Вы находитесь на странице: 1из 3

EFEKTIVITAS ECHINACEA SEBAGAI IMUNOMODULATOR

A. LATAR BELAKANG
Imunomodulator adalah substansi yang menunjukkan modulasi terhadap sistem imun dari
ancaman. Bila sistem imun dalam keadaan siap, organisme yang menyerang tidak memiliki
waktu untuk membangun kekuatan lalu sistem imun akan menghancurkan dan/atau melemahkan
organisme (4). Imunomodulator akan menjadi bagian utama dalam pengobatan abad ke 21.
Membantu tubuh dengan mengoptimalkan sistem imun sangat penting dalam masyarakat yang
mengalami stress, tidak sehat, terpapar racun sehingga sebagian besar orang memiliki sitem imun
yang terganggu (3). Terdapat zat sintetik atau biologis yang dapat menstimulasi, menekan atau
memodulasi sistem imun baik sistem imun bawaan maupun adatif (4).
Beberapa tanaman telah dieksplorasi oleh berbagai peneliti untuk aktivitas
imunomudulator. Jenis penelitian dengan tanaman imunomedisinal akan berkontribusi pada
kebutuhan pengobatan herbal masyarakat dalam penyakit gangguan imun tanpa menggunakan
obat sintetis dan mencegah atau mengurangi efek dari obat sintetis (1). Spelman, et al., telah
melaporkan aktivitas imunomodulator lebih dari 18 tanaman herbal termasuk Acanthopanax
gracilistylus, A. sativum, Ananas comosus, Cissampelos sympodials, Coriolus versicolor,
Curcuma longa, Tinospora cordifolia dan Withania somnifera. Elephantopus scaber dan
Vernonia amygdalina diketahui menjadi kompenen utama dalam herbal tradisional yang
memberikan efek imunomodulator (5).
Agen imunostimulan secara inheren non spesifik dipertimbangkan dalam meningkatkan
ketahanan tubuh melawan infeksi. Pada individu sehat imunostimulan diharapkan sebagai agen
profilaksis dan promoter dengan meningkatkan respon imun, sedangkan pada individu dengan
kegagalan respon imun sebagai agen imunoterapetik (1). Dalam beberapa tahun terakhir,
aktivitas imunostimulan telah dilaporkan dalam beberapa tanaman ayurvedic seperti Withania
somnifera, Argyreia speciosa, Tridax procumbens, Ficus benghalensi, Actinidia macrosperma
dan Tinospora cordifolia. Selain itu beberapa tanaman obat lain yang dapat menstimulasi sistem
imun diantaranya Panax ginseng, Ocimum sanctum, Tinospora cordifolia, dan Terminalia arjuna
(2).
Herbal atau tanaman yang telah digunakan secara luas dalam etnofarmakologi adalah
sumber terbaik dari imunomodulator (5). Echinacea adalah spesies tanaman yang sejak lama
telah digunakan sebagai obat oleh penduduk pribumi Amerika Utara. Echinacea digunakan untuk
luka, gigitan serangga, infeksi, sakit gigi, nyeri sendi dan sebagai antiracun gigitan ular berbisa.
Pada tahun 1980 Echinacea digunakan secara luas saat masyarakat mulai tertarik pada
kemampuan obat dalam meningkatkan sistem imun, seperti AIDS dan kanker. Sejak saat itu
Echinacea digunakan secara luas untuk infeksi virus, karena sifat imunostimulannya. Baru-baru
ini Echinacea dipromosikan untuk pencegahan dan pengobatan infeksi saluran nafas, termasuk
common cold dan influenza (6).
Echinacea juga dikenal dengan nama lain purple coneflower. Tanaman ini adalah herba
perennial yang tumbuh di Amerika serikat bagian barat dan tengah, Kanada bagian selatan, dan
Eropa khususnya Jerman. Echinacea adalah anggota family Compositae/Asteraceae. Data
terakhir diketahui 9 spesies Echinacea telah ditemukan. Tiga spesies yang digunakan dalam
pengobatan adalah E. angustifolia, E. purpurea, dan E. pallida. Dari ketiga spesies ini, E.
Purpurea adalah yang paling banyak digunakan, karena semua bagian tanaman (akar, daun,
bunga, biji) dapat dimanfaatkan dan spesies ini mudah dibudiayakan. Bagian dari E.angustifolia
and E. pallida yang digunakan sebagai obat adalah akar dan rimpang. Untuk penggunaan
internal, bagian aerial E.Purpurea telah disetujui untuk pengobatan common cold, gejala flu,
demam, infeksi saluran nafas kronis (misalnya bronkhitis), infeksi saluran kencing, inflamasi
mulut dan faring, dan infeksi kambuhan. Tanaman ini digunakan secara eksternal untuk luka
yang tidak dalam dan luka bakar. Komponen fenolik yang terkandung dalam Echinacea adalah
komponen aktif yang menunjukkan efek imunostimulan (6).
Saat ini terdapat lebih dari 800 produk fitofarmakologi yang mengandung Echinacea.
Berbagai macam sediaan Echinacea tersedia secara komersial, mengandung spesies Echinacea
yang berbeda, berbagai bagian tanaman, serta beberapa dengan penambahan produk, seperti
vitamin C dan propolis. Echinacea paling banyak tersedia dalam bentuk serbuk, ekstrak, tincture
dan teh. Tidak ada kesepakatan tentang dosis Echinacea, dan masing-masing perusahaan
memberikan dosis yang berbeda pada labelnya. Juga tidak ada kesepakatan tentang kapan untuk
memulai konsumsi Echinacea, maupun durasinya (6).
Hal ini menunjukkan bahwa walaupun telah banyak sediaan herbal Echinacea yang
tersedia secara komersial namun masih sedikit pengujian ilmiah yang dilakukan terkait
efektivitasnya. Oleh karena itu pada review ini diberikan bukti-bukti ilmiah untuk menjelaskan
efektivitas potensial Echinacea sebagai imunomodulator.
DAFTAR PUSTAKA

Saroj, P., Verma, M., Jha, K.K., Pal, M., 2012, An Overview on Immunomodulation, Journal of
Advanced Scientific Research, Vol 3 (1): 17-12

Patil, U.S., Jaydeokar, A.V., Bandawane, D.D.,2012, Immunomodulators: A Pharmacological


Review, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Volume 4,
Suppl 1, 30-36

Nagarathna, P.K.M., Reena, K., Reddy, S., Wesley, J., 2013, Review on Immunomodulation and
Immunomodulatory Activity of Some Herbal Plants, International Journal of
Pharmaceutical Sciences Review and Research, Vol 22 (1): 223-230

Yeap, S.K., Rahman, M.B.A., Alitheen, N.B., Ho, W.Y., Omar, A.R., Beh, B.K., Ky, H., 2011,
Evaluation of Immunomodulatory Effect: Selection of the Correct Targets for
Immunostimulation Study, American Journal of Immunology, Vol 7 (2): 17-23

Sharma, P., Kumar, P., Sharma, R., Gupta, G., Chaudhary, A., 2017, Immunomodulators: Role
of Medicinal Plants in Immune System, National Journal of Physiology, Pharmacy and
Pharmacology, Volume 7, Issue 6, 552-556

Yenni, Djanun, Z., 2008, The Benefits and Risks of Echinacea in Treatment of Common Cold
and Influenza, Universa Medicina, Vol 27 (3): 132-142

Вам также может понравиться