Вы находитесь на странице: 1из 63

MODUL 1 - 2

CWT ONLINE
ISI MODUL 1
MODUL 1 1
1. Roles of wound therapist : Nursing care plan and intervention as a
multidisciplinary approach
2. The physiology of normal wound repair and the bodys response to
injury
MODUL 1 2
1. Factors that may delay wound healing and compromise tissue
viability
2. Holistic assessment of the patient with wounds
MODUL 1 3
1. WOUND RESEARCH: The use of guidelines and evidence-based
practice to treat wounds.
2. Care planning and documentation- including goals of care and
expected clinical outcomes.

Modul 1 evaluation
MATERI 1
FACTORS THAT MAY DELAY
WOUND HEALING AND
COMPROMISE TISSUE VIABILITY

BAWCP - CERTIFIED WOUND THERAPIST


PROFESSIONAL LEARNING CENTER PERAWATANLUKA.COM
Luka sembuh
Pengertian :
Terciptanya kontinuitas
lapisan kulit serta
adanya kekuatan jar.
parut yang mampu
melakukan fungsi /
aktifitas yang normal

Outcome tergantung :
kondisi biologik
lokasi luka
luas luka
KONSEP LAMA (TRADISIONAL)
Luka dibiarkan kering
Perawatan luka
terbuka
Perawatan luka
kering -basar
Berdarah berarti
bagus lukanya
Sering-sering diganti
balutannya
KONSEP BARU (EVIDENCE BASED)
Luka dibiarkan LEMBAB

Perawatan luka TERTUTUP

Perawatan luka LEMBAB


SEIMBANG (MOISTURE
BALANCE)

TIDAK BERDARAH berarti


bagus lukanya

SESUAIKAN DENGAN
KONDISI LUKA JADWAL
diganti balutannya
PENCETUS KONSEP BARU
(EVIDENCE BASED PRACTICE / EBP)
Dimulai tahun 1962 :
oleh Prof. Dr. George D. Winter

Konsep dasar : perawatan berbasis suasana lembab sembuh


2x lebih cepat dibandingkan luka kering
EBP: http://en.wikipedia.org/wiki/George_D._Winter

In 1962, while working at the Department of Biomechanics and


Surgical Materials at the University of London, Winter published his
landmark Nature paper Formation of the scab and the rate of
epithelisation of superficial wounds in the skin of the young
domestic pig (Nature 193:293 1962) where he demonstrated that,
contrary to the conventional wisdom that wounds should be allowed
to dry out and form scabs to promote healing, wounds instead healed
faster if kept moist.
EBP: http://www.thehealthline.ca/healthlibrary_docs/H.1.IntroMoistWoundHealing.pdf

Since Dr. George Winter (1962)


(i) demonstrated faster epithelialization in a small sample of experimental porcine wounds covered with an occlusiv
e dressing, the principles of moist wound healing have evolved into a science.
Sophisticated dressingsii (Thomas 1997) (ii)
provide moist, isotonic, interactive and nontoxic environments for healing, but only function optimally when they
match the characteristics of the wound (iii)
Marks et al.
(iv) (1987) described the ideal characteristics of a wound dressing, including: Impermeability to water and bacteria,
Freedom from particulate matter, Thermal insulation, Absorption and retention of exudate, Prevention of trauma o
n removal, Removal of toxic substances, Prevention of dehydration, Allow for gaseous exchange.
Sharp et al. (v) (2001 ) added pain relief and comfort. (vi)
i Winter, G.D. 1962. Formation of the scab and rate of epithelialization of superficial wounds in the skin of the young domestic pig. Nature 193, 29329
ii Thomas, S. 1997. A structured approach to the selection of dressings. World Wide Wounds [Online] Available at: http://www.worldwidewounds.com [Accessed: Jan 1, 2008].
iii Schultz, G.S., Sibbald,.RG., Falanga, V., Ayello, E., Dowsett, C., Harding, K., Romanelli, M., Stacey, M.C., Teot, L., VanScheidt, W. 2003. Wound bed preparation: a systematic approach to wound manageme
nt. Wound Repair and Regeneration 11(2), pp. 128.
iv Marks, J., Harding, K.G. & Hughes, L.E. 1987. Staphylococcal infections of open granulating wounds. British Journal of Surgery 74, pp. 9597.
v Sharp, C.A. and McLaws, M. (2001) Wound dressings for surgical sites. (Protocol) Cochrane Database of Systematic Reviews, Issue 2. Art. No.: CD003091. DOI: 10.1002/14651858.CD003091. Chichester, U
K: John Wiley & Sons, Ltd., pp. 15.
LUKA KERING (scab kronik) =
jaringan nekrosis, SEMBUH????
Luka kering, tapi masih sakit, Luka kering, tapi masih keluar
bengkak, dll cairan, bengkak, bau, dll
KERING VS SEMBUH
LUKA SEMBUH (dengan salep
LUKA KERING tribee)
Akibat dari faktor penyulit yang tidak
diatasi:
Luka fisiologis menjadi patologis
Luka akut menjadi luka kronis
Luka steril menjadi luka terkontaminasi
Luka primer menjadi tersier (delayed primary)

PENTING mengatasi faktor penyulit dari proses


penyembuhan luka
Faktor penghambat lokal
Faktor lokal yang dapat mendukung
penyembuhan luka adalah kondisi luka seperti:
Hidrasi luka,
Temperatur luka,
Manajemen luka (aplikasinya),
Adanya tekanan, gesekan atau keduanya,
Benda asing atau ada tidaknya infeksi.
Hidari dan temperatur luka
HIDRASI
Kondisi lingkungan lembab adalah kondisi dibutuhkan agar sel
bermigrasi, membantu proses debris (pembersihan) dan autolisis
debridemang, selain itu juga dapat mengurangi rasa sakit

TEMPERATUR LUKA
Hasil penelitian Lock tahun 1979 menunjukkan bahwa suhu yang
mendukung proses penyembuhan adalah 37 C dapat
meningkatkan proses mitosis hingga 108%.
Terlalu sering mengganti balutan dapat mempengaruhi temperatur
pada luka sehingga tidak direkomendasikan (kecuali luka infeksi)
Manajemen luka
Contoh manajemen luka yang kurang tepat:
Luka yang dibiarkan terbuka dan kering
Menggunakan cairan pencuci luka yang terlalu korosif
Menggunakan bahan balutan luka (topica therapy) yang
tidak sesuai indikasi
Pencucian kurang optimal
Tidak memperhatikan penggunaan prinsip steril atau
prinsip bersih non kontaminasi
Membuat luka baru tidak sesuai indikasi
Penggunaan antibiotik topikal
Adanya tekanan, gesekan atau keduanya
Hasil dapat terjadi akibat:
Terlalu sering ganti
balutan
Luka tidak ditutup /
dilindungi dengan baik
Terlalu kencang
membalut tidak sesuai
indikasi
Aktivitas berlebihan
terutama diarea
pergerakan tanpa
pelindung, dll
Benda asing atau ada tidaknya infeksi
Benda asing dibawah ini tidak
boleh tertinggal di luka, tepi
luka dan kulit sekitar luka:
Jaringan nekrosis
Benang
Kotoran
Bahan sisa balutan
Serpihan tulang
Bakteri berlebihan (infeksi),
dll
Faktor penghambat umum
Yang dapat menghambat proses penyembuhan luka diantaranya
adalah kondisi pasien secara umum seperti:
faktor usia,
penyakit penyerta,
vaskularisasi,
terapi radiasi dan obat obatan.
status nutrisi atau kegemukan,
daerah gangguan sensasi dan pergerakan,
status psikologikal (stress, nyeri, dll)
Faktor usia
Ini adalah faktor yang tidak dapat diatasi namun dapat dikontrol prosesnya menjadi lebih lambat
Hasil penelitian Prof. Joseph Chang dan tim di Utah-USA bekerjasama dengan lifegen technology
menjelaskan bahwa menjadi tua itu keharusan namun tampak tua itu bisa dikontrol
Technology antiaging (ageloc) dapat menjelaskan bahwa penuaan sel dapat diperlambat dan
diperbaiki
Penyakit penyerta, vaskularisasi, terapi
radiasi dan obat-obatan
Diabetes, penyakit jantung, kerusakan ginjal, dan organ lainnya
menjadi penghambat proses penyembuhan luka
Penyumbatan, penyempitan atau pelebaran pembuluh darah
Radiasi dan penggunaan obat-obat kimiawi (kortikosteroid,
antibiotik, dll)

Asal muasal kerusakan organ adalah karena selnya yang


mengalami kerusakan atau mengalami penurunan fungsi

Penyebab utama: radikal bebas yang tidak dikontrol dengan


antioksidannya, sehingga sel rusak atau mati dan
mengakibatkan kerusakan atau kematian organ
Kesehatan tergantung dari keseimbangan
antara radikal bebas dan antioksidan
SUMBER-SUMBER RADIKAL BEBAS = sumber penyakit
Bernafas

Sinar Matahari
Stres
Merokok !
Racun 1 Zillion radikal bebas
Polusi pada setiap batang rokok
Sinar X-ray (Rontgen)
( Million Billion Trillion Zillion )
Radioaktif
Radiasi telepon seluler
Perjalanan dengan pesawat
Obat-obatan dari bahan kimia
Pengawet Makanan
Bahan kimia lingkungan
Bahan kimia sintetis
Pembersih rumah tangga
Alkohol / zat pelarut
Pestisida & Herbisida
Zat Radioaktif
ROKOK !
Penggunaan bahan kimia bukan solusi
Kebutuhan tubuh: ANTI OKSIDAN
adalah molekul yang
mampu mempertahankan
sel-sel kita dari kerusakan
akibat radikal bebas.
Karena radikal bebas tidak
hanya diciptakan dari
lingkungan tetapi juga dari
dalam badan kita; maka
DIPERLUKAN pasokan
ANTI OKSIDAN terus-
menerus yang akan
melindungi seluruh sel
tubuh kita secara eksternal
dan internal.
Status nutrisi dan kegemukan
PENTING
KOMBINASI MINIMAL
MAKANAN DAN
MINUM AIR PUTIH SUPLEMEN
Gangguan sensai dan pergerakan
IMMOBILISASI
FRAKTUR
DISLOKASI
POLA HIDUP
PESAKIT
MITOS

Kapan waktu efektif


tuk mobilisasi?
Status psikologis
Nyeri
Stress karena luka dan
kehidupannya
Akibat: vasodilatasi dan
meningkatkan steroid yg
dapat menghambat
pembentukan jaringan

Tehnik relaksasi
Yang dibutuhkan saat stress
dan nyeri (misal: marine
omega) pelancar aliran
darah dan vitamin C (misal:
tegreen)untuk
menenangkan
DAFTAR PUSTAKA

Arisanty IP. Konsep dasar Manajemen Perawatan Luka. 2012.


EGC. Jakarta: Indonesia
Arisanty IP. Panduan pemilihan balutan luka kronik. 2011.
Mitra Wacana Medika. Jakarta: Indonesia.
Carville K. Wound care manual. 1998. Silver chain foundation.
Australia
Bryant R. Acute and chronic wound. 2007. Mosby.USA
www.woundinternational.com

www.PerawatanLuka.com
Facebook group: komunitas luka, stoma kontinensia
MATERI 2
HOLISTIC ASSESSMENT OF THE
PATIENT WITH WOUNDS
CERTIFIED WOUND THERAPIST
PERAWATANLUKA.COM
PENGKAJIAN HARUS TERMASUK
Tipe luka Tepi luka

Tipe penyembuhan
Kulit sekitar luka
Stadium luka
Penyebab

Nyeri
luka

Usia
Tipe jaringan luka
Tanda infeksi
Lokasi luka
Faktor penyulit
Pengukuran luka

Exudate dan bau Pemeriksaan penunjang


Abnormal Skin Colour
Cyanosisblue, lack of hemoglobin
Erythemaabnormal redness, increased blood flow or
blood pooling
Pallorpale, ashen, poor blood flow
Albinismlack of melanin
Jaundiceyellowing, hi levels of bilirubin (hi rate of
erythrocyte destruction
Bronzingdeficiency of glucocorticoids
Hematomabruise, blood clot
PENYEBAB LUKA
Luka tusukan
Luka sobekan
Trauma tumpul
Luka karena suhu
Luka karena penekanan
Luka karena gangguan
pembuluh darah
Luka karena keganasan
Luka karena gesekan
(abrasi), dll
Types of Skin Damage / etiology
Mechanical: pressure, shear, friction,
stripping
Chemical: incontinence, drainage, harsh
solutions, improper use of products
Vascular: arterial, venous, diabetic
Infectious: Candidiasis, impetigo, herpes
Allergic
Miscellaneous: radiation, thermal
Kapan kejadian luka?
Sudah berapa lama
lukanya?
Selama ini
perawatannya
bagaimana?
TIPE LUKA TIPE PENYEMBUHAN

Akut Primer
Sekunder
Tersier

Kronis
Stadium luka 1-4 (NPUAP)
Unstageable
Warna dasar (wound bed) /
TIPE JARINGAN
LOKASI LUKA
Buat sketsa luka Tentukan lokasinya

Plantar pedis dextra

Dapat juga menggunakan


bahasa
MENGUKUR LUKA

PANJANG X LEBAR KEDALAMAN


MENGUKUR LUKA

KEDALAMAN DI BAWAH KULIT


PANJANG X LEBAR (GOA)
UNDERMINING
PENULISAN
P X L X T (KETINGGIAN)
ATAU
P X L X D (KEDALAMAN)

JIKA ADA GOA/UNDERMINING/TEROWONGAN BAWAH


KULIT
P X L X D X goa di jam .. S.d. jam , M cm (yang
paling panjang) di jam ..
Menghitung jam goa searah jarum jam
Exudate
Tabel 22. Indikator tipe exudate menggunakan bettes Jensen modifikasi Irma 2011

PENGKAJIAN TIPE EXUDATE (Cairan Luka)

KODE ISTILAH BENTUK

0 Serous: Cairan jernih (normal) tipis

1 Bloody Tipis merah cerah

2 Hemoserous: Cairan serous disertai darah

3 Sanguineous: Cairan banyak mengandung darah & kental

4 Serousanguineous Cairan berwarna merah pucat hingga pink tipis

5 Purulent: Cairan infeksi (pus/nanah) seperti susu berwarna kuning

6 Foul purulent Cairan infeksi (pus/nanah) seperti susu berwarna hijau


PENGKAJIAN JUMLAH EXUDATE (Cairan Luka)
KODE ISTILAH BENTUK
NONE Tidak ada eksudat Dasar luka kering
0
EKSUDAT SEDIKIT Dasar luka lembab, memproduksi sekitar < 2 ml eksudate perhari (tergantung
1 dari ukuran luka), keluaran eksudat mengenai < 25% balutan.
Tabel 23.

Indikator EKSUDAT SEDANG Dasar luka basah, memproduksi sekitar 2 5 ml eksudat perhari (tergantung
jumlah cairan
dengan 2 dari ukuran luka), keluaran eksudat mengenai 25% balutan.
menggunakan
TELLER dan
EKSUDAT BANYAK Dasar luka sudah jenuh, memproduksi sekitar 5 - 10 ml ekudat perhari
modifikasi
IRMA 2011 3 (tergantung dari ukuran luka), keluaran eksudat mengenai 25% - 75% balutan.

EKSUDAT SANGAT Dasar luka banjir, memproduksi sekitar > 10 ml perhari (tergantung dari
4 BANYAK ukuran luka), keluaran eksudat mengenai > 75% balutan hingga keluar .

5 INFEKSI Infeksi atau kritikal kolonisasi


Table 24. Pengkajian bau (malodour) pada luka menggunakan indikator TELLER yang
dimodifikasi untuk penggunaan bettes Jensen

KODE BAU (ODOUR)

0 Tidak ada bau

1 Bau tercium saat membuka balutan

2 Bau tercium saat rembesan keluar

3 Bau tercium mulai jarak satu tangan dari pasien

4 Bau tercium saat petugas memasuki kamar tempat pasien berada

5 Bau tercium saat petugas memasuki ruangan di beberapa kamar tempat


pasien dirawat
TANDA INFEKSI

Dasar luka merah Dasar luka hitam


KULTUR CAIRAN LUKA

CONTOH POLA PENGAMBILAN


CONTOH ALAT KULTUR
TEPI LUKA : DASAR
MERAH
HALUS
TIPIS
BERSIH
MENYATU DENGAN
DASAR LUKA
KULIT SEKITAR LUKA
Kulit tidak normal:
Erithema
Maserasi
Sianosis
Edema
Pruritus
Selulitis
Pucat
Kering
NYERI
An unpleasant sensory and
emotional experience with tissue
damage
Nyeri dapat karena:
Inflamasi
Stadium 2
Infeksi
Penyumbatan pembuluh darah
arteri
Pelebaran pembuluh darah vena
Neurophaty
Workshop 1 : PENGKAJIAN LUKA
Workshop 2: PENGKAJIAN LUKA
Workshop 3: PENGKAJIAN LUKA
DAFTAR PUSTAKA
Arisanty IP. Konsep dasar Manajemen Perawatan Luka. 2012.
EGC. Jakarta: Indonesia
Arisanty IP. Panduan pemilihan balutan luka kronik. 2011.
Mitra Wacana Medika. Jakarta: Indonesia.
Carville K. Wound care manual. 1998. Silver chain foundation.
Australia
Bryant R. Acute and chronic wound. 2007. Mosby.USA
www.woundinternational.com

www.PerawatanLuka.com
Facebook group: komunitas luka, stoma kontinensia
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться