Вы находитесь на странице: 1из 8

GLIKOGENESIS

A. Pengertian Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat
kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel
hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada
pada persendian konstan gula darah untuk energy. (Ethel Sloane, 2003)
Glikogenesis adalah sintesis protein dari glukosa, seperti yang di temukan pada otot, tempat
glukosa di simpan sebagai glikogen. Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari
glukosa kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan
karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini
terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi
karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa
mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.

B. Struktur Glikogen
Glikogen bentuk penyimpanan glukosa adalah polisakarida glukosa bercabang yang terdiri
dari rantai-rantai unit glukosil yang disatukan oleh ikatan -1,4 dengan cabang -1,6 di setiap 8-
10 residu.
Dalam molekul dengan struktur bercabang cabang lebat ini, hanya satu residu glukosil yang
memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak terkait ke residu glukosa lainnya. Karbon anomerik
di awal rantai melekat ke protein glikogenin. Ujung lain pada rantai itu disebut ujung
nonpereduksi. Struktur yang bercabang-cabang ini memungkinkan penguraian dan sintesis
glikogen secara cepat karena enzim dapat bekerja pada beberapa rantai sekaligus dari ujung-
ujung nonpereduksi.
Glikogen terdapat dalam jaringan sebagai polimer berberat molekul sangat besar (107-
108)yang bersatu dalam partikel glikogen. Enzim yang berperan dalam sintesis dan penguraian
glikogen dan sebagai enzim pengatur, terikat ke permukaan partikel glikogen.
Fungsi Glikogen pada Otot Rangka dan Hati
Glikogen terurai terutama menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian diubah menjadi glukosa
6-fosfat. Di otot rangka dan jenis sel lain, glukosa 6-fosfat masuk ke dalam jalur glikolitik.
Glikogen adalah sumber bahan bakar yang sangat penting untuk otot rangka saat kebutuhan akan
ATP meningkat dan saat glukosa 6-fosfat digunakan secara cepat dalam glikolisis anaerobik.
Di hati berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya. Glikogen hati merupakan
sumber glukosa yang pertama dan segera untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Di hati,
glukosa 6-fosfat yang dihasilkan dari penguraian glikogen dihidolisis menjadi glukosa oleh
glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang hanya terdapat di hati dan ginjal. Dengan demikian,
penguraian glikogen merupakan sumber glukosa darah yang dimobilisasi dengan cepat pada
waktu glukosa dalam makanan berkurang atau pada waktu olahraga dimana terjadi peningkatan
penggunaan glukosa oleh otot.
Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri.
Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk dikirim keluar guna
mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam
puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama

C. Tujuan Glikogenesis
Proses glikogenesis terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk berpikir, mencerna
makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan, maka dirangkai
menjadi glikogen untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan
jangka pendek melalui proses glikogenesis.
Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di simpan
sebagai sebagai glikogen atau lemak, glikogenesis (produksi glikogen) terjadi terutama dalam sel
otot dan hati. Glikogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah dan proses ini di stimulasi
oleh insulin yang disekresi dari pangkreas.
D. 2.4 Proses Pemecahan Glikogen (Glikogenesis)
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator
enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + Ppi

Gambar 1. Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. 2009)

Gambar 2. Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. 2009)
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian
dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-
cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan
cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total
tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.
Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.

Gambar 3. Biosintesis glikogen (dipetik dari: Murray dkk. 2009)


Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan
berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
enzim pembentuk cabang (branching enzyme).

Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara dalam proses
glikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa.
Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi glukosa yang disebut glikogenolisis juga
melibatkan terjadinya kedua senyawa antara tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda seperti
digambarkan pada Gambar dibawah.
Senyawa antara UDP-glukosa (Glukosa Uridin Difosfat) terjadi pada jalur pembentukan tetapi
tidak pada jalur penguraian glikogen. Demikian pula enzim yang berperan dalam kedua jalur
tersebut juga berbeda.
Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan glukosa 6-fosfat dari
glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi tinggi.
Sedang enzim yang mengkatalisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan
fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat.

Gambar 5. Pembentukan Uridin Di Phosphat Glucosa

Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) dikatalis oleh glukosa 1-fosfat uridil
transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa)dan pirofosfat (PPi).
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum untuk biosintesis
disakarida dan polisakarida.
Dalam berbagai tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa
dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut.
Dalam hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat
sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang kemudian dengan enzim sukrosa fosfatase
dihidrolisis menjadi sukros.
BAB 3
PENUTUP
A. 3.1 Kesimpulan
Glikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat
kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan,glikogenesis terjadi terutama dalam sel-sel
hati dan sel-sel otak rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada
pada persendian konstan gula darah untuk energy.
Proses glikogenesis terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk berpikir, mencerna
makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa melampaui kebutuhan, maka dirangkai
menjadi glikogen untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan
jangka pendek melalui proses glikogenesis.
Jika kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) glukosa akan di ubah dan di simpan
sebagai sebagai glikogen atau lemak, glikogenesis (produksi glikogen) terjadi terutama dalam sel
otot dan hati. Glokogenesis akan menurunkan kadar glukosa darah dan proses ini di stimulasi
oleh insulin yang disekresi dari pangkreas.
Proses pembentukan glikogen ringkasnya sebagai berikut :
1. Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan bantuan enzim
glukokinase dan mendapat tambahan energi dari ATP dan fosfat.
2. Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.
3. Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh uridil
transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
4. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor satu dalam
rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit
glukosa.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, pembaca bisa mencari literature lain yang
membahas lebih detail serta menambahkan hal-hal yang belum terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel Sloane. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Murray, R.LK., Dranner, D.K., dan Rodwell, V.W. 2009. Biokimia (27 ed). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Вам также может понравиться