Вы находитесь на странице: 1из 22

Kronologis Perkembangan Wilayah Laut Indonesia

Kronologis Perkembangan Wilayah Laut Indonesia - Indonesia adalah merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Garis pantai negara Indonesia kurang lebih 81.000 km. Wilayah laut Indonesia meliput
5,8 juta km2 atau sekitar 70% dari luas total wilayah Indonesia. Luas wilayah laut Indonesia terdiri atas 2
wilayah, yaitu:

1. 3,1 juta km2 luas laut kedaulatan

2. 2,7 juta km2 wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)

Sejarah Kronologis Perkembangan Wilayah Laut Negara Indonesia sangat lama dan panjang, yaitu
sebagai berikut:

Pada tahun 1939 wilayah laut Indonesia ditemukan. Wilayah laut Indonesia pertama kali ditentukan
dengan Territoriale Zee en Maritme Kringen Ordonante (TZMKO) pada tahun 1939. Berdasarkan
konsepsi TZMKO tahun 1939, lebar laut wilayah perairan Indonesia hanya meliput jalur-jalur laut yang
mengelilingi setap pulau atau bagian pulau Indonesia. Lebar laut hanya 3 mil laut. Artnya, antar-pulau di
Indonesia terdapat laut internasional yang memisahkan satu pulau dengan pulau lainnya. Hal ini dapat
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengumumkan Deklarasi Djoeanda. Pemerintah
mengumumkan bahwa lebar laut Indonesia adalah 12 mil. Selanjutnya, dengan Undang-Undang No.
4/Prp Tahun 1960 tentang Wilayah Perairan Indonesia ditetapkan tentang laut wilayah Indonesia selebar
12 mil laut dari garis pangkal lurus. Perairan Indonesia dikelilingi oleh garis pangkal yang
menghubungkan ttk-ttk terluar dari pulau terluar Indonesia.

Pada tahun 1982 Konvensi Hukum Laut PBB memberikan dasar hukum bagi negara-negara kepulauan
untuk menentukan batasan lautan sampai zona ekonomi eksklusif dan landas kontnen. Dengan dasar ini
suatu negara memiliki wewenang untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di zona tersebut.
Berbagai sumber daya alam sepert perikanan, gas bumi, minyak bumi, dan bahan tambang lainnya
dapat dimanfaatkan oleh negara yang bersangkutan.

Perkembangan Wilayah Indonesia (2) Wilayah Laut

Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia kenampakan alam dan keadaan
sosial negara-negara di Asia Tenggara serta benua-benua.Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan
perkembangan sistem Administrasi wilayah Indonesia

B. Perkembangan Wilayah Laut Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Garis pantainya sekitar 81.000 km. Wilayah
lautnya meliput 5,8 juta km2 atau sekitar 70% dari luas total wilayah Indonesia. Luas wilayah laut
Indonesia terdiri atas 3,1 juta km2 luas laut kedaulatan dan 2,7 juta km2 wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI).

Wilayah laut Indonesia mengalami perkembangan yang cukup panjang. Wilayah laut Indonesia pertama
kali ditentukan dengan Territoriale Zee en Maritme Kringen Ordonante (TZMKO) tahun 1939.
Berdasarkan konsepsi TZMKO tahun 1939, lebar laut wilayah perairan Indonesia hanya meliput jalur-
jalur laut yang mengelilingi setap pulau atau bagian pulau Indonesia. Lebar laut hanya 3 mil laut.
Artnya, antar pulau di Indonesia terdapat laut internasional yang memisahkan satu pulau dengan pulau
lainnya. Hal ini dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengumumkan Deklarasi Djoeanda. Pemerintah
mengumumkan bahwa lebar laut Indonesia adalah 12 mil. Selanjutnya, dengan Undang-Undang No.
4/Prp Tahun 1960 tentang Wilayah Perairan Indonesia ditetapkan tentang laut wilayah Indonesia selebar
12 mil laut dari garis pangkal lurus. Perairan Indonesia dikelilingi oleh garis pangkal yang
menghubungkan ttk-ttk terluar dari pulau terluar Indonesia.

Pada tahun 1982 Konvensi Hukum Laut PBB memberikan dasar hukum bagi negara-negara kepulauan
untuk menentukan batasan lautan sampai zona ekonomi eksklusif dan landas kontnen. Dengan dasar ini
suatu negara memiliki wewenang untuk
mengeksploitasi sumber daya alam
yang ada di zona tersebut.

Berbagai sumber daya alam sepert perikanan, gas bumi, minyak bumi, dan bahan tambang lainnya
dapat dimanfaatkan oleh negara yang bersangkutan. Berikut ini adalah gambar pembagian wilayah laut
menurut Konvensi Hukum Laut PBB.
Wilayah laut Indonesia sangat luas. Wilayah laut Indonesia dibedakan menjadi tga, yaitu zona laut
teritorial, zona landas kontnen, dan zona ekonomi eksklusif.

1. Zona Laut Teritorial

Zona laut teritorial adalah jalur laut yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke laut lepas. Garis dasar
adalah garis khayal yang menghubungkan ttk-ttk dari ujung-ujung pulau. Sebuah negara mempunyai
kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial. Akan tetapi, negara tersebut harus menyediakan
jalur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Batas teritorial Indonesia
telah diumumkan sejak Deklarasi Djoeanda pada tanggal 13 Desember 1957.

2. Zona Landas Kontnen

Landas kontnen adalah dasar laut yang merupakan lanjutan dari sebuah benua. Landas kontnen
memiliki kedalaman kurang dari 150 meter. Landas kontnen diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200
mil laut. Penentuan landas kontnen Indonesia dilakukan dengan melakukan perjanjian dengan negara-
negara tetangga. Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1973 tentang Landas Kontnen Indonesia. Indonesia terletak di antara dua landas kontnen, yaitu Benua
Asia dan Australia. Pada zona ini suatu negara mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber
daya alam yang ada di dalamnya. Negara tersebut juga harus
menyediakan jalur pelayaran yang terjamin keselamatan dan
keamanannya.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis
dasar. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) diumumkan pada tanggal 21 Maret 1980. Di zona ini
negara Indonesia memiliki hak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan
sumber daya alam yang ada. Eksplorasi adalah penyelidikan tentang sumber daya alam yang ada di suatu
daerah.

Eksploitasi adalah pengusahaan atau mendayagunakan sumber daya alam yang ada di suatu daerah.
Konservasi adalah upaya pemeliharaan atau perlindungan sumber daya alam supaya tdak mengalami
kerusakan. Di zona ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel atau pipa di bawah permukaan laut
tetap diakui sesuai prinsip
hukum laut internasional.
hari Ardinal

hari Ardinal

Private Volunteer, Politcal Consultant, Professional Gardener

Wilayah Laut Indonesia

May 20, 2016 6 Suka 0 Komentar

Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan tga macam, yaitu :

Zona Laut Teritorial

Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada
dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka
garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara
garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar
disebut laut internal/perairan dalam (laut nusantara).

Zona Landas Kontnen

Landas kontnen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari
sebuah kontnen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah
landasan kontnen, yaitu landasan kontnen Asia dan landasan kontnen Australia.

Adapun batas landas kontnen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada
dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontnen, maka batas negara tersebut ditarik
sama jauh dari garis dasar masing-masing negara.

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar.
Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan
sumber daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta
pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional,
batas landas kontnen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling
tumpang tndih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan ttk yang sama jauhnya dari garis
dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Ditulis oleh

hari Ardinal

hari Ardinal

Private Volunteer, Politcal Consultant, Professional Gardener

Login untuk memberi komentar

Seputar Dunia Pendidikan

Kamis, 04 Februari 2016

Perkembangan Wilayah Laut Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Garis pantainya sekitar 81.000 km. Wilayah
lautnya meliput 5,8 juta km2 atau sekitar 70% dari luas total wilayah Indonesia. Luas wilayah laut
Indonesia terdiri atas 3,1 juta km2 luas laut kedaulatan dan 2,7 juta km2 wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI).

Wilayah laut Indonesia mengalami perkembangan yang cukup panjang. Wilayah laut Indonesia pertama
kali ditentukan dengan Territoriale Zee en Maritme Kringen Ordonante (TZMKO) tahun 1939.
Berdasarkan konsepsi TZMKO tahun 1939, lebar laut wilayah perairan Indonesia hanya meliput jalur-
jalur laut yang mengelilingi setap pulau atau bagian pulau Indonesia. Lebar laut hanya 3 mil laut.
Artnya, antarpulau di Indonesia terdapat laut internasional yang memisahkan satu pulau dengan pulau
lainnya. Hal ini dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengumumkan Deklarasi Djoeanda. Pemerintah
mengumumkan bahwa lebar laut Indonesia adalah 12 mil. Selanjutnya, dengan Undang-Undang No.
4/Prp Tahun 1960 tentang Wilayah Perairan Indonesia ditetapkan tentang laut wilayah Indonesia selebar
12 mil laut dari garis pangkal lurus. Perairan Indonesia dikelilingi

oleh garis pangkal yang menghubungkan ttk-ttk terluar dari pulau terluar Indonesia.

Pada tahun 1982 Konvensi Hukum Laut PBB memberikan dasar hukum bagi negara-negara kepulauan
untuk menentukan batasan lautan sampai zona ekonomi eksklusif dan landas kontnen. Dengan dasar ini
suatu negara memiliki wewenang untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di zona tersebut.
Berbagai sumber daya alam sepert perikanan, gas bumi, minyak bumi, dan bahan tambang lainnya
dapat dimanfaatkan oleh negara yang bersangkutan.

Dzaky Dewan di 02.28

Berbagi

Tidak ada komentar:

Postng Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artkel, Dilarang menyisipkan Link Hidup.
jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.

Link ke postng ini

Buat sebuah Link

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Menu

Cari

Rizkiamaliafebriani's Blog

Just another WordPress.com site


Batas Wilayah darat dan Laut Indonesia dengan Negara Lain

BATAS WILAYAH DARAT DAN LAUT INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah
perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontnen) maupun laut (maritm). Batas darat
wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negara-negara Malaysia, Papua New Guinea
(PNG) dan Timor Leste. Perbatasan darat Indonesia tersebar di tga pulau, empat Provinsi dan 15
kabupaten/kota yang masing-masing memiliki karakteristk perbatasan yang berbeda-beda. Demikian
pula negara tetangga yang berbatasannya baik bila ditnjau dari segi kondisi sosial, ekonomi, politk
maupun budayanya. Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India,
Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini
(PNG). Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 pulau dan
termasuk pulau-pulau kecil. Beberapa diantaranya masih perlu penataan dan pengelolaan yang lebih
intensif karena mempunyai kecenderungan permasalahan dengan negara tetangga.

Berikut adalah batas laut Indonesia:

v Indonesia-Malaysia

Garis batas laut wilayah antara Indonesia dengan Malaysia adalah garis yang menghubungkan ttk-ttk
koordinat yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama di Kuala Lumpur, pada 17 Maret 1977.

Berdasarkan UU No 4 Prp tahun 1960, Indonesia telah menentukan ttk dasar batas wilayah lautnya
sejauh 12 mil. Sebagai implementasi dari UU tersebut, beberapa bagian perairan Indonesia yang jaraknya
kurang dari 12 mil laut, menjadi laut wilayah Indonesia. Termasuk wilayah perairan yang ada di Selat
Malaka.

Pada Agustus 1969, Malaysia juga mengumumkan bahwa lebar laut wilayahnya menjadi 12 mil laut,
diukur dari garis dasar yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan konvensi Jenewa 1958 (mengenai
Laut Wilayah dan Contgous Zone). Sehingga tmbul persoalan, yaitu letak garis batas laut wilayah
masing-masing negara di Selat Malaka (di bagian yang sempit) atau kurang dari 24 mil laut. Adapun batas
Landas Kontnen antara Indonesia dan Malaysia ditentukan berdasarkan garis lurus yang ditarik dari ttk
bersama ke ttk koordinat yang disepakat bersama pada 27 Oktober 1969.

Atas pertmbangan tersebut, dilaksanakan perundingan (Februari-Maret 1970) yang menghasilkan


perjanjian tentang penetapan garis Batas Laut Wilayah kedua negara di Selat Malaka. Penentuan ttk
koordinat tersebut ditetapkan berdasarkan Garis Pangkal masing-masing negara.

Dengan diberlakukannya Konvensi Hukum Laut Internasional 1982, maka penentuan ttk dasar dan garis
pangkal dari tap-tap negara perlu diratfikasi berdasarkan aturan badan internasional yang baru. Selama
ini penarikan batas Landas Kontnen Indonesia dengan Malaysia di Perairan Selat Malaka berpedoman
pada Konvensi Hukum Laut 1958.

MoU RI dengan Malaysia yang ditandatangani pada 27 Oktober 1969 yang menetapkan Pulau Jara dan
Pulau Perak sebagai acuan ttk dasar dalam penarikan Garis Pangkal jelas jelas merugikan pihak
Indonesia, karena median line yang diambil dalam menentukan batas landas kontnen kedua negara
tersebut cenderung mengarah ke perairan Indonesia.

Tidak hanya itu, Indonesia juga belum ada kesepakatan dengan pihak Malaysia tentang ZEE-nya.
Penentuan ZEE ini sangat pentng dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan masing-masing
negara.

Akibat belum adanya kesepakatan ZEE antara Indonesia dengan Malaysia di Selat Malaka, sering terjadi
penangkapan nelayan oleh kedua belah pihak. Hal ini disebabkan karena Malaysia menganggap batas
Landas Kontnennya di Selat Malaka, sekaligus merupakan batas laut dengan Indonesia. Hal ini tdak
benar, karena batas laut kedua negara harus ditentukan berdasarkan perjanjian bilateral.

Berdasarkan kajian Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL, batas laut Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka
seharusnya berada di median line antara garis pangkal kedua negara yang letaknya jauh di sebelah utara
atau tmur laut batas Landas Kontnen. Berdasarkan ketentuan UNCLOS-82, sebagai coastal state,
Malaysia tdak diperbolehkan menggunakan Pulau Jara dan Pulau Perak sebagai base line yang jarak
antara kedua pulau tersebut lebih dari 100 mil laut.
Jika ditnjau dari segi geografis, daerah yang memungkinkan rawan sengketa perbatasan dalam
pengelolaan sumber-sumber perikanan adalah di bagian selatan Laut Andaman atau di bagian utara
Selat Malaka.

v Indonesia-Singapura

Penentuan ttk-ttk koordinat pada Batas Laut Wilayah Indonesia dan Singapura didasarkan pada prinsip
sama jarak (equidistance) antara dua pulau yang berdekatan. Pengesahan ttk-ttk koordinat tersebut
didasarkan pada kesepakatan kedua pemerintah.

Titk-ttk koordinat itu terletak di Selat Singapura. Isi pokok perjanjiannya adalah garis Batas Laut Wilayah
Indonesia dan laut wilayah Singapura di Selat Singapura yang sempit (lebar lautannya kurang dari 15 mil
laut) adalah garis terdiri dari garis-garis lurus yang ditarik dari ttk koordinat.

Namun, di kedua sisi barat dan tmur Batas Laut Wilayah Indonesia dan Singapura masih terdapat area
yang belum mempunyai perjanjian perbatasan. Di mana wilayah itu merupakan wilayah perbatasan tga
negara, yakni Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Pada sisi barat di perairan sebelah utara pulau Karimun Besar terdapat wilayah berbatasan dengan
Singapura yang jaraknya hanya 18 mil laut. Sementara di wilayah lainnya, di sisi tmur perairan sebelah
utara pulau Bintan terdapat wilayah yang sama yang jaraknya 28,8 mil laut. Kedua wilayah ini belum
mempunyai perjanjian batas laut.

Permasalahan muncul setelah Singapura dengan gencar melakukan reklamasi pantai di wilayahnya.
Sehingga terjadi perubahan garis pantai ke arah laut (ke arah perairan Indonesia) yang cukup besar.
Bahkan dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa pulaunya menjadi daratan yang
luas. Untuk itu batas wilayah perairan Indonesia Singapura yang belum ditetapkan harus segera
diselesaikan, karena bisa mengakibatkan masalah di masa mendatang. Singapura akan mengklaim batas
lautnya berdasarkan Garis Pangkal terbaru, dengan alasan Garis Pangkal lama sudah tdak dapat
diidentfikasi.
Namun dengan melalui perundingan yang menguras energi kedua negara, akhirnya menyepakat
perjanjian batas laut kedua negara yang mulai berlaku pada 30 Agustus 2010. Batas laut yang ditentukan
adalah Pulau Nipa dan Pulau Tuas, sepanjang 12,1 kilometer. Perundingan ini telah berlangsung sejak
tahun 2005, dan kedua tm negosiasi telah berunding selama delapan kali. Dengan demikian
permasalahan berbatasan laut Indonesia dan Singapura pada ttk tersebut tdak lagi menjadi polemik
yang bisa menimbulkan konflik, namun demikian masih ada beberapa ttk perbatasan yang belum
disepakat dan masih terbuka peluang terjadinya konflik kedua negara. Perbatasan Indonesia dan
Singapura terbagi menjadi tga bagian yaitu bagian tengah (disepakat tahun 1973), bagian Barat (Pulau
Nipa dengan Tuas, disepakat tahun 2009) dan bagian tmur (Timur 1, Batam dengan Changi (bandara)
dan Timur 2 antara Bintan.

v Indonesia-Thailand

Garis Batas Landas Kontnen Indonesia dan Thailand adalah garis lurus yang ditarik dari ttk pertemuan
ke arah Tenggara. Hal itu disepakat dalam perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan Thailand
tentang penetapan Garis Batas Dasar Laut di Laut Andaman pada 11 Desember 1973.

Titk koordinat batas Landas Kontnen Indonesia-Thailand ditarik dari ttk bersama yang ditetapkan
sebelum berlakunya Konvensi Hukum Laut PBB 1982. Karena itu, sudah selayaknya perjanjian penetapan
ttk-ttk koordinat di atas ditnjau kembali.

Apalagi Thailand telah mengumumkan Zona Ekonomi Eksklusif dengan Royal Proclamaton pada 23
Februari 1981, yang isinya; The exclusive Economy Zone of Kingdom of Thailand is an area beyond and
adjacent to the territorial sea whose breadth extends to two hundred nautcal miles measured from the
baselines use for measuring the breadth of the Territorial Sea. Pada prinsipnya Proklamasi ZEE tersebut
tdak menyebutkan tentang penetapan batas antar negara.
v Indonesia-India

Garis Batas Landas Kontnen Indonesia dan India adalah garis lurus yang ditarik dari ttk pertemuan
menuju arah barat daya yang berada di Laut Andaman. Hal itu berdasarkan persetujuan pada 14 Januari
1977 di New Delhi, tentang perjanjian garis batas Landas Kontnen kedua negara. Namun, pada beberapa
wilayah batas laut kedua negara masih belum ada kesepakatan.

v Indonesia-Australia

Perjanjian Indonesia dengan Australia mengenai garis batas yang terletak antara perbatasan Indonesia-
Papua New Guinea ditanda tangani di Jakarta, pada 12 Februari 1973. Kemudian disahkan dalam UU No
6 tahun 1973, tepatnya pada 8 Desember 1973).

Adapun persetujuan antara Indonesia dengan Australia tentang penetapan batas-batas Dasar Laut,
ditanda tangani paada 7 Nopember 1974. Pertama, isinya menetapkan lima daerah operasional nelayan
tradisional Indonesia di zona perikanan Australia, yaitu Ashmore reef (Pulau Pasir); Carter Reef (Pulau
Ban); Scott Reef (Pulau Datu); Saringapatan Reef, dan Browse.

Kedua, nelayan tradisional Indonesia di perkenankan mengambil air tawar di East Islet dan Middle Islet,
bagian dari Pulau Pasir (Ashmore Reef). Ketga, nelayan Indonesia dilarang melakukan penangkapan ikan
dan merusak lingkungan di luar kelima pulau tersebut.

Sementara persetujuan Indonesia dengan Australia, tentang pengaturan Administratve perbatasan


antara Indonesia-Papua New Gunea; ditanda tangani di Port Moresby, pada 13 November 1973. Hal
tersebut telah disahkan melalui Keppres No. 27 tahun 1974, dan mulai diberlakukan pada 29 April 1974.
Atas perkembangan baru di atas, kedua negara sepakat untuk meningkatkan efektvitas pelaksanaan
MOU 1974.
v Indonesia-Vietnam

Pada 12 November 1982, Republik Sosialis Vietnam mengeluarkan sebuah Statement yang disebut
Statement on the Territorial Sea Base Line. Vietnam memuat sistem penarikan garis pangkal lurus yang
radikal. Mereka ingin memasukkan pulau Phu Quoc masuk ke dalam wilayahnya yang berada kira-kira 80
mil laut dari garis batas darat antara Kamboja dan Vietnam.

Sistem penarikan garis pangkal tersebut dilakukan menggunakan 9 turning point. Di mana dua garis itu
panjangnya melebihi 80 mil pantai, sedangkan tga garis lain panjangnya melebihi 50 mil laut. Sehingga,
perairan yang dikelilinginya mencapai total luas 27.000 mil2.

Sebelumnya, pada 1977 Vietnam menyatakan memiliki ZEE seluas 200 mil laut, diukur dari garis pangkal
lurus yang digunakan untuk mengukur lebar Laut Wilayah. Hal ini tdak sejalan dengan Konvensi Hukum
Laut 1982, karena Vietnam berusaha memasukkan pulau-pulau yang jaraknya sangat jauh dari ttk
pangkal. Kondisi tersebut menimbulkan tumpang tndih dengan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di
sebelah utara Pulau Natuna.

v Indonesia-Filipina

Berdasarkan dokumen perjanjian batas-batas maritm Indonesia dan Filipina sudah beberapa kali
melakukan perundingan, khususnya mengenai garis batas maritm di laut Sulawesi dan sebelah selatan
Mindanao (sejak 1973). Namun sampai sekarang belum ada kesepakatan karena salah satu pulau milik
Indonesia (Pulau Miangas) yang terletak dekat Filipina, diklaim miliknya. Hal itu didasarkan atas
ketentuan konsttusi Filipina yang masih mengacu pada treaty of paris 1898. Sementara Indonesia
berpegang pada wawasan nusantara (the archipelagic principles) sesuai dengan ketentuan Konvensi PBB
tentang hukum laut (UNCLOS 1982).
v Indonesia-Republik Palau

Republik Palau berada di sebelah Timur Laut Indonesia. Secara geografis negara itu terletak di 060. 51
LU dan 1350.50 BT. Mereka adalah negara kepulauan dengan luas daratan 500 km2.

Berdasarkan konsttusi 1979, Republik Palau memiliki yuridiksi dan kedaulatan pada perairan pedalaman
dan Laut Teritorial-nya hingga 200 mil laut. Diukur dari garis pangkal lurus kepulauan yang mengelilingi
kepulauan.

Palau memiliki Zona Perikanan yang diperluas (Extended Fishery Zone) hingga berbatasan dengan Zona
Perikanan Eksklusif, yang lebarnya 200 mil laut diukur dari garis pangkal. Hal itu menyebabkan tumpang
tndih antara ZEE Indonesia dengan Zona Perikanan yang diperluas Republik Palau. Sehingga, perlu
dilakukan perundingan antara kedua negara agar terjadi kesepakatan mengenai garis batas ZEE.

v Indonesia-Timor Leste

Berdirinya negara Timor Leste sebagai negara merdeka, menyebabkan terbentuknya perbatasan baru
antara Indonesia dengan negara tersebut. Perundingan penentuan batas darat dan laut antara RI dan
Timor Leste telah dilakukan dan masih berlangsung sampai sekarang.

First Meetng Joint Border Committee Indonesia-Timor Leste dilaksanakan pada 18-19 Desember 2002 di
Jakarta. Pada tahap ini disepakat penentuan batas darat berupa deliniasi dan demarkasi, yang
dilanjutkan dengan perundingan penentuan batas maritm. Kemudian perundingan Joint Border
Committee kedua diselenggarakan di Dilli, pada Juli 2003.
Berikut adalah Batas Darat Indonesia:

Perbatasan darat Indonesia dengan negara tetangga adalah bahwa proses penetapan batasnya
(Delimitasi) telah diselesaikan di masa pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda
menetapkan batas dengan Inggris untuk segmen batas darat di Kalimantan dan Papua. Sedangkan Hindia
Belanda menetapkan batas darat dengan Portugis di Pulau Timor. Merujuk kepada ketentuan hukum
internasional Ut Possidets Juris (suatu negara mewarisi wilayah penjajahnya), maka Indonesia dengan
negara tetangga hanya perlu menegaskan kembali atau merekonstruksi batas yang telah ditetapkan
tersebut. Penegasan kembali atau demarkasi tdaklah semudah yang diperkirakan. Permasalahan yang
sering terjadi di dalam proses demarkasi batas darat adalah munculnya perbedaan interpretasi terhadap
treaty atau perjanjian yang telah disepakat Hindia Belanda. Selain itu, fitur-fitur alam yang sering
digunakan di dalam menetapkan batas darat tentunya dapat berubah seiring dengan perjalanan waktu.
Lebih lanjut lagi tdak menutup kemungkinan, sosial budaya dan adat daerah setempat juga telah
berubah, mengingat rentang waktu yang panjang semenjak batas darat ditetapkan pihak kolonial dulu.

v RI MALAYSIA

Perbatasan darat antara Indonesia dengan Malaysia di Pulau Borneo memiliki panjang sekitar 2.000 km.
Sebagian besar batasnya merupakan batas alam yang berupa punggung gunung / garis pemisah air
(watershed). Garis batas tersebut membentang dari Tanjung Datu di sebelah barat hingga ke pantai tmur
pulau Sebatk di sebelah tmur. Penentuan batas darat diantara kedua negara merujuk kepada
kesepakatan antara Hindia-Belanda dengan Inggris pada tahun 1891, 1915 dan 1925. Sampai dengan
saat ini program penegasan batas (demarkasi) antar kedua negara terus dilakukan secara bersama. Hal
ini telah dimulai sejaktahun 1973 yang salah satu hasilnya hingga kini telah terpasang pilar batas
sebanyak lebih dari 19.000 patok batas dengan berbagai type (type A,B, C dan D). Perlu digaris bawahi
pula bahwa kedua negara juga masih perlu menyelesaikan dan menyepakat sembilan segment batas.

Joint Border Mapping Perbatasan Darat Indonesia Malaysia


Sebagai bagian dari usaha pengelolaan perbatasan, pemerintah Indonesia, Cq. Bakosurtanal dan
Pemerintah Malaysia menyepakat untuk membuat sebuah peta bersama untuk sepanjang koridor batas
darat kedua negara. Hasil dari peta bersama ini akan sangat berguna bagi Pemerintah kedua negara dan
para stakeholders yang akan mengelola koridor perbatasan tersebut.

v RI PAPUA NEW GUINEA

Batas darat antara Indonesia dengan Papua Nugini (PNG) mengacu pada kepada Perjanjian antara
Indonesia dan Australia mengenai garis-garis batas tertentu antara Indonesia Dan Papua Nugini Tanggal
12 Februari 1973, yang diratfikasi dengan UU No 6 tahun 1973. Garis batas Indonesia dengan Papua
Nugini yang disepakat merupakan garis batas buatan (artficial boundary), kecuali pada ruas Sungai Fly
yang menggunakan batas alam yang berupa ttk terdalam dari sungai (thalweg). Garis batas RI-PNG
menggunakan meridian astronomis 141 0100BT mulai dari utara Irian Jaya (Papua ) ke selatan sampai
ke sungai Fly mengikut thalweg ke selatan sampai memotong meridian 141 01 10 BT. Demarkasi
batas sepanjang perbatasan kedua negara (820km) telah dilaksanakan bersama antara Indonesia
dengan PNG dengan menempatkan sebanyak 52 pilar dari MM 1 sampai dengan MM 14A yang
merupakan batas utama Meridian Monument.

v RI TIMOR LESTE

Batas darat antara Indonesia dengan Timor-Leste mengacu kepada perjanjian antara pemerintah Hindia
Belanda dan Portugis pada tahun 1904 dan Permanent Cort Award (PCA) 1914, serta Provisional
Agreement antara Indonesia dan Timor Leste yang ditandatangani pada 8 April 2005. Perbatasan
Indonesia dangan Timor Leste terdapat dua sektor yaitu, Sektor Barat sepanjang 120 km dan Sektor
Timur (enclave Occussi) sepanjang 180 km. Pelaksanaan demarkasi batas darat sudah dilaksanakan
sejak tahun 2002. Sampai dengan saat ini, masih terdapat tga unresolved segments yang membutuhkan
penyelesaian. Ketga unresolved segments tersebut berada di Manusasi/Oben, Noel Besi/Citrana dan
Memo/Dilumil. Namun daripada itu, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kedua negara telah
memiliki produk penetapan dan penegasan batas bersama yang wajib dipatuhi oleh para pihak,
termasuk Provisional Agreement yang mana di dalamnya salah satunya menyatakan bahwa di dalam
penyelesaian unresolved segments, para pihak akan mempertmbangkan kepentngan masyarakat di
sekitar wilayah tersebut.

Border Sign Post

Border Sign Post (BSP) merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia Cq
Bakosurtanal di perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste. BSP adalah tanda penunjuk batas
berwujud sebuah papan pengumuman bagi umum/pelintas batas dan aparat pengamanan batas bahwa
di dekat lokasi itu terdapat ttk/garis batas negara yang mana hal ini ditunjukkan dengan keterangan
jarak. BSP merupakan sebuah pelengkap bagi keberadaan ttk/garis batas negara. Secara umum, BSP
diletakkan di lokasi-lokasi yang teridentfikasi sebagai jalur perlintasan masyarakat atau adanya
masyarakat yang tnggal di dekat lokasi batas tersebut.

Penempatan BSP bermanfaat untuk membantu masyarakat pelintas batas dan aparat pengamanan untuk
mengetahui lokasi ttk/garis batas, memahami keberadaan lokasi diri di sekitar ttk/garis batas dan
menumbuhkan kesadaran perlunya ikut memelihara keberadaan ttk/garis batas. Merujuk kepada
manfaat dan art pentngnya di dalam pengelolaan perbatasan, maka diharapkan BSP di perbatasan darat
Indonesia dan Timor Leste ini akan dapat menjadi sebuah pilot project untuk perbatasan darat lainnya.

PULAU-PULAU TERLUAR YANG MERUPAKAN PERBATASAN NEGARA

Diantara 92 pulau terluar ini, ada 12 pulau yang harus mendapatkan perhatan serius dintaranya:

1 Pulau Rondo

Pulau Rondo terletak di ujung barat laut Propinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Disini terdapat Titk
dasar TD 177. Pulau ini adalah pulau terluar di sebelah barat wilayah Indonesia yang berbatasan dengan
perairan India.

2 Pulau Berhala
Pulau Berhala terletak di perairan tmur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di
tempat ini terdapat Titk Dasar TD 184. Pulau ini menjadi sangat pentng karena menjadi pulau terluar
Indonesia di Selat Malaka, salah satu selat yang sangat ramai karena merupakan jalur pelayaran
internasional

3 Pulau Nipa

Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura. Secara Administratf
pulau ini masuk kedalam wilayah Kelurahan Pemping Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Propinsi
Kepulauan Riau. Pulau Nipa ini tba tba menjadi terkenal karena beredarnya isu mengenai hilangnya/
tenggelamnya pulau ini atau hilangnya ttk dasar yang ada di pulau tersebut. Hal ini memicu anggapan
bahwa luas wilayah Indonesia semakin sempit.

Pada kenyataanya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir laut di
sekitarnya. Pasir pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. Kondisi pulau yang berada di
Selat Philip serta berbatasan langsung dengan Singapura disebelah utaranya ini sangat rawan dan
memprihatnkan.

Pada saat air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon bakau dan
tanggul yang menahan terjadinya abrasi. Pulau Nipa merupakan batas laut antara Indonesia dan
Singapura sejak 1973, dimana terdapat Titk Referensi (TR 190) yang menjadi dasar pengukuran dan
penentuan media line antara Indonesia dan Singapura. Hilangnya ttk referensi ini dikhawatrkan akan
menggeser batas wilayah NKRI. Pemerintah melalui DISHIDROS TNI baru-baru ini telah mennam 1000
pohon bakau, melakukan reklamasi dan telah melakukan pemetaan ulang di pulau ini, termasuk
pemindahan Suar Nipa (yang dulunya tergenang air) ke tempat yang lebih tnggi.

4 Pulau Sekatung

Pulau ini merupakan pulau terluar Propinsi Kepulauan Riau di sebelah utara dan berhadapan langsung
dengan Laut Cina Selatan. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 030 yang menjadi Titk Dasar dalam
pengukuran dan penetapan batas Indonesia dengan Vietnam.

5 Pulau Marore
Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Mindanau
Filipina. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 055.

6 Pulau Miangas

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau
Filipina. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 056.

7 Pulau Fani

Pulau ini terletak Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan
langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 066.

8 Pulau Fanildo

Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan
langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 072.

9 Pulau Bras

Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan
langsung dengan Negara Kepualuan Palau. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 072A.

10 Pulau Batek

Pulau ini terletak di Selat Ombai, Di pantai utara Nusa Tenggara Timur dan Oecussi Timor Leste. Dari Data
yang penulis pegang, di pulau ini belum ada Titk Dasar
11 Pulau Marampit

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau
Filipina. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 057.

12 Pulau Dana

Pulau ini terletak di bagian selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan langsung dengan Pulau
Karang Ashmore Australia. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 121

Balas

Agies (@Agies10182923) pada Mei 18, 2013 pukul 9:25 am

Menyikapi perbatasan wilayah RI-Vietnam, ttk base points yang terletak di Pulau Sekatung, sekarang
sangat memprihatnkan karena kondisi alam dpt mengakibatkan abrasi, sehingga mhn dukungan dr pihak
instansi kelautan yg terkait agar mensosialisakan tentang pentngnya terumbu karang kpd masyarakat
lokal agar ikut menjaga serta penanaman mangrove agar erosi dan abrasi dpt tercegah sehingga ttk
TR.030B dan TR.030D dpt dipertahankan posisinya guna penghubung garis pangkal. tks

Balas

Ary pada November 24, 2014 pukul 2:06 am

Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste khususnya di perairan Maluku adalah Pulau Wetar Kabupaten
Maluku Barat Daya (MBD) yang berhadapan langsung dengan Baucau dan Manatutud, Pulau Lirang
Kecamatan Wetar Barat (Kab. MBD) berhadapan langsung dengan Pulau Atauro, Pulau Kisar (Kab. MBD)
berhadapan langsung dengan bagian Utara Lautem dan Pulau Letti (Kab. MBD) berhadapan langsung
dengan bagian Timur Lautem. Mestnya ini yang harus diperjelas sehingga pulau-pulau kecil yang sudah
ternama tdak menjadi korban sepert Sipadang dan Ligitan. Pulau-pulau kita ini sangat rentan terhadap
masalah transportasi dan Komunikasi. jelasnya bahwa sinyal TLS masih menguat di pulau-pulau ini dan
mesyinya ada regulasi khusus yang mengatur penempatan tower telkomsel minimal pada tuju (tuju)
Kecamatan yang ada di empat pulau di atas. Tidak perlu lagi ada tower parabola merah puth pada setap
desa yang hanya menghamburkan keuangan Negaraku tetapi penggunaan tower parabola yang tdak
maksimal yang sampai saat ini tdak ada hasilnya. Masyarakat punya HP tapi hanya dengar lagu sebab
tower yang dipasang di Desa hanya berusia 1-2 minggu. Kita harus merubah paradigma berpikir kita
untuk mensejahterakan masyarakat sebab didada mereka ada merah puth.

Berdasarkan inventarisasi yang telah dilakukan oleh DISHIDROS TNI AL, terdapat 92 pulau yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga, diantaranya :

Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Rawa, Rusa, Benggala dan Rondo berbatasan dengan India

Pulau Sentut,, Tokong Malang Baru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro,
Semiun, Subi Kecil, Kepala, Sebatk, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Berhala, Batu Mandi, Iyu Kecil,
dan Karimun Kecil berbatasan dengan Malaysia

Pulau Nipa, Pelampong, Batu berhent, dan Nongsa berbatasan dengan Singapura

Pulau Sebetul, Sekatung, dan Senua berbatasan dengan Vietnam

Pulau Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Manterawu, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawa
Ikang, Miangas, Marampit, Intata, kakarutan dan Jiew berbatasan dengan Filipina

Pulau Dana, Dana (pulau ini tdak sama dengan Pulau Dana yang disebut pertama kali, terdapat
kesamaan nama), Mangudu, Shopialoisa, Barung, Sekel, Panehen, Nusa Kambangan, Kolepon, Ararkula,
Karaweira, Penambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batugoyan, Larat, Asutubun,
Selaru, Batarkusu, Masela dan Meatmiarang berbatasan dengan Australia

Pulau Let, Kisar, Wetar, Liran, Alor, dan Batek berbatasan dengan Timor Leste

Pulau Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondo danLiki berbatasan dengan Palau

Pulau Laag berbatasan dengan Papua Nugini

Pulau Manuk, Deli, Batukecil, Enggano, Mega, Sibarubaru, Sinyaunau, Simuk dan wunga berbatasan
dengan samudra Hindia

Diantara 92 pulau terluar ini, ada 12 pulau yang harus mendapatkan perhatan serius dintaranya:

1. Pulau Rondo
Pulau Rondo terletak di ujung barat laut Propinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Disini terdapat Titk
dasar TD 177. Pulau ini adalah pulau terluar di sebelah barat wilayah Indonesia yang berbatasan dengan
perairan India.

2. Pulau Berhala

Pulau Berhala terletak di perairan tmur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di
tempat ini terdapat Titk Dasar TD 184. Pulau ini menjadi sangat pentng karena menjadi pulau terluar
Indonesia di Selat Malaka, salah satu selat yang sangat ramai karena merupakan jalur pelayaran
internasional.

3. Pulau Nipa

Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura. Secara Administratf
pulau ini masuk kedalam wilayah Kelurahan Pemping Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Propinsi
Kepulauan Riau. Pulau Nipa ini tba tba menjadi terkenal karena beredarnya isu mengenai hilangnya/
tenggelamnya pulau ini atau hilangnya ttk dasar yang ada di pulau tersebut. Hal ini memicu anggapan
bahwa luas wilayah Indonesia semakin sempit.

Pada kenyataanya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir laut di
sekitarnya. Pasir pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. Kondisi pulau yang berada di
Selat Philip serta berbatasan langsung dengan Singapura disebelah utaranya ini sangat rawan dan
memprihatnkan.

Pada saat air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon bakau dan
tanggul yang menahan terjadinya abrasi. Pulau Nipa merupakan batas laut antara Indonesia dan
Singapura sejak 1973, dimana terdapat Titk Referensi (TR 190) yang menjadi dasar pengukuran dan
penentuan media line antara Indonesia dan Singapura. Hilangnya ttk referensi ini dikhawatrkan akan
menggeser batas wilayah NKRI. Pemerintah melalui DISHIDROS TNI baru-baru ini telah mennam 1000
pohon bakau, melakukan reklamasi dan telah melakukan pemetaan ulang di pulau ini, termasuk
pemindahan Suar Nipa (yang dulunya tergenang air) ke tempat yang lebih tnggi.

4. Pulau Sekatung

Pulau ini merupakan pulau terluar Propinsi Kepulauan Riau di sebelah utara dan berhadapan langsung
dengan Laut Cina Selatan. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 030 yang menjadi Titk Dasar dalam
pengukuran dan penetapan batas Indonesia dengan Vietnam.

5. Pulau Marore

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Mindanau
Filipina. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 055.

6. Pulau Miangas
Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau
Filipina. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 056.

7. Pulau Fani

Pulau ini terletak Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan
langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 066.

8. Pulau Fanildo

Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan
langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 072.

9. Pulau Bras

Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan
langsung dengan Negara Kepualuan Palau. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 072A.

10. Pulau Batek

Pulau ini terletak di Selat Ombai, Di pantai utara Nusa Tenggara Timur dan Oecussi Timor Leste. Dari Data
yang penulis pegang, di pulau ini belum ada Titk Dasar

11. Pulau Marampit

Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau
Filipina. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 057.

12. Pulau Dana

Pulau ini terletak di bagian selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan langsung dengan Pulau
Karang Ashmore Australia. Di pulau ini terdapat Titk Dasar TD 121

Вам также может понравиться