Вы находитесь на странице: 1из 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kurikulum semester V tahun akademik 2015/2016, terdapat mata kuliah praktek
kerja lapangan, yang dilaksanakan dalam bentuk belajar aktif di lingkungan kerja. Praktek
ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran Kesehatan Gigi dan mulut di Dusun
Cokrowijayan Desa Banyu Raden Kec. Gamping Kab. Seleman D.I Yogyakarta. Hasil
analisis sederhana deskriptif, penderita karies gigi dan faktor-faktornya di Indonesia
terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada penduduk sebesar 43,4% pada tahun 2007
sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 53,2%.
D.I Yogyakarta memiliki angka prevalensi karies yang tinggi yaitu 50,5% (RISKESDAS,
2013).
Berdasarkan hasil data tersebut mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang
Jurusan Keperawatan Gigi semester V tahun 2014/2015 akan melakukan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di di Dusun Cokrowijayan Desa Banyu Raden Kec. Gamping Kab.
Seleman D.I Yogyakarta. Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan kesehatan gigi
warga yang dilaksanakan dalam bentuk survei, penyuluhan kepada warga masyarakat
secara promotif sehingga, mahasiswa mampu memperoleh pengalaman belajar nyata dan
dapat mempraktekkan kamampuan kognitif, afektif, dan motorik sesuai dengan ilmu
yang diperoleh.

1.2 Rumusan Masalah


Belum diketahui gambaran kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Dusun
Cokrowijayan, Desa Banyuraden, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.3 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melakukan praktik kerja lapangan pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut masyarakat di Dusun Cokrowiyajan, Desa Banyuraden, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka tercapainya kesehatan gigi dan mulut
mayarakat yang optimal.

1.4 Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu melakukan survei keadaan kesehatan gigi dan mulut dengan
masyarakat.
b. Mahasiswa mampu mengetahui kesehatan gigi dan mulut masyarakat
berdasarkan hasil survei.
c. Mahasiswa mampu mengkaji hasil survei dengan membuat Plan Of Action
d. Mahasiswa mampu mengetahui prioritas masalah sehingga diketahui rencana
yang dilakukan

1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1. Bagi Pendidikan
Mampu mencetak tenaga-tenaga kesehatan yang siap pakai guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
2. Bagi Masyarakat
Mampu melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan dapat melakukan
pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di akademi untuk
melakukan pelayanan keperawatan gigi.

1.6 Data Demografi (Peta Lokasi, Jumlah Penduduk, Pendidikan dan Ekonomi)
Lokasi kegiatan kerja lapangan keperawatan gigi masyarakat di Dusun
Cokrowijayan, Desa Banyuraden, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Gambar 1.1 Dusun Cokrowijayan

a. Peta Lokasi
Peta lokasi kegiatan praktek kerja lapangan keperawatan gigi dan mulut
masyarakat adalah sebagai berikut :
Gambar 1.2 Peta Lokasi Dusun Cokrowijayan

Dusun Cokrowijayan merupakan wilayah kerja Desa Banyuraden, Kecamatan


Gamping , Kabupaten Sleman, Daerah Istimwewa Yogyakarta. Dusun Cokrowijaayan
mempunyai luas wilayah 18.700 Ha.dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Dusun Modinan
2. Sebelah Timur : Dusun Banyumeneng
3. Sebelah Selatan : Dusun Tegal Yoso/Kanoman
4. Sebelah Barat : Dusun Kraden
Dusun Cokrowijayan mempunyai jarak dari Balai Desa menempuh jarak 1 km ;
2,1 km dari kecamatan ; 7,6 dari kabupaten ;4,3 km dari Provinsi.
Keadaan tanah di dusun Cokrowijayan merupakan tanah yang subur, berdebu,
dengan iklim tropis dan suhu rata-rata 26-27 C, Curah hujan rata-rata tiap tahunnya 1.776
m3/tahun secara administratif dusun Cokrowijayan dibagi menjadi empat Rukun Tetangga
(RT)
b. Data Penduduk
Penduduk keseluruhan dusun Cokrowijayan Kabupaten Sleman sebanyak 980 jiwa
dengan 303 Kepala Keluarga. Dari 303 Kepala Keluarga yang dilakukan survei sebanyak
50KK
No. Data Penduduk Jumlah
1 Anak usia 5-15 Tahun 50 Jiwa
2 Bumil 2 Jiwa
3 Remaja 46 Jiwa
4 Dewasa 88 Jiwa
5 Lansia 11 Jiwa
6 Penduduk yang Disurvei 197 Jiwa

c. Data Pendidikan

Adapun data pendidikan masyarakat Dusun Cokrowijayan Desa Banyuraden


Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai berikut :
No. Data Pendidikan Jumlah
1 Tidak pernah Sekolah 17 jiwa
2 SD/sederajat 49 jiwa
3 SMP/sederajat 47 jiwa
4 SMA/sederajat 37 jiwa
5 Diploma 13 jiwa
6 Sarjana 18 jiwa
7 Belum Sekolah 16 jiwa
Jumlah 197jiwa

d. Data Sosial Ekonomi


Data sosial ekonomi masyarakat Dusun Cokrowijayan Desa Banyuraden
Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai berikut :
No. Penghasilan Jumlah
1 < 1.000.000 3
2 >Rp.1.000.000 1.500.000 15
3 >Rp. 1.500.000 2.000.000 14
4 >Rp. 2.000.000 2.500.000 12
5 >Rp. 2.500.000 5
Jumlah 50
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Penyakit-penyakit Gigi dan Mulut


a. Karies Gigi
1) Pengertian Karies Gigi

Gambar 2.1 Karies Gigi


Sumber

Karies Gigi merupakan kerusakan jaringan gigi yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme (bakteri) di dalam mulut yang mengakibatkan gigi berlubang.
karies gigi (lubang gigi) adalah kerusakan pada stuktur keras gigi yang diakibatkan oleh
hasil interaksi dari bakteri dipermukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya
komponen karbohidrat yang dapat asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras
gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Megananda,2012).

2) Penyebab terjadinya Karies Gigi


Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat
mengubah semua makanan, terutama gula menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan
ludah membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket ini
yang disebut plak.
Plak ini merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan gigi berlubang,Plak akan
terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras
gigi larut namun hal ini berlangsung cukup lama apalagi jika hal ini dibiarkan terus
menerus maka terjadilah karies ( lubang gigi ). Bakteri yang paling berperan dalam
menyebabkan karies adalah Streptococus mutans.

3) Gejala Terjadinya Karies


Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna
coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut
bertambah besar dan sampai pada syaraf dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam,
biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena
rangsang panas, dingin atau manis. Bila dibiarkan karies akan bertambah besar dan dapat
mencapai kamar pulpa akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang
berdenyut. Lama kelamaan infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam
kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi sehingga dapat
terjadi abses.

Gambar2.2
Bagian-bagian gigi

4) Pencegahan Terjadinya Karies Gigi


Adapun tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ialah :
1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride tiga kali sehari, pagi setalah sarapan pagi,
siang setelah makan siang dan malam sebelum tidur
2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan
yang tersangkut diantara celah gigi-geligi.
3. Kurangi makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum-minuman
yang manis seperti soda.
4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi karena
pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
6. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.
5) Perawatan
Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena
karies dan penambalan (restorasi). Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-
macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi),
glass ionomer cement, kompomer atau amalgam (sudah mulai jarang digunakan).
Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat. Biasanyan
digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada Karies yang sudah
mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah
terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan
pencabutan(Morzartha,Martha.2012)
b. Gingivitis
1) Pengertian Gingivitis

Gambar2.3 Gingivitis

Radang Gusi (Gingivitis) adalah peradangan pada gusi yang ditandai dengan
adanya perubahan bentuk dan warna gusi. Gingivitis sering terjadi dan bisa timbul kapan
saja setelah timbulnya gigi. Gusi tampak merah. Peradangan pada gusi dapat terjadi pada
satu atau 2 gigi, tetapi juga dapat terjadi pada seluruh mulut. Gusi menjadi mudah
berdarah karena rangsangan yang kecil seperti saat menyikat gigi, atau bahkan tanpa
rangsangan (pendarahan pada gusi dapat terjadi kapan saja).
Gingivitis atau radang gusi adalah penyebab tersering gusi
bengkak. Gingivitis merupakan penyakit gusi yang menyebabkan gusi
menjadi iritasi dan kemudian bengkak. Banyak orang mengalami
gingivitis dan tidak menyadarinya karena gejalanya bisa sangat ringan.
Namun, jika dibiarkan atau tidak diobati, gusi bengkak akibat gingivitis
tersebut akhirnya dapat menyebabkan hilangnya gigi(Mediskus.2014)

2) Penyebab terjadinya Gingivitis


Radang gusi (gingivitis) disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a) Adanya Sisa makanan (plak) pada gigi dan karang gigi,
Penyebab tersering gingivitis adalah kebersihan mulut yang buruk, yang
memungkinkan plak menumpuk pada garis perbatasan gusi dan gigi. Plak adalah lapisan
yang terdiri dari bakteri dan partikel makanan yang menempel pada gigi dari waktu ke
waktu. Jika plak tetap pada gigi selama lebih dari beberapa hari, akan menjadi karang
gigi. Karang gigi lebih sulit dibersihkan daripada plak dan biasanya tidak dapat
dihilangkan dengan flossing dan menyikat gigi saja. Karang gigi yang menusuk nusuk
gusi dapat menyebabkan radang gusi kemudian membengkak.

b) Jamur, Bakteri/Virus.
Infeksi yang disebabkan oleh jamur dan virus berpotensi
menyebabkan gusi bengkak. Jika Anda memiliki herpes (virus), bisa
menyebabkan kondisi yang disebut herpes akut gingivostomatitis, yang
juga menyebabkan gusi bengkak. Oral Thrush, yang merupakan hasil
dari pertumbuhan berlebihan jamur alami di dalam mulut
(jamur candida), juga dapat menyebabkan gusi bengkak.
1) Cara menyikat gigi yang salah,
2) Bernafas melalui mulut. Karena bernafas melalui mulut membuat gigi menjadi
kering dan gusi mudah teriritasi.
3) Stress, sering merokok, pubertas, haid tidak teratur, kehamilan dan faktor lain
yaitu Diabetes Melitus (DM).
4) Kehamilan
Gusi bengkak juga dapat terjadi selama kehamilan. Hormon tubuh selama
kehamilan dapat meningkatkan aliran darah di gusi. Peningkatan aliran darah
dapat menyebabkan gusi menjadi lebih mudah teriritasi, dan kemudian
menyebabkan gusi bengkak. Perubahan hormonal ini juga dapat menghambat
kemampuan tubuh untuk melawan bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi
gusi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena gingivitis.
5) Malnutrisi
Kekurangan vitamin, terutama vitamin B dan C, dapat menyebabkan gusi
bengkak. Vitamin C, misalnya, memainkan peran penting dalam pemeliharaan
dan perbaikan gigi dan gusi. Jika kadar vitamin C Anda turun terlalu rendah,
Anda bisa mengembangkan penyakit scurvy. Scurvy dapat menyebabkan
anemia dan penyakit gusi

3) Gejala Gingivitis
1. Biasanya mengeluh mulut bau, gusi bengkak mudah berdarah, tanpa nyeri, hanya
kadang terasa gatal.
2. Pada pemeriksaan gusi tampak bengkak, berwarna lebih merah dan mudah
berdarah pada sondasi.
3. Kebersihan mulut biasanya buruk.
4. Salah satu bentuk radang gusi adalah perikoronitis yang gejalanya lebih berat,
yaitu demam, dan sukar membuka mulut.

4) Pengobatan Gingivitis
Mengobati Gusi bengkak harus dengan cara yang benar. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk mengatasi gusi bengkak antara lain:
1. Menyikat gigi dan flossing dengan lembut, sehingga tidak mengiritasi gusi
2. Berkumur dengan larutan air asin untuk membersihkan gigi, gusi, dan rongga
mulut dari bakteri
3. Minum banyak air untuk membantu menyiram mulut dari bakteri. Air juga
akan membantu merangsang produksi air liur, yang membunuh bakteri
penyebab gusi bengkak.
4. Menghindari iritasi, termasuk obat kumur yang keras, alkohol, dan tembakau
(merokok)
5. Menempatkan kompres hangat di wajah (pipi pada gusi yang bengkak) untuk
mengurangi rasa sakit pada gusi(Ariefudin,Yanuar.2010)

c. Karang gigi
1. Pengertian karang gigi
Kalkulus merupakan suatu masa yang mengalami klasifikasi yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi dan objek solid lainnya didalam mulut. Misalnya
restorasi dan gigi geligi tiruan. Kalkulus adalah plak terkalsifikasi. Tahap-tahap
pembentukannya dapat dipantau dengan mengamati vener plastik yang terpasang pada
gigi geligi atau gigi tiruan.
Kalkulus jarang di temukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi
permanen anak muda usia. Meskipun demikian pada anak 9 tahun, kalkulus sudah dapat
ditemukan pada sebagian besar rongga mulut dan pada hampir seluruh rongga mulut
individu dewasa.

Gambar2.4 Karang Gigi

2. Jenis-jenis karang gigi


Berdasarkan lokasi karang gigi ada dua macam yaitu:
a.) Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaan
mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat . Kalkulus ini
berwarna putih kekuning-kuningan, konsistensinya keras seperti batu tanah liat
dan mudah dilepas dari permukaan gigi dengan scaller. Warna kalkulus dapat
dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari merokok. Kalkulus supragingival
dapat terjadi pada satu gigi. Sekelompok gigi atau pada seluruh gigi. Kalkulus juga
banyak terdapat pada gigi yang sering tidak digunakan.

b.) Kalkulus Subgingival adalah kalkulus yang berada dibawah batas gingival
margin, biasanya pasa daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu
pemeriksaan. Warnanya coklat tua atau hijau kehitam-hitaman, konsistensinya
seperti kepala korek api, dan melekat erat dipermukaan gigi. Bentuk kalkulus
subgingival dapat terbentuk cincin atau ledge yang mengelilingi gigi (Putri, 2010).

3. Faktor Penyebab Terjadinya Karang gigi


Karang gigi disebabkan oleh plak yang terbentuk akibat aktivitas bakteri yang
mengubah sisa gula diatas permukaan email gigi. Plak sangat sulit dibersihkan, namun
jika dibiarkan menumpuk dapat memicu gangguan kesehatan oral yang lain, akibatnya
dapat menyebabkan penyakit karang gigi dan penyakit berbagai penyakit gusi, seperti
radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak kemerahan, agak membengkak,
dan sering berdarah saat menggosok gigi.
Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya
(periodontitis) bila segera tidak dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi
goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak.
4. Akibat Karang Gigi
1. Radang gusi (gingivitis), ditandai gusi tampak lebih merah dan agak membengkak.
2.Gusi berdarah, terjadi karena peradangan kemudian pembesaran pembuluh darah
menipis setelah itu gusi mudah berdarah dan tersa sakit.
3. Gigi goyang, bila sering berdarah saat menggosok gigi hal ini dapat berlanjut radang
jaringan penyangga gigi lainnnya (periodontitis) bila segera tidak dirawat. Bila
sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi
sudah rusak.
4. Bau mulut (halitosis), karang gigi dapat menyebabkan bau mulut tidak enak hal ini
dirasa paling mengganggu (Hamid, 2006).
3. Proses Terjadi kalkulus
Kalkulus adalah plak bakteri yang termineralisasi tetapi tidak semua plak
termineralisasi, kalkuluis supragingival jarang terlihat pada permukaan bukal
molar bawah, tetapi sering di temukan pada permukaan bukal molar atas yang
berlawanan dengan muara duktus parotis

1. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi

1. Aspek Fisik
Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi adalah
siatuasi intra oral itu sendiri, seperti misalnya oral hygiene yang jelek
maloklusi dan keadaan patologis jaringan mulut. Contoh oral hygiene yang
jelek dapat disebabkan oleh karena keadaan crowded/berjejal sehingga kondisi
tersebut mempermudah terjadinya penumpukkan sisa-sisa makanan atau dapat
disebabkan oleh kebiasaan dari orang yang menggabaikan kebersihan gigi dan
mulutnya. Akibatnya dari hal tersebut maka akan mempermudah terjadinya
karies atau radang gusi.
2. Aspek Mental
Merupakan pengaruh dari faktor fisikologi seseorang sehingga dapat juga
disebut sebagai kesiapan fisikologis seseorang. Pada setiap orang kesiapan
fisiologis terhadap kesehatan gigi dan mulut berbeda-beda dan ini tergantung
pada sikap, apresiasi, kepercayaan serta kenyakinan dari seseorang dan semua
ini terlihat dari tingkah laku.
3. Aspek Sosial
Dalam masyarakat ada yang disebut kultur value system, hal ini
mempengaruhi sikap dan pola tingkah laku individu dalam masyarakat
termasuk pola tingkah laku terhadap gigi. Selain dari kultur value system,
keadaan sosial ekonomi pun mempengaruhi sikap dan pola tingkah laku
individu.

2. Cara-Cara Penanggulangan Yang Sudah dan Sebelum Terjadi Penyakit


Untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan dapat dicapai dengan
mengubah atau memperbaiki kondisi dari setiap aspek. Usaha untuk memperbaiki
kondisi dari setiap aspek ini dapat dilakukan dengan jalan :
A. Sudah Terjadi Penyakit
Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi aspek fisik dengan cara
memberi pelayanan kesehatan gigi seperti konservasi, ektrasi, dan
orthodonsi.

B. Sebelum Terjadi Penyakit


Usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit misalnya
tindakan promotif (penyuluhan mengenai kesehatan gigi), tindakan preventif
(pemberian fluor, scalling, fissure sealant dan lain-lain)

3. Indeks Karies
Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan
mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena
kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang
mengandung berbagai macam bakteri. DMF-T merupakan singkatan dari Decay
Missing Filled-Teeth.
Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies
pada seseorang atau sekelompok orang. Angka D (decay) adalah gigi yang
berlubang karena karies gigi, angka M (missing)adalah gigi yang dicabut karena
karies gigi, angka F(filled) adalah gigi yang ditambal atau di-tumpat karena karies
dan dalam keadaan baik . Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+ F+ T. Indikator
utama pengukuran DMF-T menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang
dinyatakan dengan indeks DMF-T yaitu 3, yang berarti pada usia 12 tahun
jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan
tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak. Rumus yang
digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata = Jumlah D + M + F
Jumlah orang yg diperiksa

Indeks yang digunakan pada survey kesehatan gigi ialah untuk mengetahui
keadaan kesehatan gigi masyarakat, harus dilakukan survey kesehatan gigi
masyarakat. Dari hasil survey akan didapat rata-rata.
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi masyarakat harus dilakukan
data khusus mengenai penyakit gigi didapat dengan cara menggunakan beberapa
indeks yang sering digunakan :
Data Khusus mengenai penyakit gigi didapat dengan cara menggunakan
beberapa indeks yang sering digunakan :

1. DMF-T
2. def-t
3. OHI-S
4. CPITN
5. Prevalensi dan Insidensi
6. PI
7. GI
Dengan menggunakan indeks kita dapat :
1. Membedakan keadaan klinis dari masyarakat pada saat yang sama atau pada
saat lain
2. Melihat kemajuan/kemunduran dari kesehatan gigi masyarakat
Indeks karies yang biasa dipakai :
Untuk Gigi Permanent : Indeks DMF-T
Untuk Gigi Residui/Susu : Indeks deft-t

Indeks DMF-T Untuk Gigi Pemanent


D = Decay = Jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
(termasuk karies sekunder dan tumpatan sementara)
M = Missing = Jumlah gigi tetap yang telah/harus dicabut karena
karies
F = Filling = Jumlah gigi yang telah ditambal (Termasuk gigi yang
dalam perawatan saluran akar)

Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang


dari dulu sampai sekarang contoh :
DMF-T : 2 artinya setiap anak mempunyai 2 gigi yang terserang karies.
DMF-T : 0 artinya gigi anak tersebut sehat.
Kekurangan indeks DMF-T :
1. Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya. Karena
jika pada gigi tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung adalah tetap
2. Indeks DMF-T tidak dapat membedakan kedalaman dari karies, misalnya
karies superficialis, media, profunda
3. Tidak valis untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies
4. Tidak valid untuk pencabutan perawatan orthodonti
5. Tidak dapat digunakan untuk karies akar.
Katagori DMF-T menurut WHO :
0 1,1 = Sangat rendah
1,2 2,6 = Rendah
2,7 4,4 = Sedang
4,5 6,5 = Tinggi
>6,5 = Sangat tinggi

Special Rules :
1. Tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing maupun filled
2. D,M,F teeth harus dicatat secara terpisah
3. Gigi dianggap erupsi saat permukaan oklusal/insisalnya terbuka/terlihat atau
terpapar di atas jaringan gingiva
4. Gigi dianggap ada/dipertimbangkan meskipun crown telah rusak dan hanya akar
yang tertinggal di soketnya.
5. Supernumerary tooth tidak termasuk/tidak dihitung
6. Jika gigi desidui tertanam dan gigi permanen penggantinya, diklasifikasikan
sebagai gigi permanent.
7. Gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan DMF begitu juga dengan gigi
permanen di perhitungan def dan harus dihitung secara terpisah.

Indeks def-t Untuk Gigi Sulung


Indeks ini sama dengan DMF-T hanya saja indeks def-t digunakan untuk
gigi sulung. e disini maksudnya eksfoliasi yakni jumlah gigi sulung yang hilang
karena karies. Namun beberapa penelitian eksfoliasi tidak digunkan df-t karena
mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan, sebab apakah karies tersebut benar-
benar hilang karena karies atau bukan. Pada gigi sulung sering kali gigi hilang
karena faktor resobsi fisiologis atau tramu.
BAB III
KEGIATAN
3.1 Program Kegiatan
Kegiatan Praktek Lapangan Kesehatan Gigi Masyarakat di Dusun Cokrowijayan,
Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta
berlangsung dari tanggal 10 November 2015 s/d 19 November 2015. Adapun kegiatan
mahasiswa meliputi :
a. Survei
Pendataan keadaan sosial warga keadaan kesehatan gigi dan mulut warga Dusun
Cokrowijayan, Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewah Yogyakarta meliputi prevalensi Karies ( DMF-T,def-t, dan OHI-S) sehingga
dapat dibuat rencana tindakan promotif, preventif maupun kuratif. Dengan persiapan :
Menyiapkan sasaran dan tempat
Menyiapkan alat peraga
Menyiapkan format survei dan formulir status kesehatan gigi dan
mulut
Menyiapkan alat pemeriksaan, dan desinfektan
b. Promotif
Menjelaskan warga akan kesehatan gigi dan mulut warga dengan maksud :
1. Kesadaran warga akan pentingnya memelihara kesehatan diri khususnya
kesehatan gigi dan mulut
2. Sebagai bahan motifasi warga dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
3. Memberi pengetahuan pada warga akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut.

c. Rujukan
Bagi masyarakat yang memerlukan perawatan lebih lanjut akan dirujuk ke Puskesmas
Gamping II Yogyakarta.
1. Rencana Kegiatan
Untuk pelaksanaan kegiatan maka kami menentukan jadwal kegiatan
sebagai berikut :

No Tanggal Waktu Rencana kegiatanKegiatan


Jumat s.d senin 08.00-selesai Orientasi wilayah dan pemetaan
13 s.d 16-11-15 Pengumpulan data
individu(@mahasiswa
mengumpulkan data 5KK)
08.00-selesai 1.Analis data
2.Intervensi Keperawatan Gigi pada
1. keluarga dan kelompok masyarakat
3.Implementasi keperawatan gigi
pada keluarga dan kelompok
masyarakat
08.00-selesai Implementasi keperawatan gigi pada
keluarga dan kelompok masyarakat
08.00-selesai Implementasi keperawatan gigi pada
keluarga dan kelompok masyarakat
Selasa s.d Rabu 08.00-selesai - Evaluasi
17 s.d 18-11-15 a. Hasil kegiatan
b.Rencana Tindak Lanjut
5 - Penyusunan laporan
a. Individu
b. Kelompok
-Persiapan penyajian hasil kegiatan
Kamis, 09.00-12.00 Penyajian laporan dan penutupan
19-11-15 PKL di Balai Desa Banyuraden
6 12.00-18.00 Packing
19.30-selesai Perpisahan di tingkat dusun. Waktu
sesuai kontrak dengan masyarakat
7 Jumat, 09.00-11.30 Penjemputan dari dusun ke Poltekkes
20-11-15 12.30-13.00 Sholat Jumat dan Persiapan
13.00-13.15 Pemberangkatan
13.15-24.00 Perjalanan Yogyakarta-Ngawi-
Sukapura
Sabtu, 02.00-04.30 Tiba di parker bus Sukapura.
21-11-15 Aklimatisasi
04.30-06.00 Perjalanan ke Penanjakan naik
hardtop untuk melihat sunrise
06.00-06.45 Menuju Puncak Gunung Bromo
06.45-08.00 Adventuring di Puncak Gunung
Bromo
8
08.00-09.00 Menuju ke parker bus Sukapura
09.00-11.00 Perjalanan ke RM Tongas
11.00-18.00 Perjalanan/Adventuring ke Museum
Transportasi Batu Malang
18.00-20.00 Wisata belanja dan makan malam di
Kota Batu
20.00-07.00 Perjalanan kembali ke Yogyakarta
Minggu, 07.00- Tiba di Kampus Poltekkes Kemenkes
9
22-11-15 Yogyakarta / kembali ke base camp
Senin, 08.00-selesai Penarikan mahasiswa dari dusun ke
23-11-15 Kampus Poltekkes Kemenkes
10
Yogyakarta
10.00- Kembali ke Palembang

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Survei
Rangkaian kegiatan praktek kerja lapangan mahasiswa/mahasiswi Poltekkes
Kemenkes Palembang dimulai dengan survei. Survei yang dilakukan sesuai jadwal dan
secara langsung kepada warga dusun Cokrowijayan. Jumlah kepala keluarga ada 330 KK
dengan980 jiwa
Maka, dari 280 Kepala Keluarga dengan jumlah warga 980 jiwa penduduk yang
tinggal di dusun Cokrowijayan diambil 50 KK saja mengingat keterbatasan waktu dan
jumlah praktikan yang melakukan hanya 10 orang sehingga diharapkan 50 KK dapat
mewakili seluruh populasi di dusun Cokrowijayan. Kegiatan survei berupa :
1. Kuesioner
Warga diajukan pertanyaan yang berhubungan dengan kebutuhan survey untuk
mengetahui perilaku kesehatan umum dan kesehatan gigi masyarakat di dusun
Cokrowijayan. Adapun bentuk pertanyaan yang diajukan kepada warga terdapat dalam
lembar lampiran.
2. Penyuluhan
Setelah dilakukan survey maka dilakukan penyuluhan untuk memberi motivasi
warga untuk mau memeriksakan gigi dan mulut. Penyuluhan dilakukan dengan acuan
satuan pelajaran yang telah disiapkan.
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Dari pemeriksaan 197 jiwa maka didapatkan hasil yakni rata-rata DMF-T, rata-rata
def-t dan rata-rata OHIS
Untuk mendapatkan data tentang kesehatan gigi dan mulut tersebut maka kami
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut dengan format pemeriksaan sebagai berikut :
*Format pemeriksaan
KARTU STATUS KESEHATAN GIGI
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :

1. STATUS LOKAL GIGI GELIGI (DMF-T)


55 54 53 52 51 61 61 63 64 65

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

D= d=
M= e=
F= f=
DMF-T = def-t =

2. STATUS OHIS
DEBRIS INDEKS CALCULUS INDEKS

DI = CI = OHIS =

KESIMPULAN
BAB IV
HASIL KEGIATAN SURVEY

I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Umum
Dusun : Cokrowijayan,
Desa : Banyuraden
Kecamatan : Gamping
Kabupaten : Sleman
Ibu Kota : DI. Yogyakarta
Provinsi : Jawa Tengah

B. Data Penduduk
Penduduk keseluruhan dusun Cokrowijayan Kabupaten Sleman Sebanyak
980 jiwa dengan persentase 100%, 303 Kepala Keluarga dengan persentase
100%. Dari 303 Kepala Keluarga yang dilakukan survei sebanyak 50KK
dengan 197 jiwa dengan persentase 70%
No. Data Penduduk Jumlah Persentase
1 Anak Usia 5-12 Tahun 50 Jiwa 25,4 %
2 Bumil 2 Jiwa 1,01 %
3 Remaja 46 Jiwa 23,3 %
4 Dewasa 88 Jiwa 44,6 %
5 Lansia 11 Jiwa 5,58 %

C. Data Pendidikan
Adapun data pendidikan masyarakat Dusun Cokrowijayan Desa
Banyuraden Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai berikut :
No. Data Pendidikan Jumlah Persentase
1 Tidak/Belum Tamat SD 15 Jiwa 7,6 %
2 Tamat SD 49 Jiwa 24,8 %
3 Tamat SLTP 44 Jiwa 22,3 %
4 Tamat SLTA 42 Jiwa 21,3 %
5 Tamat diploma 21 Jiwa 10,6 %
6 Tamat sarjana 26 Jiwa 13,1 %
Jumlah 197 Jiwa 99,7 %

D. Data Sosial Ekonomi


Dusun Cokrowijayan Desa Banyuraden Kabupaten Sleman Yogyakarta
sebagai berikut :
No. Data Pendidikan Jumlah Persentase
1 Penghasilan Rata-Rata Perbulan :
a. < Rp.500.000 8 KK 16 %
b. Rp.500.000-Rp.1.000.000 17 KK 34 %
c. > Rp.1.000.000 25 KK 50 %
2 Kelurga Menabung 24 KK 48 %
3 Memiliki Jaminan Kesehatan 24 KK 48 %

II. HASIL PENELITIAN


Dari hasil survey dan pemeriksaan yang dilakukan pada warga dusun
Cokrowijayan maka didapat data karies gigi, kebersihan gigi dan mulut dan
pengetahuan kesehatan umum warga sebabgai berikut.

Tabel 3.1 Data Karies Gigi pada warga Dusun Cokrowijayan berdasarkan usia

No. Usia Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase


DMF-T def-t
1 5-12 tahun 0,05 1,01% 1,1 21,8%
2 13-25 tahun 1,1 11,7% - -
3 26-45 tahun 0,6 27,4% - -
4 46-59 tahun 3,9 40,1% - -
5 60-70 tahun 7,75 15,7% - -
6. >70 tahun 4,3 6,6% - -

Tabel ini menunjukkan bahwa DMF-T pada usia 5-12 tahun 1,01%, usia 13-25
tahun 11,7%, 26-45 tahun 27,4%, 46-59 tahun 40,1%, 60-70 tahun 15,7%, >70 tahun
6,6%.
Tabel 3.2 Data Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat Cokrowijayan

Kriteria OHI-S Kategori Frekuensi


0-1,2 Baik 29 Orang
1,3-3,0 Sedang 36 Orang
3,1-6,0 Buruk 23 Orang

Dari hasil survey pada warga dusun Cokrowijayan didapatkan hasil kebersihan
gigi dan mulut yang paling banyak dengan kategori sedang.

Tabel 3.3 Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari warga Dusun
Cokrowijayan yang diperiksa

Mandi Gosok Gigi Merokok Rutin


Olahraga
No Usia 1x 2x >2x Setelah Setiap Setelah Ya Tidak Ya Tidak
makan pagi makan dan
saja saja sebelum tidur
1 5-12 tahun 0% 75 25% 0% 40% 67,5% 0% 100% 0% 100%
%
2 13-25 tahun 0% 80 20% 3,8% 53,85 38,5% 15,3 84,6 0% 100%
% % %
3 26-59 tahun 0% 75 25% 1,1% 67,7% 30% 31,1 68,8 60% 40%
% % %
4 60-70 tahun 0% 90 10% 33,3% 88,8% 0% 40% 60% 0% 100%
%
5 >70 tahun 0% 100 0% 0% 100% 0% 0% 100% 0% 100%
%

Dari tabel 3.3 dapat diketahui frekuensi mandi yang paling banyak
dilakukan pada warga dusun Cokrowijayan yaitu 2x sehari, Frekuensi
Menggosok gigi yang paling sering dilakukan anak usia 5-12 tahun yaitu
setelah makan dan sebelum tidur, usia remaja sampai lansia yaitu setiap pagi
saja.

III. PENETAPAN PRIORITAS MASALAH


Tabel 4.21 : Penetapan PWSS888888888888888888888Yrioritas
Masalah Masyarakat Desa Banyuraden Dusun
Cokrowijayan kab. Sleman provinsi Daerah istimewah
Yogyakarta.

Data Target Pencapaian Kesenjangan %THD Prioritas


Target Masalah
DMF-T 3 2,7 0,3 10 % III
def-t 3 0,65 2,35 78,3% II
OHIS 1,2 2,0 0,8 -80% I

Dari tabel 4.21 tabel penetapan masalah diatas dapat diketahui bahwa
masalah kesehatan gigi yang menjadi prioritas utama adalah angka OHI-S
dengan persentase terhadap target sebesar -80%, Prioritas kedua DMF-T
dengan persentase terhadap target sebesar 78,3 %
IV. PRIORITAS JALAN KELUAR
Tabel 4.22 : Penetapan Prioritas Jalan Keluar atau Pemecahan
Masalah Masyarakat di Desa Banyuraden Dusun
Cokrowijayan kab. Sleman provinsi Daerah istimewah
Yogyakarta

Rumusan Alternatis Pencegahan


No Penyebab Masalah
Masalah Masalah
1. Tingginya Input : 1. Mengadakan
angka OHI-S 1. Kurangnya pengetahuan penyuluhan gigi
Pencapaian : tentang memelihara tentang cara
2,2 kesehtan gigi dan mulut memelihara
Target : 1,2 2. Kurangnya penyuluhan kesehatan gigi
kesehatan gigi dan mulut dan mulut
yang diberikan kepada 2. Memberikan
masyarakat penyuluhan
3. Kurangya kesadaran tentang kesehtan
masyarakat dalam gigi dan mulut
memelihara kasehtan gigi 3. Mengadakan
Proses : pendekatan
1. Tidak menggosok gigi dengan
dengan cara yang baik masyarakat
dan benar 4. Penyuluhan
2. Sering mengkonsumsi tentang gigi dan
makanan yang dapat gusi yang sehat
merusak gigi
3. Tidak memeriksakan gigi
dengan teratur kedokter
gigi sesuai dengan aturan
Output :
Masih banyak karang gigi,
sehingga perlu dirujuk
kepuskesmas kasihan 2
2 Rendahnya Input : 1. Memberikan
angka Def-t 1. Kurangnya pengetahuan penyuluhan
Pencapaian : tentang cara menyikat kepada orang tua
0,14 gigi yang benar untuk
Target : 3 2. Kurangnya menumbuhkan
mengkonsumsi makanan kesadaran orang
yang berserat dan berair tua dalam
Proses : memberikan
1. Teknik menyikat gigi bimbingan
yang benar tentang
2. Waktu untuk menyikat pentingnya
gigi tidak sesuai dengan menjaga
aturan yaitu 3x sehari kesehatan gigi
Output : dan mulut
Masih tingginya nilai debris dan 2. Mengadakan
karang gigi demonstrasi cara
menyikat gigi
dengan baik dan
benar
3. Mengadakan
program
penyuluhan
Memberikan
penyuluhan
tentang cara
menggosok gigi
yang baik dan
benar, dan cara
mencuci tangan
yang baik dan
benar

3 Tingginya Input :
angka DMF-T 1. Kurangnya pengetahuan 1. Mengadakan
Pencapaian : masyarakat tentang demostrasi
4,6 memelihara kesehatan menyikat gigi
Target : 3 gigi dan mulut yang baik dan
2. Kurangnya penyuluhan benar
kesehtan gigi dan mulut 1. Mengadakan
kepada masyarakat demonstrasi sikat
3. Kurangnya kesadaran gigi
masyarakat dalam 2. Memberikan
memelihara kesehtan gigi penyuluhan
dan mulut kepada
4. Kurangnya kesadaran dan masyarakat
keinginan masyarakat Mengadakan
untuk mempertahankan pendekatan
bentuk anatomi giginya kepada
Proses : masyarakat
1. Tidak menggosok gigi
dengan cara yang baik
dan benar
2. Sering mengkonsumsi
makanan yang dapat
merusak gigi
3. Tidak memeriksakan gigi
dengan teratur kedokter
gigi sesuai dengan aturan
4. Kurangnya kesadaran
untuk menambal gigi
Output ;
Banyaknya gigi yang dicabut

V. RENCANA PELAKSANAAN
Tabel 4.23 : Rencana Pelaksanaan (POA) Masyarakat di Desa
Banyuraden Dusun Cokrowijayan kab. Sleman provinsi
Daerah istimewah Yogyakarta
No Kegiatan Tujuan Tindakan
1 PKG 1. Memberikan Pengetahuan
kepada murid PAUD di
Posyandu Menur di RT.18
Dusun Sumberan, Desa
Ngestiharjo, Kabupaten
Bantul DI Yogyakarta
2. Memberikan Pengetahuan
kepada ibu-ibu pengajian di
masjid Ar-Raudho di RT.18
Penyuluhan
Dusun Sumberan, Desa
Ngestiharjo, Kabupaten
Bantul DI Yogyakarta
3. Memberikan Pengetahuan
kepada pemuda-pemudi
karang taruna di RT.18
Dusun Sumberan, Desa
Ngestiharjo, Kabupaten
Bantul DI Yogyakarta
2 Exodontia 1. Pencabutan
2. Kenyamanan
3. Terbebas dari rasa rendah
diri
Rujuk ke Puskesmas
4. Terpenuhinya Kemandirian
gamping II
5. Kondisi biologis yang baik
6. Pencegahan infeksi yang
lebih lanjut
7. Estetika.
3 Konservasi 1. Terbebas dari rasa sakit Rujuk ke Puskesmas
2. Kenyamanan gamping II
3. Terbebas dari rasa rendah
diri
4. Terpenuhinya Kemandirian
5. Kondisi biologis yang baik
6. Pencegahan infeksi yang
lebih lanjut
7. Estetika
4 Premedikasi 1. Terbebas dari rasa sakit
2. Kenyamanan
3. Terbebas dari rasa rendah
diri
Rujuk ke Puskesmas
4. Terpenuhinya Kemandirian
gamping II
5. Kondisi biologis yang baik
6. Pencegahan infeksi yang
lebih lanjut
7. Estetika

VI. EVALUASI KEGIATAN


Mahasiswa melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Mahasiswa melakukan Survei pemetaan dusun sukunan dan orientasi
dusun sukunan.
2. Mendapat pengarahan dari bapak dukuh
3. Kumpul dibalai desa ( pembekalan )
4.
BAB V
PEMBAHASAN

Hasil praktek kerja lapangan yang dilakukan pada tanggal 10-19 November 2015
di Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah Istimewa
Yogyakarta dengan kuisioner kepada masyarakat didapatkan beberapa masalah kesehatan
yaitu rendahnya kebersihan gigi dan mulut di Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden ,
Kabupaten sleman, Daearah Istimewa Yogyakarta di tahun 2014

1. Debris indeks dan kalkulus indeks dalam OHI-S


Berdasarkan angka kebersihan gigi dan mulut yang ditetapkan oleh WHO
adalah sebesar 1,2 tetapi berdasarkan survey yang dilakukan pada masyarakat di
Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah Istimewa
Yogyakarta menunjukkkan rata-rata angka kebersihan gigi dan mulut OHIS
sebesar 2,2
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebersihan gigi dan mulut masyarakat
di Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah Istimewa
Yogyakarta tahun 2015 kurang baik, rata-rata DI ( debris indeks) adalah 1,13
berarti keadaan plak pada masyarakat termasuk katagori sedang, rata-rata CI
(Calculus ideks) adalah sedang, berarti keadaan karang gigi pada mulut seseorang
kurang baik dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan
seseorang dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.

2. Indeks karies gigi permanen dalam DMF-T dan def-t


Indeks DMF-T adalah skor yang menunjukkkan pengalaman seseorang
dalam riwayat penyakit karies gigi, riwayat penambalan, pencabutan gigi yang
disebabkan oleh penyakit karies gigi.
Rata rata DMF-T masyarakat indonesia secara umum masih sangat
tinggi. Indeks DMF-T yang di targetkan oleh WHO maupun dapartemend
kesehatan untuk anak usia 12 tahun adalah 3. Menurut survey kesehatan rumah
tangga (SKRT) depkes tahun 2004 masyarakat indonesia prevalensi karies gigi
masih sangat tinggi yaitu sebesar 90,05 %.
Penyakit karies gigi adalah suatu kerusakan pada jaringan karies gigi
(bahan anorganik) yang diikut dengan jaringan lunak atau bahan organik gigi yang
menyebabkan gigi berlubang. Penyakit karies pada gigi dapat menyebabkan
timbulnya beberapa kelainan pada kesehatan gigi dan kesehatan umum. Pada
orang dewasa, penyakit karies gigi dapat menurunkan kualitas sumbe rdaya
manusia. Pada anak-anak, penyakit karies gigi dapat mengganggu aktifitas dan
kegiatan belajar anak sehingga dapat menurunkan prestasi belajar anak.
Dari pemerikasaan yang dilakukan pada masyarakat lingkungan di Dusun
cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah Istimewa
Yogyakarta diperoleh hasil DMF-T rata-rata adalah 2,7 Rata-rata D (decay) adalah
2,06 rata-rata M (missing) adalah 0,53 rata-rata F (filling) adalah 0,11. Bearti
dalam seluruh keluarga yang diperiksa tidak pernah dilakukan penambalan gigi
permanen. Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan mempertahankan gigi
permanen.
Rata-rata deft-t adalah 0,65 dengan rata-rata d (decay) adalah 0,61, rata-
rata e (ekstraksi) adalah 0,04, dan rata-rata f(filling) adalah 0. Dengan demikian
berarti pada masyarakat di Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten
sleman, Daearah Istimewa Yogyakarta tidak cukup baik.
BAB IV
PENUTUP

Dengan selesainya kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di Dusun
cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah Istimewa Yogyakarta.
Maka dapat kami laporkan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Kesimpulan
Rata-rata kebersihan gigi dan mulut di Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden ,
Kabupaten sleman, Daearah Istimewa Yogyakarta
2. Saran
a. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan perlu dilaksanakan setiap tahun ajaran agar
mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan tidak hanya dari pelajaran
secara teori saja, juga dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat kepda
masyarakat.
b. Perlunya meningkatnya sarana dan prasarana untuk melakukan Praktek Kerja
Lapangan agar tuuan dapat tercapai dengan baik
c. Perlunya sosialisasi yang lebih lagi kepada masyarakat di Dusun
cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah Istimewa
Yogyakarta agar masyarakat mau untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut. Dengan jalan pembinaan kader.

Dengan demikian laporan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat di di Dusun cokrowijayan , Desa banyuraden , Kabupaten sleman, Daearah
Istimewa Yogyakarta. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Morzartha,Martha.2012.http://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/07/12/penyebab-
gejala-pencegahan-dan-pengobatan-karies-gigi/ Akses pada tanggal 15 Oktober
2014.

Mediskus.2014.http://mediskus.com/penyakit/penyebab-gusi-bengkak-cara-
mengobati.html. Akses pada tangaga Pada tanggal 15 Oktober 2014.

Ariefudin,Yanuar.2010..http://yanuarariefudin.wordpress.com/2010/08/17/gingivitis-
radang%C2%A0gusi/. Akses pada tanggal 15 Oktober 2014.

Alrista,Richo.2012.http://choealrista.blogspot.com/2012/11/indeks-karies-dmf.html.
Akses pada tanggal 15 Oktober 2014

Frahdian.2014. http://frahdianincisivus.blogspot.com/2014/01/indeks-dmf-t.html. Akses


pada tanggal 15 Oktober 2014.

Hiranya Putri,Megananda,dkk.2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan


Jaringan Pendukung Gigi. Jakarata : EGC
Gumelar,Yuni.2012. (http://yunigumelar.blogspot.com/2012/10/pewarnaan-pada-gigi-
stain.html diakses pada tanggal 25 Mei 2014). Pewarnaan pada Gigi (Stain).
LAMPIRAN
Peta lokasi
Desa banyuraden dusun cokrowjayan kab.sleman.

KARTU STATUS KESEHATAN GIGI

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :

1. STATUS LOKAL GIGI GELIGI (DMF-T)


55 54 53 52 51 61 61 63 64 65

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

D= d=
M= e=
F= f=
DMF-T = def-t =

2. STATUS OHIS
DEBRIS INDEKS CALCULUS INDEKS

DI = CI = OHIS =

KESIMPULAN :
KEGIATAN
MUSYAWARAH
MASYARAKAT DESA

KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

1. Format Undangan

Cokrowijayan, 12 November 2015


No.surat : 01/a1/KD/11/2015
Lampiran :-
Perihal : Undangan

Kepada Yth,
Bapak/Ibu .
Di-
Tempat

Salam hormat,
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah kita
berada dalam keadaan sehat dan selalu mendapat perlindungan dari-Nya

Sehubungan dengan akan diadakan Kegiatan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut,
oleh Mahasiswa/i peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) Poltekkes Kemenkes
Palembang Jurusan Keperawatan Gigi, yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 13 November 2015


Pukul : 19.30 s/d selesai
Tempat : Bapak Murdianto
Agenda : 1. Silahturahmi dan tatap muka dengan warga
2. Pemaparan Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengundang bapak/ibu untuk menghadiri


acara tersebut..

Demikian undangan ini kami sampaikan, mengingat pentingnya acara ini maka
kehadiran bapak/ibu sangat kami harapkan.

Atas perhatian dan kesediaanya , kami ucapkan terima kasih

Mengetahui, Hormat Kami


Kepala dukuh cokrowijayan Ketua Kelompok III

Wagiyo Randy Saputra

2. Susunan Acara

JADWAL KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DUSUN I (MMD I)


MAHASISWA TINGKAT III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES
KEMENKES PALEMBANG TA 2014/2015 DI RT 11
DUSUN COKROWJAYAN DESA BANYURADEN KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWAH
YOGYAKARTA
Jumat , 13 november 2015
WAKTU ACARA NARASUMBER
Lokasi : gamping , cokrowjayan
19.30-21.30

MC

Randy saputra
Pembukaan :
1. Pembukaan Edi Waluyo
2. Kata sambutan dari
wakil mahasiswa Drs . Kirnantoro ,SKM
3. Kata sambutan dari ,M.Kes
bapak RW 18
4. Kata sambutan dari
dosen pembimbng
poltekkes
Yogyakartadan
sekaligus membuka
resmi kegiatan PKL Sobri Hafriansyah
5. Pengakraban bersama
warga
6. Doa dan penutup

Sudeng, S.Kep Ns, M.Sc


KEGIATAN
PENYULUHAN

SUSUNAN ACARA PENYULUHAN

SUSUNAN ACARA PENYULUHAN


PADA ANAK TK AMONG PUTRA
DUSUN COKROWJAYAN

1. Pembukaan
2. Perkenalan dari Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Keperawatan
Gigi
3. Mengajak anak TK menyanyikan yel-yel
4. Penyampaian penyuluhan kepada anak-anak TK among putra dengan
menggunakan video
5. Demonstrasi cara menyikat gigi
6. Tanya jawab
7. Pembacaan kesimpulan
8. Evaluasi secara lisan
9. Membaca doa
10. Penutup dan menyampaikan harapan

Ketua pelaksana : Randi Saputra

MC : Rosalina

Notulen : Dwi oktarina


Fastabiqul hanif
Yayuk ajeng sari

Presentasi : Shinta S
Desi
Mey
Maulida Keliputari

Doa : : Kgs m sobri h

SUSUNAN ACARA PENYULUHAN


PADA ACARA PKK IBU-IBU
DUSUN COKROWJAYAN RT 01

1. Pembukaan
2. Perkenalan dari Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Keperawatan
Gigi
3. Penyampaian maksud dan tujuan
4. Menyampaikan isi materi dengan ibu-ibu
5. Tanya jawab
6. Pembacaan kesimpulan
7. Evaluasi secara lisan
8. Menyampaikan harapan
9. Penutup

MC : Ibu suci memfuni


Penyuluh : Dwi oktarina
Fastabiqul hanif
Shinta S
Desi Amalia
Mey Diani Dalimunte
Maulida Keliputari
Yayuk Ajeng Sari
Randy Saputra
Rosalina
Kgs m sobri h

SATUAN PELAJARAN

Study : Pendidikan Kesehatan Gigi


Sub Study : Ilmu Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut
Judul : Gigi dan Gusi yang Sehat
Sub Judul : Pengertian gigi dan gusi yang sehat, penyebab kehilangan gigi, dampak
kehilangan gigi, apa akibat jika kehilangan gigi tetap dibiarkan, bagaimana
perawatan untuk gigi yang hilang
Sasaran : Ibu-ibu pengajian di Rt 11
Tempat : Posyandu di Rt 11
Waktu : +/- 30 menit

TIU :
Setelah penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat memahami gigi dan gusi
yang sehat

TIK:
1. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali pengertian
gigi dan gusi yang sehat
2. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali penyebab
kehilangan gigi
3. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menyebutkan kembali apa saja
dampak kehilangan gigi
4. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali apa akibat
kehilangan gigi tetap dibiarkan
5. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali bagaimana
perawatan untuk gigi yang hilang
6. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut

MATERI
I. PENDAHULUAN

Assalamualaikum wr. Wb
Selamat pagi bapak dan ibu sekalian. Apa kabarnya?
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga bisa berkumpul di
ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat. Adapun tujuan kami datang kesini adalah
untuk memberikan penyuluhan kepada bapak dan ibu semua. Sebelumnya kami akan
memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Nah, apakah bapak dan ibu telah mengetahui ciri-ciri gigi dan gusi yang sehat?

II. ISI
1. Gigi dan gusi yang sehat
Ciri gigi sehat adalah
Warna gigi putih kekuningan
Tidak terdapat karang gigi
Tidak terdapat lubang gigi
Tidak terasa sakit
Tidak goyah
Ciri gusi sehat adalah
Berwarna merah muda
Tidak sakit
Tidak mudah berdarah
Melekat erat pada tulang
Gusi pada sisi gigi terlihat lancip seperti pisau
Apabila tidak menjaga gugu dengan baik maka dapat berakibat terkena
berbagai mcam penyakit gigi dan gusi di sekitarnya

2. Penyebab kehilangan gigi


Faktor penyakit
Gigi berlubang
Radang gusi
Faktor bukan penyakit
Umur
Tingkat pengetahuan terdapat kebersihan dan mulut
3. Dampak kehilangan gigi
Dampak fungsional : sukar dalam mengunyah makanan masalah dalam
pengunyahan sehingga dapat menyebabkan masalah pada nutrisi
Dampak sistemik : kesulitan dalam mengunyah menyebabkan seseorang
bermasalah pada nutrisi, hal ini berakibat timbulnya berbagai macam penyakit
Dampak emosional : kehilangan gigi dapat merubah bentuk wajah, tinggi
muka dan rahang yang maju kedepan sehingga menimbulkan reaksi seperti
merasa sedih dan depresi, kehilangan kepercayaan diri dan merasa lebih tua

4. Akibat jika kehilangan tetap dibiarkan


Gigi antagonis menjadi modod kemudian sisa-sisa gigi disekitar gigi yang
hilang akan saling bergerak mengisi ruang yang kosong sehingga akan
terjadi penumpukan sisa makanan dan terjadi penyakit gigi

5. Perawatan untuk gigi yang hilang


Gigi yang hilang dapat digantikan dengan gigi palsu. Ada 3 macam gigi
palsu : gigi palsu cekat, gigi palsu sebagian lepasan dan gigi palsu lengkap
lepasan

6. Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut


Menyikat gigi dengan waktu dan teknik yang beanr
Perbanyak makanan yang mengandung air dan serat
Kurangi makanan yang manis dan lengket
Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk
Kunjungi klinik gigi atau puskesmas minimal 6 bulan sekali

III. KESIMPULAN
1. Gigi dan gusi yang sehat
Ciri gigi sehat adalah
Warna gigi putih kekuningan
Tidak terdapat karang gigi
Tidak terdapat lubang gigi
Tidak terasa sakit
Tidak goyah
Ciri gusi sehat adalah
Berwarna merah muda
Tidak sakit
Tidak mudah berdarah
Melekat erat pada tulang
Gusi pada sisi gigi terlihat lancip seperti pisau

2. Penyebab kehilangan gigi


Faktor penyakit
Gigi berlubang
Radang gusi
Faktor bukan penyakit
Umur
Tingkat pengetahuan terdapat kebersihan dan mulut

3. Dampak kehilangan gigi


Dampak fungsional
Dampak sistemik
Dampak emosional

4. Akibat jika kehilangan tetap dibiarkan


Gigi antagonis menjadi modod kemudian sisa-sisa gigi disekitar gigi yang
hilang akan saling bergerak mengisi ruang yang kosong sehingga akan
terjadi penumpukan sisa makanan dan terjadi penyakit gigi

5. Perawatan untuk gigi yang hilang


Gigi yang hilang dapat digantikan dengan gigi palsu. Ada 3 macam gigi
palsu : gigi palsu cekat, gigi palsu sebagian lepasan dan gigi palsu lengkap
lepasan

6. Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut


Menyikat gigi dengan waktu dan teknik yang beanr
Perbanyak makanan yang mengandung air dan serat
Kurangi makanan yang manis dan lengket
Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk
Kunjungi klinik gigi atau puskesmas minimal 6 bulan sekali

6. PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
pengucapan dan penyampaian dan terima kasih atas perhatiannya. Semoga apa yang kami
sampaikan ini bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
Wassalamualikum wr wb

7. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

8. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1. Penyuluh
a. Pendahuluan +/- 5 menit -menyiapkan sasaran
-mengucapkan salam
-perkenalan
b. Pelaksanaan +/-15 menit -menyiapkan isi materi
-menyampaikan pemotivasian da nisi
materi
c. Penutup +/- 5 menit -menyimpulkan isi materi
-menyampaikan harapan
-mengucapkan terimakasih dan salam
penutup
2. Sasaran
a. Pendahuluan +/- 5 menit -sasaran duduk tenang
-menjawab salam pembuka
-mendengarkan materi yang disampaikan
b. Pelaksanaan +/- 15 menit -mendengarkan penyuluh
-memperhatikan penyuluh
-bertanya
c. Penutup +/- 5 menit -mendengarkan kesimpulan
-menjawab evaluasi
-menjawab salam penutup

9. ALAT BANTU
1. Poster
2. Model Gigi
3. Liffleat
4. chlipart

10. SUMBER

1. Data puskesmas gamping II desa banyuraden dusun cokrowijayan

Mengetahui
Pembimbing
SATUAN PELAJARAN

Study : Pendidikan Kesehatan Gigi


Sub Study : Ilmu Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut
Judul : Kebiasaan Buruk Remaja yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi
Sub Judul : Dampak merokok, Dampak Alkohol, Apa itu behel, Manfaat Penggunaan
kawat gigi, Siapa saja yang harus menggunakan kawat gigi, Dampak
pemakaian behel di sembarang tempat, Cara Perawatan penggunaan kawat
gigi, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
Sasaran : Muda Mudi Dian Persada di Rt 11
Tempat : Posyandu di Rt 11
Waktu : +/- 30 menit

TIU :
Setelah penyuluhan selesai, diharapkan sasaran dapat memahami kebiasaan
buruk remaja yang mempengaruhi kesehatan gigi
TIK:
1. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali
dampak merokok
2. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali
dampak alcohol
3. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali apa
itu kawat gigi
4. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menyebutkan kembali siapa
saja yang harus menggunakan kawat gigi
5. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan dampak
pemakaian behel di sembarang tempat
6. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan kembali cara
perawatan penggunaan kawat gigi
7. Setelah penyuluhan selesai, sasaran diharapkan dapat menjelaskan cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut

MATERI
IV. PENDAHULUAN

Assalamualaikum wr. Wb
Selamat pagi bapak dan ibu sekalian. Apa kabarnya?
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga bisa berkumpul di
ruangan ini dalam keadaan sehat walafiat. Adapun tujuan kami datang kesini adalah
untuk memberikan penyuluhan kepada bapak dan ibu semua. Sebelumnya kami akan
memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Nah, apakah bapak dan ibu telah mengetahui apa itu kawat gigi?

V. ISI
1. Dampak merokok
Merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada mulut,
diantaranya adalah sebagai berikut :
Noda dan perubahan warna pada gigi (tooth stains)
Rokok menyebabkan noda pada gigi, dan secara umu akan menyabbkan
perubahan warna pada gigi. Gigi perokok aktif biasanya tampak agak
kekuningan dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Bau mulut
Salah satu penyebab bau mulut adalah rokok. Rokok menyebabkan mulut
menjadi kering serta mengganggu produksi kelenjar saliva atau air liur
selain itu, tar dan nikotin akan bersemayam dibanyak tempat dalam rongga
mulut, yang hanya akan memperburuk kesehatan mulut secara umum.
Kerusakan gigi
Merokok akan meningkatkan jumlah plak yanag menempel pada gigi.
Semakin banyak akumulasi plak, maka akan semakin mempromosikan
pembusukan dan pengoprosan gigi dengan cepat. Jika tidak dilakukan
pembersihan dan perawatn gigi yang memadai
Penyakit gusi
Tembakau akan mengganggu fungsi sel dan jaringan gusi. Kandungan
kimia berbahaya pada rokok akan mengahalangi aliran darah ke gusi yang
berarti menghambat suply nutrisi ke gusi. Kondisi tersebut akhirnya
menyebabkan kerusakn gigi karena gusi akan terpisah dari tulang
membuatnya rentan terinfeksi.
2. Dampak alcohol
Alkohol merupakan minuman asam dan juga memiliki kandungan gula
yang tinggi. Kandungan ini dapat melemahkan lapisan paling luar pada gigi
yang akhirnya dapat menyebabkan kerusakan atau kebusukan gigi. Dan resiko
paling tinggi pengguna alkohol ialah kanker mulut karena alkohol memiliki
efek mengiritasi sel-sel yang melipisi bagian dalam mulut seperti gusi dan pipi.
3. Apa itu kawat gigi
Kawat gigi adalah kawat yang digunakan untuk memperbaiki sususan gigi
yang tidak teratur atau bertumpuk
4. Manfaat Penggunaan kawat gigi
Menciptakan atau mempertahankan kondisi gigi yang sehat
Memperbaiki cacat muka, susunan gigi geligi yang tidak rata dan fungsi
alat-alat ngunyah agar diperoleh bentuk wajah yang seimbang dan
penelanan yang baik.
Memperbaiki cacat waktu bicara, waktu bernafas, pendengaran dan
mengembalikan rasa percaya diri seorang
5. Siapa saja yang harus menggunakan kawat gigi
Anak-anak sampai dewasa yang memiliki susunan gigi yang berjejal dan
tidak teratur
6. Dampak pemakaian behel di sembarang tempat
Karena kawat yang berada di gigi lama kelamaan akan membuat gigi
menjadi goyang dan tidak bisa di atasi lagi
Dapat mengganggu syaraf pada gigi sehingga timbul gangguan bicara,
pusing berkepanjangan dan penegangan otot leher
Akan membuat sisa makanan mudah terkumpul pada sisi kawat
7. Cara Perawatan penggunaan kawat gigi
Gunakan pasta gigi dan sikat gigi khusus
Gunakan benang gigi dan sikat tambahan untuk sela-sela gigi
Menyikat gigi dengan benar
Berkumur dengan obat kumur
Rutin melakukan pemeriksaan gigi
Menghindari makanan keras dan lengkap
8. Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
Menyikat gigi dengan waktu dan teknik yang beanr
Perbanyak makanan yang mengandung air dan serat
Kurangi makanan yang manis dan lengket
Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk
Kunjungi klinik gigi atau puskesmas minimal 6 bulan sekali
9. KESIMPULAN

1. Dampak merokok
Merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada mulut, diantaranya
adalah sebagai berikut :
Noda dan perubahan warna pada gigi (tooth stains)
Bau mulut
Kerusakan gigi
Penyakit gusi
2. Dampak alkohol
Alkohol merupakan minuman asam dan juga memiliki kandungan gula
yang tinggi. Kandungan ini dapat melemahkan lapisan paling luar pada gigi yang
akhirnya dapat menyebabkan kerusakan atau kebusukan gigi. Dan resiko paling
tinggi pengguna alkohol ialah kanker mulut karena alkohol memiliki efek
mengiritasi sel-sel yang melipisi bagian dalam mulut seperti gusi dan pipi.
3. Apa itu kawat gigi
Kawat gigi adalah kawat yang digunakan untuk memperbaiki sususan gigi yang
tidak teratur atau bertumpuk

4. Manfaat Penggunaan kawat gigi


Menciptakan atau mempertahankan kondisi gigi yang sehat
Memperbaiki cacat muka, susunan gigi geligi yang tidak rata dan fungsi
alat-alat ngunyah agar diperoleh bentuk wajah yang seimbang dan
penelanan yang baik.
Memperbaiki cacat waktu bicara, waktu bernafas, pendengaran dan
mengembalikan rasa percaya diri seorang
5. Siapa saja yang harus menggunakan kawat gigi
Anak-anak sampai dewasa yang memiliki susunan gigi yang berjejal dan tidak
teratur
6. Dampak pemakaian behel di sembarang tempat
Karena kawat yang berada di gigi lama kelamaan akan membuat gigi
menjadi goyang dan tidak bisa di atasi lagi
Dapat mengganggu syaraf pada gigi sehingga timbul gangguan bicara,
pusing berkepanjangan dan penegangan otot leher
Akan membuat sisa makanan mudah terkumpul pada sisi kawat
7. Cara Perawatan penggunaan kawat gigi
Gunakan pasta gigi dan sikat gigi khusus
Gunakan benang gigi dan sikat tambahan untuk sela-sela gigi
Menyikat gigi dengan benar
Berkumur dengan obat kumur
Rutin melakukan pemeriksaan gigi
Menghindari makanan keras dan lengkap
8. Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
Menyikat gigi dengan waktu dan teknik yang beanr
Perbanyak makanan yang mengandung air dan serat
Kurangi makanan yang manis dan lengket
Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk
Kunjungi klinik gigi atau puskesmas minimal 6 bulan sekali

7. PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika terdapat kesalahan
dalam pengucapan dan penyampaian dan terima kasih atas perhatiannya. Semoga apa
yang kami sampaikan ini bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari
Wassalamualikum wr wb

8. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
9. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1. Penyuluh
a. Pendahuluan +/- 5 menit -menyiapkan sasaran
-mengucapkan salam
-perkenalan
b. Pelaksanaan +/-15 menit -menyiapkan isi materi
-menyampaikan pemotivasian da nisi
materi
c. Penutup +/- 5 menit -menyimpulkan isi materi
-menyampaikan harapan
-mengucapkan terimakasih dan salam
penutup
2. Sasaran
a. Pendahuluan +/- 5 menit -sasaran duduk tenang
-menjawab salam pembuka
-mendengarkan materi yang disampaikan
b. Pelaksanaan +/- 15 menit -mendengarkan penyuluh
-memperhatikan penyuluh
-bertanya
c. Penutup +/- 5 menit -mendengarkan kesimpulan
-menjawab evaluasi
-menjawab salam penutup
10. ALAT BANTU
1. Poster
2. Model Gigi
3. Proyektor
11. SUMBER

1. Data puskesmas Gamping II desa banyuraden dusun cokrowijayan.


Mengetahui
Pembimbing

Вам также может понравиться