Вы находитесь на странице: 1из 16

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA AN.

A (24 BULAN)
DI RUANG ASTER RS MITRA SIAGA TEGAL

Disusun Oleh :
1. Ahmad Khaerudin
2. Akh. Nurul hidayatulloh
3. Muh. Faiz marzuki
4. Siti Fatimatul Jahro
5. Wiwi Safitri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
(STIKES BHAMADA SLAWI)
Jln. Cut NyakDhien No. 16, DesaKalisapu, Kec. Slawi Kab. Tegal 52416
Telp.(0283) 6197571 Fax.(0283) 6198450 Homepage.
http://stikesbhamada.ac.id email stikes_bhamada@yahoo.com
2016
A. PENGERTIAN
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (2005) dan Ngastiyah
(2006) , diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (2009) diare merupakan
suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2006), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (2005), ditinjau dari
sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (2007), penyebab diare dapat dibagi
dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit :
cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
C. MANIFESTASI KLINIS DIARE
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul).
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering
pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada
anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
E. PATHWAYS

Faktor makanan : makanan Faktor Faktor psikologis : Faktor infeksi :


basi, beracun, alergi malabsorbsi : cemas, takut bakteri, virus, parasit
terhadap makanan, karbohidrat,
makanan pedas, asam, protein, lemak
Masuk kedalam
alkohol
Makanan tidak Rangsangan di tubuh bersama
Masuk kedalam tubuh terserap oleh vili hipothalamus makanan dan
usus minuman yang
tercemar
Mencapai usus halus Susunan syaraf
Peningkatan
autonom (serabut Mencapai usus halus
tekanan osmotik
Merangsang/menstimulasi syaraf parasimpatis
dalam lumen usus
dinding usus halus cabang nervus vagus
Menyebabkan infeksi
Pergeseran air dan dan kerusakan jonjot
Peningkatan isi (rongga) elektrolit kedalam usus
lumen usus lumen usus
Malabsorbsi
Hiperperistaltik makanan dan cairan

Peningkatan percepatan kontak antara makanan dan air dengan mukosa usus

Penyerapan makanan, air, dan elektrolit terganggu

MK 1 : Diare

Kehilangan cairan Pengeluaran Sering defekasi


dan elektrolit substansi nutrien
bersama faeses
Pengeluaran asam
Dehidrasi MK.2 Kekurangan laktat berlebihan
Volume Cairan Hipoglikemi dan Malnutrisi
gangguan zat gizi energi dan
Sirkulasi Iritasi kulit daerah
protein
darah anal
menurun MK.2 Perubahan
Nutrisi Kurang MK.6 Kerusakan
dari Kebutuhan Integritas Kulit
Syok Merangsang
hipovolemik hipothalamus

Meninggal
MK.5
Hipertermi

E. M
Gambar pathways Gastroenteritis, dikembangkan dari Suharyono (2000), Price S.A (2008)
F. Pentatalaksanaan
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula
lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung
NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,
dengan rincian sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1
bagian NaHCO3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
G. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
H. DERAJAT DEHIDRASI
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
a. Kehilangan berat badan
1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang ditemukan
Yang diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng Mengigau, koma,
Apatis, ngantuk atau syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang


Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140) Lemas >40

Keterangan
- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
c. Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran Baik (CM) Gelisah Apatis-koma
Rasa haus + ++ +++

Sirkulasi N (120) Cepat Cepat sekali


Nadi

Respirasi
Pernapasan Biasa Agak cepat Kusz maull

Kulit
Uub Agak cekung Cekung Cekung sekali
Agak cekung Cekung Cekung sekali
Biasa Agak kurang Kurang sekali
Normal Oliguri Anuri
Normal Agak kering Kering/asidosis

I. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK


Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat
seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran
harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan
cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di
gambarkan sebagai berikut :
Kebutuhan
Umur Berat Badan Total/24 jam Cairan/Kg BB/24
jam
3 hari 3.0 250-300 80-100
10 hari 3.2 400-500 125-150
3 bulan 5.4 750-850 140-160
6bulan 7.3 950-1100 130-155
9 bulan 8.6 1100-1250 125-165
1 tahun 9.5 1150-1300 120-135
2 tahun 11.8 1350-1500 115-125
4 tahun 16.2 1600-1800 100-1100
6 tahun 20.0 1800-2000 90-100
10 tahun 28.7 2000-2500 70-85
14 tahun 45.0 2000-2700 50-60
18 tahun 54.0 2200-2700 40-50

Whaley and Wong (2007)


Menurut Ngestiyah (2009), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil
(2006),Suharyono, Aswitha, Halimun (2009) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak
FK UI (2010), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat
dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :

Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah


Ringan 50 100 25 175
Sedang 75 100 25 200
Berat 125 100 25 250

Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) pH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
K. ASUHAN KEPERAWATAN
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan
penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
a. Data fokus
1) Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2) Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram
- Tenesmus
b. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis (Carpenito
L.J, 2001)
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan sekunder akibat diare (Carpenito L.J, 2008)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
tidak adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi (Carpenito, L.J,
2006)
4. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder gastro
enteritis (Carpenitor, L.J, 2000)
5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap
dehidrasi (Carpenito, L.J. 2001)
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan
sekunder terhadap kelembapan (Carpenito)
c. Fokus Intervensi
1. Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis (Carpenito L.J,
2001)
Tujuan : Mencapai BAB normal yang ditunjukkan dengan :
a. Penurunan frekuensi BAB sampai kurang dari 3 kali sehari
b. Faeses mempunyai bentuk
Intervensi:
a. Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare.
b. Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat obat anti diare.
c. Dapatkan sediaan faeses untuk pemeriksaan kultur bila diare
bertambah.
d. Pertahankan tirah baring
e. Pantau keefektifan dan efek samping dari obat anti diare
f. Kolaborasi untuk mendapat antibiotik
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare (Carpenito L.J, 2000)
Tujuan:
a. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Tidak terjadi dehidrasi
Intervensi:
a. Monitor output cairan
b. Monitor intake cairan
c. Berikan oralit tiap habis BAB
d. Kaji tanda tanda dehidrasi
e. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi (Carpenito, L.J, 2000)
Tujuan:
a. Nutrisi terpenuhi
b. Berat badan sesuai usia
c. Nafsu makan meningkat
Intervensi:
a. Beri diit yang tidak merangsang
b. Motivasi keluarga untuk memberikan makanan yang tidak
bertentangan dengan diare dan sesuai waktu
c. Pertahankan kebersihan mulut
d. Timbang berat badan tiap hari
e. Beri diit tinggi kalori, protein, dan mineral serta rendah zat sisa

4. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder gastro enteritis


(Carpenitor, L.J, 2001)
Tujuan : nyeri dapat berkurang
Intervensi:
a. Beri kompres hangat di perut
b. Ubah posisi klien bila nyeri, arahkan ke posisi yang paling aman.
c. Kaji nyeri
d. Kolaborasi pemberian obat analgesik
5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi
(Carpenito, L.J. 2001)
Tujuan : mempertahankan normotermia
Intervensi:
a. Ajarkan klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan
yang adekuat sedikitnya 2000 ml/ hari kecuali terdapat kontra indikasi
penyakit jantung atau ginjal untuk mencegah dehidrasi.
b. Monitor intake dan output dehidrasi
c. Monitor suhu dan tanda vital
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder
terhadap kelembapan (Carpenito)
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat teratasi dengan ditandai tidak
adanya lecet dan kemerahan di sekitar anal
Intervensi:
a. Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut.
Bilas dengan air, keringkan dan taburi talk
b. Beri udara bebas pada daerah anal tiap 10 15 menit
c. Beri stik laken di atas perlak klien
d. Gunakan pakaian yang longgar
e. Monitor data laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Bates. B,2005. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta


Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6.
EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 20010. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.
Markum.AH. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 2006. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 2003. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

Вам также может понравиться

  • Bab 1 Baru Revisi 1
    Bab 1 Baru Revisi 1
    Документ10 страниц
    Bab 1 Baru Revisi 1
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Askep CKS
    Askep CKS
    Документ11 страниц
    Askep CKS
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Kuesioner Beban Kerja Nursalam 2017
    Kuesioner Beban Kerja Nursalam 2017
    Документ5 страниц
    Kuesioner Beban Kerja Nursalam 2017
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Bab II
    Bab II
    Документ23 страницы
    Bab II
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • WOC Kista
    WOC Kista
    Документ2 страницы
    WOC Kista
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • LP Post SC
    LP Post SC
    Документ25 страниц
    LP Post SC
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Hematemesis Melena Pada TN
    Laporan Pendahuluan Hematemesis Melena Pada TN
    Документ24 страницы
    Laporan Pendahuluan Hematemesis Melena Pada TN
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Format Laporan Terapi Bermain
    Format Laporan Terapi Bermain
    Документ6 страниц
    Format Laporan Terapi Bermain
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • MMD 3
    MMD 3
    Документ7 страниц
    MMD 3
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Cidera Kepala Ringan Igd
    Laporan Pendahuluan Cidera Kepala Ringan Igd
    Документ27 страниц
    Laporan Pendahuluan Cidera Kepala Ringan Igd
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Tool Nebulizer
    Tool Nebulizer
    Документ4 страницы
    Tool Nebulizer
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • LP Gea Anak
    LP Gea Anak
    Документ24 страницы
    LP Gea Anak
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Tool Nebulizer
    Tool Nebulizer
    Документ4 страницы
    Tool Nebulizer
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • LP Gea Anak
    LP Gea Anak
    Документ24 страницы
    LP Gea Anak
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Anak Dengan SLE
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan SLE
    Документ14 страниц
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan SLE
    Neneng Vitriyah
    Оценок пока нет