Вы находитесь на странице: 1из 4

ARTIKEL

KELANGKAAN SUMBER DAYA UMUM PERIKANAN

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Disusun Oleh:

Muhimmatul Aliyah

(165080400111017)

AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWJAYA

2016
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya
ikan. Ikan sangat dibutuhkan oleh manusia karena memiliki sumber protein yang sangat baik dan
penting dan selalu dibutuhkan bagi manusia. Sumber daya ikan yang dimaksud antara lain
udang, rajungan, kepiting, kerang, tiram, cumi-cumi, tripang, ikan paus dan pesut. Kegiatan
perikanan dapat dilakukan di laut (lepas pantai) atau di pantai (darat) sesuai dengan jenis ikan
yang ada.

Sebagian besar perikanan dunia berasal dari laut yang dalam dan negara Jepang
merupakan penangkap ikan terbesar di dunia. Sedangkan perikanan di daratan terbesar dilakukan
oleh negara China. Danau, sungai dan pantai dipenuhi dengan kegiatan perikanan. Perikanan
jenis ini disebut dengan pembudidayaan air (aquakultur) yang makin popular di seluruh dunia.

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi sumber daya ikan sangat melimpah
karena wilayah perairan Indonesia yang sangat luas. Perikanan di Indonesia dibedakan menjadi 2
kelompok besar, yaitu perikanan laut dan perikanan darat. Sementara itu, perikanan darat
dibedakan darat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu perikanan tambak, perikanan kolam, perikanan
karamba dan perikanan sawah. Karena luas wilayah Indonesia 70% terdini dan laut, maka di
Indonesia produksi perikanan laut lebih besar bila dibandingkan produksi perikanan darat.

Dengan kenyataan bahwa wilayah Indonesia sebagian besar adalah laut, maka seharusnya
dengan potensi tersebut dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan yang
menggantungkan hidup pada potensi kelautan (maritime) tersebut. Namun kenyataannya,
kehidupan masyarakat nelayan senantiasa dilanda kemiskinan, bahkan kehidupan nelayan sering
diidentikan dengan kemiskinan.

Dengan realitas kehidupan yang demikian, sangat sulit merumuskan dan membangun
kualitas sumberdaya masyarakat nelayan. Kekurangan kemampuan kreatif masyarakat nelayan
untuk mengatasi social ekonomi di daerahnya akan mendorong mereka masuk perangkat
keterbelakangan yang berkepanjangan, sehingga dapat mengganggu pencapaian tujuan kebijakan
pembangunan di bidang kelautan dan perikanan.
Perilaku eksploitasi yang tak terkendali juga berimplikasi luas terhadap kelangkaan
sumber daya perikanan dan kemiskinan nelayan. Di samping itu, kompetisi antar nelayan dalam
memperebutkan sumber daya perikanan terus meningkat, sehingga berpotensi menimbulkan
konflik secara eksplosif di berbagai wilayah perairan. Kondisi-kondisi umum yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi timbulnya konflik nelayan adalah sebagai berikut:

Kelangkaan eksploitasi sumber daya perikanan tidak disertai dengan kesadaran dan visi
kelestarian atau keberlanjutan dalam mengelola lingkungan pesisir laut, sehingga terjadi
ketimpangan.
Kegagalan pembangunan pedesaan di wilayah kabupaten/ kota pesisir, sehingga
meningkatkan tekanan penduduk terhadap sumberdaya laut dan kompetisi semakin
meningkat.
Belum adanya perencanaan dan aplikasi kebijakan pembangunan wilayah pesisir secara
terpadu dengan melibatkan stakeholders yang luas.

Pemerintah perlu menyusun database yang akurat dan terus dimutakhirkan setiap waktu
agar benar-benar diketahui secara transparan, dan lebih jelas mengenai kebutuhan impor
komoditas perikanan. Menurut Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat Keadilan dan Perikanan
(Kiara), Abdul Halim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (8/7) sistem
database stok ikan tersebut perlu dilakukan setiap mingguan atau bulanan untuk mengantisipasi
berbagai dampak terjadinya kelangkaan sumberdaya ikan/ garam yang membuka kran impor.
Selain itu ia juga menginginkan pemerintah pusat dan daerah bersama-sama dengan perwakilan
masyarakat perikanan dan pergaraman skala kecil, serta emangku kepentingan terkait lainnya
menyelenggarakan evaluasi kebijakan impor ikan dan garam, termasuk implementasi di
lapangan.

Sekjen kiara menyatakan akibat dari impor komoditas kelautan dan perikanan, antara lain
harga kepiting di sentra produksi Cirebon mengalami penurunan drastic. Sedangkan dampak
lainnya menurutnya mutu ikan yang dipasarkan di dalam negeri serta daya saing nelayan skala
kecil menurun drastic dikarenakan minusnya fasilitas pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu
memaksimalkan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) guna mengatasi impor ikan yang
dilakukan, dalam rangka mengatasi kekurangan bahan baku yang dibutuhkan industry
pengolahan ikan di berbagai daerah.

Namun beberapa bulan yang lalu setelah pergantian Menteri Kelautan dan Perikanan,
Susi Pudjiastuti menerapkan Peraturan Menteri (Permen) KP No. 2/2015 tentang pelarangan
penggunaan alat tangkap seperti cantrang dan jarring pukat (trawl).
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan impor perikanan saat ini
tidaklah meluas dan realisasi izin impor yang dikeluarkan sekitar 15 % dari yang diminta pihak
importer. Antarapermohonan dan izin yang terealisasi, realisasi hanya 15 % dari izin yang
diberikan, kata Susi Pudjiastuti dalam acara Chief Editor Meeting di Kantor Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP).Menurut Susi, impor ikan Indonesia tahun ini baru dikeluarkan
izinnya sekitar 2 bulan lalu. Itu pun hanya dilakukan dengan waktu tertentu, serta dalam periode
waktu tertentu.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengingatkan bahwa impor bukanlah
barang baru, karena setiap tahun Indonesia selalu melakukan impor ikan. Dalam sejumlah
kesempatan lainnya, Menteri Susi juga mengungkapkan impor ikan di Indonesia sudah jauh
menurun sejak tahun 2011.

Kelangkaan sumber daya perikanan terus meningkat. Faktor penyebabnya adalah


eksploitasi intensif, pengoperasian alat tangkap yang merusak ekosistem laut, pencemaran laut
dari wilayah daratan, perusakan ekosistem pesisir dan pelanggaran terhadap norma-norma local
yang mengatur pengelolaan sumber daya perikanan. Situasi demikian menyulitkan nelayan
memperoleh hasil tangkapan. Kompetisi memperebutkan sumber daya perikanan terus
meningkat dari waktu ke waktu.

Вам также может понравиться