Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOKUMEN PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PAKET PEKERJAAN :
PAKET PEKERJAAN :
A. Dokumen Kualifikasi ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan data
kualifikasi berdasarkan :
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan-perubahannya, yang terakhir Nomor
04 Tahun 2015 perubahan keempat;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi beserta
perubahan-perubahannya, yang terakhir Nomor 31/PRT/M/2015 perubahan
ketiga
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
19/PRT/M/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subklasifikasi Usaha jasa
Konstruksi.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum (Apabila analisis harga
satuan pekerjaan tidak terdapat dalam peraturan ini agar melampirkan hasil
penelitian atau hasil perhitungan teknis yang dapat dipertanggung jawabkan).
- Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
66/SE/M/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
- Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/SE/M/2016 tentang Penjelasan Persyaratan Klasifikasi Bidang dan Kualifikasi
Usaha dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
31/PRT/M/2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
- Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
- Ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik.
B. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis
pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
C. Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan dokumen
penawaran.
Daftar kuantitas : adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
dan harga jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran;
Harga Satuan : adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu satuan
Pekerjaan (HSP) tertentu;
Harga Satuan : adalah harga satuan komponen dari hargasatuan
Dasar (HSD) pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)
Personil inti : adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan
sesuai penugasan pada organisasi pelaksanaan pekerjaan;
Pokja ULP : adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang
dibentuk dan ditetapkan oleh KPA yang penugasannya
diatur oleh Kepala ULP untuk melaksanakan Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa.
Form Isian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang digunakan
Elektronik Data penyedia barang/jasa untuk menginputkan dan
Kualifikasi mengirimkan data kualifikasi.
F. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk
badan usaha tunggal atau kemitraan/KSO.
A. UMUM
4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Korupsi, Kolusi, berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak
dan Nepotisme melakukan tindakan sebagai berikut:
(KKN), a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam
Penyalah- bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan
gunaan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
Wewenang dan/atau peraturan perundang-undangan.;
serta Penipuan b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk
mengatur hasil Pemilihan Langsung, sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/ meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi
sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran,
antara lain pada: metode kerja, bahan, alat, analisa
pendekatan teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan pekerjaan, dan/
atau spesifkasi teknis/ barang yang ditawarkan
(merk/tipe/jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia
Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/ kesalahan
pengetikan, susunan, dan format penulisan; atau
5) jaminan penawaran diterbitkan dari penjamin yang
sama dengan nomor seri yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.
4.2 Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP terbukti
melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.1
dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan dilarang memiliki/melakukan peran ganda atau terafiliasi.
Kepentingan 5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain
meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu
Badan Usaha merangkap sebagai anggota Direksi atau
Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
manajemen konstruksi berperan sebagai konsultan
perencana dan/atau konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
perencana/ pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang
mengikuti Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan
lainnya, merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan pemenang
Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan
perusahaan peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan,
baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh per seratus)
pemegang saham dan/atau salah satu pengurusnya sama.
5.3 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar
tanggungan K/L/D/I.
7. Satu 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai
Penawaran anggota kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu
Tiap Peserta penawaran untuk satu paket pekerjaan.
7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO
DILARANG menjadi peserta baik secara sendiri maupun
sebagai anggota kemitraan/KSO yang lain pada paket
pekerjaan yang sama.
B. DOKUMEN PENGADAAN
12. Perubahan 12.1 Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
Pengadaan ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
12.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, KAK,
gambar dan/atau nilai total HPS, harus mendapatkan
persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pengadaan.
12.3 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut
tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan,
maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap
tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen
Pengadaan awal.
12.4 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir
14. Biaya dalam 14.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran 14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.
17. Harga 17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
Penawaran 17.2 Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluaran dan harga
total untuk setiap kegiatan pekerjaan dalam kebutuhan biaya
(daftar kegiatan dan harga) dapat dalam setiap mata
pembayaran yang pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika
harga kegiatan/keluaran ditulis nol atau tidak dicantumkan,
maka pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan. Harga
penawaran yang mengikat adalah harga total penawaran
terkoreksi.
17.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), keuntungan, semua
pajak, bea, retribusi, tenaga kerja praktek/magang, biaya
asuransi, dan biaya lain yang harus dibayar oleh penyedia
untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi ini telah
diperhitungkan dalam total harga penawaran.
18. Mata Uang 18.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata
Penawaran uang sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Cara 18.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
Pembayaran dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan
diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
19. Masa Berlaku 19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran 19.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir
21. Pakta 21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
Integritas melakukan dan akan melaporkan terjadinya kolusi, korupsi,
dan nepotisme (KKN) termasuk penyalahgunaan wewenang
dalam pengadaan pekerjaan konstruksi serta akan mengikuti
proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional.
21.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket
pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah
menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(KSO), badan usaha yang ditunjuk mewakili Kemitraan/ Kerja
Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta integritas
melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik
data kualifikasi di aplikasi SPSE.
D. DOKUMEN PENAWARAN
25. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui aplikasi
Pemasukan sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) pada website LPSE
Penawaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat paling lambat
pada waktu yang ditentukan dalam LDP.
26. Pembukaan 26.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh
Penawaran (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan
menggunakan Apendo/Spamkodok sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
26.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka
(didekripsi), Pokja ULP menyampaikan file penawaran
tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file
yang bersangkutan tidak dapat dibuka dan bila dianggap
perlu LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut
kepada LKPP.
26.3 Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP, apabila file
27. Klarifikasi 27.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja ULP dapat
Dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
Konfirmasi dokumen penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan
Penawaran atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi
dan harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas
klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen
penawaran, Pokja ULP dapat melakukan konfirmasi
kebenarannya termasuk peninjauan lapangan kepada pihak-
pihak/instansi terkait.
27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan penawaran.
28. Hak Menolak Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan proses
atau pelelangan, menerima atau menolak penawaran atau semua
Menerima penawaran setiap saat sebelum penandatanganan kontrak, dan tidak
Penawaran dapat diminta bertanggung jawab apapun kepada penawar atau
berkewajiban untuk menginformasikan kepada penawar alasan dari
tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan, semua penawaran
khususnya jaminan penawaran segera dikembalikan kepada
penawar.
1Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing dilakukan
pembetulan.
2Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.
3 Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat dinyatakan
gugur.
1
HEA HP
1 KP
30. Evaluasi 30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang pelelangan dan
Kualifikasi calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian sistem gugur.
30.3 Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta
anggota kemitraan/KSO sebelum pemasukan penawaran,
apabila tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih
lanjut.
30.4 Untuk Data Personalia, personil yang dipersyaratkan
sertifikat SKA atau SKT harus mengisi data lengkap
(curriculum vitae) pada form kualifikasi dalam aplikasi SPSE.
30.5 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Pengadaan ini.
30.6 Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi
apabila:
1) Untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO) formulir kualifikasi ditandatangani oleh
pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO; atau
2) memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, kecuali peserta perorangan;
31. Pembuktian 31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon
Kualifikasi pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE
(offline).
31.3 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat
keaslian dokumen dari dokumen asli atau salinan dokumen
yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan
meminta salinan dokumen tersebut.
31.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada
penerbit dokumen, apabila dokumen yang digunakan dalam
pembuktian kualifikasi masih diragukan kebenarannya.
31.5 Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dan
telah diberikan kesempatan serta tenggang waktu yang
cukup, maka peserta digugurkan dan Jaminan Penawaran
32. Klarifikasi dan 32.1 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dalam
negosiasi hal peserta yang memasukkan penawaran kurang dari 3
teknis dan (tiga).
harga 32.2 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan
bersamaan dengan evaluasi.
32.3 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dengan
ketentuan :
a. dilakukan terhadap 2 (dua) peserta (jika ada) secara
terpisah sampai dengan mendapatkan harga yang
terendah dan dinilai wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
b. klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga hanya
dilakukan terhadap pekerjaan yang menggunakan
Kontrak Harga Satuan atau Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan pada bagian harga satuan;
c. klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan terhadap
pekerjaan yang menggunakan Kontrak Lump Sum atau
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian lump
sum;
d. untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga
Satuan, penawaran harga setelah koreksi aritmatik yang
melebihi HPS dinyatakan gugur
e. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar urutan
terendah pertama setelah koreksi aritmatik yang
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
f. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga untuk
dilakukan negosiasi;
g. Hal Apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaran
terendah pertama tidak tercapai kesepakatan, maka
penawarannya dinyatakan gugur dan dilanjutkan
negosiasi terhadap penawaran terendah kedua, apabila
ada.
32.4 Dalam hal seluruh peserta tidak menyepakati klarifikasi dan
negosiasi teknis dan harga maka pelelangan dinyatakan gagal.
33. Penetapan 33.1 Pokja ULP melakukan penetapan pemenang melalui aplikasi
Pemenang SPSE setelah melalui pembahasan internal anggota Pokja ULP,
34. Pengumum-an Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan
Pemenang 2 (apabila ada) kepada masyarakat di website LPSE Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana tercantum
dalam LDP
G. PENUNJUKAN PEMENANG
36. Penunjukan 36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan
Penyedia (BAHP) kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP
Barang/Jasa sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:
a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi masih
berlaku;
37. BAHP, Berita 37.1 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara
Acara Lainnya tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan
dan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Kerahasiaan difasilitasi aplikasi SPSE.
Proses 37.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada
angka 38.1 diunggah (upload) oleh Pokja ULP menggunakan
menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.
37.3 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan
dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
37.4 Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi,
klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon pemenang tidak
boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang
tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang
diumumkan.
37.5 Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses evaluasi
dokumen penawaran atau keputusan pemenang akan
mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.
37.6 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP bersifat rahasia
sampai dengan saat pengumuman pemenang.
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
40. Penanda- 40.1 Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap
tanganan rancangan Kontrak Penandatanganan Kontrak Pengadaan
Kontrak Barang/Jasa dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memastikan
Isian Kualifikasi masih berlaku/valid. Apabila terdapat data
isian kualifikasi tidak valid, maka kontrak tidak
ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran
terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus) sampai
dengan 100% (seratus perseratus) nilai total HPS adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran
terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi
Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan
Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati
batas tahun anggaran, penandatanganan kontrak dilakukan
A. Penerapan IKP Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
dan LDP Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
Dokumen 1. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan:
Penawaran
Jabatan Lama
Profesi
dalam Tingkat Pengala Jmlh
Keahlian/ Sertifi
No Nama pekerjaan Pendidi man Personil
keterampil kat
yang akan kan Kerja (org)
an
diusulkan (tahun)
1 2 3 4 5 6 7 8
Ahli
Madya
Project S1. T.
1 Teknik 5 th 1 SKA
Manager Sipil
Sumber
Daya Air
Ahli Muda
Site S1. T. Teknik
2 3 th 1 SKA
Manager Sipil Sumber
Daya Air
Ahli Muda
Koordinator S1. T. Teknik
3 3 th 1 SKA
Pelaksana Sipil Sumber
Daya Air
Ahli Muda
Ahli Manajeme
S1. T.
4 Manajemen n 3 th 1 SKA
Sipil
Konstruksi Konstruks
i
S1. T.
Sipil/S 3 th
Ahli Ahli Muda
6 1 Tek. 1 SKA
Geodesi Geodesi
Geode
si
Ahli Muda
Ahli K3 Strata K3
8 2 th 1 SKA
Konstruksi 1 Konstruks
i
Ahli Muda
Ahli Sistem
S1. T. Sistem
9 Manajemen 1 th 1 SKA
Sipil Manajeme
Mutu
n Mutu
Keterangan :
) SKA Ahli Teknik Sumber Daya Air / 211
) SKA Ahli Manajemen Kontruksi / 601
3) SKA Ahli Manajemen Proyek / 602
4) SKA Ahli Geodesi / 217
5) SKA Ahli Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan / 215
6) SKA Ahli K3 Kontruksi / 603
7) SKA Ahli Sistem Manajemen Mutu / 604
Kapasitas Jumlah
No. Jenis Peralatan
Minimal Minimal
4Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan utama,
kecuali pekerjaan spesialis.
5Ditetapkan oleh PPK.
6. Identifikasi bahaya6
1 2 3
1 Mobilisasi dan a) Terjadinya Kecelakaan Lalu lintas
Demobilisasi Peralatan
b) Menabrak Benda (Hidup / Mati)
J. Batas Akhir Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan secara
Waktu elektronik.
Pemasukan
Penawaran
3. Website : www.pu.go.id
LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
CONTOH
Kepada Yth :
Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi
SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera I
di
Banda Aceh
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan
akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja
ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana
dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia
dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran 2017, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan
kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
..........................
Jabatan
CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No.
........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama
Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang selanjutnya disebut sebagai
Pemberi Kuasa,
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untukmelaksanakan dan tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:
1. ............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
3. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
7Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama.
SURAT KUASA
Nomor : ..................
2. Nama : ..........................
Alamat Perusahaan : ..........................
Jabatan :...........................[DirekturUtama/Pimpinan Perusahaan/Kepala
Cabang/wakil kemitraan (KSO)] ..................[nama PT/CV/Firma]
3. (dst.)
Masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan
Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada)
atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No ......... tanggal ..................], yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:
1. .............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
3. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................... ...................................
(nama dan jabatan) (nama)
Pemberi Kuasa 2
....................................
(nama dan jabatan)
Dst
CONTOH
SURAT KUASA8
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No.
........ [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama
Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang selanjutnya disebut sebagai
Pemberi Kuasa,
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas
nama kemitraan.. untuk pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
8Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada yang
mewakili kemitraan
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas
Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas
Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN
% TKDN Gabungan
= (9B) X 100%
Barang & Jasa (9E)
Biaya Gabungan (9C)
CONTOH
NAMA NEGARA
NO SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA
BARANG/URAIAN ASAL
TOTAL HARGA
11 diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.
CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa
harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi
awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Dan
Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab
Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1
kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
..........................
Jabatan
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan
skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten
dan harus ditandatangani oleh manajer proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan galian 1.1. Penggunaan Seluruh Penggunaan - Bahan Sebelum Turap Checklist Pengawas
pada basement turap pekerjaan turap (Turap, bekerja harus terpasang /petugas terkait
bangunan galian memenuhi peralatan sudah sesuai gambar
gedung dengan dipastikan spesifikasi kerja, dll yang lengkap dan spesifikasi
kondisi tanah memenuhi (ditetapkan terkait)
labil prinsip quality - SDM sesuai
keselamatan enginering) dengan
kebutuhan
1.2. Tersedianya Sesuai dengan Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
Menggunakan metode metode yang (manual pelaksanaan melaksanakan Enginering
metode telah instruction/p sesuai metode
pemancangan ditetapkan etunjuk kerja
1.3. Menyusun Tersedianya Sesuai dengan Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
instruksi kerja instruksi kerja instruksi kerja petunjuk pelaksanaan melaksanakan Enginering
pekerjaan galian kerja petunjuk kerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.4. Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
Menggunakan galian barikade barikade bekerja harus standar
rambu diberikan standar (Dicari - SDM sesuai sudah
peringatan dan rambu dan contor dari jasa dengan lengkap
barikade barikade marga, NFPA) kebutuhan
standar
1.5. Melakukan Seluruh Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus dan Evaluasi hasil Petugas K3, unit
pelatihan kepada pekerja terkait paham program, bekerja harus paham penyuluhan/pe pelatihan/HRD
pekerja telah mengikuti mengenai materi/modu sudah terlatih latihan
pelatihan dan sistem l, tes
penyuluhan keselamatan pemahaman,
galian dan peserta.
1.6 Pengunaan Seluruh - SNI helm, Masker, Sebelum 100% sesuai Disediakan Inspektor
APD yang sesuai pekerja masker & sepatu bekerja harus standar petugas yang K3/petugas
menggunakan sepatu (Dicari) keselamatan, sudah melakukan pengawas
APD standar - Jumlah pelindung lengkap pengawasan pelaksanaan
pekerja kepala selama pekerjaan
pekerjaan
galian
berlangsung
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada
contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan
kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2.
Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]
( )
Penyedia Jasa
CONTOH
Jenis pekerjaan : ....................
Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran : ....................
Harga Satuan
Kuantitas/ Harga
No. Uraian Satuan Dasar
Koefisien (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
Sub jumlah I .........
II Bahan/Material
-
Sub jumlah II .........
III Peralatan
-
Sub jumlah III .........
Sub jumlah (I+II+III) .........
IV Lain-lain
- Biaya umum .....% x Sub jumlah (I+II+III)
- Keuntungan .....% x Sub jumlah (I+II+III)
Sub Jumlah IV .........
Jumlah Harga = I+II+III+IV .........
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)
Catatan:
- Uraian, satuan dan kuantitas/koefisien ditentukan masing-masing calon penyedia jasa;
- Untuk pekerjaan yang menggunakan alat berat (ALB) harus disesuaikan dengan
perhitungan produktifitas alat dan perhitungan harga alat per jam (dilampirkan);
- Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah
80% dari HPS;
- Biaya umum diiisi maksimum sebesar 5%;
- Biaya keuntungan diisi maksimum sebesar 10%;
- Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2harga penawarannya di bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Dikeluarkan di : ....
Pada tanggal : ....
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
....
mengkonfirmasi Garansi [Nama dan Jabatan]
ini ke ...........[bank]
CONTOH
JAMINAN PENAWARAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah
80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama . (..) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuaidengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas
PAKTA INTEGRITAS
Jabatan :
Jabatan :
dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada [isi sesuai dengan
namaPokja ULP] dengan ini menyatakan bahwa:
[tempat],..[tanggal] [bulan]20.[tahun]
[Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian
Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE].
Alamat : ...............
E-mail : ...............
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte
Notaris[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan
secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika
kemitraan/KSO maka dicantumkan tambahan Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I, yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai K/L/D/I y ang
sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I];
3. sayatidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para
pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam
Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
Nama (PT/CV/Firma/
1. :
atau lainnya.)
2. Status : Pusat Cabang
No. Telepon :
No. Fax :
E-mail :
4. Alamat Kantor Cabang :
No. Telepon :
No. Fax :
E-mail :
B. Izin Usaha
3. Instansi pemberi :
G. Data Keuangan
2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak :
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan) : No. Tanggal
Tahun
Jabatan Pengalaman
Tgl/bln/th Tingkat Profesi/ Sertifikat
No Nama dalam Kerja
n lahir Pendidikan keahlian /
pekerjaan (tahun)
Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8
I. Data Peralatan
Status
Kapasitas Kepemili
Jenis atau Merk kan
Tahun Kondisi Lokasi
No. Peralat Jumlah output dan (Millik/S
pembuatan (%) Sekarang
an pada saat tipe ewa
ini Beli/Sew
a)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemberi Tugas
Klasifik / Pejabat Tanggal Selesai
Kontrak
asi/Sub Pembuat Menurut
Nama Komitmen
klasifika
No. Paket Lokasi
si BA
Pekerjaan Alamat Nomor
Pekerja Nilai Serah
an Nama dan dan Kontrak
(Rp) Terima
Telepon Tanggal
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemberi Tugas /
Kontrak/Subkont Tanggal Selesai
Pejabat Pembuat
rak Menurut
Komitmen
Nama Paket
No. Lokasi BA
Pekerjaan Alamat Nomor
Nilai Serah
Nama dan dan Kontrak
(Rp) Terima
Telepon Tanggal
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak
Komitmen Rencana
No Nama Paket
Lokasi tanggal
. Pekerjaan Nomor
Alamat Nilai kontrak
Nama dan berakhir
/Telepon (Rp)
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
Nomor :
Tanggal :
Nama Bank :
Nilai : Rp . (.... dalam huruf..)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika
dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan/atau
ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi
berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara
perdata, dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PT/CV/Firma/atau lainnya
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya
dengan petunjuk pengisian formulir kualifikasi sebagai berikut:
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan usaha peserta
yang dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor pusat yang dapat
dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
D. Izin atau syarat Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan
yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin atau syarat, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/pesero.
I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek
dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan
status kepemilikan (dapat diisi sebagai milik sendiri/sewa beli/sewa yang tidak sedang
digunakan dalam pelaksanaan)dari masing-masing fasilitas/peralatan/perlengkapan
sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai
ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan
keberadaan alat dan bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu
Pembuktian Kualifikasi.
M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan
keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total
HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan
usahanya.
C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta
diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).
E. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan
penawaran.
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga
satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ........................ pada
hari ...................... tanggal . bulan ...................... tahun ......................[tanggal, bulan dan tahun diisi
dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., [Jika kontrak tahun jamak,
ditambahkan: dan Surat Menteri Keuangan Nomor:.., tanggal:.., perihal:..]antara:
yang bertindak untuk dan atas nama 12Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ......
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor:..Tanggal Tentang .. [SK Pengangkatan PPK] selanjutnya disebut PPK,
dengan:
yang bertindak untuk dan atas nama .. [nama Badan Usaha] selanjutnya disebut
Penyedia
12
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pengadaan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)untuk melaksanakan Pekerjaan konstruksi
.............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan
satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket pekerjaan . [ditulis nama paket pekerjaan]
dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga adalah sebesar Rp......................(.........ditulis dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank: . rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-
masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. surat perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Penyedia;
59
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat
kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan
pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyediatelah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-
masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai.
Untuk dan atas nama ...................... Untuk dan atas nama ......................
Penyedia PPK
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Penyedia maka rekatkan materai untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
Rp6.000,- )] materai Rp6.000,- )]
60
CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga
satuan, yang selanjutnya disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ...................... pada
hari ...................... tanggal . bulan ...................... tahun ......................[tanggal, bulan dan tahun diisi
dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal .,[jika kontrak tahun jamak
ditambahkan: dan Surat Menteri Keuangan Nomor: ....., tanggal:....., perihal: .....] antara:
yang bertindak untuk dan atas13 Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ............... Tanggal
................... Tentang .................................. [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut PPK,
dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut :
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng
atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk
......................[nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk
bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di ......................[alamat Penyedia wakil
kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ......................
selanjutnya disebut Penyedia.
13
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
61
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor ................... Tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pengadaan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)untuk melaksanakan Pekerjaan ..............
sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu
kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c) Penyediatelah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini untuk membuat perjanjian pelaksanaan
paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
62
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan
total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga adalah sebesar Rp......................(.........ditulisdalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor: ............. atas nama
penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-
masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
63
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara
yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat
kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan
pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini
pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-
masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi
materai.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Penyedia maka rekatkan materai Rp untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
6.000,- )] materai Rp 6.000,- )]
64
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
65
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang
dikeluarkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Penjaminan, Perusahaan Asuransi, Konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asansi kerugian (suretyship)
dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapatkan rekomendasi dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan diserahkan oleh penyedia
kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin
terpenuhinya kewajiban penyedia barang/jasa.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang merupakan
bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender untuk proses pemilihan
secara elektronik, pelaksanaan kontrak dan batas
akhir setiap tahapan adalah hari kerja.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi
kontrak dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar kuantitas
yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan
oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran
termasuk rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya
yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
dokumen pengadaan.
1.20 Mata Pembayaran Utama adalah Mata pembayaran
yang pokok dan penting yang nilai bobot
kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per
66
seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai
dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar
yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam Dokumen
Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu
jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.
1.22 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap
pelaksanaan yang sistimatis dari awal sampai akhir
dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis
yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah
pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui
terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa
untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan
kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan)
adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan
dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka
waktu yang sudah terinci berdasarkan masa
pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyerahan pertama pekerjaan selesai (Provisional
Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak
67
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atau penyedia dalam periode
pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserahterimakan oleh penyedia kepada
PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima
oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak
berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat,
keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum sebagai akibat kesalahan
Penyedia atau Pengguna Jasa.
3. Bahasa dan Hukum 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku
di Indonesia.
3.3 Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah
luar negeri, menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan
antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan
agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus
Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.
68
(termasuk semua anggota Kemitraan/KSO apabila
berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang di atas.
4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti
melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan
sebagaimana ditetapkan dalam SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia;
dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi
daftar hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan
2) Kepala LKPP]
4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan
oleh PPK kepada KPA.
4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan
dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Wakil Sah Para Pihak Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk
dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh
PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh
pejabat yang disebutkan dalam SSKK.
69
keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku.
10. Pengalihan dan/atau 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau
Subkontrak seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh Kontrak
hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama
Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger)
maupun akibat lainnya.
10.2 Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan
pekerjaan utama berdasarkan Kontrak, dengan
melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali
sebagian pekerjaan utama kepada penyedia spesialis
setelah mendapat persetujuan tertulis dari PPK.
Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan.
10.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak
diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam SSKK.
13. Kemitraan/ KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota
yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas
nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.
70
Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan PPK.
Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan
dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.
15. Persetujuan Atau 15.1 Semua gambar yang digunakan dalam pelaksanaan
Pernyataan Tidak pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan
Berkeberatan Dari permanen maupun pekerjaan sementara harus
Pengawas Pekerjaan mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan
terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang tidak
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga di dalam
kontrak maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan
pekerjaan sementara tersebut untuk mendapatkan
pernyataan tidak berkeberatan(no objection) untuk
dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan penyedia
dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
18. Akses ke Lokasi 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK,
Kerja Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak
yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja dan
lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan
dan ketersediaan jalur akses menuju lapangan.
Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau
jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu
lintas penyedia atau akibat personil penyedia.
Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau
petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
71
penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul akibat penggunaan jalur akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.
19. Masa Pelaksanaan 19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal
(Jangka Waktu penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak
Pelaksanaan) atau yang ditetapkan dalam SSKK.
Pekerjaan 19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu
yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak
dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan masa pelaksanaan yang ditentukan dalam
SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa pelaksanaan
karena keadaan diluar pengendaliannya yang dapat
dibuktikan demikian, dan penyedia telah melaporkan
kejadian tersebut kepada PPK, dengan disertai bukti-
bukti yang dapat disetujui PPK, maka PPK dapat
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas
penyedia dengan membuat adendum kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak, jadwal
pelaksanaan pekerjaan tidak boleh melebihi dari
masa pelaksanaan.
20. Penyerahan Lokasi 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja
Kerja sesuai dengan kebutuhan penyedia yang tercantum
dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh para
pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada
hambatan kepada penyedia sebelum SPMK
diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan Peninjauan lapangan
bersama. Hasil Peninjauan dan penyerahan
dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi
kerja.
20.2 Jika dalam Peninjauan lapangan bersama ditemukan
hal-hal yang dapat mengakibatkan perubahan isi
Kontrak maka perubahan tersebut harus dituangkan
dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja
sesuai kebutuhan penyedia yang tercantum dalam
rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk
72
melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan
suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan sebagai
Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah 21.1 PPK menerbitkan SPMK paling lambat 14 (empat
Mulai Kerja (SPMK) belas) hari kalender sejak tanggal penandatanganan
kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.
73
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap program K3 tidak
mengubah kewajiban kontraktual penyedia.
24. Rapat Persiapan 24.1 Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
Pelaksanaan diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
Kontrak pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi :
a. program mutu;
b. program K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti
uraian tentang metode kerja yang
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan pelaksanaan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.
26. Pengukuran/ 26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-
Pemeriksaan sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan
Bersama lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk
setiap rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).
26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA membentuk
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita
Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus
74
dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita Acara
Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil
dan/atau Peralatan ternyata belum memenuhi
persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat
melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil
dan/atau Peralatan yang belum memenuhi syarat
harus segera diganti dalam jangka waktu yang
disepakati bersama.
28. Waktu Penyelesaian 28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia
Pekerjaan berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada
Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal
Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau
Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
28.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK
dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda
atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal
Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk
diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini
adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan.
75
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan
Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
harus telah menetapkan ada tidaknya perpanjangan
dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua
puluh satu) hari kalender setelah penyedia meminta
perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat
bekerja sama untuk mencegah keterlambatan
sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.
76
B.3 Penyelesaian Kontrak
33. Serah Terima 33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus),
Pekerjaan penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, KPA
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat
dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/
menyelesaikannya, atas perintah PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan
setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal berita acara
penyerahan pekerjaan dan telah diterima oleh
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh
lima perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan yang
5% (lima perseratus) merupakan retensi selama
masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak
dan penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama
masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti
pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama
masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib
melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang
belum dibayar atau mengembalikan Jaminan
Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK
berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian
pekerjaan (secara parsial) yang ketentuannya
ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara
parsial, maka cara pembayaran dan kewajiban
pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.
77
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah
penyerahan bagian pekerjaan tersebut dilaksanakan
pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan
pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.
34. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.
B.4 Adendum
36. Perubahan Kontrak 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum
kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu
hal yang dilakukan oleh para pihak dalam
kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
dalam kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan dan/atau karena
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat
adanya perubahan pekerjaan;
d. Perubahan harga kontrak akibat adanya
penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi);
e. Perubahan kontrak akibat masalah administrasi.
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, KPA
menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
37. Perubahan Lingkup 37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara
Pekerjaan kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang
meliputi antara lain:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi
pekerjaan; dan/atau
78
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup
kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK
secara tertulis kepada penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum kontrak.
38. Perubahan Kuantitas 38.1 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga
dan Harga digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.
38.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang
akan dilaksanakan berubah lebih dari 10% (sepuluh
perseratus) dari kuantitas awal, maka pembayaran
volume selanjutnya dengan menggunakan harga
satuan yang disesuaikan dengan negosiasi.
38.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga
satuan timpang, maka harga satuan timpang tersebut
hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan. Untuk
kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga
satuan berdasarkan hasil negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk
kategori harga satuan timpang, maka dicantumkan
dalam lampiran A SSKK.
38.4 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.
79
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia.
39.4 PPK meminta Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak
untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan
waktu pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan
dituangkan dalam adendum kontrak.
80
B.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar 41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2 Contoh keadaan kahar antara lain namun tidak
terbatas pada : bencana alam, bencana non alam,
bencana social, pemogokan, kebakaran, gangguan
industry lainnya sebagaiman dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri
teknis terkait.
41.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat 14
(empat belas) hari kalender sejak terjadinya
Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan
Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk
pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan
Kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama
dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat
Keadaan Kahar.
41.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat 14
(empat belas) hari kalender sejak terjadinya
Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.
41.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini
akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
Jika selama masa Keadaan Kahar PPK
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka
Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan
mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai
dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur
dalam suatu adendum Kontrak.
81
PPK;
b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi
Hasil Pekerjaan Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak
penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan
Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila :
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan,
tidak memulai pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28
(dua puluh delapan) hari kalender dan
penghentian ini tidak tercantum dalam program
mutu serta tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak dan PPK
menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia
untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan
pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik
selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan
yang diputuskan oleh instansi yang berwenang;
dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan
benar oleh instansi yang berwenang.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pelaksanaan dilakukan karena kesalahan penyedia,
maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
82
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia membayar denda (apabila pelaksanaan
pekerjaannya terlambat); dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
e. Pokja ULP dapat melakukan Penunjukan
Langsung kepada pemenang cadangan
berikutnya atau penyedia barang/jasa yang
mampu dan memenuhi syarat.
42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa
pemeliharaan dilakukan karena kesalahan penyedia,
maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.
42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK
terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan usaha di dalam
pelaksanaan pengadaan yang sudah diputuskan oleh
instansi berwenang, maka PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
83
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh penyedia dalam periode waktu tertentu
(uji coba pertama) yang dituangkan dalam
berita acara SCM tingkat Tahap I.
3) Apabila penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap II yang membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh penyedia dalam periode waktu tertentu
(uji coba kedua) yang dituangkan dalam
berita acara SCM Tahap II.
4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua,
maka harus diselenggarakan SCM Tahap III
yang membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu (uji
coba ketiga) yang dituangkan dalam berita
acara SCM Tahap III.
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan akibat
kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak Penyedia
Pekerjaan Konstruksi dapat diberi kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan
diberlakukan denda sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian
Kontrak apabila ditetapkan serah terima
pekerjaan secara parsial untuk setiap hari
keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari kalender
tersebut dapat melampaui tahun anggaran
berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat
keterlambatan melampaui tahun anggaran
berjalan, diterbitkan adendum untuk
mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku
jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 43.2 a atau 43.2 b,
setelah dilakukan penanganan kontrak kritis
sesuai 43.3 a, PPK dapat langsung memutuskan
kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
84
PPK dapat memutuskan Kontrak secara
sepihak,apabila:
1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda
melebihi batas berakhirnya kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
untuk menyelesaikan pekerjaan; dan/atau
3) setelah diberikan kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.
45. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
Para Pihak harus dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam
melaksanakan kontrak, meliputi :
45.1 Hak dan kewajiban PPK :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan
kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
45.2 Hak dan kewajiban penyedia :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
85
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
d. melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi
dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab
dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan
segala pekerjaan permanen maupun sementara
yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak; dan
i. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja maupun
masyarakat dan lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
penggunaan peralatan kerja konstruksi dan
proses produksi.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan
dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak
47. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau
Intelektual klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan atau
atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh
penyedia.
86
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut
disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK)
sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal
berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan
tanggal penandatanganan berita acara penyerahan
awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil
Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan
tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia
tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam
Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan
atau Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan
selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa
Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh
penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan
atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau
kelalaian penyedia.
87
(dua puluh empat) jam setelah kejadian.
88
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang
berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam
tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui
oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, PPK dan penyedia membuat foto-foto
dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.
55. Kerjasama Antara 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Penyedia dan Sub Rp.25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah)
Penyedia sampai dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu
dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama.
55.2 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
89
rupiah)wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa dari
lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa yang dimaksud.
55.3 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut
harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih
dahulu oleh PPK.
55.4 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
55.5 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus
mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
56. Usaha Mikro, Usaha 56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
Kecil dan Koperasi konstruksi adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil
Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk
dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan
kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana
konstruksi adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia
terpilih tetap bertanggungjawab penuh atas
keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai
pelaksanaan ketetapan di atas.
56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka
penyedia dikenakan sanksi yang diatur dalam SSKK.
58. Alih Pengalaman/ Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai di atas
Keahlian Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) penyedia
jasa diwajibkan mengalokasikan alih pengalaman/ keahlian
dengan merekrut tenaga magang dan/atau sarjana yang
baru lulus.
90
59. Keselamatan dan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan
Kesehatan Kerja kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap saat
harus mengambil langkah-langkah yang patut diambil untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan para personilnya.
Penyedia harus memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas
pertolongan pertama pada kecelakaan, dan layanan
ambulance dapat disediakan setiap saat di lapangan bagi
personil penyedia termasuk subpenyedia maupun personil
PPK dan telah dibuat perencanaan yang sesuai dengan semua
persyaratan kesehatan dan kebersihan untuk mencegah
timbulnya wabah penyakit. Penyedia harus menunjuk
petugas keselamatan kerja yang bertanggung jawab untuk
menjaga keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Petugas yang bersangkutan harus memenuhi aturan dan
persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan
tingkat risiko pekerjaan: diperlukan Ahli K3 untuk pekerjaan
berisiko tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk pekerjaan
berisiko sedang atau kecil sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK.
91
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.
61.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran yang
lebih kecil dari 80% (delapan puluh perseratus)
HPS.
61.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan paling kurang
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan (Provisional
Hand Over/PHO).
61.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
61.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka paling kurang sama
dengan besarnya uang muka;
61.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan;
61.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-
kurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
61.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus).
61.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah masa
pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan
baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
61.10 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan paling
kurang sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan
(PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan (Final Hand Over/FHO);
62. Personil Inti 62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan
dan/atau Peralatan harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Dokumen Penawaran.
62.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak
boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
92
PPK.
62.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia
dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan
beserta alasan penggantian.
62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui
penempatan/penggantian personil inti dan/atau
peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
62.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya,
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dan menjamin personil inti tersebut
meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh)
hari kalender sejak diminta oleh PPK.
62.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan
perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang
setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan
apapun.
62.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK,
Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.
E. Kewajiban PPK
93
penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan
disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan
data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa
Kompensasi.
64.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya
dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang
dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.
65. Harga Kontrak 65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan
pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan,
beban pajak dan biaya overhead termasuk
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang
harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan
paket pekerjaan konstruksi.
65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
94
Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 20% (dua puluh
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat
diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari alokasi
anggaran tahunpertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari nilai
Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan
dibayar setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Uang Muka senilai uang muka yang diterima;
f. penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka dapat diterbitkan oleh Bank
Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/ perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk paket pekerjaan sampai dengan
Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah);
i. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank
Umum, konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk paket pekerjaan di atas
Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah)
j. pengembalian uang muka harus diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada
setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling
lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).
95
66.2 Prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati
dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan :
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai
laporan kemajuan hasil pekerjaan;
b. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan,
sistem termin atau pembayaran secara sekaligus,
sesuai ketentuan dalam SSKK;
c. Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang
telah terpasang.
d. Pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian permanen dari hasil pekerjaan yang
akan diserahterimakan (material on site) yang
sudah dibayar sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
e. Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak,
permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran kepada
sub penyedia dilakukan sesuai prestasi
pekerjaan yang selesai dilaksanakan oleh sub
penyedia tanpa harus menunggu pembayaran
terlebih dahulu dari PPK.
f. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan
Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan
diterbitkan;
g. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender
setelah pengajuan permintaan pembayaran dari
penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
h. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan
untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.
66.3 Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian
permanen dari hasil pekerjaan yang akan
diserahterimakan
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam
SSKK, peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian dari hasil pekerjaan memenuhi ketentuan :
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan
96
bagian dari pekerjaan utama namun belum
dilakukan uji fungsi (commisioning) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Kontrak dan
perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen
resmi yang ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian
fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi
pekerjaan dan/atau dipindahtangankan
oleh pihak manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan sebelum diserahterimakan
secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi tidak
diperlukan dalam hal peralatan dan/atau bahan
dibuat/dirakit oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. Besaran yang akan dibayarkan dari material on
site (berkisar antara 50% sampai dengan 70%).
Besaran nilai pembayaran dicantumkan di dalam
SSKK;
66.4 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia
atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
untuk setiap hari keterlambatan adalah :
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum dikerjakan
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi;
atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak
(sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia,
atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
97
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data.
67. Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan
datanya disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran
ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan
dapat diperiksa oleh PPK.
67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada
tenaga kerjanya setelah formulir upah
ditandatangani.
67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus
dilampirkan.
98
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.
G. Pengawasan Mutu
71. Penilaian Pekerjaan 71.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat
Sementara oleh PPK melakukan penilaian sementara atas hasil pekerjaan
yang dilakukan oleh penyedia.
71.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan
72. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil
Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis
atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji
Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas
Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung
jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak.
74. Perbaikan Cacat 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan
Mutu pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera
setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia
bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
74.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,
penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
74.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam
jangka waktu yang ditentukan maka PPK,
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak
ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan
tersebut. Penyedia segera setelah menerima
permintaan penggantian biaya/klaim dari PPK
secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya
99
perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong pembayaran
atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada)
atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang
penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.
74.4 PPK mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap
keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan
mengenakan sanksi daftar hitam kepada penyedia
jika tidak melaksanakan perbaikan Cacat Mutu.
Besaran denda keterlambatan akibat cacat mutu ini
ditentukan dalam SSKK.
100
H. Penyelesaian Perselisihan
77. Itikad Baik 77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila selama kontrak, salah
satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan
tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan
tersebut.
101
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
Penyedia :
Nama :....................
Alamat : ....................
E-mail : ....................
Faksimili : ....................
D. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak : ................. s.d. .................. [termasuk
Kontrak masa pemeliharaan]
G. Perbaikan Cacat Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari
Mutu keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari
biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu perbaikan cacat
mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.
102
penyerahan akhir.
J. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh
Tagihan PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 7 (tujuh) hari
kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.
L. Tindakan Penyedia Tidak ada Tindakan lain oleh Penyedia Jasa yang memerlukan
yang Mensyaratkan persetujuan PPK kecuali yang tercantum dalam Syarat-Syarat
Persetujuan PPK Umum Kontrak.
atau Pengawas
Pekerjaan Tidak ada Tindakan lain oleh Penyedia Jasa yang memerlukan
persetujuan Pengawas Pekerjaan kecuali yang tercantum
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.
Q. Pembayaran Uang Uang muka diberikan sebesar 20% (Dua puluh persen) dari
Muka Nilai Kontrak
103
S. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:
Prestasi Terjmin
Pekerjaan
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan
tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
1. Laporan harian
2. Laporan mingguan
3. Laporan bulanan
4. Berita acara kemajuan pekerjaan
5. Pengukuran hasil opname
6. Foto kemajuan pelaksanaan pekerjaan
7. Dokumen lainnya yang diperlukan.
U. Serah Terima Dalam kontrak ini tidak diberlakukan serah terima pekerjaan
sebagian sebagian atau secara parsial.
pekerjaan
104
5. Ganti rugi dibayarkan kepada penyedia dengan cara : Sesuai
dengan aturan yang berlaku.
6. Ganti rugi dibayarkan kepada penyedia dalam jangka waktu
: Sesuai dengan aturan yang berlaku.
105
Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan
apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah
orang bulan]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja,
minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan
untuk pelaksanaan pekerjaan]
106
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.
107
perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara penggunaan dan
pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi bahaya dari
setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan
spesifikasi proses/kegiatan yang harus dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya
dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan
selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang
berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety
Analysis) dan harus dilakukan tindakan pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode
pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang
sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
oprator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi
bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua
faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan
gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator;
108
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat dan aman. Misalnya untuk
pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja
(platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung
diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang
mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar
yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun
pendapat ahli terkait yang independen.
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-
gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode
pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur,
struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun
interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko
yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli
dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau
telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 di atas harus mempunyai
kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis)
setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya
dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko, sebelum
diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh
Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh Petugas/ Ahli
K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3 Konstruksi.
g. Segala biaya yang timbul akibat Pelaksanaan SMK3 telah larut dalam biaya umum
penawaran
109
BAGIAN II
SPESIFIKASI KHUSUS
(Terlampir)
110
Gambar-Gambar
(Terlampir)
111
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK),
Spesifikasi Teknis dan Gambar.
2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan
aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan
diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah mencakup
semua biaya pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak,
keuntungan, overhead (termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap
telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait
tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran yang lain.
6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat
Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara satuan
dengan kuantitas) dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan dilakukan
klarifikasi dan penilaian untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi
penawaran.
112
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Daftar 1 : Mata Pembayaran Pekerjaan Umum
(terlampir)
113
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Daftar 2 : Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
(terlampir)
114
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Daftar 3 : Mata Pembayaran Pekerjaan Lain-lain
(terlampir)
115
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN PRASARANA PENGENDALIAN BANJIR
SUNGAI KRUENG SINGKIL DI KABUPATEN ACEH SINGKIL
Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera-I
Kegiatan : Sungai dan Pantai I (Barat) Provinsi Aceh
Tahun Anggaran : 2017
Harga Jumlah
No Uraian Pekerjaan Sat Volume Satuan Harga
Rp. Rp.
1 2 3 4 5 6
I MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UMUM
(terlampir)
116
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
HARGA
URAIAN PEKERJAAN
Rp.
A. J U M L A H (I + II + III)
B. Pajak Pertambahan Nilai (PPn) = 10 % (A)
C. JUMLAH ( A + B )
D. DI BULATKAN
Terbilang : ....................................................................................................
........................., ........
P E N Y E D I A,
PT./CV./Fa. ..................
( ....................................)
Jabatan
117
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
Harga Satuan
Kuantitas/ Harga
No Uraian Satuan Dasar
Koefisien (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)x(5)
I Upah/Tenaga Kerja
-
-
Sub jumlah I
II Bahan/Material
-
-
Sub jumlah II
III Peralatan
-
-
Sub jumlah III
Sub Jumlah (I+II+III)
IV Lain-lain
- Biaya umum .....% x Sub jumlah (I+II+III)
- Keuntungan .....% x Sub jumlah (I+II+III)
Sub jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan . (dibulatkan)
Catatan :
- Uraian, satuan dan kuantitas/koefisien ditentukan masing-masing calon penyedia jasa;
- Untuk pekerjaan yang menggunakan alat berat (ALB) harus disesuaikan dengan
perhitungan produktifitas alat dan perhitungan harga alat per jam (dilampirkan);
- Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah
80% dari HPS;
- Biaya umum diiisi maksimum sebesar 5%;
- Biaya keuntungan diisi maksimum sebesar 10%;
- Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
118
DAFTAR HARGA UPAH, BAHAN DAN PERALATAN
(Nama Pekerjaan/Pelaksana Kegiatan).
A. Upah
B. Bahan
C. Peralatan
119
METODE PELAKSANAAN
Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, logis, realistis dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam dokumen lelang, dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan
sumber daya yang dimiliki.
Metode pelaksanaan meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis
besar dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/ sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama
yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
Metode pelaksanaan diuraikan terhadap semua item pekerjaan, kecuali item pekerjaan pada
Mata Pembayaran Umum. Bila menjelaskan bahan dan peralatan sesuaikan dengan yang
tercantum dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP).
Metode pelaksanaan diuraikan seperti contoh berikut :
CONTOH
120
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN
(Nama Pekerjaan/Pelaksana Kegiatan).
Waktu Pelaksanaan
Uraian Satua Bobo
No. Vol. Bulan-1 Bulan-2 Bulan ..... (dst) Ket.
Pekerjaan n t (%)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. MATA PEMBAYARAN
UMUM
1.
2.
3.
dst...
..
Bobot Rencana
Bobot Rencana Kumilatif
121
DAFTAR PERSONIL INTI
(Nama Pekerjaan/Pelaksana Kegiatan).
122
DAFTAR PERALATAN UNTUK PELAKSANAAN PEKERJAAN
(Nama Pekerjaan/Pelaksana Kegiatan).
Status
Jenis Jumlah Merk Tahun Kepemilikan Lokasi
Tenag
No. Peralata Peralata dan Pembuata Kapasitas Peralatan
a Alat
n n Type n
Milik Sewa
123
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth.:
....................
di ....................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal ....................
perihal .................... dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp.................... (.........dalam huruf...........)
telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi berdasarkan surat penetapan nomor .................... tanggal .................... dan kami
menyatakan menerima hasil penetapan tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian.
Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara tersebut
diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan dikenakan sanksi
sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya.
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2./Kepala Satuan kerja..
....................[Pokja ULP]
......... dst
124
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor: ....................
Paket Pekerjaan: ....................
berdasarkan Surat Perjanjian .................... nomor .................... tanggal ...................., bersama ini
memerintahkan:
125
5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan Penyedia akan
dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak
atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum
Kontrak].
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
[tanda tangan]
126
C. BENTUK SURAT JAMINAN
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaanyang diikuti oleh Yang Dijamin.
127
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
.....................
Dikeluarkan di : .....................
Pada tanggal : .....................
[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk Materai Rp6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]
......................................
[Nama dan Jabatan]
128
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
JAMINAN PELAKSANAAN
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan, pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
[Penerbit Jaminan]
129
Jaminan Uang Muka dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka
yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.
130
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
..
Dikeluarkan di : .
Pada tanggal : .
[Bank]
Materai Rp6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan
untuk mengkonfirmasi
Garansi ini ke ..[bank]
131
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
...................................... ......................................
132
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
133
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
..................
Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ..........................
[Bank]
Materai Rp6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]
134
Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
JAMINAN PEMELIHARAAN
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
...................................... ......................................
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
.[Penerbit Jaminan]
135
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK
Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai Pemenang,
maka Bank .................. bersedia mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan dana paling
kurang Rp.................. (terbilang ..................).
Dikeluarkan di : ..................
Pada tanggal : ..................
[Bank]
Materai Rp6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
136
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Catatan :
- Setiap item pekerjaan yang tidak memiliki atau tidak tertulis volume, wajib ditawar atau diberikan nilai harga satuan oleh penawar.
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
BAGIAN I
SPESIFIKASI UMUM
I. PENDAHULUAN
1. Penyedia pekerjaan konstruksi harus melindungi pejabat pembuat komitmen dari tuntutan atas
paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau
yang disediakan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
penyedia pekerjaan konstruksi, penyedia pekerjaan konstruksi harus menjelaskan secara tertulis
kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi
pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia pekerjaan
konstruksi tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan,
maka penyedia pekerjaan konstruksi harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan
dalam dokumen lelang.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penyedia pekerjaan konstruksi untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif,
sesuai dengan kebutuhan pejabat pembuat komitmen tanpa catatan atau persyaratan lain dalam
penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan
bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan, dari type/model
yang terakhir diproduksi/dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap
desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb.)
untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar
Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang
secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar
nasional untuk barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan
standar internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre, kilogram, second),
sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari (tetapi tidak terbatas pada) :
1). Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas.
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3). Spesifikasi umum:
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya:
UU tentang Lingkungan;
UU tentang Keselamatan Kerja;
UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
UU/PP tentang Galian C;
Perda terkait; dsb
b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada
angka 6 dan 7 di atas;
c. Alignment dan survey;
d. Hari kerja dan jam kerja;
e. Gangguan dan keadaan darurat;
f. Penyingkiran material berlebih.
4). Spesifikasi Khusus:
a. Lapangan;
b. Bangunan/desain/pengerjaan spesifik;
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik;
d. Perancah;
e. Pengaturan lalu-lintas;
f. Pengendalian lingkungan.
5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar standar
pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka pertama-
tama harus dicantumkan ketentuan berikut:
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi).
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.
ii). Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari spesifikasi,
akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out) sehingga kata-kata/kalimat asli
dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup pekerjaan.
c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak
digunakan standar tertentu.
I. UMUM
1. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Krueng Singkil di
Kabupaten Aceh Singkil ini terletak pada lokasi di Desa Tanah Merah (N : 2 20 57,53", E :
97 53 41,77"), dan Desa Pertampakan (N : 2 21 2,24", E : 97 53 31,43") Kecamatan
Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil. Uraian singkat dari pekerjaan diberikan pada
spesifikasi khusus.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi dalam kontrak ini
adalah :
I. MATA PEMAYARAN UMUM
1. Pembersihan Lapangan,
2. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan,
3. Dewatering,
- Dewatering Galian Saluran Jalur Tanggul
- Dewatering Konstruksi (Pompa Air)
4. Pekerjaan Penyelidikan Tanah Pra Tahap I
- Sondir,
- Test Pit dan Uji Laboratorium,
5. Pekerjaan Penyelidikan Tanah Pra Tahap II
- Bor tangan dan Uji Laboratorium
II. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA
1. Pekerjaan Tanah Pondasi
- Galian Tanah (AB)
- Cerucuk dia. 80 100 mm, L = Min. 4.00 m
- Pengadaan dan Pemasangan Woven Geotextile
- Lapisan Sirtu
2. Pekerjaan Tanggul Bagian Hulu
- Beton K.225
- Join Filler t=10 mm
- Bekisting
1. Bekisting Kolom
2. Bekisting Sloff
3. Bekisting Balok
4. Bekisting Dinding
5. Pembongkaran Bekisting
- Pembesian
- Cerucuk, dia 80 100 mm, L = Min. 4.00 m
- Siar Pasangan Batu
- Plesteran 1:3
- Pengadaan dan Pemancangan Batang Kelapa
- Drain Hole dia. 2
- Pasangan Bronjong Pabrikan Uk. (2 x 1 x 0.5) 3 mm
3. Pekerjaan Timbunan Tanggul Tahap I
- Pembuatan Tanggul dari Tanah Didatangkan dan Dipadatkan (AB)
- Timbunan Sirtu
4. Pekerjaan Timbunan Tanggul Tahap II
- Pembuatan Tanggul dari Tanah Didatangkan dan Dipadatkan (AB)
5. Pekerjaan Pelengkap Tanggul
- Pengadaan dan Pemasangan Gebalan Rumput
III. MATA PEMBAYARAN LAIN-LAIN
1. Pekerjaan Tanggul
- Pemeliharaan Jalan Masuk
- Pengadaan dan Pemasangan Pintu Klep
2. Jalan Masuk Daerah Kerja
Jalan keluar masuk menuju lokasi kerja adalah menggunakan jalan-jalan setempat yang ada, dan
kontraktor/penyedia pekerjaan konstruksi bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
penggunaan jalan tersebut.
Penyedia pekerjaan konstruksi harus memperbaiki jalan tersebut dan apabila penyedia pekerjaan
konstruksi hendak membuat jalan masuk tambahan dapat menggunakan tanah yang telah
dibebaskan.
Apabila penyedia pekerjaan konstruksi membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh direksi
pekerjaan, jalan tersebut dikerjakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi atas bebannya sendiri,
dan harga semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.
3. Gambar-gambar
3.1 Gambar yang dipakai pada pelelangan tercantum pada : BAB XII Spesifikasi Teknis dan
Gambar dalam Dokumen Lelang.
3.2 Gambar-gambar yang disiapkan kontraktor antara lain.
5.2.1 Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
(1). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor seperti yang tersebut di bawah
ini, harus merupakan gambar yang telah ditandatangani direksi. Apabila ada
perubahan pada gambar tersebut maka perubahan yang telah dilakukan,
kembali harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi.
(2). Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar
mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar dibuat secara lebih detail dan
dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari pekerjaan.
5. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku 30
hari sebelum tanggal pemasukan surat penawaran. Spesifikasi lain dapat disubstitusikan atas
ketetapan direksi pekerjaan.
Penyedia pekerjaan konstruksi harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan : Standar
Nasional Indonesia yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui untuk
bahan yang disupply atau hasil pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan oleh
direksi pekerjaan.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya dirinci atau tidak dicakup dalam standar
nasional atau standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam
pekerjaan untuk kelas satu. Direksi pekerjaan akan menetapkan apakah semua atau sebagian
bahan yang dipesan yang akan digunakan untuk pekerjaan tersebut dapat/cocok untuk digunakan.
6. Data Ketinggian
Ketinggian yang tertera dalam gambar didasarkan pada titik tetap utama, yang letak dan
angkanya terdapat pada spesifikasi khusus. Selanjutnya detail dari penjelasan tentang titik tetap
tersebut dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada direksi pekerjaan.
9. Pemberitahuan Pelaksanaan
Penyedia pekerjaan konstruksi harus memberitahukan kepada direksi pekerjaan sebelum suatu
pekerjaan dimulai, untuk mengukur ketinggian tanah asli dan ukuran dari bangunan-bangunan
yang ada. Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru yang boleh dimulai sebelum penyedia pekerjaan
konstruksi menerima instruksi direksi pekerjaan atas persetujuan bersama, atas semua ketinggian
dan ukuran-ukuran dari dasar saluran dan bangunan untuk ketepatan pengukuran dari pekerjaan.
10. Pengukuran
Pengukuran saluran/bangunan yang telah dilakukan selama periode desain akan disediakan untuk
keperluan penyedia pekerjaan konstruksi dan dapat dipakai sebagai dasar untuk perhitungan dan
penetapan volume pekerjaan untuk pembayaran. Apabila menurut pendapat direksi pekerjaan
keadaan lapangan telah banyak berubah sejak pengukuran yang telah dilakukan, maka direksi
pekerjaan dapat memerintahkan kepada penyedia pekerjaan konstruksi untuk mengukur ulang
sebagian atau seluruh saluran/bangunan yang ada.
1.3. Gudang/Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan (gudang) yang memenuhi
syarat untuk penyimpanan semen-semen tersebut, dari setiap waktu semen tersebut
harus terlindung dari kelembaban dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan
semen-semen tersebut benar-benar rapat/ tertutup, mempunyai jarak di atas lantai
dengan ukuran minimum 30 cm yang luasnya juga harus cukup untuk menyimpan
semen yang didatangkan. Selain itu untuk menghindari adanya penundaan-
penundaan gangguan-gangguan pekerjaan harus mempunyai suatu tempat yang luas
agar dapat menampung truck yang mengangkut semen tersebut secara terpisah,
sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil (sampling) semen tersebut,
menghitung semen yang akan disimpan atau-pun semen yang akan dipindahkan.
Tumpukan semen pada kantong atau zak, jangan melebihi 2 m.
b. Untuk menghindari penyimpanan yang terlalu lama atas semen - semen yang telah
dikirim tersebut, Kontraktor harus mengatur penggunaan semen-semen yang ada
dalam zak-zak tersebut secara berturut-turut sesuai dengan urutan waktu pengiriman
(cronological order) sampai di lokasi. Setiap pengiriman dari semen tersebut harus
langsung disimpan dan dengan mudah dapat dibedakan antara zak-zak yang baru
dengan yang lama, begitu juga zak-zak bekas yang sudah kosong segera
dikumpulkan dan tandai sedemikian rupa atas persetujuan Direksi, sebelum dibuang.
c. Kontraktor harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam skala yang
memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang disimpan pada setiap tempat
yang berhubungan dengan pekerjaan bila diminta oleh Direksi.
d. Bahan semen yang telah lewat 1 (satu) bulan sejak dating di gudang tidak
diperkenakan digunakan, untuk itu pelaksana pekerjaan harus membuat laporan
penerimaan dan pemakaian semen seminggu sekali dan diketahui pengawas
pekerjaan.
e. Kontraktor harus memperkerjakan penjaga gudang yang baik dan mampu menata
pergudangan (tempat penyimpanan semen tersebut), menyimpan dan mencatat
dengan baik semua pengiriman dan pemakaian semen. Copy/salinan dari catatan
tersebut juga harus diberikan/ diperlihatkan kepada Direksi, bila diminta, dan juga
memperlihatkan secara detail jumlah zak semen yang telah digunakan selama
pelaksanaan untuk tiap-tiap bagian pekerjaan.
Kalau persentase yang tinggal (tertahan) dari saringan No. 16 20 % atau kurang,
maka batas maksimum untuk persentase yang tertahan dari saringan No. 8 boleh
naik menjadi 20 %.
h. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan batu atau batu bata
untuk lining, untuk permukaan atau tubuh pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila
ditest harus memenuhi standar seperti berikut :
Screen No. Passing Percent Bay Weight Screen
8 100
100 15 (max)
Dengan nilai tersebut di atas harus dengan gradasi baik (well graded) sehingga
sesuai dengan pekerjaan adukan yang diperlukan.
i. Pasir alam dan pasir campuran dapat diminta untuk ditest oleh Direksi untuk
menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa yang telah ditentukan
dan dibutuhkan. Kontraktor harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan
contoh yang diperintahkan oleh Direksi tanpa pungutan bayaran yang meliputi tenaga,
material dan operasinya.
3. TULANGAN
3.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semua tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai dengan
Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI 1971 atau ASTM Design Nation A.15 dan
harus disetujui oleh Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengetesan tulangan beton
terhadap adukan yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan Direksi.
3.3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip-klip yang cocok pada persilangan, dan
harus diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan
konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar
harus digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan.
Bilamana pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya
harus dibuat dari logam yang tidak berkarat.
b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan beton yang dicor
sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar dengan ukuran 5 -
7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus
ditopang dengan logam.
c. Jarak minimum antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang,
tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari
pada agregate yang kasar. Pada permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi
pokok lainnya dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan harus
mempunyai lapisan penutup beton min. 7.5 cm.
3.4. Sambungan
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari yang ditunjuk pada
gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang penyambungan di dalam
dinding tulangan dan harus min. 30 x diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
Setelah rencana tersebut disetujui atau diminta untuk memperbaiki oleh Direksi, pekerjaan
pengalihan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disetujui.
Pembayaran untuk pekerjaan sementara tersebut ditanggung dalam item Prop. Sum
sesuai dengan permintaan Kontraktor yang dilampiri dengan penjelasan penggunaannya
secara detail sesuai dengan perintah Direksi
4. AIR
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan grout harus bebas dari lumpur
yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan hal-hal lain yang tidak baik. Air yang
dapat digunakan di dalam semua beton, adukan dan grout akan ditest oleh Direksi untuk
menentukan kecocokannya terhadap keperluan-keperluan.
5. TANAH
5.1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan tanah yang diminta untuk dilaksanakan pada dokumen-dokumen kontrak
untuk semua tujuan yang bersangkutan, dan seperti yang diminta oleh direksi, akan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang diajukan disini
akan berlaku kecuali bila untuk suatu item pekerjaan tertentu. Tempat pengambilan dan
pembuangan tanah menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
5.2. Pembersihan
a. Semua tanah yang perlu dikerjakan harus diadakan pembersihan seperti ditentukan
oleh direksi. Tanah harus dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahan
yang mengganggu lainnya dan bahan tersebut akan dibuang ketempat yang disetujui
oleh direksi.
b. Sisa-sisa bongkaran bangunan harus dibuang ketempat sesuai persetujuan direksi.
c. Penyedia jasa akan diminta untuk melakukan pembersihan sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai.
d. Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan atau bangunan masyarakat atau
pemerintah yang disebabkan pelaksanaan kontraktor di dalam pembersihan akan
diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.
e. Ukuran dan Pembayaran.
Pembersihan lapangan dalam spesifikasi ini dibuat atas dasar harga satuan dalam
rencana anggaran biaya yang meliputi pecabutan pohon-pohon, pembersihan akar-
akar pohon dan bangunan yang dibongkar (dimana tidak termasuk pembersihan
gulma, rumput dan semak) dan syarat-syarat lain yang sesuai dengan spesifikasi.
5.8. Pemadatan
a. Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncanakan pada gambar atau oleh
direksi harus dipadatkan pada suatu garis lurus (jalur), tersusun padat dan berlereng
seperti yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang ditetapkan oleh direksi.
b. Material yang dipadatkan harus ditimbun (dikumpulkan) dalam lapisan horizontal
dengan tebal tidak boleh lebih dari 25 cm sesudah dipadatkan dan pendistribusian
material akan homogen dan bebas dari bentuk pengelupasan berkantong, retakan
atau ketidaksempurnaan.
c. Penggalian dan pelaksanaan pemadatan dilaksanakan sehingga material yang
dipadatkan tercampur dan dijamin pemadatannya dapat mencapai tingkat terbaik. Bila
menggunakan tamping roller kaki tamping roller harus dijaga tetap bersih dari material
yang merugikan keefektifan kerja dari tamping roller.
d. Untuk beberapa bagian dari timbunan tanah atau timbunan kembali yang berdekatan
dengan bangunan termasuk pipa-pipa beton dimana pemadatan timbunan tanah atau
timbunan kembali dibutuhkan, dalam hal tersebut tidak memungkinkan mencapai
pemadatan yang memadai dengan pemadatan rolling, timbunan tanah atau timbunan
kembali harus dipadatkan dengan tempers mekanis pada tingkatan yang sama pada
pemadatan mendekati timbunan tanah atau timbunan kembali dipadatkan.
e. Pemadatan dengan tenaga manusia.
Material yang akan dipadatkan harus dihamparkan dan lapisan-lapisan horizontal
yang tebal tidak lebih dari 15 cm. Alat stemper tangan mempunyai berat tidak lebih
dari 15 kg, dan tinggi jatuh untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 30 cm. Material
dipadatkan harus mencapai density yang dimaksud. Metode pemadatan harus
disetujui oleh direksi.
f. Dalam menempatkan alat pemadat dalam hal pekerjaan timbunan kembali atau
timbunan tanah yang berhubungan dengan pipa beton, kedua sisi pipa dipukul dan
dipadatkan sehingga menjadi perletakan pipa yang kuat. Material kemudian harus
ditempatkan dan dipadatkan dalam lajuran seperti yang ditetapkan.
g. Percobaan pemadatan. Sebelum dimulai pekerjaan timbunan, penyedia jasa harus
menunjukkan kepada direksi, peralatan dan cara-cara penempatan material timbunan
dan pemadatannya paling tidak tiga lapisan percobaan timbunan.
h. Golongan bahan yang digali ditentukan oleh Direksi berdasar klasifikasi yang berlaku
dalam Spesifikasi Teknis ini.
i. Sebelum pekerjaan dimulai dan segera setelah pekerjaan selesai harus dilakukan
pengukuran volume galian. Kontraktor harus memasang tanda-tanda di lapangan
sehingga kondisi sebelum dan setelah penggalian dapat diketahui guna menghitung
volume galian. Kemudian hasil pengukuran Kontraktor akan diperiksa ulang oleh
Direksi.
j. Paling lambat 7 hari sebelum mulai pekerjaan pengukuran Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi suatu rencana yang menunjukkan tata-letak semua
patok, garis referensi, profil dan rincian metode pengukuran yang akan digunakan
untuk menghitung volume.
k. Garis referensi dan patok harus dipasang di lapangan paling lambat 24 jam sebelum
pengukuran dimulai dan memberitahukan hal itu kepada Direksi.
l. Semua jenis referensi dan patok harus tetap berada di tempatnya dalam kondisi baik
sampai waktu yang ditentukan oleh Direksi untuk memungkinkan Direksi dapat
melakukan pengukuran ulang.
m. Semua catatan lapangan pengukuran dan penghitungan volume galian harus
diserahkan kepada Direksi.
n. Semua pengukuran untuk menghitung volume yang akan dipakai dasar untuk
mengajukan pembayaran tambahan harus dilakukan dengan kehadiran Direksi.
Kontraktor harus memberitahukan Direksi sebelumnya sehingga pengukuran
bersama bisa dilakukan tanpa mempengaruhi kemajuan pekerjaan penggalian.
6. BAHAN-BAHAN LAIN
6.1. Bahan Tambahan (Admixture/additif)
a. Kontraktor akan melengkapi dan memakai bahan tambahan campuran beton
(admixture) untuk memperbaiki mutu dan mempermudah pekerjaan beton dan mortar.
Bahan tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan yang
mungkin dipakai harus mendapat persetujuan Direksi. Bahan tambahan harus disertai
dengan sertifikasi pabrik yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Direksi akan menolak usulan pemakaian bahan tambahan yang diajukan
kontraktor bila dianggap bahan tambahan tersebut kurang baik dipakai untuk
menghasilkan homogenitas tinggi pada pekerjaan yang bersangkutan.
Kontraktor harus siap bila Direksi menganggap perlu untuk mengajukan contoh
dan melakukan test untuk contoh bahan dan test tambahan setelah bahan sampai
ke lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus bertanggung jawab pada kesulitan yang timbul atau kerusakan
yang terjadi akibat pemilikan dan pemakaian bahan tambahan, seperti
penundaan, kesulitan pengecoran beton atau kerusakan beton atau kerusakan
beton waktu pembukaan bekesting
Bahan tambahan lainnya bila dipakai harus memenuhi spesikasi yang dibutuhkan
seperti:
6.2. Kayu
Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Kayu harus dari mutu yang baik dan
harus diawetkan dengan baik. Kayu harus bertekstur seragam, berserat lurus bebas dari
mata kayu, lobang-lobang bor, serangan humus, pembusukan, titik-titik, pembongkokan,
belitan atau retak-retak serta kekurangan-kekurangan dan noda-noda lainnya. Semua
persyaratan lain harus dipenuhi seperti kekuatan tekan, tarikan, penyimpanan, penyusunan
dan kelas harus sesuai dengan tuntutan Standard Indonesia untuk kayu NI.5 atau seperti
yang ditentukan oleh Direksi.
6.4. Geotextile
Bahan woven geotextile adalah lembaran Geotetile terbuat dari anyaman serat sintesis
dengan tambahan pelindung ultra violet (UV) yang mempunai kuat tarik yang cukup tinggi,
yang di buat untuk mengatasi masalah untuk perbaikan tanah khususnya yang terkait di
bidang teknik sipil secara efisien dan efektif, antara lain untuk mengatasi atau
menanggulangi masalah pembuatan jalan dan timbunan pada dasar tanah lunak, tanah
rawa. Material Woven Geotetile dari Polypropylene (PP) yang didukung oleh hasil test dan
hasil riset di laboratorium, mengikuti standar ASTM, antara lain : kuat tarik, kekuatan
terhadap tusukan, sobekan, kemuluran dan juga ketahanan terhadap micro organism,
bakteri, jamur dan bahan-bahan kimia.
Fungsi utamanya adalah sebagai Separation (lapisan pembatas), Soil Reinforcement
(perkuatan tanah), Erotion Control (control erosi), Drainage dan Filtrasi. Yang mana di
aplikasi pada Konstruksi Jalan, Perkuatan timbunan, Reklamasi, Longsoran atau Slope
Reinforcement, Konstruksi Jalan Kereta Api, Bendungan, Area Parkir, Break Water, Jetty,
Konstruksi Bronjong, Revetment dan Riprap Pantai, Pengembangan Lahan untuk Industri
dan hunia, dan lain-lain.
Geotextile woven harus memiliki properti seperti tertera berikut ini :
Physical = 250 g/m2 (ASTM D 5261)
Tensile Strength = 60 kN/m (ASTM D 1682)
Elongation = 21 % (ASTM D 1682)
Grab tensile = 2355N (ASTM D 4632)
Trapezoidal tear resistance = 1012 N (ASTM D 4533)
Puncture resistance = 705 N (ASTM D 4833)
Effective opening size = 0,27 mm (NEN 5168)
Flow rate = 21 l/sqm/sec (NEN 5168)
Bahan geotextile non woven adalah dibuat dengan Material Polyster (PET) atau
Polypropylene (PP) yang berupa lembaran tipis dan flexible yang beratnya relatif ringan
dibandingkan material konstruksi lainnya.
Fungsi utamanya adalah sebagai Pemisah atau separator, Drainage atau drainase,
Penyaring atau filtrasi, Kontrol erosi, Perkuatan pada tanah. Yang mana di aplikasi pada
Separator pada Pekerjaan Bronjong, Tembok Penahan Tanah, Pekerjaan Jalan, Saluran
Drainage Bawah Tanah, Rip Rap (Lapisan penguat) atau Revetment Pantai, Embankment,
dll.
Geotextile non woven harus memiliki properti seperti tertera berikut ini :
Mass Per Unit Area = 400 g/m2 (ASTM D 1777)
Thickness = 2,7 mm (ASTM D 5119)
Tensile Strength = 16 kN/m (ASTM D 4595)
Tensile elongation. = 70 % (ASTM D 4595)
Grab strength = 1113kN/m (ASTM D 4632)
Florate/permeability = 2 cm/s (ASTM D 4491)
Apperant Opening Size = 350 m (ASTM D 4751)
Geotextile non woven dibuat dan dihasilkan dibawah pengendalian mutu yang ketat. Pabrik
telah bersertifikat ISO 14001 (2014).
6. Pekerjaan Dewatering
a. Pekerjaan pengeringan (Dewatering) harus dilakukan untuk pekerjaan yang mempunyai
elevasi dibawah permukaan air dan dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi
pasangan maupun beton bertulang sudah mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan
melakukan pasangan batu maupun beton dalam keadaan tergenang air.
b. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Dewatering (pengeringan) dilakukan menurut
yang tercantum dalam daftar kuantitas, pekerjaan yang dilaksanakan menurut kebutuhan
dalam pekerjaan konstruksi seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau
sesuai yang ditentukan oleh Direksi.
3. Galian Umum
a. Semua galian akan dilaksanakan sesuai dengan syarat bab ini dan dengan profil dan elevasi
yang ditunjukkan gambar-gambar atau ditentukan oleh direksi.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh direksi untuk merubah
kemiringan-kemiringan ataupun dimensi-dimensi galian dengan mengadakan revisi
kemiringan ataupun dimensi gambar dengan spesifikasi ini.
c. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat dengan dimensi penuh
yang diminta yang disempurnakan menurut profil dan elevasi yang diberikan. Semua
tindakan yang perlu harus diambil untuk menjaga agar material dibawah dan diatas profil
dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap galian yang dibuat untuk memudahkan kontraktor
dengan suatu alasan atau tujuan kecuali bila ditentukan lain, harus ditimbun kembali bila
diminta atas biaya sendiri.
d. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan penambahan dan penurunan
muka air terhadap galian sehingga tidak membahayakan stabilitas lereng-lereng atau
bangunan-bangunan, pondasi-pondasi, konstruksi-konstruksi dan lainnya.
e. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjaga stabilitas jalan-jalan dan
konstruksi berdekatan lainnya.
8. Pemadatan
a. Timbunan tanah didatangkan yang direncanakan pada gambar atau oleh direksi harus
dipadatkan pada suatu garis lurus (jalur), tersusun padat dan berlereng seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau seperti yang ditetapkan oleh direksi.
b. Material yang dipadatkan harus ditimbun (dikumpulkan) dalam lapisan horizontal dengan
tebal tidak boleh lebih dari 25 cm sesudah dipadatkan dan pendistribusian material akan
homogen dan bebas dari bentuk pengelupasan berkantong, retakan atau
ketidaksempurnaan.
c. Penggalian dan pelaksanaan pemadatan dilaksanakan sehingga material yamg dipadatkan
tercampur dan dijamin pemadatannya dapat mencapai tingkat terbaik. Bila menggunakan
tamping roller kaki tamping roller harus dijaga tetap bersih dari material yang merugikan
keefektifan kerja dari tamping roller.
d. Untuk beberapa bagian dari timbunan tanah didatangkan yang berdekatan dengan
bangunan termasuk pipa-pipa beton dimana pemadatan timbunan tanah atau timbunan
kembali dibutuhkan, dalam hal tersebut tidak memungkinkan mencapai pemadatan yang
memadai dengan pemadatan rolling, timbunan tanah didatangkan harus dipadatkan
dengan Vibrator Roller.
e. Pemadatan dengan alat berat.
Material yang akan dipadatkan harus dihamparkan dan lapisan-lapisan horizontal yang tebal
tidak lebih dari 15 cm. Alat Vibrator Roller mempunyai berat tidak lebih dari 5-8 Ton, dan
tinggi jatuh untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 30 cm. Material dipadatkan harus
mencapai density yang dimaksud. Metode pemadatan harus disetujui oleh direksi.
f. Dalam menempatkan alat pemadat dalam hal pekerjaan timbunan tanah didatangkan yang
berhubungan dengan pipa beton, kedua sisi pipa dipukul dan dipadatkan sehingga menjadi
perletakan pipa yang kuat. Material kemudian harus ditempatkan dan dipadatkan dalam
lajuran seperti yang ditetapkan.
g. Percobaan pemadatan. Sebelum dimulai pekerjaan timbunan, penyedia jasa harus
menunjukkan kepada direksi, peralatan dan cara-cara penempatan material timbunan dan
pemadatannya paling tidak tiga lapisan percobaan timbunan.
h. Hasil pemadatan harus mencapai minimum 90% berat isi kering standar proctor SNI 03-
1742-2008, Cara uji kepadatan ringan untuk tanah
i. Selama proses pemadatan, tanggul harus dilindungi dari hujan
Dimana T'bk adalah karakteristik "Crushing Strength" yang diperoleh dari beberapa
percobaan sample crushing, dengan penyimpangan maksimum 5 % di bawah yang
disyaratkan.
Jika tidak ditentukan lain, nilai crushing strength selalu diambil nilai compresive strength
dari kubus ukuran 15 (0.06) cm per sisi, diuji pada umur 28 hari.
Dimana:
N = Jumlah sample yang diuji (minimum 20 buah sample)
T'b = Crushing Strength untuk tiap sample (kg/cm2)
T'bm = Nilai Crushing rata-rata
S = Standard Crushing Deviasi (kg/cm2)
3.2. Kriteria
Secara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa strength 80% dari hasil test
specemen harus lebih besar dari design strength. Design strength klasifikasi seperti:
Class I = 160 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari;
Class II = 200 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 21 hari;
Class III = 225 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari.
4. Campuran Beton
a. Beton terdiri dari semen portland, pasir, agregat kasar, air seperti yang telah tercantum pada
spesifikasi, semua dicampur secara baik dan membawa konsistensi yang layak.
b. Untuk mutu beton K-225 dan mutu yang lebih tinggi harus digunakan "Design Mix". Design
Mix harus dari hasil pengujian campuran untuk memperoleh ketentuan-ketentuan dan
karakteristik kekuatan. Jumlah semen untuk tiap m3 beton sekurang-kurangnya 326 kg atau
sesuai dengan Design Mix.
c. Untuk mutu beton B1 dan K-125, campuran normal semen portland, pasir dan kerikil akan
berlaku proporsi 1:2:3 atau 1:1,5:2,5. Jumlah semen untuk tiap m3 beton harus diantara 340-
380 kg atu sesuai Design Mix.
d. Ukuran maksimum agregat dalam beton untuk beberapa bagian pekerjaan adalah yang
paling besar dari ukuran yang telah ditentukan dan penggunaannya mulai dari pengadukan
beton sampai pemasangan hingga memuaskan.
e. Proporsi untuk bermacam bahan-bahan yang akan digunakan untuk tempat yang berbeda
harus seperti yang didapatkan dari hasil percobaan test, dari waktu ke waktu selama
pekerjaan berlangsung.
f. Proporsi campuran air dan semen akan dideterminasi dari beton sudah diproduksi yang
mempunyai density yang cocok, impermeabilitas, ketahanan, dan tegangan yang dibutuhkan
tanpa menggunakan semen dengan jumlah yang berlebihan.
g. Perbandingan air semen dari beton (tak termasuk air dalam atau diabsorsi oleh agregat)
tidak akan lebih 0.55 dari berat untuk Class III dan tidak lebih 0.60 dari berat untuk Class-
class lain.
h. Pengujian beton dibuat oleh Direksi dan proporsi campuran akan diganti bilamana diperlukan
untuk maksud pengukuhan kebutuhan ekonomi, kemampuan kerja, density, impermeabilitas,
ketahanan atau kekuatan dan Kontraktor harus menyanggupi bahwa tidak ada kompensasi
tambahan karena pertukaran yang demikian.
7. Pengadukan
7.1. Mesin Pengaduk Campuran Beton
a. Bahan-bahan untuk adukan beton harus dicampur dalam batch mixer atau "Portable
Mixer", waktu pengadukan tidak kurang dari 15 menit, sesudah seluruh bahan-bahan
(kecuali untuk air dengan jumlah yang penuh) di dalam mixer. Waktu pengadukan
perlu ditambah apabila kapsitas mixer melebihi dari 15 m3. Direksi memberi syarat
untuk penembahan waktu pengadukan bila mana pengisian dan operasi pengadukan
gagal menghasil-kan beton melalui bahan-bahan yang didistribusi dan konsis-tensi
yang uniform concrete harus seragam. Dalam komposisi dan konsistensi dari
kelompok-kelompok kecuali bila perganti-an dalam komposisi atau konsistensi
dibutuhkan. Air harus ditambahkan sebelum pengisian dan pengadukan berikutnya
dilaksanakan. Campuran yang berlebihan dengan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton tidak diizinkan.
b. Truck mixer akan diizinkan hanya jika mixer-mixer dan operasi menunjukkan beton
yang diolah adalah uniform dari tiap-tiap pengolahan dengan memperhatikan
konsistensi dan grading. Setiap mixer yang menghasilkan hasil yang tidak
memuaskan harus dibuang dari atas biaya sendiri dari Kontraktor. Setiap mixer yang
memberikan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mixer dalam pengolahan
secara sentralisasi dan mixing plant harus dirangkai sedemikian rupa sehingga gerak-
an pengadukan dalam mixer dapat diobservasi dari tempat yang sesuai terhadap
tempat operator-operator mixing plant. Mixer tidak akan dibebani dengan bahan yang
melebihi dari kapasitasnya, kecuali dalam keadaan khusus yang diizinkan. Setiap
mixer harus dilengkapi dengan alat pencatat waktu pengadukan mekanis yang
menunjukkan dan menjamin periode adukan-adukan yang dibutuhkan terhadap yang
sudah selesai.
12. Penempatan
a. Metode dan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkut beton harus sedemikian
sehingga beton yang mempunyai komposisi dan konsistensi yang dibutuhkan akan terjamin
tanpa pemisahan atau kehilangan slump yang merugikan.
b. Beton boleh dicor apabila Direksi atau wakilnya yang dikuasakan, sudah hadir permukaan
konstruksi sambungan atas dimana beton baru akan dicor harus ditutupi lapisan grout semen
yang rapi atau ditutup dengan lapisan mortar kira-kira 2 cm tebalnya. Mortar harus mempu-
nyai proporsi semen dan pasir yang sama dengan campuran beton yang telah diatur kecuali
diarahkan dengan lain. Rasio air semen dari mortar tidak melebihi dari rasio beton yang akan
dipasang di atasnya, dan konsistensi dari mortar harus sama dengan pengecoran dan
pekerjaan dengan cara-cara yang ditetapkan. Mortar harus menyebar secara seragam dan
harus dikerjakan dengan teliti. Beton harus ditempatkan segera pada mortar yang baru,
didalam menempatkan beton pada sambungan-sambungan konstruksi yang dibentuk,
tindakan-tindakan pencegahan khusus harus diambil untuk menjamin bahwa beton baru
dimasukkan ke dalam kotak yang erat dengan permukaan sambungan, dengan secara hati-
hati dengan alat yang cocok.
c. Pengaturan kembali beton tidak akan diizinkan. Suatu beton yang telah kaku, demikian pula
penempatan yang tepat tidak dapat dijamin akan sia-sia dan tidak ada pembayaran kepada
Kontraktor. Beton harus ditempatkan dalam semua hal, sedapat mungkin dapat dilaksanakan
secara langsung di dalam posisi akhir dan tidak akan mengalir dengan suatu cara sehingga
menyebabkan pemisahan. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar di dalam beton
yang disebabkan karena membiarkan beton jatuh bebas dari ketinggian yang terlalu tinggi,
atau pada sudut partikel yang terlalu besar atau yang akan merusak cetakan dan tulangan
baja tidak dibolehkan bila pemisahan-pemisahan terjadi, Kontraktor harus menyediakan
jeram-jeram penjatuhan yang cocok dan bafle untuk membatasi dan mengontrol beton yang
jatuh.
d. Kecuali karena dihalangi oleh sambungan-sambungan, semua beton yang terbentuk harus
ditempatkan di dalam lapisan-lapisan horizontal yang menerus, yang ketebalannya tidak
melebihi 50 cm. Direksi berhak memerintahkan ketebalan lapisan kurang dari 50 cm
bilamana ketebalan 50 cm tersebut tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
spesifikasi. Semua interseksi dari sambungan-sambungan konstruksi dengan permukaan
harus dibuat lurus dan datar atau tegak.
e. Dalam menempatkan beton di daerah-daerah yang diekpose dengan ketebalan yang besar,
Kontraktor harus menjaga daerah yang diekpose dari beton baru dengan syarat-syarat
praktis yang minimum, dengan mula-mula membentuk beton dengan lebar bangunan
dengan ketinggi-an yang cukup di atas daerah yang dibatasi pada suatu ujung bangunan
dan kemudian dilanjutkan dalam tahap-tahap progressive yang serupa terhadap daerah
bangunan. Lereng yang dibentuk pada ujung mendaki yang tidak terbatas dari lapisan-
lapisan beton yang sudah baik harus dijaga securam mungkin, beton pada sisi ujung-ujung
ini tidak boleh digetarkan segera dan kondisi-kondisinya sedemikian rupa sehingga beton
akan mengeras, dimana getaran berikutnya tidak akan sepenuhnya mengkonsolidasikan dan
menginte-grasikan dengan beton baru yang ditempatkan pada penyambungan kelompok-
kelompok agregat besar harus disebar sebelum beton yang baru dipasang di atasnya,
masing-masing deposit beton harus digetarkan sebelum deposit beton beriikutnya
ditempatkan di atasnya.
f. Beton tidak boleh dicor selama musim hujan lebat atau sehingga menghanyutkan mortar dari
agregat kasar pada lereng-lereng penempatan. Selama hujan yang demikian mortar tidak
boleh ditebar-kan pada sambungan konstruksi dan mortar yang telah disebarkan harus
dibuang dan diganti sebelum melanjutkan pekerjaan. Sekali penempatan beton yang telah
dimulai di dalam suatu bangunan, penempatan tidak boleh diganggu.
g. Ember-ember beton yang digunakan harus dapat dengan cepat mengeluarkan slump yang
rendah, campuran-campuran beton yang ditentukan dan mekanisme dumping harus
dirancang sedemikian rupa sehingga pengisian sebanyak 0.35 m3 bagian muatan di suatu
tempat. Ember-ember harus cocok untuk pengikatan dan pemakaian dari drop chute (jeram)
yang dibutuhkan di lokasi-lokasi terbatas.
h. Sambungan konstruksi harus mendekati horizontal kecuali bila ditentukan lain pada gambar-
gambar atau diperintahkan oleh Direksi. Semua interseksi dari sambungan-sambungan
konstruksi dengan permukaan beton yang akan diekpose kepada pandangan akan dibuat
lurus dan datar atau tegak.
i. Bila beton ditempatkan secara monolitis seputar lubang-lubang yang mempunyai dimensi
vertikal yang lebih besar 60 cm, beton dalm deck (geladak) dasar lantai, balok gelagar atau
bagian-bagian bangunan yang serupa ditempatkan secara monolitis dengan beton yang
menopangnya. Instruksi-instruksi berikutnya harus diteliti baik-baik:
- Penempatan beton harus ditunda dari satu atau tiga jam pada bagian atas lubang dan
pada dasar bevel di bawah deck, lantai dasar, gelagar atau bagian serupa dari
bangunan-bangunan sewaktu bevel ditentukan atau tidak ditentukan, tetapi dalam hal
penempatan ditunda sedemikian lamanya sehingga unit yang bergetar tidak akan siap
untuk penetrasi secara berat sendiri beton yang ditempatkan sebelum penundaan.
Ketika mengkonsolidasi-kan beton yang ditempatkan setelah penundaan, unit yang
bergetar harus menyerap dan menggetarkan beton yang ditempat-kan sebelum
penundaan;
- 60 cm terakhir atau lebih dari beton ditempatkan segera sebelum penundaan harus
ditempatkan dengan slump sepraktis mungkin dan perhatian khusus dicurahkan agar
konsolidasi beton yang teliti akan terlaksana;
- Beton yang ditempatkan di atas lubang-lubang dan di dalam deck-deck, lantai-lantai,
balok gelagar dan bangunan serupa lainnya harus ditempatkan dengan slump
serendah mungkin dan perhatian khusus harus dicurahkan untuk menghasilkan
konsolidasi yang teliti dari beton.
j. Tiap-tiap lapisan beton harus dikonsolidasi sampai kepadatan yang semaksimum mungkin
sehingga bebas dari kantong-kantong agregat, dan menutupi semua permukaan bentuk
bahan-bahan yang ditanam-kan, Di dalam mengkonsolidasikan setiap lapisan beton, getaran
terdahulu dari vibrator harus dibiarkan menyerap dan menggetarkan kembali beton bagian
atas lapisan.
Semua beton harus dikonsolidasikan dengan listrik atau type imersion yang dikendalikan
tenaga pneumatik yang beroperasi pada kecepatan sekurang-kurangnya 7000 rpm. Bila
dicelupkan dalam beton lapisan tambahan beton tidak boleh ditempatkan sebelum lapisan
yang ditempatkan sebelumnya telah dikerjakan secara teliti sesuai dengan yang ditentukan.
16. Perapihan
a. Perapihan permukaan beton harus dilakukan oleh pekerja-pekerja yang terampil dengan
kehadiran Direksi. Permukaan beton akan ditest oleh Direksi untuk menentukan apakah
keadaan permukaan yang tidak teratur dalam batas-batas yang ditentukan. Perbaikan
yang disebab-kan karena pemindahan atau pemasangan cetakan yang salah, atau linning
dari penampang cetakan, pengancingan cetakan yang lepas atau kerusakan cetakan
dianggap sebagai bentuk yang tidak teratur dan akan ditest dengan pengukuran langsung.
Semua keadaan tidak teratur lainnya dianggap sebagai keadaan tidak teratur yang
berangsur (gradualy) dan akan ditest dengan menggunakan template yang terdiri dari
ujung lurus atau yang disamakan untuk permukaan yang berlekuk. Panjang template 1.5 m
untuk pengetesan permukaan yang dibentuk dan 3 m untuk pengetesan permukaan yang
tidak dibentuk. Sebelum Direksi menerima pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
semua permukaan yang terlihat, kecuali ditetapkan lain seperti kerak dan noda-noda yang
tidak tampak.
b. Permukaan bagian dalam yang tidak terbentuk harus dimiringkan untuk pengeringan
seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.
Permukaan yang sempit seperti puncak dinding dan beton penahan harus dimiringkan 20
mm untuk setiap lebar 1 m. Permukaan yang lebih besar seperti plat form dan lantai harus
dimiringkan kira-kira 10 mm setiap lebar 1 m.
2. Pemasangan
- Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip-klip yang cocok pada persilangan, dan harus
diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam
semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak
akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang tidak berkarat.
- Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan beton yang dicor
sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm
kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus
ditopang dengan logam.
- Jarak minimum antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak
bersih antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang
kasar. Pada permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton
dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan harus mempunyai lapisan penutup beton min.
7.5 cm.
3. Sambungan
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari yang ditunjuk pada gambar, ciri
sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang penyambungan di dalam dinding tulangan dan
harus min. 30 x diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
Setelah rencana tersebut disetujui atau diminta untuk memperbaiki oleh Direksi, pekerjaan
pengalihan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disetujui. Pembayaran
untuk pekerjaan sementara tersebut ditanggung dalam item Prop. Sum sesuai dengan permintaan
Kontraktor yang dilampiri dengan penjelasan penggunaannya secara detail sesuai dengan perintah
Direksi.
V. KAYU
- Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Kayu harus dari mutu yang baik dan harus
diawetkan dengan baik. Kayu harus bertekstur seragam, berserat lurus bebas dari mata kayu,
lobang-lobang bor, serangan humus, pembusukan, titik-titik, pembongkokan, belitan atau retak-
retak serta kekurangan-kekurangan dan noda-noda lainnya. Semua persyaratan lain harus
dipenuhi seperti kekuatan tekan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan kelas harus sesuai
dengan tuntutan Standard Indonesia untuk kayu NI.5 atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.
- Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu bakau dengan berdiameter antara
1015 cm. Apabila menggunakan kayu lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi.
- Volume pembayaran yang akan dibayarkan untuk pekerjaan ini adalah volume Per M Kayu
terpasang/terpancang.
VI. PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua pasangan batu yang ditentukan dalam persyaratan teknik dan yang berhubungan
dengannya, dibuat atas persetujuan direksi pekerjaan terdiri dari bahan yang dipersyaratkan
didalam spesifikasi teknik dan harus dicampur sesuai dengan penggunaannya, serta pembuatan
dan pemasangannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam spesifikasi teknik ini.
Ketentuan dan persyaratan lebih lanjut harus diterapkan untuk semua pekerjaan batu, kecuali ada
yang secara khusus untuk jenis pekerjaan tertentu diubah oleh Direksi.
2. Bahan
Untuk pasangan batu yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini meliputi batu, semen, pasir
dan air, harus sesuai dengan ketentuan dan sepenuhnya memenuhi persyaratan dalam Bagian-I
Spesifikasi Umum. Untuk pasangan batu terdiri dari 1 PC : 3 pasir atau 1 PC : 4 pasir dalam
satuan volume dan air secukupnya sampai dihasilkan kekentalan yang sesuai dengan keperluan
yang diinginkan.
3. Adonan Adukan
Adukan dibuat dalam volume yang cukup dipakai untuk pekerjaan yang segera dilaksanakan saja,
semua adonan yang telah ditambah air dalam adukan selama 30 menit tidak boleh dipakai lagi.
Mengencerkan kembali adukan tidak diperkenankan.
6. Plesteran
a. Susunan adukan untuk plesteran harus terdiri dari campuran 1 PC : 3 PS dalam volume air
yang cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, celah-celah dan permukaan pasangan batu harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang.
c. Pekerjaan plesteran harus menurut petunjuk direksi pekerjaan dan dengan ketentuan
ketebalan plesteran adalah 15 mm.
7. Siaran
a. Susunan adukan untuk siaran harus terdiri dari campuran 1 PC : 3 pasir dalam volume air
yang cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.
b. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, celah-celah batu harus dikorek sebelum adukan
dipasang.
c. Pekerjaan siaran harus menurut petunjuk direksi pekerjaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Siaran terbenam, celah-celah diisi sampai rata sedalam 1 cm muka batu;
- Siaran rata, celah-celah diisi sampai rata muka batu;
- Siaran timbul, celah-celah diisi sampai timbul setebal 1 cm dan dengan lebar tidak kurang
dari 2 cm.
8. Perawatan
a. Semua pasangan batu termasuk plesteran harus dirawat dengan memakai air atau dengan
cara yang dapat diterima dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
b. Bila dirawat dengan air maka pasangan batu harus dijaga supaya tetap basah sekurang-
kurangnya 14 hari, dengan cara tertentu atau dapat dilakukan dengan memakai pipa yang
berlubang-lubang. Air yang dipakai untuk perawatan harus memenuhi syarat untuk air yang
dipakai dalam adonan beton.
2. Material
Kontraktor harus mengajukan persetujuan pengadaan material kepada konsultan/ pemilik dengan
disertai brosur, teknikal data dan sample material. Kontraktor tidak dibenarkan untuk melakukan
pembelian material sebelum ada persetujuan dari konsultan/pemilik proyek. Dalam pengajuan
persetujuan material, kontraktor harus memberikan waktu yang cukup untuk prosedur pengajuan
tersebut dan juga harus mempertimbangkan waktu pengadaan barang, waktu produksi hingga
pengiriman ke lapangan. Keterlambatan yang disebabkan karena masalah persetujuan dan
pengadaan barang akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.
3. Pelaksanaan
a. Setiap rol Geotextile non woven dan woven yang dikirim ke site dilapis lembar polyethylene
dan diberi label untuk detail identifikasi produk, panjang, lebar, dan berat.
b. Pengiriman, penyimpanan dan penanganan Geotextile harus mengikuti petunjuk-petunjuk
pabrik.
c. Pemilihan area harus dipersiapkan untuk penyimpanan rol-rol Geotextile di site. Area
tersebut harus aman, kokoh, kering dan terlindung dari material yang dapat merusak
Geotextile.
d. Kontraktor harus menjamin tempat dan peralatan yang digunakan untuk menangani
Geotextile tidak akan merusak Geotextile dan lapis pelindungnya.
e. Rol-rol Geotextile disimpan dan ditangani sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjadi
kerusakan.
f. Untuk melindungi Geotextile dari cuaca, semua rol harus ditutup dengan tarpaulin atau
lembar plastik tambahan. Bila ada beberapa rol yang lapis pelindungnya rusak harus ditandai
untuk diperiksa kemudian.
g. Lapis pelindung harus segera diperbaiki secepatnya. Dan sebaiknya pemasangan jangan
dilakukan pada saat ada angin kencang.
h. Permukaan tanah tempat geotextile akan dipasang, harus bersih dari benda-benda
pengrusak seperti akar pohon dan lain-lain yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada
geotextile. Tanah dibawah tempat geotextile akan digelar harus diusahakan mempunyai
kepadatan yang seragam atau atas persetujuan Direksi.
i. Penyambungan Geotextile dengan overlap harus tepat, baik lebar maupun posisinya agar
geotetile tersebut berfungsi selama usia pakai waduk atau dijahit dengan mesin jahit ketik
ganda portable.
j. Penyambungan geotextile dengan cara menjahit harus dengan jahitan ganda dengan jarak
50 m sampai dengan 100 mm dari tepian lembar geotextile yang disambung. Sambungan
diusahakan sesedikit mungkin dan harus dengan persetujuan dari Direksi.
k. Penimbunan dan pemadatan material urugan setelah penggelaran geotextile harus dilakukan
dengan baik sehingga geotextile tidak mengalami beban melebihi tegangan ijinnya.
l. Peralatan konstruksi tidak boleh berada langsung diatas geotextile dan baru dijinkan
beroperasi diatas geotextile bila tebal urugan telah mencapai minimal 30 cm.
m. Kerusakan geotextile selama proses penimbunan material urugan harus diperbaiki atas
petunjuk Direksi.
2. MATERIAL
Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu sembarang/keras yang berkualitas bagus
dengan berdiameter antara 8-10 cm, dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
3. PELAKSANAAN
a. Sebelum dilakukan pemancangan, maka ujung kayu yang akan dipancang harus dilancipkan
terlebih dahulu untuk memudahkan pelaksanaan pemancangan, dan ujung pancang kayu yang
dilancipkan sekurang-kurangnya 25 cm.
b. Posisi kayu saat pemancangan harus dibuat vertikal dan betul-betul tegak lurus sehingga akan
diperoleh hasil yang optimal, toleransi kemiringanya hanya 5 %.
c. Untuk kayu penyokong ataupun angker kayu harus dibuat sesuai gambar rencana ataupaun
petunjuk Direksi yang biayanya sudah termasuk dalam biaya pemancangan.
4. PEMBAYARAN
Volume pembayaran untuk pekerjaan ini adalah per m kayu yang akan terpancang dan masuk
kedalam tanah.
2. Pelaksanaan
a. Drain hole dipasang pada pekerjaan pasangan batu, sesuai posisi yang direncanakan.
b. Ujung pipa PVC bagian luar dipotong lancip sesuai kemiringan yang diperlukan, sedangkan
bagian dalam dipotong tegak lurus diberi ijuk secukupnya dan diikat dengan kawat
c. Sewaktu pemasangan, bagian drain hole sebelah dalam (bagian yang diberi ijuk) harus
diberi kerikil secukupnya dan dipasang miring sesuai kebutuhan agar drain hole dapat
bekerja sesuai fungsinya.
X. PEKERJAAN BRONJONG
1. U m u m
Pekerjaan bronjong meliputi pekerjaan-pekerjaan : penyediaan, pengangkutan dan pemasangan
kawat bronjong yang diisi dengan batu kali seperti yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Material
Bronjong kawat anyaman pabrikasi atau anyaman manual dengan ukuran sangkar adalah :
- Tinggi : 0,50 meter
- Lebar : 1,00 meter
- Panjang : 2,00 meter.
Spesifikasi Diameter kawat :
Kawat ikat diameter 2,0 mm dengan toleransi + 4%
Kawat anyaman diameter 3,0 mm dengan toleransi + 4%
Kawat sisi diameter 4,0 mm dengan toleransi + 4%
Kuat tarik : Minimum 41,0kg/mm2
Jumlah Puntiran : kawat diameter 3,0 mm, minimum 26 kali
Lapisan seng : kawat diameter 3,0 mm, minimum 275 gram/m2
Ukuran anyaman : 80 x 100 mm dengan lilitan ganda
Diafragma / sekat : setiap 1 (satu) meter panjang
Ukuran-ukuran bronjong disesuaikan dengan kondisi lapangan dan harus mendapat petunjuk dan
persetujuan pihak Direksi.
Batu untuk pengisi bronjong harus batu yang keras dan tahan lama dengan ukuran 20 cm 30 cm
dapat berupa batu kali atau batu gunung.
3. Pelaksanaan
a) Pemasangan bronjong harus hati-hati untuk mencegah kerusakan lapisan saringan.
Sebelum batu diisikan, bronjong ditegangkan sampai bentuk yang diinginkan. Pengisian
mulai dari bagian bawah, krat-krat supaya diletakkan dalam keadaan kosong, diisi dengan
batu sampai penuh dan kemudian ditutup.
b) Sambungan-sambungan antara bronjong maupun sekat-sekatnya harus diikat dengan
kawat.. Batu isian dipergunakan batu yang keras, tahan lama, tidak rusak dan pecah oleh air.
Dengan ukuran batu rata-rata berbentuk sama yang dapat ditahan oleh saringan kawat
bronjong.
c) Semua bagian tepi dari bronjong dan matras termasuk panel, dan sekat harus terikat rapat
pada kawat sisi panel dan terikat secara mekanikal atau petunjuk Direksi, hal untuk menjaga
terlepasnya anyaman, diameter kawat pengikat yang menghubungkan antara sisi panel
untuk perakitan. Setiap bronjong akan dihubungkan dengan ikatan yang didekatnya.
Sambungan-sambungan vertikal antara bronjong-bronjong yang ditempatkan pada setiap 2
(dua) lapisan akan disusun bergiliran seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk
Direksi.
d) Satuan Kuantitas bronjong anyaman mesin adalah unit/buah
4. Pembayaran
Volume pembayaran bronjong dilakukan berdasarkan atas harga satuan per m bronjong yang
terpasang.
XI. PEKERJAAN GEBALAN RUMPUT
a. Gebalan rumput yang dipakai harus bersih, bebas dari tanaman lain yang tidak diinginkan.
b. Pekerjaan tersebut harus dilakukan pada seluruh permukaan timbunan tanggul kecuali pada
permukaan pasangan seperti Rip-rap, Jalan inspeksi dan bronjong, sisa permukaan lubang galian
yang tidak ditutup pasangan seperti pada saluran pelimpah, irigasi, tanggul pematang batas
genangan seperti ditunjukkan dalam gambar desain dan tempat lain atas petunjuk Direksi.
c. Gebalan rumput yang dipakasi harus berakar dan dicangkul setebal 4 cm.
d. Sebelum ditanami dengan gebalan rumput, permukaan lahan perlu dilapisi dengan jenis tanah
humus hasil kupasan setebal 3 cm.
e. Gebalan rumput harus segera ditanamkan dalam jajaran bersambung dan segera disiram air.
f. Agar gebalan tidak tergelincir maka harus dipasang pasak bambu sedalam 10 cm.
g. Pola penanaman yang digunakan adalah papan catur.
h. Pengukuran dan Pembayaran.
Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan Gebalan Rumput adalah harga per m2, dimana
pekerjaan tersebut telah dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan dan
disetujui oleh Direksi.
1. Frame.
Berfungsi sebagai penyangga daun pintu klep dengan ketebalan 4 Cm bahan komposit dari kayu lapis
dan dengan bahan penguat lainnya seperti besi yang dipasang pada sekeliling daun pintu yang
dilindungi lapisan fiber resin.
3. Cincin pengangkat.
Berfungsi untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan dilapangan dengan menggunakan tali
yang dikaitkan pada cincin yang terdapat pada pintu klep bagian atas.
4. Karet seal yang berkualitas baik yang cukup kuat disesuaikan dengan lubang pintu dipasang
mengelilingi lubang yang dilekatkan/tempel pada frame pintu klep dan disesuaikan dengan desain
permukaan daun pintu sehingga efektif menahan bocoran air pada saat terjadi tekanan akibat
perbedaan muka air.
Sebelum dilakukannya pengadaan pintu klep, Penyedia harus mengajukan persetujuan kepada
Pengguna (PPK), Direksi teknik (Supervisi pengawasan) dengan disertai brosur dan tekhnikal data
yang akan dipesan (order). Penyedia tidak dibenarkan melakukan pembelian/pengadaan pintu klep
sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Pengguna (PPK) dan Direksi teknik (Konsultan Supervisi),
dalam pengajuan persetujuan pengadaan material Penyedia harus memberikan batas waktu yang
cukup, mempertimbangkan waktu pengadaan, waktu produksi hingga pengiriman sampai tiba pada
lokasi pekerjaan. Keterlambatan yang disebabkan karena masalah persetujuan dari pengadaan
material akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.
Jika terjadi perbedaan (tidak sesuai) antara pengajuan dari material (contoh/sampel) yang disampaikan
dengan pintu klep yang telah didatangkan, Pengguna (PPK), Direksi teknik (Supervisi pengawasan)
dan Direksi pekerjaan berhak untuk menolak penggunaan material/pintu klep tersebut pada konstruksi
dan Penyedia diwajibkan untuk menggantinya sesuai dengan brosur dan tekhnikal data yang telah
disetujui, segala biaya yang dikarenakan hal tersebut menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
tanpa adanya penambahan biaya.
3. Perombakan
Dimana bagian dari bangunan pasangan batu atau beton yang telah ada akan dirombak, Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan itu dengan cara sedemikian rupa, sehingga tidak memberikan
pengaruh buruk pada keadaan bagian bangunan yang masih tertinggal.
Tiap kerusakan, atau terjadi lubang atau pecah pada bagian bangunan yang masih tertinggal
sebagai hasil pekerjaan perombakan itu, harus dikembalikan kekeadaan semula sampai
memuaskan Direksi. Semua reruntuhan sebagai hasil pembongkaran harus dibuang dengan cara
sebagaimana ditunjukkan dan permukaan tanah atau tampang lintang saluran harus diselesaikan
dan dirapikan sampai memuaskan Direksi.
4. Ikatan Sambungan
Dimana pasangan batu akan disambung kepasangan batu yang telah ada permukaan dari
pasangan batu yang telah ada harus seluruhnya dibersihkan dan sambungan-sambungan digaruk
sampai kedalaman paling sedikit 20 mm.
5. Menaikkan Tanggul-tanggul Yang Ada
Di tempat tanggul-tanggul saluran lama perlu dinaikkan dengan timbunan, bagian atas dan samping
dari tanggul itu harus disiapkan sesuai dengan yang dimaksud pada syarat pekerjaan tanggul dari
Spesifikasi ini.
2. Pelaksanaan
a. Kontraktor mengirimkan material yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga ketebalan
setelah pemadatan tidak kurang dari 20 centimeter.
b. Setelah material ditempatkan maka material tersebut dicampur/diaduk dan dihamparkan
(dalam kadar air yang diperlukan) dengan alat motor grader atau alat lain yang telah
disetujui, sehingga ketebalan lapisan seragam dan distribusi dan gradasi material yang
merata tercapai.
c. Ketika pemuatan dilakukan di atas material yang sebelumnya telah ditempatkan,
Kontraktor harus menentukan rute dari alat-alat pemuatan di atas material yang sudah
ditempatkan sedemikian sehingga perjalanan menyebar secara seragam di seluruh
permukaan untuk mendistribusikan efek pemadatan dari alat itu dan untuk meminimalkan
rutting dan pemadatan yang tidak seragam.
d. Setelah dihamparkan, harus dipadatkan sampai kepadatan yang ditentukan dengan
penggilas vibrator roller dan alat-alat pemadatan lainnya yang disetujui oleh Direksi.
Semua metode pemadatan dan alat-alatnya harus menurut persetujuan Direksi dan detail
lengkap dari pekerjaan itu harus diajukan kepada Direksi untuk persetujuan sebelum awal
pekerjaan.
e. Penggilasan harus maju secara gradual dari sisi ke tengah (center), paralel dengan
centerline jalan, dan harus dilaksanakan secara kontinyu sampai seluruh permukaan telah
digilas. Ketidak-teraturan atau penurunan yang terjadi selama penggilasan harus dikoreksi
dengan melepas material pada tempat-tempat itu dan menambah atau mengurangi
material sampai permukaan seragam yang halus diperoleh. Untuk tempat-tempat yang
berdekatan dengan struktur dan tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau roller besar,
material harus dipadatkan dengan alat pemadat mekanik tangan atau stamper (hand
tamper).
4. Peralatan konstruksi
Semua peralatan dan mesin yang digunakan untuk konstruksi perkerasan harus disetujui oleh
Direksi. Tipe spesifik dari peralatan yang digunakan adalah atas usul Kontraktor. Peralatan utama
yang diperlukan untuk konstruksi perkerasan terdiri atas mesin pemadat vibrator roller.
5. Kontrol ketebalan
Direksi harus mengontrol keseragaman ketebalan dengan lubang uji jika diperlukan
I. Pendahuluan
1.1. Volume pekerjaan adalah volume yang dihitung dari gambar dan diperlukan untuk dapat
memberikan ketentuan yang sama dalam mengajukan penawaran yang selanjutnya akan
dipakai dasar dan evaluasi terhadap semua penawaran. Apabila kontrak sudah ditandatangani,
yang mengikat adalah harga satuan untuk tiap-tiap pekerjaan, sedangkan volume pekerjaan
didapat dari perhitungan kembali berdasarkan kenyataan di lapangan.
1.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak adalah syarat-syarat kontrak, spesifikasi dan
gambar-gambar serta dokumen-dokumen lainnya, karena ketentuan-ketentuan tersebut harus
dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan.
1.3. Volume pekerjaan yang dipakai dalam dasar menentukan pembayaran adalah sesuai dengan
metode pengukuran yang akan diuraikan selanjutnya.
1.4. Harga satuan yang harus dimasukkan dalam volume pekerjaan sudah termasuk harga dan
pengeluaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, semua resiko umum,
pertanggungjawaban dan kewajiban yang tertera dalam dokumen kontrak.
1.5. Harga satuan pekerjaan tersebut harus dimasukkan pada setiap uraian pada daftar volume dan
bila pekerjaan tidak mempunyai harga satuan, sudah harus diperhitungkan dalam harga lain
atau harga satuan pekerjaan dalam volume pekerjaan tersebut.
1.6. Petunjuk dan penjelasan pekerjaan secara umum sudah tercakup dalam spesifikasi dan tidak
perlu diulang dalam volume pekerjaan.
1.7. Satuan harga yang tertulis dalam volume pekerjaan harus disesuaikan dengan syarat-syarat
kontrak.
2.4.3 Pembesian
Penggolongan dan satuan
(1). Pembesian akan diukur dengan berat dalam kg.
(2). Masa baja pembesian diambil 785 kg/m per 100 mm2 dari luas penampang
(7,85 t/m3). Masa dari bahan lain diambil seperti yang ditentukan dalam
kontrak. Uraian yang terpisah tidak diperlukan untuk pengikatan
pembesian pendukung. Masa pembesian yang diukur termasuk masa baja
yang mendukung ujung pembesian.
(3). Batang pembesian yang tidak bulat penampangnya akan digolongkan
dengan diameter batang bulat yang terdaftar dalam golongan luas
penampang melintang yang terdekat.
2.7. Geotekstil
Penggolongan dan satuan
(1). Volume pekerjaan pasangan diukur dalam m2.
(2). Uraian pekerjaan harus teperinci berkaitan dengan panjang dan lebar yang
terpasang
(3). Volume yang diukur termasuk pula sambungan. Tidak ada pengukuran atau
tambahan terhadap volume yang diukur untuk sambungan atau overlapping
geotekstil yang terpasang.