Вы находитесь на странице: 1из 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.506


pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km, dan luas laut sekltar 3,1 juta km2
yakni 0,3 juta Km2 perairan teritorial, dan 2,8 juta Km2 perairan nusantara atau 62 %
dari luas teritorialnya. Dengan luas perairan sebesar ini tentu terdapat potensi perikanan
yang luar biasa yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas pada umumnya dan nelayan serta pembudidaya pada
khususnya.
Namun sangat disayangkan bahwa potensi besar yang dimiliki perairan
Indonesia belum dioptimalkan. Hal ini dikarenakan pengetahuan dan ilmu dalam bidang
perikanan yang masih kurang di kalangan para pembudidaya maupun nelayan. Untuk
itu demi mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki perairan Indonesia dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan adanya pihak-pihak yang
memahami dengan baik pengetahuan di bidang perikanan dan mampu
mensosialisasikannya kepada masyarakat melalui penyuluhan- penyuluhan di bidang
perikanan. Hal ini agar para pembudidaya maupun petani atau bahkan orang awam yang
ingin menggeluti bidang perikanan akan menguasai ilmu perikanan itu sendiri dengan
baik sehingga mampu mengoptimalkan setiap potensi yang dapat mereka manfaatkan.
Di karenakan pentingnya penyuluhan perikanan, maka perlu perencanaan yang baik
agar ilmu yang hendak diberikan akan sepenuhnya tersampaikan. Perencanaan
penyuluhan perikanan ini sendiri secara umum dapat berupa penentuan tujuan dan cara
mencapainya. Selain itu penyuluhan perikanan ini akan terus mengalami perkembangan
mengikuti perubahan global. Meskipun begitu ada falsafah-falsafah yang harus
dijadikan pegangan dalam pembuatan perencanaan program penyuluhan perikanan
sendiri. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada bagian kajian pustaka.

1
B. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perencanaan


program penyuluhan perikanan, sehingga pembaca diharapkan menyadari pentingnya
perencanaan program penyuluhan perikanan dalam pembangunan kelautan dan
perikanan Indonesia. Selain itu pembaca diharapkan memahami tentang pembuatan
perencanaan program penyuluhan perikanan itu sendiri.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyuluhan

Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Dalam hal ini tentu
dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan, pengetahuan, ketrampilan,
teknologi, dan lain lain kepaada seseorang atau masyarakat untuk menjadi tahu atau
lebih tahu.
Menurut Claar Et al, mengartikan penyuluhan sebagai jenis pendidikan
pemecahan masalah yang berorientasi pada tindakan yang mengajarkan sesuatu,
mendemonstrasikan, memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan dan juga tidak
melaksanakan program yang bersifat non-edukatif. Dalam konteks yang ada di
Indonesia, terutama dalam bidang pertanian, definisi yang diberikan oleh Samsudin
mungkin lebih sesuai, yakni sebagai suatu usaha pendidikan non formal yang
dimaksudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide ide baru,
dengan tanpa adanya pemaksaan. Adapun Sayogo menyebutkan bahwa penyuluhan
adalah suatu proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang segala
sesuatu yang belum diketahuinya dengan jelas untuk dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan produksi dan pendapatan yang ingin dicapai melalui suatu kegiatan.
Lebih lanjut menurutnya harus menggunakan falsafah tiga, yaitu teach, truth dan trust,
yakni pendidikan, kebenarana dan kepercayaan.
Secara terurai Mardikanto menyebutkan bahwa penyuluhan dapat dipahami
sebagai lima proses, yakni sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan,
proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa sosial. Sehingga
dalam penyuluhan perikanan, untuk menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks
permasalahan atau materi yang sedang dibahas.

B. Perencanaan Program Penyuluhan

Perencanaan menurut Roger A. Kaufmann (1972:6) merupakan proyeksi tentang


apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang baik, brnilai dan memiliki
elemen-elemen sebagai berikut:

3
a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
b. Memilih kebutuhan berdasarkan prioritas guna pengambilan keputusan
c. Spesifikasi tentang hasil yang perlu dicapal untuk tiap-tiap kebutuhan
d. Identifikasi keperluan untuk memenuhl kebutuhan yang dipilih guna menyelesaikan
masalah;
e. Sebuah urutan rangkaian hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan yang
diidentifikasi dan;
f. Identifikasi strategis dan taktik altematif yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan
termasuk menguraikan keuntungan dan kerugian setiap perangkat strategis dan
taktik.

C. Metode Penyuluhan

Terdapat tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan


program penyuluhan yaitu:
a) Pendekatan perorangan, misalnya kegiatan kunjungan perorangan, konsultasi ke
rumah, penggunaann surat atau telpon, dan magang.
b) Pendekatan kelompok, misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau hasil,
kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok, ceramah, pertunjukan film,
slide, karyawisata, penyebaran brosur, buletin, folder, liptan, asah t.erampil,
sarasehan, rembug utama atau madya, temu wicara, temu usaha, temu karya, temu
lapang dll.
c) Pendekatan massal seperti pameran, Pekan Nasional (Penas), Pekan Daerah (Peda),
Pertunjukan film atau wayang, drama, penyebaran pesan melalui Siaran radio,
televisi, surat kabar, selebaran atau majalah, pemasangan poster atau spanduk dan
sebagainya.
Metode pendekatan penyuluhan dapat bersifat persuasif, edukatif, komunikatif,
akomodatif dan fasilitatif.
a. Persuasif
Mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik
terhadap hal hal yang disampaikan.

4
b. Edukatif
Penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai pendidik dengan penuh
kesabaran dan ketekunan membimbing masyaarakat
c. Komunikatif
Penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi dan menciptakan iklim serta
suasan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana yang akrab, terbuka serta timbal
balik.
d. Akomodatif
Saat diajukannya permasalahan di bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh
perikanan harus mampu mengakomodasikan, menampung, dan memberikan
pemecahannya dengan sikap dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh
khalayak yang disuluh.
e. Fasilitatif
Penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan
perikanan untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak yang
lain seperti sumer informasi, akses pasar dan lain lain.

D. Materi Penyuluhan Perikanan

Materi penyuluhan dapat berupa salah satu atau lebih dari enam aspek yaitu :
a. Aspek Teknologi
Berupa penerapan IPTEK di bidang perikanan atau bidang lainnya untuk
mengangkat produktivitas secara bertanggung jawab.
b. Aspek Manajemen
Penerapan manajemen yang baik dalam rangka efektifitas dan efisiensi untuk
meningkatkan kinerja usaha perikanan.
c. Aspek Ekonomi
Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang meliputi antara lain penyediaan modal,
saran produksi, informasi potensi sumber daya, informasi prospek dan peluang usaha
atau jaringan pasar yang diperlukan untuk mengembangkan.

5
d. Aspek Ekologis
Pemahaman dan kesadaran tentang arti penting kelestarian sumber daya alam agar
usaha atau kegiatannya dapat berkelanjutan dan menjadi lebih baik pada masa yang
akan datang, serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungannya.
e. Aspek Sosial dan Budaya
Pengembangan kondisi sosial dan kesadaran kultural untuk meningkatkan
kemampuan dalam menyalurkan aspirasi serta mengembangkan harkat kemanusiaan
dan kesejahteraannya, dengan mempertimbangkan adat positif setempat.
f. Aspek Hukum
Pemberian informasi tentang peraturan perundang undangan sehingga khalayak
yang disuluh menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara khususnya
yang terkait dengan bidang perikanan. Agar penyuluhan dapat berlangsung dengan
baik diperlukan pendidikan dan komunikasi untuk berbagi informasi. Hal ini dapat
dilakukan oleh fasilitator, baik yang berasal dari suatu sistem sosial itu sendiri
(internal agent of change) atau yang berasal dari luar sistem sosial itu, seperti
penyuluh lapangan atau pekerja pembangunan dari sebuah lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Penyuluhan senantiasa mengalami perubahan seperti perubahan
organisasi, perencanaan strategi, re-organisasi, dan penetapan prioritas baru. Pada
prinsipnya, penyuluhan ialah proses yang sistematis untuk membantu petani,
nelayan, pembudidaya, atau komunitas agar mampu memecahkan masalahnya
sendiri (self-help). Karena itu penyuluhan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
partisipannya.

E. Penyuluhan Perikanan

Perubahan Berencana bagi Kesejahteraan Masyarakat Kegiatan pembangunan


sektor perikanan baik di darat maupun di laut tidak terlepas dari daya dukung
lingkungan, keberlangsungan sumberdaya alam dan keterpaduan berbagai pihak
terkait untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sektor perikanan dan
kelautan memiliki dua bidang usaha yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap
(Siti Amanah dan Yulianto, 2002). Sama seperti petani subsisten, nelayan kecil juga
berada di strata sosial terbawah. Bedanya, nelayan menghadapi tantangan alam yang

6
lebih berat. Kondisi laut selalu berubah, dan hasil tangkapan tidak menentu. Ritme
kerja nelayan harus sesuai dengan dinamika angin dan laut. Malam melaut, pagi
mendarat. Modal, pendidikan, kesehatan, dan pemasaran ikan yang mereka tangkap
terbatas. Pemecahan masalah tesebut memerlukan program pengembangan kapasitas
para nelayan kecil itu. Penyuluhan dapat memberi kontribusi pada peningkatan
kemampuan nelayan. Melalui penyuluhan, akan terjadi perbaikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap nelayan. Bisnis mereka akan berkembang, demikian pula
lingkungan hidup dan sosial budaya masyarakat setempat.
Selanjutnya, penyuluhan dapat juga dipadukan dengan teori perubahan
berencana (Lippitt dkk, 1958) untuk membangun masyarakat pesisir agar mampu
mengelola berbagai usaha perikanan. Dalam hubungan ini, ketujuh tahap perubahan
berencana itu ialah:
a. Menimbulkan kebutuhan untuk berubah (unfreezing).
b. Menciptakan hubungan untuk berubah.
c. Diagnosis masalah klien.
d. Memilih masalah, tujuan dan alternatif pemecahan masalah .
e. Transformasi menuju perubahan nyata.
f. Generalisasi dan stabilisasi perubahan (freezing).
g. Mengakhiri hubungan agen pembangunan dan klien. Hubungan baru dapat dijalin
lagi dalam situasi lain.

F. Penyuluhan Perikanan di Era Desentralisasi

Seiring perubahan global dan isu lingkungan strategis, layanan penyuluhan


perikanan juga mengalami perubahan-perubahan. Subejo (2002) mengindikasikan
bahwa transformasi penyuluhan perikanan sedang berlangsung di berbagai negara.
Perubahan terjadi pada organisasi, sistem penugasan, dan praktek sistem penyuluhan
perikanan dan pedesaan.Tantangan untuk mengintrodusir suatu sistem institusi baru
yang lebih sesuai menjadi pertimbangan dalam mereformasi sistem penyuluhan
perikanan. Jika hal tersebut dikesampingkan maka system pelayanan penyuluhan akan
menjadi suatu yang usang dan ketinggalan.

7
Salah satu isu utama dalam penyuluhan adalah desentralisasi. Searah dengan semangat
desentralisasi, kebijakan nasional telah memberikan ruang gerak desentralisasi melalui
kebijakan otonomi daerah. Melalui otonomi daerah diharapkan dapat mendukung dan
meningkatkan kinerja penyuluhan perikanan. Terkait dengan hal tersebut, Saragih
(2005) berpendapat bahwa dengan adanya otonomi daerah, telah diberikan kebebasan
kepada regional agricultural services untuk mengambil inisiatif dalam mendesain
kebijakan spesifik lokal, sementara itu pemerintah pusat melalui Menteri Kelautan dan
Perikanan bertanggungjawab hanya pada penyusunan dan manajemen strategi,
kebijakan nasional dan standar-standar. Dengan dukungan anggaran yang besar,
pemerintah lokal memiliki lebih banyak sumber daya serta kebebasan yang lebih besar
untuk mengembangkan kebijakan spesifik lokal dan teknologi lokal melalui
kajian/penelitian di lembaga penelitian lokalnya. Dengan otonomi daerah ini, tanggung
jawab pembangunan perikanan dalam kendali kepala daerah bukan lagi pegawai/dinas
perikanan.

G. Model Penyuluhan Perikanan Alternatif

Model penyuluhan perikanan alternatif yang dapat dikembangkan untuk


mengubah perilaku warga masyarakat antara lain ialah:
1. Pemberdayaan melalui peningkatan kemampuan masyarakat mengelola sumber daya
lokal secara partisipatif. Warga masyarakat difasilitasi agar terlibat dalam membuat
rencana secara mandiri, untuk mengembangkan potensi setempat. Selanjutnya,
setelah kemampuan warga masyarakat meningkat, mereka didorong.
2. Terdapat tiga unsur utama dalam penyuluhan perikanan yaitu sumberdaya
alam/manusia, swasta, dan pemerintah. Sumberdaya alam (SDA) dikelola secara baik
oleh manusia yakni pelaku usaha. Agar pelaku/pemanfaat SDA dapat menunjukkan
perilaku yang diharapkan maka kegiatan fasilitasi melalui penyuluhan diperlukan.
Pemerintah menetapkan perangkat kebijakan yang mengatur pemanfaatkan
sumberdaya alam termasuk perikanan. untuk bertindak guna menjamin kebutuhan
hidup keluarga dan komunitasnya.
3. Kemampuan individu, kelompok maupun masyarakat tidak akan berkembang jika
tidak dibangun motivasi untuk berubah (Siti Amanah dkk., 2004). Motivasi

8
merupakan unsur penting dalam menggerakkan tindakan manusia, untuk itu model
memotivasi sasaran dapat digunakan sebagai alternatif pendekatan.

9
III. PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Anturan, Buleleng, Bali. Desa Anturan


merupakan salah satu desa pesisir yang ada di Kabupaten Buleleng yang berjarak 8 km
ke arah Barat dari Singaraja sebagai Ibukota Kabupaten dan berjarak 87 km dari
Denpasar sebagai ibukota Provinsi. Desa Anturan letaknya berdekatan dengan kawasan
wisata pantai Lovina. Luas desa Anturan adalah 247 ha yang secara administratif
berbatasan dengan:
Laut Jawa di Sebelah Utara
Desa Selat, Kecamatan Sukasada di Sebelah Selatan
Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng di Sebelah Barat dan
Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng di Sebelah Timur.
Secara geografis Desa Anturan merupakan dataran rendah dengan ketinggtan 0 15 m
dari permukaan Laut, dengan suhu berkisar antara 28 sampai dengan 32 C.

B. Keadaam Umum

Hampir sebagian besar tanah di Desa Anturan dimanfaatkan untuk keperluan


pertanian yakni sebesar 91.33 %. Penggunaan lainnya adalah untuk perumahan dan
kegunaan lain sebagaimana Keadaan lahan dan penggunaannya. Jalan 2,00 0,84 %
Sawah dan ladang 217,00 91,33%, Bangunan umum 6,00 2,53%,
Pemukiman/perumahan 12,00 5,05%, Makam 0,60 0,25%, Jumlah 237,60 100,00%,
Pada tahun 2001 jumlah penduduk Desa Anturan adalah 4437 orang yang terdiri
atas 2134 orang Iaki-laki dan 2303 orang perempuan, sedangkan pada tahun 2002,
rneningkat rnenjadi 4579 (kenaikan sebanyak 3.2 %). Dari sekian banyak penduduk
Desa Anturan penduduk terbanyak berusia lebih dari 18 tahun.
Penduduk Desa Anturan dapat dikatakan telah memahami arti pentingnya
pendidikan, hal ini tampak dari tingkat pendidikan yang relatif tinggi yakni 44.01 %
penduduknya telah mengenyam bangku SMA. Diantara penduduk ada yang telah
mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi, yaitu sebesar lebih kurang 4,92 %. Mata

10
pencaharian penduduk desa Anturan beragam, yaitu tani, buruh tani, nelayan, karyawan,
pensiunan, pedagang dan penjual jasa. Desa Anturan sebagai desa agraris dan
berbatasan langsung dengan laut, memiliki populasi petani dan nelayan yang cukup
besar.
Sebagian besar penduduk memilih usaha utama di bidang pertanian dan
perkebunan dan perikanan (80 %), kegiatan lainnya adalah memandu wisata, dan
membuat kerajinan tangan. Usaha tani padi milik penduduk dikelola oleh Subak selaku
kelembagaan adat lokal yang mengatur pengairan. Desa Anturan memiliki saluran
irigasi sepanjang 100 meter dengan pompa air dan pembagi air masing-masing 1 buah.
Kegiatan perikanan yang ada di desa Anturan sebagian besar merupakan perikanan
tangkap (85 %), sedangkan sisanya merupakan layanan jasa wisata bahan dengan
menggunakan perahu motor. Terdapat 35 perahu motor, 13 perahu layar, dan 25 buah
sampan.

C. Masalah yang ada di Lapangan

Dari keadaan penduduk dapat diketahui bahwa Desa Anturan ini merupakan
desa yang memiliki potensi berkembang dibidang perikanan. Letak desa yang
berdekatan dengan kawasan wisata pantai Lovina serta letak administratif yang
berbatsan dengan Laut Jawa, dapat memberikan lahan pekerjaan / usaha seperti
penangkapan ikan, usaha ikan hias dan pemandu wisata bahari. Namun terdapat
permasalahan yang dihadapi nelayan setempat yaitu keterbatasan teknologi
penangkapan keterbatasan pengalaman dan keterampilan dalam pengolahan hasil
perikanan dan masalah pemasaran. Hasil perikanan tangkap sebaglan besar dijual dalam
bentuk basah dan nelayan perempuan di desa tersebut bertugas menjual hasil tangkapan
di pinggir jalan Raya Anturan. Saat hasil berlimpah, dan tidak terjual semua, nelayan
hanya mengolah ikan menjadi pindang, padahal hasil perikanan tersebut bisa diolah
dalam bentuk lain yang lebih tahan lama, seperti presto, ikan asin, kerupuk, terasi dan
sebagainya. A1asan yang dikemukakan adalah terbatasnya modal, dan ketiadaan waktu.
Nelayan membutuhkan sarana pemasaran yang memadai mengingat sulitnya
memasarkan ikan, belum ada fasilitas pelelangan lkan. Meskipun telah ada kerja sama
dengan hotel dan restoran setempat untuk membeli lkan, namun jumlahnya tidak begitu

11
besar sehlngga nelayan masih memiliki lkan yang belum terjual. Dengan demikian,
permasalahan yang dihadapi nelayan desa Anturan adalah:
1. Keterbatasan dalam teknologi penangkapan ikan
2. Perempuan nelayan belum memiliki motivasi melakukan pengolahan hasil
tangkapan;
3. Keterbatasan modal untuk melakukan pembesaran skala usaha
4. Perlunya Lembaga Pemasaran Hasil Perlkanan untuk menampung hasil tangkapan.

E. Identifikasi Pemecahan Masalah

Pertama-tama sebelum membuat sebuah perencanaan penyuluhan dilakukan


beberapa tindakan sebagai berikut :
1. Peninjauan umum dan analisis keadaan lokasi dari Desa Anturan, Bali.
2. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat nelayan.
3. Penetapan Tujuan dan Cara Pencapaian tujuan.
4. Evaluasi dan rekonsiderasi.
1. Penijauan dan analisis umum keadaan Lokasi Desa Anturan, Bali ini bertujuan agar
dapat mengetahui seberapa besar potensi dan permasalahan yang dihadapi. Dari
peninjuan yang dilakukan Desa Anturan ini merupakan desa yang memiliki potensi
yang besar, terlihat dari letak administraif yang berbatasan dengan Laut Jawa
disebelah Utara, dan letak Desa yang berdekatan dengan lokasi wisata Pantai Lovina
sehingga banyak masyarakat dapat melakukan usaha penangkapan ikan, usaha ikan
hias dan pemandu wisata. Peninjauan umum ini juga berfungsi untuk mengetahui
keadaan penduduk di Desa Anturan sehingga dapat menetapkan sasaran dan
teknologi penyuluhan seperti apa yang dapat di berikan.
2. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat nelayan ini dapat diketahui dengan
menganalisis data yang telah didapat dari penijauan yang dilakukan, kemudian
langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan wawancara. Wawancara yang
dilakukan yaitu dengan mewawancarai 7 orang Informan yakni Ketua Kelompok
Nelayan, tiga anggota kelompok nelayan, dua perempuan nelayan dan seorang staf
Pemerintahan Desa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa permasalahan yang
dihadapi nelayan setempat adalah keterbatasan teknologi penangkapan, keterbatasan

12
pengalaman dan keterampilan dalam pengolahan hasil perikanan dan masalah
pemasaran. Hasil perikanan tangkap sebagian besar dijual dalam bentuk basah dan
nelayan perempuan di desa tersebut bertugas menjual hasil tangkapan di pinggir jalan
Raya Anturan. Saat hasil berlimpah, dan tidak terjual semua, nelayan hanya
mengolah Ikan menjadi pindang, padahal hasil perikanan tersebut bisa diolah dalam
bentuk lain yang lebih tahan lama, seperti presto, ikan asin, kerupuk, terasl dan
sebagainya. A1asan yang dikemukakan adalah terbatasnya modal, dan ketiadaan
waktu.
Nelayan membutuhkan sarana pemasaran yang memadai mengingat sulitnya
memasarkan ikan, belum ada fasilitas pelelangan lkan. Meskipun telah ada kerja
sama dengan hotel dan restoran setempat untuk membeli ikan, namun jumlahnya
tidak begitu besar sehingga nelayan masih memiliki ikan yang belum terjual. dengan
demikian, permasalahan yang dihadapi nelayan desa Anturan adalah:
a) Keterbatasan dalam teknologi penangkapan
b) Perempuan nelayan belum memlliki motivasi melakukan pengolahan hasil
tangkapan;
c) Keterbatasan modal untuk melakukan pembesaran skala usaha
d) Perlunya Lembaga Pemasaran Hasil Perikanan untuk menampung hasil tangkapan.

3. Penetapan tujuan dan Cara penyampaian tujuan ini diidentifikasi dari masalah yang
dihadapi sehingga pada kasus Desa Anturan ini penetapan Tujuan penyuluhan
perikanan di desa Anturan ini ditetapkan sebagai berikut:
a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam teknologi
b) penangkapan ikan dengan mempertimbangkan kelestarian sumberdaya ikan
c) Meningkatkan motivasi nelayan dan anggota keluarganya dalam melakukan
pengolahan ikan hasil tangkapan
d) Meningkatkan kemampuan manajemen usaha penangkapan dan pengolahan,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.

Agar tujuan dapat dicapai, diperlukan langkah-langkah kegiatan atau rencana


pelaksanaan penyuluhan. cara pencapaian tujuan perlu mempertimbangkan

13
kemampuan sumber daya dan fasilitas yang tersedia. Penyusunan cara mencapai
tujuan ini sangat penting karena nelayan akan memiliki gambaran tentang seberapa
jauh tujuan penyuluhan itu mampu membantu menyelesaikan persoalan yang
dihadapi, sekaligus nantinya rencana kegiatan
Ini mampu memotivasi nelayan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan. Terdapat lima
aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana kegiatan tersebut, yaitu:
(a)Tingkat kemampuan petani-nelayan dan keluarganya;
(b) Sarana dan prasarana penyuluhan;
(e) Situasi lingkup kegiatan penyuluhan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan
budaya.
(d) Tingkat kemampuan penyuluh dan petugas penyuluhan;
(e) Biaya yang tersedia (Deptan, 1990).
Rencana kerja ini mencakup apa yang menjadi tujuan, bagaimana metodenya,
kapan, dimana kegiatan itu akan dilakukan, bagaimana bentuk kegiatan, dan
organisasi atau siapa yang melaksanakan kegiatan tersebut. Rencana kerja
penyuluhan termasuk dalam kalender kerja yang menggambarkan kegiatan yang
akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan urutan waktu kegiatan.
Terdapat tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
program penyuluhan yaitu:
a) Pendekatan perorangan, misalnya kegiatan kunjungan perorangan, konsultasi ke
rumah, penggunaan surat atau telpon, dan magang.
b) Pendekatan kelompok, misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau hasil,
kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok, ceramah, pertunjukan film,
slide, karyawisata, penyebaran brosur, buletin, folder, liputan, asah terampil,
sarasehan, rembug utama atau madya, temu wicara, temu usaha, temu karya, temu
lapang dll.
c) Pendekatan massal seperti pameran, Pekan Nasional (Penas), Pekan Daerah (Peda),
Pertunjukan Aim atau wayang, drama, penyebaran pesan melalui Siaran radio,
televisi, Surat Kabar, Selebaran atau Majalah, Pemasangan Poster atau Spanduk dan
sebagainya.

14
Guna memperjelas cara pencapaian tujuan, maka dalam perencanaan dapat
dibuat matriks yang berisikan analisis keadaan, tujuan, masalah, kegiatan untuk
menyelesaikan masalah, metode yang digunakan, sasaran, lokasi, biaya dan sumber
biaya, penanggung jawab, pelaksana dan pihak lain yang terkait.

F. Evaluasi Dan Rekonsiderasi

Tahap ini merupakan tahap peninjauan dari apa yang telah dilakukan oleh
seorang penyuluh sehingga dapat merencanakan suatu penyuluhan menjadi lebih baik.

15
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Permasalahan perikanan terjadi di berbagai wilayah. Penyuluhan yang dilakukan


pun tidak bisa diseragamkan. Perbedaan latar belakang pendidikan, budaya,
kemampuan, modal, perkembangan teknologi, pemerintah daerah, dan motivasi
masyarakat mengharuskan kita membuat penyuluhan yang sesuai dengan sasaran dan
juga tujuan yang telah ditetapkan. Karena itulah perencanaan dalam penyuluhan akan
sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dari penyuluhan yang hendak
dilakukan.
Penyuluhan dapat dilakukan dengan 3 macam pendekatan, yaitu dengan
pendekatan perorangan, pendekatan kelompok, dan pendekatan massal. Selain itu
penyuluhan juga dapat bersifat persuasif, edukatif, komunikatif, akomodatif dan
fasilitatif.
Dibutuhkan pengontrolan/ pengawasan untuk mengetahui apakah penyuluhan
yang telah dilakukan berpengaruh pada kegiatan perikanan masyarakat yang diberikan
penyuluhan. Setelah itu diperlukan evaluasi sehingga untuk kedepannya penyuluhan
yang akan dilakukan dapat menghindari kesalahan yang telah dibuat maupun
menambahkan kekurangan yang belum ada pada penyuluhan sebelumnya.

B. Saran

Hendaknya sebelum melakukan penyuluhan dilakukan persiapan yang matang


mengenai masalah yang dihadapi masyarakat, tujuan dari penyuluhan, dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut sehingga penyuluhan yang nantinya akan dilakukan
benar-benar menjawab permasalah yang dihadapi oleh masyarakat yang menjadi
sasaran penyuluhan. Hendaknya masyarakat sasaran juga dilibatkan dalam tahap
perencanaan penyuluhan untuk memahami dengan jelas permasalahan yang masyarakat
tersebut hadapi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fayyadh Arkana Yahya. 2013. Atualisasi Peran Penyuluh Perikanan dalam Mendukung
Akselerasi Pembangunan Perikanan.
http://fayyadharkanayahya..com/2013/08/atualisasi-peran-penyuluh-perikanan.html. 1
Oktober 2017.
Fristado. 2010. Strategi Penyuluhan Pertanian Di Indonesia.
http://frisztado.files.wordpress.com/2010/10/penyajian-ilmiah.pdf. 1 Oktober 2017.

17

Вам также может понравиться

  • Iraaa
    Iraaa
    Документ19 страниц
    Iraaa
    Nurfalah
    Оценок пока нет
  • Sukendi1 PDF
    Sukendi1 PDF
    Документ40 страниц
    Sukendi1 PDF
    Nurfalah
    Оценок пока нет
  • Latihan 1 Excel
    Latihan 1 Excel
    Документ15 страниц
    Latihan 1 Excel
    Nurfalah
    Оценок пока нет
  • Book 1
    Book 1
    Документ1 страница
    Book 1
    Nurfalah
    Оценок пока нет
  • PS 1
    PS 1
    Документ10 страниц
    PS 1
    Nurfalah
    Оценок пока нет
  • Kuliah Ichtiologi 3 4
    Kuliah Ichtiologi 3 4
    Документ32 страницы
    Kuliah Ichtiologi 3 4
    Ginasari Lenawaty Efrida Lubis
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Sistem Integumen
    Bab 2 Sistem Integumen
    Документ14 страниц
    Bab 2 Sistem Integumen
    Vian Azco D' Hosztu
    Оценок пока нет
  • Komposisi Jenis Alat Tangkap
    Komposisi Jenis Alat Tangkap
    Документ23 страницы
    Komposisi Jenis Alat Tangkap
    Djunaidi Syalat
    Оценок пока нет
  • Komposisi Jenis Alat Tangkap
    Komposisi Jenis Alat Tangkap
    Документ23 страницы
    Komposisi Jenis Alat Tangkap
    Djunaidi Syalat
    Оценок пока нет
  • Manual Penangkapan Ramah
    Manual Penangkapan Ramah
    Документ44 страницы
    Manual Penangkapan Ramah
    Nurfalah
    Оценок пока нет
  • Laporan Ikhtiologi
    Laporan Ikhtiologi
    Документ60 страниц
    Laporan Ikhtiologi
    arifulka
    Оценок пока нет