Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Otot rangka adalah masa otot yang bertaut pada tulang yang berperan dalam menggerakkan
tulang-tulang tubuh.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif
dari filamenfilamen aktin dan myosin.
Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita
A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.
Gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu
penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H.
Filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A
Lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga terjadi kontraksi
Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-
miosin.
Mekanisme Kontraksi Otot
Pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP.
Miosin merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.
Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-
Pi dan akan berikatan dengan aktin.
Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap
melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan
gaya fektorial
1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu
serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan
karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan
berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor
berganda dan summasi bergelombang).
3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan
tegangan kontraksi.
5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak
lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
Rangsangan pada sebuah saraf motorik ( yang mensarafi serabut otot) pada ujung saraf
motorik mensekresi neurotransmiter Asetilkolin.
Asetilkolin akan menyebabkan retikulum sarkoplasmik melepaskan sejumlah ion kalsium (
yang tersimpan dalam RS) kedalam miofibril.
Ion kalsium dan pembongkaran ATP yang menghasilkan energi menimbulkan kekuatan
menarik filamen aktin dan miosin,yang menyebabkan gerakan bersam-sama sehingga
menghasilkan proses kontraksi.
Kemudian dalan satu detik ion kalsium dipompa kembali kedalam retikulum sarkoplasmik
tempat ion kalsium disimpan. K
embalinya ion kalsium ini menyebabkan kontrasi otot berhenti.
Energi untuk kontraksi otot berasal dari penguraian molekul ATP, yaitu sebagai
berikut :
Glikogen adalah gula otot yang merupakan zat makanan cadangan (polisakarida)
yang tidak larut dalam air.
m
i
n
or p
a
d
a
Otot y
ang
menga
tur j
a
ri
ngan-
j
a
ri
ngan
Mio
f
i
b
ril
Disk Z merupakan wujud amorf dan mengandung beberapa protein
berserat (fibrous).Protein-protein lain itu ialah
M
e
k
an
is
me
Ko
n
tr
a
ksi Otot
Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau,
mekanismeatauinteraksi antar komponenkomponen itu akan dapat
menjelaskan proses kontraksi otot.
a.
Fil
amen-f
il
amen
t
eba
ld
an
tipis y
ang
s
a
li
ng
be
r
ge
s
e
rs
aa
t pros
e
s ko
n
tr
a
ksi
Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang
terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang
rileks. Pemendekan ini rata -rata sekitar sepertiga panjang awal. Melalui
mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihat sebagaikonsekuensi dari
pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan
berlangsung, panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah
(dengan melihat tetapnya lebar lurik A dan jarak disk Z sampai ujung
daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami reduksiyang
sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson,
Andrew Huxley danR.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model
pergeseran filamen (=filament sliding).Model ini mengatakan bahwa
gaya kontraksi otot itu dihasilkan oleh suatu proses yang
membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar
sesamanya. Fenomena ini terlihat padagambar 7.
b.
Akti
n
me
r
ang
s
ang
Aktivit
a
s ATP
a
s
e
Miosi
n