Вы находитесь на странице: 1из 8

ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIVE CARE PADA KLIEN DENGAN

STROKE HEMORRHAGIC
A. DEFINISI
Stroke/gangguan peredaran darah diotak adalah gangguan fungsi syaraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan
gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu (Harsono,1996).

Stroke hemorrhagic adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena
trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler
(Djoenaidi Widjaja, 1994).

B. KONSEP MEDIS
1. ETIOLOGI
Hipertensi berat
Pecahnya aneurisma pembuluh darah

2. PATOFISIOLOGI
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan
patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa nekrosis fibrinoid
serta timbulnya aneurisma arteriol dari cabang lentikulostriata dan cabang
paramedian.

Arteria vertebro-basilaris mengalami perubahan-perubahan degenaratif yang


sama. Kenaikan darah yang abrupt/kenaikan dalam jumlah yang secara
mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi
dan sore hari.

Jika pembuluh darah tersebut pecah, akan menyebabkan darah mengalir ke


substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intrakranial yang seharusya konstan. Adanya perubahan
komponen intrakranial yang tidak dapat di kompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi
otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke
substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme
pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimblkan
aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak
yangmengakibatkan timbulnya gangguan pada fungsi saraf motorik dan saraf
sensorik.

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada daerah dan luasnya
otak yang terkena:
a. Pengaruh terhadap status mental
- Tidak sadar
- Konfuse
b. Daerah arteri serebri media,arteri karotis interna akan menimbulkan
- Hemiplegia kontralateral
- Afasia
- Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang
memerlukan ingatan/Serangkaian gerakan)
c. Daerah arteri serebri anterior akan menimbukan gejala :
- Hemiplegia kontralateral terutama tungkai
- Inkontinensia urin
d. Daerah arteri serebri posterior
- Nyeri spontan pada kepala
- Afasia
e. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan :
- Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak
- Tetraplegia
- Kelumpuhan pseudobulbar(kelumpuhan otot mata,kesulitan
menelan,emosi labil)
f. Jika terjadi stroke di daerah hemisfer kanan akan menimbulkan :
- Hemiparese sebelah kiri tubuh
- Penilaian buruk
- Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai
kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan
g. Jika terjadi Stroke pada hemisfer kiri akan menimbulkan :
- Hemiparese sebelah kanan tubuh
- Prilaku lambat dan sangat berhati-hati
- Kelainan bidang pandang sebelah kanan
- Disfagia global
- Afasia
- Mudah prustasi

4. KOMPLIKASI
1.Gagal napas
2.Timbul kematian

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium : mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
kolesterol dan bila perlu analisa gas darah dsb.
b. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan
c. MRI untuk mengetahui adanya edema, Infark, hematom, dan
bergesernya struktur otak.
d. Angiografi untuk mengtahui penyebab dan gambaran yang jelas
mengenai pembuluh darah yang terganggu.

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Secara umum,penatalaksanaan pada pasien stroke adalah :
Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah
dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila
perlu diberikan oksigen sesuai kebutuhan
Tanda - tanda vital diusahakan stabil
Bed rest
Koreksi adanya hiperglikemi atau hipoglikemi
Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan
kateterisasi
Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid
Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang
dapat meningkatkan TIK.
Nutrisi peroral hanya di berikan jika fungsi menelan baik. Jika
kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang
NGT
Penatalaksanaan spesifik berupa :
a) mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan
pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi
b) Tindakan pembedahan (lihat askep pada pasien tindakan
craniotomi )

C. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena
kelemahan, kehilangan Sensasi atau paralysis. Merasa mudah lelah,
susah untuk beristirahat (nyeri/kejang otot)
Tanda : Gangguan tonus otot, paralitik, dan terjadi kelemahan umum.
Gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.

b. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung (penyakit jantung vaskuler,
endokardirtis)
Tanda : Hipertensi arterial sehubungan dengan adanya emboli/
malformasi vaskuler nadi, frekwensi dapat bervariasi karena
ketidakstabilan fungsi jantung, obat-obatan. Efek stroke: Disritmia,
perubahan EKG, desiran pada karotis, femoralis, dan arteri iliaka atau
aorta yang abnormal.

c. Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa
Tanda : Emosi yang labil, kesulitan untuk mengekspresikan diri

d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih seperti inkontinensia urin atau
anuria. Distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan), bising
usus negatif (ileus paralitik).

e. Makanan/Cairan
Gejala : Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut
(peningkatan TIK), kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi,
dan tengggorokan, disfagia.
Tanda : Kesulitan menelan (gangguan pada reflek palatum dan
faringeal), obesitas (faktor resiko)

f. Neurosensori
Gejala : Sinkope/pusing, sakit kepala akan sangat berat dengan
adanya perdarahan intraserebaral atau subarachnoid. Kelemahan,
kesemutan, kebas, sisi tubuh yang terkena terlihat seperti
mati/lumpuh, penglihatan menurun, penglihatan ganda (diplopia)

Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralateral(pada sisi tubuh


yang berlawanan) Pada ekstremitas dan kadang-kadang pada satu
sisi wajah.

Tanda : Tingkat kesadaran,biasanya terjadi koma pada tahap awal


hemorhagis.

Gangguan tingkah laku (letargi, apatis, menyerang), gangguan fungsi


kognitif, penurunan memori) ekstremitas ; kelemahan/paralysis,
genggama tidak sama, reflek tendon melemah.

Afasia ; gangguan atau kehilangan fungsi bahasa,kehilangan


kemampuan Menggunakan motorik saat pasien ingin
menggerakkannya. Ukuran/reaksi pupil tidak sama,dilatasi atau miosis.
Kejang biasanya karena adanya pencetus perdarahan.

g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda - beda
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot/fasia

h. Pernafasan
Gejala : Merokok
Tanda : Ketidamampuan menelan/batuk/hambatan jalan nafas.
Timbulnya pernafasan Sulit dan/atau tidak teratur. Suara nafas
terdengar ronchi (aspirasi sekresi).

i. Keamanan
Tanda : Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan.
Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh.Tidak mampu
mengenali obyek, gangguan berespon terhadap panas dan
dingin/gangguan regulasi suhu tubuh kesulitan dalam menelan, tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri. Gangguan dalam
memutuskan, tidak sabar/kurang kesabaran diri.

B) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan perfusi serebral berhubungan dengan adanya perdarahan
2. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan degan penumpukan
sputum karena Kelemahan, hilangnya reflek batuk.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler, kelemahan Hemiparese.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular, kerusakan sentral bicara, dan penurunan sirkulasi
darah otak
5. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake nutrisi tidak adekuat, kelemahan otot mengunyah dan
menelan

3. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa I: Penurunan perfusi serebral berhubungan dengan adanya


perdarahan

Tujuan :
Perfusi jaringan serebral adekuat
Kriteri hasil :
- Tingkat kesadaran membaik,
- Fungsi kognitif,
- Memori dan motorik membaik,
- TIK normal,
- Tanda - tanda vital stabil, dan
- Tidak ada tanda perburukan neurologis.

Rencana Intervensi :
1. Observasi tanda - tanda vital dan kelainan intrakranial (tiap jam sesuai
kondisi pasien)
Rasional : Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada pasien
secara dini dan untuk penetapan tindakan yang tepat.
2. Pertahankan posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi
kepala tempat tidur 15-30 derajat.
Rasional : Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan drainage
vena dan memperbaiki sirkulasi serebral

3. Hindari valsava maneuver seperti batuk,mengejan, dsb.


Rasional : Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan
intracranial dan potensial terjadi perdarahan ulang

4. Hindari fleksi leher untuk mengurangi resiko jugular


Rasional : Menurunkan tekanan vena jugularis sehingga peningkatan
TIK dapat dihindari

5. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung


Rasional : Rangsangan aktifitas yang meningkat dapa meningkatkan
kenaikan TIK. Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk
pencegahan terhadap perdarahan

6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor


Rasional : Memperbaiki sel yang masih viable

Diagnosa II: Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan degan


penumpukan sputum karena kelemahan, hilangnya reflek batuk.

Tujuan:
Pasien mempu mempertahankan jalan nafas yang paten
Kriteria hasil:
Bunyi nafas vesikuler, RR normal, tidak ada tanda-tanda sianosis dan
pucat, tidak ada sputum.

Rencana Intervensi:
1. Auskultasi bunyi nafas
Rasional : Menandakan adanya akumulasi sekret/kebersihan jalan
nafas yang tidak efektif

2. Berikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan jika tidak


bertentangan dengan masalah keperawatan lain.
Rasional : Semifowler membentuk diafragma dan abdomen sejajar
sehingga tidak penekanan/sesak nafas

3. Lakukan suction dengan hati-hati bila perlu, paling lama 10 - 15 detik


setiap kali
Rasional : Suction berfungsi untuk mengeluarkan secret yang
mengganggu jalan nafas.

4. Bila sudah memungkinkan,anjurkan pasien untuk berlatih nafas dalam


Rasional : Nafas dalam menambah suplai oksigenasi paru

5. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen


Rasional : Mungkin di butuhkan selama periode distress pernafasan
dan memaksimalkan oksigen pada daerah arteri dan membantu
pencegahan hipoksia

6. Lakukan kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium analisa gas


darah
Rasional : Untuk memantau keefektifan pola nafas/terapi.

Diagnosa III: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan


neuromuskuler, kelemahan hemiparese.

Tujuan:
Pasien dapat mendemonstrasikan mobilisasi aktif
Kriteria hasil:
Tidak ada kontraktur, kontraksi otot membaik, mobilisasi bertahap

Rencana Intervensi :
1. Kaji tingkat kemampuan mobilisasi paseien
Rasional : Untuk menentukan kemampuan pasien apakah pasien
tersebut mandiri, memerlukan bantuan/peralatan

2. Rubah posisi pasien tiap 2 jam


Rasional : Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat
sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.

3. Bantu pasien gerakan-gerakan sendi secara pasif dan aktif


Rasional : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal
ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis.

4. Anjurkanlah keluarga pasien untuk turut membantu melatih dan


memberi motivasi
Rasional : Memfasilitasi komunikasi, memungkinkan keluarga untuk
menjadi bagian dari rehabilitasi.

5. Observasi terus keseimbangan, koordinasi gerak, kemampuan


motorik, dan tonus otot
Rasional : Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional
dan menentukan intervensi yang akan dilakukan.

6. Berilah motivasi dan berilah pujian apabila pasien sudah mampu


melakukan suatu gerakan
Rasional : Meningkatkan rasa percaya diri untuk bisa melakukan
aktifitas kembali secara bertahap

Diagnosa IV: Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan


kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara, dan penurunan
sirkulasi darah otak

Tujuan:
Proses komunikasi pasien dapat berfungsi secara optimal
Kriteria hasil:
Pasien dapat mengekspresikan perasaan, memahami maksud dan
pembicaraan orang lain, pembicaraan pasien dapat dipahami

Rencana Intervensi :
1. Evaluasi sifat dan beratnya afasia pasien jika berat hindari memberi
isyarat non-verbal
Rasional : Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan
kemampuan pasien

2. Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal pada pasien


Rasional : Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi
yang efektif

3. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara


Rasional : Melatih pasien balajar bicara secara mandiri dengan baik
dan benar

4. Bicaralah dengan pasien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang


jawabannya YA/TIDAK
Rasional : Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat
komunikasi

5. Dengarkan dengan tekun dan hargai kemampuan pasien dalam


berkomunikasi
Rasional : Memberi semangat pada pasien agar lebih sering
melakukan komunikasi

6. Antisipasi setiap kebutuhan pasien saat berkomunikasi


Rasional : Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang
lain

Diagnosa V: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat, kelemahan otot
mengunyah dan menelan

Tujuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, berat badan dalam batas normal, tonus
otot baik, lab, albumin, Hb dalam batas normal

Rencana Intervensi :
1. Tentukan kemampuan pasien dalam mengunyah, menelan, dan reflek
batuk
Rasional : Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan
pada pasien

2. Letakan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan sesudah
makan
Rasional : Untuk pasien lebih mudah menelan karena gaya gravitasi

3. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu


Rasional : Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang
dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan

4. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual


dengan menekan ringan diatas bibir atau di bawah dagu jika
dibutuhkan
Rasional : Membantu dalam melatih kembali sensori dan
meningkatkan control muskuler

5. Mulailah memberikan makan per oral setengah cair, makan lunak


ketika pasien dapat menelan air
Rasional : Makan lunak/cairan kental mudah untuk mengendalikannya
didalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi
6. Anjurkan pasien mengunakan sedotan meminum cairan
Rasional : Menguatkan otot fasial dan otot menelan dan menurunkan
resiko terjadinya tersedak

7. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan cairan melalui IV atau


Makanan melalui selang
Rasional : Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti
dan juga makanan jika pasien tidak mampu untuk memasukkan segala
sesuatu melalui mulut

DAFTAR PUSTAKA

1. Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah,Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni


Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996

2. Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993

3. Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien


Dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta, Depkes, 1996

4. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta, EGC ,2002

5. Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, 3, Jakarta, EGC, 2000

6. Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996

Вам также может понравиться

  • Dasar Ekg Hipercci
    Dasar Ekg Hipercci
    Документ44 страницы
    Dasar Ekg Hipercci
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Askep VAP
    Askep VAP
    Документ42 страницы
    Askep VAP
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Safety Culture
    Safety Culture
    Документ20 страниц
    Safety Culture
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Askep VAP
    Askep VAP
    Документ42 страницы
    Askep VAP
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Anatomi Dan Fisiologi Kardiovaskuler
    Anatomi Dan Fisiologi Kardiovaskuler
    Документ58 страниц
    Anatomi Dan Fisiologi Kardiovaskuler
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Dan Perawatan Luka Dekubitus
    Pencegahan Dan Perawatan Luka Dekubitus
    Документ8 страниц
    Pencegahan Dan Perawatan Luka Dekubitus
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Dasar Ekg Hipercci
    Dasar Ekg Hipercci
    Документ44 страницы
    Dasar Ekg Hipercci
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Kewenangan Klinis Pns-Revisi
    Kewenangan Klinis Pns-Revisi
    Документ14 страниц
    Kewenangan Klinis Pns-Revisi
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • ICU Cedera Kepala - Edit
    ICU Cedera Kepala - Edit
    Документ21 страница
    ICU Cedera Kepala - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Sepsis
    Sepsis
    Документ14 страниц
    Sepsis
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Buku Pedoman Praktik Klinik Icu
    Buku Pedoman Praktik Klinik Icu
    Документ10 страниц
    Buku Pedoman Praktik Klinik Icu
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • PPI in Intensive Care Unit 2015
    PPI in Intensive Care Unit 2015
    Документ28 страниц
    PPI in Intensive Care Unit 2015
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Dan Perawatan Luka Dekubitus
    Pencegahan Dan Perawatan Luka Dekubitus
    Документ8 страниц
    Pencegahan Dan Perawatan Luka Dekubitus
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Sistem Manajemen Dokumen Akreditasi (SISMADAK) PDF
    Sistem Manajemen Dokumen Akreditasi (SISMADAK) PDF
    Документ46 страниц
    Sistem Manajemen Dokumen Akreditasi (SISMADAK) PDF
    Wahyu Supriotomo
    Оценок пока нет
  • Tutorial PDF
    Tutorial PDF
    Документ4 страницы
    Tutorial PDF
    matkwok
    Оценок пока нет
  • PK Ugd
    PK Ugd
    Документ78 страниц
    PK Ugd
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • KEWENANGAN KLINIS UGD - Edit
    KEWENANGAN KLINIS UGD - Edit
    Документ56 страниц
    KEWENANGAN KLINIS UGD - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Icu SNH - Edit
    Icu SNH - Edit
    Документ10 страниц
    Icu SNH - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • KEWENANGAN KLINIS UGD - Edit
    KEWENANGAN KLINIS UGD - Edit
    Документ56 страниц
    KEWENANGAN KLINIS UGD - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • SPO Surgical Safety Chekclist Sign In, Time Out & Sign Out (RS Kariadi)
    SPO Surgical Safety Chekclist Sign In, Time Out & Sign Out (RS Kariadi)
    Документ4 страницы
    SPO Surgical Safety Chekclist Sign In, Time Out & Sign Out (RS Kariadi)
    Nur Amiin
    67% (3)
  • Icu Ami - Edit
    Icu Ami - Edit
    Документ14 страниц
    Icu Ami - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • FORM FR-APL-02 2018 Skema ICU - Portofolio
    FORM FR-APL-02 2018 Skema ICU - Portofolio
    Документ13 страниц
    FORM FR-APL-02 2018 Skema ICU - Portofolio
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Icu CHF - Edit
    Icu CHF - Edit
    Документ12 страниц
    Icu CHF - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Sop Muntahan Base Hospital
    Sop Muntahan Base Hospital
    Документ31 страница
    Sop Muntahan Base Hospital
    Anonymous fDSnTnWsfG
    100% (1)
  • Daftar ISI
    Daftar ISI
    Документ7 страниц
    Daftar ISI
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Format Surveilan Ido
    Format Surveilan Ido
    Документ1 страница
    Format Surveilan Ido
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Penilaian Probabilitas
    Penilaian Probabilitas
    Документ3 страницы
    Penilaian Probabilitas
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Kasus Operasi
    Kasus Operasi
    Документ2 страницы
    Kasus Operasi
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет
  • Icu Kad - Edit
    Icu Kad - Edit
    Документ10 страниц
    Icu Kad - Edit
    Anonymous fDSnTnWsfG
    Оценок пока нет