencanakan dan melakukan perubahan

L.Alat-alat implementasi kaizen


Dalam melakukan perbaikan secara terus menerus. Beberapa tools yang digunakan, anatara
lain:
1.Cause & Effect Fish bone
Fish bone berguna untuk menganalisa dan menemukan factor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas output kerja. Disamping itu
untuk menentukan penyebab-penyebab sesungguhnya dari suatu masalah. Hubungan
penyimpangan kualitas dengan factor-faktor penyebab tersebut dapat digambarkan dengan
diagram dibawah ini:

Ada lima factor penyebab utama yang signifikan dan perlu diperhatikan, yaitu:
a) Manusia (man);
b) Metode kerja (work-method);
c) Mesin atau alat kerja lainnya (machine/equipment);
d) Bahan baku (raw materials);dan
e) Lingkungan kerja (work environment).
2. Lembar Isian (Check Sheet)
Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data.
Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Di dalam
pengumpulan data maka data harus diambil sesuai dengan kebutuhan analisis arti bahwa data
harus:
a.Jelas, tepat dan mencerminkan fakta.
b.Dikumpulkan berdasarkan cara yang benar, hati-hati dan teliti. hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pembuatan lembar isian, yaitu sebagai berikut:
c.Maksud pembuatan harus jelas. Berisi informasi apa yang ingin diketahui. Data lengkap sebagai
dasar untuk mengambil tindakan.
d. Stratifikasi harus sebaik mungkin. Mudah dipahami dan diisi. Memberikan data yang lengkap
tentang apa yang ingin diketahui.
e.Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa. Kalau perlu dapat
menggunakan gambar.
f.Ada beberapa jenis isian yang dikenal dan umum dipergunakan untuk keperluan pengumpulan
data, yaitu antara lain:
g. Production Process Distribution Sheck Sheet
Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulan data yang berasal dari proses
produksi atau proses kerja lainnya.
h. Defective Check Sheet
Lembar isian ini berguna untuk mengumpulkan data dalam mengurangi jumlah kesalahan
atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja.
i.Defect Location Check Sheet
Lembar isian yang berupa gambar sketsa dari benda kerja nantinya akan disertakan lokasi
cacat yang terjadi, supaya dapat menganalisa dengan cepat.
j.Defective Cause Check Sheet
Lembar isian ini digunakan untuk menganalisa sebab-sebab terjadinya kesalahan dari suatu
output kerja. Data yang berkaitan dengan factor penyebab maupun factor akibat akan diatur
sedemikian rupa sehingga menjadi hubungan sebab akibat yang jelas.
k.Check Up Confirmation Check Sheet
Penggunaannya berbeda dengan lembar isian yang lain karena lebih menitik beratkan kepada
karakteristik kualitas atau cacat yang terjadi. Sheet ini berupa check list untuk melaksanakan
semacam pengcekan yang dilakukan pada akhir proses kerja dengan tujuan meyakinkan
apakah output kerja sudah selesai dengan baik/lengkap atau belum.

M.Falsafah Kaizen
Falsafah Kaizen yang terkenal adalah penyederhanaan kerja dalam perbaikan proses
merupakan gambaran penerapan falsafah Kaizen. Penyderhanaan kerja merupakan falsafah
tradisional yang telah lama, tapi masih sangat efektif berlaku dalam era saat ini.
Asas penyederhaan kerja disebutkan dalam 4 langkah berikut ini :
1. Menghilangkan semua langkah yang tidak perlu.
Langkah-langkah yang tidak perrlu harus dihilangkan dan ini merupakan langkah penting
dalam kaizen. Perlu dilihat langkah-langkah yang menambah nilai atau nutu diungkapkan
untuk kemudian dihilangkan. Penghilangkan langkah yang tidak perlu ini akan dicapai
penghematan. Eliminassi yang tidak perlu dan berlebihan adalah contoh penggunaan otak
dan bukan penggunaan uang
2. Gabungkan semua langkah-langkah yang berkaitan.
Sesudah semua hal yang berkaitan dengan pemborosan dan tidak menambah nilai
dihilangkan, selanjutnya menganalisis kemungkinan mengadakan kombinasi, konsolidasi
dan melaksanakan proses menuju hasil.
3. Adakan perubahan terhadap proses-proses.
Langkah ketiga adalah melakukan pemeriksaan pada semua proses yang masih
tertinggal. Perlu melakukan beberapa perubahan urutan sehingga diperoleh hasil yang lebih
cepat dan lebih baik. Langkah ini memilikiciri tidak adanya penambahan biaya sama sekali
atau jikapun ada hanya biaya yang sangat minimal.
4. Tambahkan sumber daya atau adakan penggantian langkah dalam proses.
Langkah ke empat adalah merupakan langgkah terakhir dalam usaha pencapaian tujuan. Pada
langkah ini cirr-cirinya adalah memerlukan banyak biaya dari pad aide-ide. Dan ini hanyalah
upaya terakhir jika dib
Sumber:
Bounds, G., et al. (1994). Beyond Total Quality management. New York: McGraw-Hill, Inc.
Hariyadi. 2009. Pelatihan Penerapan standar internasional berbasis Quality Management
System. Penerbit Nusantara Professional Education. Jakarta
Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Penerbit Andi Yogyakarta.
Imai, Masaaki. 1998. Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada Manajemen.Jakarta:
CV Taruna Grafica
Imai, Masaaki. 2005. Kaizen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
Handayani, Ratna (2005). Nilai Pemikiran Suzuki Shosan dan Ishida Baigan dalam Gemba
Kaizen sebagai Pendekatan Akal Sehat, berbiaya Rendah pada Manajemen Jepang.Jurnal Nihon
Gakushuu, 1.
Hirano, Hiroyuki. (2005). Penerapan 5S di Tempat Kerja. Jakarta: PQM
Monden, Yasuhiro. (1995). Sistem Produksi Toyota: Suatu Ancangan Terpadu untuk
Penerapan Just in Time (buku pertama).Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo
http://www.binus.ac.id/ABOUT.US/Quality/ISO-9001.Certification/English/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaizen
http://dartoblog.wordpress.com/2008/03/28/keunggulan-budaya-kerja-suatu-bangsa/
http://indokaizen.wordpress.com/2008/01/20/kaizen-usaha-tiada-henti-agar-lebih-baik/

Вам также может понравиться