Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
1. A patient-centered 2013 Jensen LA, Journal of Blackwell Pembahasan pada jurnal ini Hasil penelitian pada jurnal
approach to Vedelo WT, Clinical Publishing berfokus pada: ini yaitu:
assisted personal Lomborg K. Nursing Perawatan diri pasien PPOK yang Mengeksplorasi
body care for mengalami sesak nafas dengan pengalaman pasien terkait
patients menggunakan teknik pengkajian perawatan dirinya dan
hospitalised with APBC (Assisted Personal Body dapat
chronic obstructive Care) mendokumentasikan
pulmonary disease APBC dilakukan dengan cara perubahan dalam hal
membanguan hubungan perilaku perawatan diri
terapeutik antara perawat dan pasien saat di rawat di
pasien. rumah sakit.
APBC juga dapat dijadikan alat Pengkajian APBC
untuk menilai dan memonitor berpusat pada pasien.
sesak napas, mengatur sesi Perubahan yang paling
APBC, memonitor keamanan dan mendasar pada pasien
kemampuan pasien PPOK untuk yang dilakukan
ikut dalam kegiatan perawatan pengkajian APBC adalah
dirinya. pasien dapat berperan
Pengkajian APBC dilakukan aktif menjadi bagian dari
dengan empat fase mulai dari perawatan dirinya.
menentukan pasien yang akan Pengalaman perawatan
dilakukan dokumentsi (memilih diri pasien ini meliputi
pasien yang sesuai), wawancara tiga dimensi: tanda
pasien untuk mengetahuii kondisi peringatan yang jelas,
umum dan stadium penyakit, waktu, seta keamanan dan
negosiasi mengenai perawatan kenyamanan pasien.
diri yang akan dilakukan,
pemenuhan perawatan diri, serta
evaluasi.
Program APBC didasarkan pada
tiga prinsip menyeluruh: (1)
fokus pada pasien secara
individual, dan perhatian khusus
harus diberikan pada pasien yang
mengalami sesak napas; (2)
membangun hubungan saling
percaya antara pasien dan
perawat; dan (3) sesi APBC harus
terstruktur.
2. Effects of self- 2016 Bolscher, Internatio Elsevier Jurnal berisi tentang pengaruh Dukungan pada manajemen
management Marjolein nal dukungan terhadap manajemen diri berupa promosi
support EM, Vocht Journal of diri tekait aktivitas sehari-hari kesehatan, informasi
programmes on MH, Francke Nursing pada lansia. Para lansia akan tentang penyakit,
activities of daily LA Studies mengalami penurunan kemampuan pendidikan ditujukan untuk
living of older dalam melakukan aktivitas sehari- meningkatkan pengetahuan
adults: A sysmatic harinya, hal ini dikarenakan terjadi klien, keterampilan dan
review penurunan fisik dan fungsi strategi untuk mengelola
kognitif. Perawat maupun tenaga komplikasi dari penyakit
kesehatan lainnya diharapkan atau kecacatan, pembinaan
memberikan perawatan secara untuk perubahan perilaku
profesional untuk mendukung kesehatan menggunakan
kemampuan klien dalam rencana pribadi atau tujuan
melakukan aktivitas kesehariannya individu, dukungan sosial
secara mandiri serta meningkatkan melalui komunikasi dengan
kemampuan beradaptasi dan teman sebaya. Namun
manajemen diri pada klien yang kegiatan prioritas yang
mengidap penyakit kronis. dilakukan merupakan
Menurut kebanyakan orang, kombinasi antara
kehidupan di usia lanjut adalah pemberian informasi yang
menyenangkan, akan tetapi di usia spesifik terkait penyakit,
lansia, banyak juga yang pendidikan pengetahuan,
mengidap penyakit kronis maupun keterampilan dan
masalah kesehatan lainnya yang pembinaan perubahan
memiliki dampak terhadap perilaku kesehatan atau
kemampuan dalam melakukan pemecahan masalah yang
aktivitasnya kesehariannya. telah digunakan. Terdapat
Kegiatan aktivitas sehari-hari tiga jenis program
didefinisikan sebagai kegiatan manajemen diri yang akan
rutin yang seharusnya dapat dilakukan, yaitu:
dilakukan secara mandiri. 1. Program intensif
Kegiatan aktivitas sehari-hari dengan durasi pendek
terdiri dari aktivitas dasar yaitu <6 bulan dengan
kehidupan sehari-hari, seperti kelompok sesi
makan, mandi, berpakaian, mingguan;
toileting, berjalan, dan sebagainya. 2. Program yang kurang
intensif (< satu sesi
sebulan) dengan durasi
panjang (> satu tahun)
dengan menggunakan
pendekatan individual;
3. Program yang kurang
instensif dengan durasi
antara 6-12 bulan yang
dapat dilakukan pada
pendekatan individu
atau kelompok.
E. Analisis Jurnal
1. A Patient-Centered Approach to Assisted Personal Body Care for Patients
Hospitalised with Chronic Obstructive Pulmonary Disease
a. Isi jurnal
Jurnal berisi tentang Perawatan diri pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) yang mengalami sesak napas. Kualitas Perawatan diri
pasien sangat bergantung pada pengenalan gejala, manajemen penyakit dan
kemampuan perawat dalam interaksi perawat-pasien secara terapeutik. Penelitian
dalam jurnal ini menggunakan teknik pengkajian APBC Pengkajian
menggunakan teknik APBC (Assisted Personal Body Care) dilakukan dengan
komunikasi yang efektif dan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai dan
memonitor sesak napas dan untuk mengatur sesi APBC, kesadaran jeda,
kemampuan, keamanan dan kemampuan pasien PPOK untuk ikut dalam kegiatan
perawatan dirinya. Pengkajian APBC dilakukan dengan empat fase mulai dari
menentukan pasien yang akan dilakukan dokumentsi (memilih pasien yang
sesuai), wawancara pasien untuk mengetahuii kondisi umum dan stadium
penyakit, negosiasi mengenai perawatan diri yang akan dilakukan, pemenuhan
perawatan diri, serta evaluasi. Sesi APBC berpusat pada pasien dilakukan oleh
tujuh perawat dan enam asisten perawat yang telah selesai program pelatihan
APBC yang berpusat pada pasien Program ini didasarkan pada tiga prinsip
menyeluruh: (1) fokus pada pasien secara individual, dan perhatian khusus harus
diberikan pada pasien yang mengalami sesak napas; (2) membangun hubungan
saling percaya antara pasien dan perawat; dan (3) sesi APBC harus terstruktur.
b. Tujuan
Tujuan dalam jurnal ini yaitu untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan
pengalaman pasien terakit perbahan perawatan dirinya sebelum dan selama
perawatan dirumah sakit. Studi ini menunjukkan pentingnya Mencapai interaksi
terapeutik antara perawat dan pasien, yakni dalam hal: (1) mencapai kesamaan
persespi mengenai kondisi pasien saat ini (kondisi sesak nafas yang daialmi
pasien, khususnya terkait dengan kondisi penyakit yang dialaminya) (2) mengkaji
tentang perawatan diri pasien dan bernegosiasi terakit pelaksanaanya (3)
mengklarifikasi peran.
Teknik APBC juga dilakukan untuk mengatasi sesak napas pada pasien PPOK
terutama selama kegiatan seperti perawatan diri berlangsung. Teknik pengkajian
APBC memungkinkan pasien untuk mengambil bagian dalam perawatan diri
untuk mereka sendiri. APBC memiliki struktur yang jelas, mulai dari pertukaran
informasi dengan perawat yang kompeten seingga pasien tidak merasa khawatir
selama sesi berlangsung. Kedua, dapat membangun saling pengertian tentang
bagaimana perawatan diri pada pasien harus dilakukan. Perasaan saling mengerti
ini dapat membuat peserta terlibat dan mengikuti sesi ini sampai selesai dan
melindungi pasien dari kontaminasi. APBC merupakan teknik pengkajian terkait
perawatan diri yang berpusat pada pasien yang berguna untuk meningkatkan
perawatan diri mereka, keterlibatan pasien dapat dicapai tanpa mengorbankan
prinsip-prinsip kebersihan dan keselamatan pasien, APBC juga sebagai prosedur
interaktif antara perawat dan pasien
c. Teknik pelaksanaan
APBC dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Wawancara dilakukan
dengan mengikuti panduan terstruktur empat tema: (1) hidup dengan PPOK, (2)
menjadi pasien, (3) menerima bantuan untuk perawatan diri (4) pengalaman
pribadi mengenai perawatan diri. Pengkajian menggunakan teknik APBC
menampilkan empat fase mulai dari menentukan pasien yang akan dilakukan
dokumentsi (memilih pasien yang sesuai), wawancara pasien untuk mengetahuii
kondisi umum dan stadium penyakit, negosiasi mengenai perawatan diri yang
akan dilakukan, pemenuhan perawatan diri, serta evaluasi. APBC dilakukan
dengan komunikasi yang efektif dan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai
dan memonitor sesak napas dan untuk mengatur sesi APBC, kesadaran jeda,
kemampuan, keamanan dan kemampuan pasienPPOK untuk ikut dalam kegiatan
perawatan dirinya. Kemudian dari pengkajian tersebut dievaluasi menggunakan
metode QOA (qualitative outcome analysis ) yang merupakan metode kualitatif
untuk memeriksa terkait proses dan mengevaluasi masalah klinis serta intervensi
yang dilakukan. penelitian dilakukan dalam lima langkah: pertama, menguraikan
intervensi yang dilakukan, kedua mengidentifikasi data yang sudah terkumpul,
menggambarkan data yang sudah terkumpul, analisis data, yang kelima
melaporkan hasil temuan.
Penelitian ini melibatkan 11 pasien yang terdiri dari 11 orang berjenis
kelamin perempuan dan 2 orang pasien berjenis kelamin laki-laki. Profik setiap
peseta dikategorikan berdasarkan usia, jenis kelamin, prosesur APBC (A= mandi,
B= membersihkan sebagian tubuh,duduk di bak mandi samping tempat tidur, C=
membersihkan sebagian tubuh, duduk didepan wastafel), derajat penyakit PPOK,
dan waktu dilakukan APBC
d. Implikasi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi dan inovasi
keperawatan yang dilakukan perawat sebagai care giver (pemberi asuhan
keperawatan) dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia khusunya dalam hal
personal hygiene. Untuk mengeksplorasi pengalaman pasien dalam menerima
perawatan pada pasien dan untuk mendokumentasikan perubahan dalam hal
perilaku perawatan diri pasien sebelum di rawat di rumah sakit.
e. Kelebihan dan kekurangan jurnal
1) Kelebihan
a) Jurnal ini dapat diaplikasikan dengan mudah, dan jurnal ini dapat menjadi
salah satu referensi untuk mendokumentasikan dalam hal perilaku
perawatan diri pasien saat di rawat di rumah sakit.
b) Teknik pendokuementasian perawatan diri pada pada pasien cukup mudah
yakni dengan cara wawancara dan observasi yang tentunya tidak butuh
biaya yang mahal.
c) Pengkajian menggunakan teknik APBC (Assisted Personal Body Care)
Jurnal menampilkan empat fase mulai dari menentukan pasien yang akan
dilakukan dokumentsi (memilih pasien yang sesuai), wawancara pasien
untuk mengetahuii kondisi umum dan stadium penyakit, negosiasi mengenai
perawatan diri yang akan dilakukan, pemenuhan perawatan diri, serta
evaluasi.
d) APBC dilakukan dengan komunikasi yang efektif dan dapat digunakan
sebagai alat untuk menilai dan memonitor sesak napas dan untuk mengatur
sesi APBC, kesadaran jeda, kemampuan, keamanan dan kemampuan pasien
PPOK untuk ikut dalam kegiatan perawatan dirinya.
2) Kekurangan
a) Penulis hanya berfokus pada pasien dan tidak melibatkan peran keluarga
dalam pengkajian maupun tindakapn perawatan diri pasien.
b) Dalam jurnal tidak dijelaskan secara spesifik metode yang digunakan dan
rentang skor yang digunakan dalam menilai dan memonitor kondidi pasien
dalam pengkajian APBC
b. Tujuan
Tujuan dalam jurnal ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas kesehariannya secara mandiri pada klien yang berusia lebih
dari 65 tahun, klien yang mengidap demensia, gangguan kejiwaan atau penyakit
kronis maupun klien dengan penyakit osteoarthritis, osteoporosis, penyakit
jantung, penurunan pada organ penglihatan.
c. Teknik pelaksanaan
Manajemen diri didefinisikan sebagai pengelolaan gejala, pengobatan pada
fisik maupun psikososial dan perubahan hidup pada klien dengan kondisi
mengidap penyakit kronis. Manajemen diri mencakup pemantauan kondisi dan
kemampuan seseorang secara kognitif, perilaku, dan emosional yang diperlukan
untuk mempertahankan kualitas hidup yang memuaskan. Namun seseorang
membutuhkan dukungan dari tenaga kesehatan yang profesional dan orang-orang
terdekat disekelilingnya agar klien meningkatkan keterampilan diri dan memiliki
kepercayaan diri untuk melakukan segala aktivitasnya secara mandiri. Dukungan
pada manajemen diri berupa promosi kesehatan, informasi tentang penyakit,
pendidikan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan klien, keterampilan dan
strategi untuk mengelola komplikasi dari penyakit atau kecacatan, pembinaan
untuk perubahan perilaku kesehatan menggunakan rencana pribadi atau tujuan
individu, dukungan sosial melalui komunikasi dengan teman sebaya. Namun
kegiatan prioritas yang dilakukan merupakan kombinasi antara pemberian
informasi yang spesifik terkait penyakit, pendidikan pengetahuan, keterampilan
dan pembinaan perubahan perilaku kesehatan atau pemecahan masalah yang telah
digunakan. Terdapat tiga jenis program manajemen diri yang akan dilakukan,
yaitu:
4. Program intensif dengan durasi pendek yaitu <6 bulan dengan kelompok sesi
mingguan;
5. Program yang kurang intensif (< satu sesi sebulan) dengan durasi panjang (>
satu tahun) dengan menggunakan pendekatan individual;
6. Program yang kurang instensif dengan durasi antara 6-12 bulan yang dapat
dilakukan pada pendekatan individu atau kelompok.
d. Implikasi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi dan inovasi
keperawatan yang dilakukan perawat sebagai care giver (pemberi asuhan
keperawatan), educator, dan konselor dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
e. Kelebihan dan kekurangan jurnal.
1) Kelebihan
Jurnal ini dapat diaplikasikan dengan mudah, dan jurnal ini dapat
menjadi salah satu referensi untuk dapat menigkatkan kinerja dan kualitas
perawat maupun tenaga medis lainnya dalam melakukan perawatan.
2) Kekurangan
Dalam jurnal tidak dijelaskan secara spesifik bagaimana penerapan
manajemen diri yang digunakan, pemantauan untuk menilai dan memonitor
kondisi pasien yang termasuk kategori dapat melakukan manajemen diri
yang baik maupun yang tidak
Lampiran:
SKALA BORG (THE BORG SCALE)
SCALE SEVERITY
0 Tidak ada Sesak napas sama
sekali
Sangat Sangat Sedikit (Hanya
0.5
Terlihat)
1 sangat Sedikit
2 sedikit Sesak napas
3 sedang
4 agak berat
5 Sesak napas parah
6
7 Sesak napas sangat parah
8
Sangat Sangat parah (Hampir
9
Maksimum)
10 Maximum
(Sumber:Borg.BORG RPE-Scale, 1998)
Nilai 0 merupakan nilai terendah yang dapat diberikan, nilai ini memiliki
arti tidak dirasakan sakit sama sekali. Nilai ini menunjukkan bahwa otot operator
tidak merasakan sakit sama sekali. Biasanya nilai ini merupakan nilai awal
sebelum melakukan pekerjaan ataupun baru melakukan pekerjaan. Nilai 1
memiliki arti rasa sakit yang sangat lemah sekali. Nilai ini diperuntukkan bagi
operator yang baru melakukan kerja dalam beberapa menit. Nilai 3 memiliki arti
sakit yang dirasakan adalah sedang. Dalam hal ini operator menilai bahwa rasa
sakit pada ototnya kadang terasa kadang tidak. Biasanya perasaan ini timbul pada
waktu 5-7 menit setelah memulai pekerjaan. Nilai 4, operator sudah merasakan
rasa sakit pada ototnya. Hal ini dapat terjadi apabila operator sudah melakukan
pekerjaan yang cukup lama. Nilai 7 merupakan nilai kritis, karena rasa sakit yang
dirasakan sudah mulai mengganggu kinerja otot pada khususnya dan mengganggu
pekerjaan pada umumnya. Pekerjaan dapat diteruskan apabila operator terus
bersemangat dalam bekerja.