Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Determinasi Tanaman
14a 15a Golongan 8. Tanaman dengan daun tunggal dan tersebar, 109b -
yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar Pluchea indica Less. atau
penelitian ini adalah daun beluntas yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu
39
40
Tanaman ini diambil dari satu tempat dengan tujuan agar tidak terjadi
air mengalir sampai bersih. Pengeringan dilakukan dengan ditutup kain hitam
kerusakan zat aktif yang ada didalamnya dan kain hitam ini dapat mencegah
dengan oven yang dapat merusak zat aktif yang ada didalam simplisia
tersebut.
sehingga semakin luas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut yang
membuat proses ekstraksi semakin efektif. Bahan yang sudah kering diserbuk
ayakan 30 mesh.
direndam dengan etanol 70% selama 5 hari sambil diaduk berulang-ulang dan
tidak tahan pemanasan dapat dihindari. Maserat yang sudah disaring dengan
dalam pelarut polar sehingga digunakan etanol 70% untuk menarik kandungan
senyawanya.
suhu 600 C sampai etanol menguap semua yaitu ditandai dengan tidak adanya
bau etanol. Ekstrak kental yang diperoleh berwarna hijau kehitaman sebanyak
244,6854 gram, serbuk daun beluntas 1500 gram dan rendemen sebanyak
16,31236% yaitu lebih dari 10%, hal ini berarti bahwa tanaman beluntas
Pengujian bebas etanol pada ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less.)
Sehingga dapat dipastikan bahwa ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less.)
yang digunakan untuk penelitian tidak mengandung etanol dari cairan penyari.
42
karena mudah mengembang dan mengental dalam air, sifat iritasinya rendah
dan banyak digunakan dalam formulasi gel yang memiliki fungsi sebagai agen
homogen. Propilen glikol ini digunakan sebagai humektan atau pelembut agar
kulit tidak kering, selain itu propilen glikol juga dapat mempertahankan
didispersikan ke dalam air akan menghasilkan larutan asam keruh, serta dapat
basis gel tersebut sambil diaduk hingga homogen (Sari dan Isadiartuti, 2006).
Gel yang sudah dibuat dievaluasi stabilitas fisik yang meliputi pH sediaan
gel, homogenitas, daya sebar, dan organoleptis (Sari dan Isadiartuti, 2006).
1. Pengukuran pH
pH yang sesuai. Penurunan pH pada formula 1 dan formula 2 pada hari ke-
yaitu berkisar 4-6 (Tranggono dkk, 2007). Sediaan gel ekstrak daun
beluntas berada pada kisaran pH kulit sehingga gel ekstrak daun beluntas
dapat digunakan pada kulit tanpa menyebabkan iritasi karena sediaan tidak
44
terlalu asam dan tidak terlalu basa. Pengukuran pH sediaan gel ekstrak
dengan plat kaca lain lalu diberi beban sebesar 50 gr. Didiamkan selama 1
Tabel 4.3. Rata-rata Daya Sebar Sediaan Gel Ekstrak Daun Beluntas
(Pluchea indica Less.) 50% Pada Hari ke-1 Sampai Hari ke-3
gel menjadi suatu karakteristik yang penting pada formulasi sediaan gel
untuk memudahkan aplikasi pada kulit (Garg dkk, 2002). Tabel 4.3
menunjukkan pada hari pertama daya sebar gel ekstrak daun beluntas
diameternya berkisar antara 5-6,3 cm. Hal ini menunjukkan bahwa gel
45
ekstrak daun beluntas dapat digunakan dengan nyaman dan efek terapi
pada kulit dapat tercapai. Jika sediaan gel memiliki daya sebar yang luas
maka semakin cepat melepaskan efek terapi yang diinginkan di kulit, dan
jika sediaan gel memiliki daya sebar yang kecil maka semakin lama
penyimpanan. Tabel 4.3 juga menunjukkan daya sebar yang berbeda pada
hari 1 maupun ke 3 paling kecil hal ini disebabkan karena kontrol negatif
hanya berisi basis tanpa ekstrak sehingga teksturnya lebih kental sehingga
3. Homogenitas
bahan padat atau butir-butir kasar pada plat kaca. Hasil uji homogenitas
hal ini ditunjukkan dengan adanya butir-butir, karena pada saat pembuatan
gel cara pengadukannya tidak sekuat pada pengadukan sediaan gel kontrol
46
negatif sediaan gel kontrol negatif dan kontrol positif sangat homogen.
Waktu homogenitas
(hari ke- Kontrol F1 F2 F3 Kontrol
) positif (karbopol (karbopol (karbopol negatif
0,5%) 1%) 1,5%)
1 + + + + +
2 + - - - +
3 + - - - +
Keterangan :
+ = homogen
- = tidak homogen
4. Organoleptis
Uji organoleptik meliputi warna dan bau dari sediaan gel ekstrak
H. Uji daya hambat gel antiseptik tangan terhadap bakteri E.coli dan
S.aureus
Less.) sebagai antibakteri ini dilakukan untuk melihat besarnya diameter zona
hambat yang dapat diberikan oleh gel ekstrak daun beluntas (Pluchea indica
coli dan Staphylococcus aureus. Uji daya antibakteri tersebut juga digunakan
antiseptik tangan.
Uji daya hambat gel antiseptik tangan ekstrak daun beluntas (Pluchea
berdiameter 6 mm, dasar pemilihan metode ini karena sederhana, mudah dan
apakah formula gel antiseptik tangan daun beluntas mempunyai efek yang
sebanding atau lebih kecil dari zona hambat antiseptik alkohol 60%. Media
yang digunakan yaitu nutrient agar (NA) karena pada media tersebut
48
mengandung sumber nutrisi yang baik bagi pertumbuhan bakteri uji sehingga
petri yang telah berisi media NA dan bakteri. Kertas disk diletakkan diatas
Medium yang sudah berisi bakteri dan kertas disk yang diujikan selanjutnya
jangka sorong, sehingga diperoleh hasil rata-rata seperti yang tercantum pada
tabel 4.5 :
bakteri Escherichia coli dapat diketahui bahwa pada formulasi gel antiseptik
49
diameter zona hambat sediaan gel ekstrak daun beluntas (Pluchea indica
untuk diameter zona hambat Escherichia coli dan diameter zona hambat
Stapylococcus aureus sebesar 0,308. nilai keduanya didapat nilai >0,05, maka
Tabel 4.6. Hasil Uji LSD Zona Hambat Ekstrak Daun Beluntas
(Pluchea indica Less.) 50%Terhadap Bakteri Escherichia coli
(karbopol 1,5%) memiliki efek yang sama dengan kontrol positif dalam
positif, artinya formula 1 (karbopol 0,5%) dan kontrol negatif memiliki efek
Tabel 4.7. Hasil Uji LSD Zona Hambat Ekstrak Daun Beluntas
(Pluchea indica Less.) 50% Terhadap Bakteri S.aureus
formula 3 (karbopol 1,5%) memiliki efek yang sama dengan kontrol positif
kontrol negatif memiliki efek yang tidak sama dengan kontrol positif dalam
Rata-rata
Penurunan
penurunan jumlah
Formula gel Replikasi jumlah koloni
koloni (mean SD)
(%)
(%)
1 16.67
Kontrol positif 2 23.91 20,623,67
3 21.28
1 43.75
F1
2 41.30 41,532,12
(karbopol 0,5%)
3 39.53
1 43.14
F2
2 48.98 43,715,01
(karbopol 1%)
3 39.02
1 19.57
F3
2 17.65 17,961,48
(karbopol 1,5%)
3 16.67
1 15.63
Kontrol negatif 2 25.00 21,435,04
3 23.53
dengan tiga kali pengulangan. Namun metode swab yang digunakan pada
berikut :
Pre-post
% Penurunan jumlah koloni = pre X 100%
tangan ekstrak daun beluntas, kontrol positif, dan kontrol negatif dapat dilihat
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Kontrol + Karbopol karbopol 1% karbopol kontrol -
0.5% 1.5%
efek antiseptik dalam mengurangi jumlah koloni. Sediaan gel ekstrak daun
jumlah koloninya paling kecil. Hal ini disebabkan karena konsentrasi karbopol
negatif (tanpa ekstrak daun beluntas) memiliki penurunan jumlah koloni yang
sama dengan kontrol positif yang berisi alkohol 60%, karena karbopol
Data uji efektivitas gel antiseptik tangan ekstrak daun beluntas (Pluchea
1,5%) memiliki efek yang sama dengan kontrol positif dalam penurunan
formula 1 (karbopol 0,5%) dan formula 2 (karbopol 1%) memiliki efek yang
tidak sama dengan kontrol positif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri.