Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyuluhan
Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Dalam hal ini tentu
dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan, pengetahuan, ketrampilan,
teknologi, dan lain lain kepaada seseorang atau masyarakat untuk menjadi tahu atau
lebih tahu.
Menurut Claar Et al, mengartikan penyuluhan sebagai jenis pendidikan
pemecahan masalah yang berorientasi pada tindakan yang mengajarkan sesuatu,
mendemonstrasikan, memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan dan juga tidak
melaksanakan program yang bersifat non-edukatif. Dalam konteks yang ada di
Indonesia, terutama dalam bidang pertanian, definisi yang diberikan oleh Samsudin
mungkin lebih sesuai, yakni sebagai suatu usaha pendidikan non formal yang
dimaksudkan untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide ide baru,
dengan tanpa adanya pemaksaan. Adapun Sayogo menyebutkan bahwa penyuluhan
adalah suatu proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang segala
sesuatu yang belum diketahuinya dengan jelas untuk dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan produksi dan pendapatan yang ingin dicapai melalui suatu kegiatan.
Lebih lanjut menurutnya harus menggunakan falsafah tiga, yaitu teach, truth dan trust,
yakni pendidikan, kebenarana dan kepercayaan.
Secara terurai Mardikanto menyebutkan bahwa penyuluhan dapat dipahami
sebagai lima proses, yakni sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan,
proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa sosial. Sehingga
dalam penyuluhan perikanan, untuk menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks
permasalahan atau materi yang sedang dibahas.
3
a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
b. Memilih kebutuhan berdasarkan prioritas guna pengambilan keputusan
c. Spesifikasi tentang hasil yang perlu dicapal untuk tiap-tiap kebutuhan
d. Identifikasi keperluan untuk memenuhl kebutuhan yang dipilih guna menyelesaikan
masalah;
e. Sebuah urutan rangkaian hasil yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan yang
diidentifikasi dan;
f. Identifikasi strategis dan taktik altematif yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan
termasuk menguraikan keuntungan dan kerugian setiap perangkat strategis dan
taktik.
C. Metode Penyuluhan
4
b. Edukatif
Penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai pendidik dengan penuh
kesabaran dan ketekunan membimbing masyaarakat
c. Komunikatif
Penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi dan menciptakan iklim serta
suasan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana yang akrab, terbuka serta timbal
balik.
d. Akomodatif
Saat diajukannya permasalahan di bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh
perikanan harus mampu mengakomodasikan, menampung, dan memberikan
pemecahannya dengan sikap dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh
khalayak yang disuluh.
e. Fasilitatif
Penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan
perikanan untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak yang
lain seperti sumer informasi, akses pasar dan lain lain.
Materi penyuluhan dapat berupa salah satu atau lebih dari enam aspek yaitu :
a. Aspek Teknologi
Berupa penerapan IPTEK di bidang perikanan atau bidang lainnya untuk
mengangkat produktivitas secara bertanggung jawab.
b. Aspek Manajemen
Penerapan manajemen yang baik dalam rangka efektifitas dan efisiensi untuk
meningkatkan kinerja usaha perikanan.
c. Aspek Ekonomi
Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang meliputi antara lain penyediaan modal,
saran produksi, informasi potensi sumber daya, informasi prospek dan peluang usaha
atau jaringan pasar yang diperlukan untuk mengembangkan.
5
d. Aspek Ekologis
Pemahaman dan kesadaran tentang arti penting kelestarian sumber daya alam agar
usaha atau kegiatannya dapat berkelanjutan dan menjadi lebih baik pada masa yang
akan datang, serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungannya.
e. Aspek Sosial dan Budaya
Pengembangan kondisi sosial dan kesadaran kultural untuk meningkatkan
kemampuan dalam menyalurkan aspirasi serta mengembangkan harkat kemanusiaan
dan kesejahteraannya, dengan mempertimbangkan adat positif setempat.
f. Aspek Hukum
Pemberian informasi tentang peraturan perundang undangan sehingga khalayak
yang disuluh menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara khususnya
yang terkait dengan bidang perikanan. Agar penyuluhan dapat berlangsung dengan
baik diperlukan pendidikan dan komunikasi untuk berbagi informasi. Hal ini dapat
dilakukan oleh fasilitator, baik yang berasal dari suatu sistem sosial itu sendiri
(internal agent of change) atau yang berasal dari luar sistem sosial itu, seperti
penyuluh lapangan atau pekerja pembangunan dari sebuah lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Penyuluhan senantiasa mengalami perubahan seperti perubahan
organisasi, perencanaan strategi, re-organisasi, dan penetapan prioritas baru. Pada
prinsipnya, penyuluhan ialah proses yang sistematis untuk membantu petani,
nelayan, pembudidaya, atau komunitas agar mampu memecahkan masalahnya
sendiri (self-help). Karena itu penyuluhan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
partisipannya.
E. Penyuluhan Perikanan
6
lebih berat. Kondisi laut selalu berubah, dan hasil tangkapan tidak menentu. Ritme
kerja nelayan harus sesuai dengan dinamika angin dan laut. Malam melaut, pagi
mendarat. Modal, pendidikan, kesehatan, dan pemasaran ikan yang mereka tangkap
terbatas. Pemecahan masalah tesebut memerlukan program pengembangan kapasitas
para nelayan kecil itu. Penyuluhan dapat memberi kontribusi pada peningkatan
kemampuan nelayan. Melalui penyuluhan, akan terjadi perbaikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap nelayan. Bisnis mereka akan berkembang, demikian pula
lingkungan hidup dan sosial budaya masyarakat setempat.
Selanjutnya, penyuluhan dapat juga dipadukan dengan teori perubahan
berencana (Lippitt dkk, 1958) untuk membangun masyarakat pesisir agar mampu
mengelola berbagai usaha perikanan. Dalam hubungan ini, ketujuh tahap perubahan
berencana itu ialah:
a. Menimbulkan kebutuhan untuk berubah (unfreezing).
b. Menciptakan hubungan untuk berubah.
c. Diagnosis masalah klien.
d. Memilih masalah, tujuan dan alternatif pemecahan masalah .
e. Transformasi menuju perubahan nyata.
f. Generalisasi dan stabilisasi perubahan (freezing).
g. Mengakhiri hubungan agen pembangunan dan klien. Hubungan baru dapat dijalin
lagi dalam situasi lain.
7
Salah satu isu utama dalam penyuluhan adalah desentralisasi. Searah dengan semangat
desentralisasi, kebijakan nasional telah memberikan ruang gerak desentralisasi melalui
kebijakan otonomi daerah. Melalui otonomi daerah diharapkan dapat mendukung dan
meningkatkan kinerja penyuluhan perikanan. Terkait dengan hal tersebut, Saragih
(2005) berpendapat bahwa dengan adanya otonomi daerah, telah diberikan kebebasan
kepada regional agricultural services untuk mengambil inisiatif dalam mendesain
kebijakan spesifik lokal, sementara itu pemerintah pusat melalui Menteri Kelautan dan
Perikanan bertanggungjawab hanya pada penyusunan dan manajemen strategi,
kebijakan nasional dan standar-standar. Dengan dukungan anggaran yang besar,
pemerintah lokal memiliki lebih banyak sumber daya serta kebebasan yang lebih besar
untuk mengembangkan kebijakan spesifik lokal dan teknologi lokal melalui
kajian/penelitian di lembaga penelitian lokalnya. Dengan otonomi daerah ini, tanggung
jawab pembangunan perikanan dalam kendali kepala daerah bukan lagi pegawai/dinas
perikanan.
8
merupakan unsur penting dalam menggerakkan tindakan manusia, untuk itu model
memotivasi sasaran dapat digunakan sebagai alternatif pendekatan.
9
III. PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
B. Keadaam Umum
10
pencaharian penduduk desa Anturan beragam, yaitu tani, buruh tani, nelayan, karyawan,
pensiunan, pedagang dan penjual jasa. Desa Anturan sebagai desa agraris dan
berbatasan langsung dengan laut, memiliki populasi petani dan nelayan yang cukup
besar.
Sebagian besar penduduk memilih usaha utama di bidang pertanian dan
perkebunan dan perikanan (80 %), kegiatan lainnya adalah memandu wisata, dan
membuat kerajinan tangan. Usaha tani padi milik penduduk dikelola oleh Subak selaku
kelembagaan adat lokal yang mengatur pengairan. Desa Anturan memiliki saluran
irigasi sepanjang 100 meter dengan pompa air dan pembagi air masing-masing 1 buah.
Kegiatan perikanan yang ada di desa Anturan sebagian besar merupakan perikanan
tangkap (85 %), sedangkan sisanya merupakan layanan jasa wisata bahan dengan
menggunakan perahu motor. Terdapat 35 perahu motor, 13 perahu layar, dan 25 buah
sampan.
Dari keadaan penduduk dapat diketahui bahwa Desa Anturan ini merupakan
desa yang memiliki potensi berkembang dibidang perikanan. Letak desa yang
berdekatan dengan kawasan wisata pantai Lovina serta letak administratif yang
berbatsan dengan Laut Jawa, dapat memberikan lahan pekerjaan / usaha seperti
penangkapan ikan, usaha ikan hias dan pemandu wisata bahari. Namun terdapat
permasalahan yang dihadapi nelayan setempat yaitu keterbatasan teknologi
penangkapan keterbatasan pengalaman dan keterampilan dalam pengolahan hasil
perikanan dan masalah pemasaran. Hasil perikanan tangkap sebaglan besar dijual dalam
bentuk basah dan nelayan perempuan di desa tersebut bertugas menjual hasil tangkapan
di pinggir jalan Raya Anturan. Saat hasil berlimpah, dan tidak terjual semua, nelayan
hanya mengolah ikan menjadi pindang, padahal hasil perikanan tersebut bisa diolah
dalam bentuk lain yang lebih tahan lama, seperti presto, ikan asin, kerupuk, terasi dan
sebagainya. A1asan yang dikemukakan adalah terbatasnya modal, dan ketiadaan waktu.
Nelayan membutuhkan sarana pemasaran yang memadai mengingat sulitnya
memasarkan ikan, belum ada fasilitas pelelangan lkan. Meskipun telah ada kerja sama
dengan hotel dan restoran setempat untuk membeli lkan, namun jumlahnya tidak begitu
11
besar sehlngga nelayan masih memiliki lkan yang belum terjual. Dengan demikian,
permasalahan yang dihadapi nelayan desa Anturan adalah:
1. Keterbatasan dalam teknologi penangkapan ikan
2. Perempuan nelayan belum memiliki motivasi melakukan pengolahan hasil
tangkapan;
3. Keterbatasan modal untuk melakukan pembesaran skala usaha
4. Perlunya Lembaga Pemasaran Hasil Perlkanan untuk menampung hasil tangkapan.
12
pengalaman dan keterampilan dalam pengolahan hasil perikanan dan masalah
pemasaran. Hasil perikanan tangkap sebagian besar dijual dalam bentuk basah dan
nelayan perempuan di desa tersebut bertugas menjual hasil tangkapan di pinggir jalan
Raya Anturan. Saat hasil berlimpah, dan tidak terjual semua, nelayan hanya
mengolah Ikan menjadi pindang, padahal hasil perikanan tersebut bisa diolah dalam
bentuk lain yang lebih tahan lama, seperti presto, ikan asin, kerupuk, terasl dan
sebagainya. A1asan yang dikemukakan adalah terbatasnya modal, dan ketiadaan
waktu.
Nelayan membutuhkan sarana pemasaran yang memadai mengingat sulitnya
memasarkan ikan, belum ada fasilitas pelelangan lkan. Meskipun telah ada kerja
sama dengan hotel dan restoran setempat untuk membeli ikan, namun jumlahnya
tidak begitu besar sehingga nelayan masih memiliki ikan yang belum terjual. dengan
demikian, permasalahan yang dihadapi nelayan desa Anturan adalah:
a) Keterbatasan dalam teknologi penangkapan
b) Perempuan nelayan belum memlliki motivasi melakukan pengolahan hasil
tangkapan;
c) Keterbatasan modal untuk melakukan pembesaran skala usaha
d) Perlunya Lembaga Pemasaran Hasil Perikanan untuk menampung hasil tangkapan.
3. Penetapan tujuan dan Cara penyampaian tujuan ini diidentifikasi dari masalah yang
dihadapi sehingga pada kasus Desa Anturan ini penetapan Tujuan penyuluhan
perikanan di desa Anturan ini ditetapkan sebagai berikut:
a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam teknologi
b) penangkapan ikan dengan mempertimbangkan kelestarian sumberdaya ikan
c) Meningkatkan motivasi nelayan dan anggota keluarganya dalam melakukan
pengolahan ikan hasil tangkapan
d) Meningkatkan kemampuan manajemen usaha penangkapan dan pengolahan,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
13
kemampuan sumber daya dan fasilitas yang tersedia. Penyusunan cara mencapai
tujuan ini sangat penting karena nelayan akan memiliki gambaran tentang seberapa
jauh tujuan penyuluhan itu mampu membantu menyelesaikan persoalan yang
dihadapi, sekaligus nantinya rencana kegiatan
Ini mampu memotivasi nelayan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan. Terdapat lima
aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana kegiatan tersebut, yaitu:
(a)Tingkat kemampuan petani-nelayan dan keluarganya;
(b) Sarana dan prasarana penyuluhan;
(e) Situasi lingkup kegiatan penyuluhan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan
budaya.
(d) Tingkat kemampuan penyuluh dan petugas penyuluhan;
(e) Biaya yang tersedia (Deptan, 1990).
Rencana kerja ini mencakup apa yang menjadi tujuan, bagaimana metodenya,
kapan, dimana kegiatan itu akan dilakukan, bagaimana bentuk kegiatan, dan
organisasi atau siapa yang melaksanakan kegiatan tersebut. Rencana kerja
penyuluhan termasuk dalam kalender kerja yang menggambarkan kegiatan yang
akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan urutan waktu kegiatan.
Terdapat tiga metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
program penyuluhan yaitu:
a) Pendekatan perorangan, misalnya kegiatan kunjungan perorangan, konsultasi ke
rumah, penggunaan surat atau telpon, dan magang.
b) Pendekatan kelompok, misalnya kursus tani-nelayan, demonstrasi cara atau hasil,
kunjungan kelompak, karyawisata, diskusi kelompok, ceramah, pertunjukan film,
slide, karyawisata, penyebaran brosur, buletin, folder, liputan, asah terampil,
sarasehan, rembug utama atau madya, temu wicara, temu usaha, temu karya, temu
lapang dll.
c) Pendekatan massal seperti pameran, Pekan Nasional (Penas), Pekan Daerah (Peda),
Pertunjukan Aim atau wayang, drama, penyebaran pesan melalui Siaran radio,
televisi, Surat Kabar, Selebaran atau Majalah, Pemasangan Poster atau Spanduk dan
sebagainya.
14
Guna memperjelas cara pencapaian tujuan, maka dalam perencanaan dapat
dibuat matriks yang berisikan analisis keadaan, tujuan, masalah, kegiatan untuk
menyelesaikan masalah, metode yang digunakan, sasaran, lokasi, biaya dan sumber
biaya, penanggung jawab, pelaksana dan pihak lain yang terkait.
Tahap ini merupakan tahap peninjauan dari apa yang telah dilakukan oleh
seorang penyuluh sehingga dapat merencanakan suatu penyuluhan menjadi lebih baik.
15
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Fayyadh Arkana Yahya. 2013. Atualisasi Peran Penyuluh Perikanan dalam Mendukung
Akselerasi Pembangunan Perikanan.
http://fayyadharkanayahya..com/2013/08/atualisasi-peran-penyuluh-perikanan.html. 1
Oktober 2017.
Fristado. 2010. Strategi Penyuluhan Pertanian Di Indonesia.
http://frisztado.files.wordpress.com/2010/10/penyajian-ilmiah.pdf. 1 Oktober 2017.
17