Вы находитесь на странице: 1из 21

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat


Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301

Keterangan :
1. Test
2. Oraldisk
3. Oralopening
4. calix
5. Holdfest

Ventral Samping Foto

No. Peraga : 726

Filum : Bryozoa

Kelas : Gymnolemata

Ordo : Hoemosporidia

Family : Odontobelusidae

Genus : Odontobelus

Spesies : Odontobelus tripartitus gracilis (A.)

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Brauching

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Jura Bawah (176-195 Jutatahun)

LingkunganPengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Bryozoa,

dengan Kelas Gymnolaemata, Ordo Cyclostomata, Family Odontobelusidae, Genus

Odontobelus, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Odontobelus tripartitus

gracilis.
Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun bagian fosil ini terdiri dari Test yang merupakan bagian tubuh

keseluruhan fosil. Holdfesh yaitu tempat tertambatnya fosil, oraldisk yaitubagian

atas fosil, oralopenig yaitu bagian yang berfungsi sebagai mulut, calix yaitu motif

garis pada tubuh fosil.

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah

permineralisasi yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang

tahan terhadap pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah brancing yaitu bentuk yang

menyerupai koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui

bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan

yaitu laut dangkal. Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur
secara relative fosil ini tergolong dalam zaman Jura bawah (230-225 juta tahun

lalu).

Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.

- Anonim. 2014. Bagian Tubuh

Bivalvia.https://id.wikipedia.org/wiki/bagian_tubuh_organisme. Diakses

pada tanggal 03 Maret 2017, pukul 22:44 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat
Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301

Keterangan :
1.Test
2. Zoorium
3. Zooid

Ventral Foto

No. Peraga : 263

Filum : Bryozoa

Kelas : Phylactoleamata

Ordo : Cetonostomata

Family : Heliolithes

Genus : Heliolithes

Spesies : Heliolithes cf. megastoma McCOY

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Brauching

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Silur Atas (395-423 Jutatahun)

LingkunganPengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Bryozoa,

dengan Kelas Gymnolaemata, Ordo Ctenostomata, Family Heliolithesidae, Genus

Heliolithes, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Heliolithes cf. Megastoma

Mc COY.
Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil.

Adapun bagian-bagian tubuh fosil yang masih dapat dijumpai seperti,

Eksoskeleton atau bagian keseluruhan organisme, Oraldisk lingkaran pada bagian

atas fosil, urat garis pada bagian luar fosil biasa disebt Entheron, tempat tertambatnya

biasa disebut hipostoma,bagian mulut disebut oral opening, dan tempat keluar

makanan buiasa disebut calix

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah

permineralisasi yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang

tahan terhadap pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah globular atau bentuk bulat.

Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi

kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan yaitu laut dangkal.

Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil

ini tergolong dalam zaman Silur tengah (435-395 juta tahun lalu).
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.

- Anonim.2016.Bagian Fosil Gastrophoda.https://id.wikipedia.org/wiki/bagian-

_fosil_gastrophoda. Diakses pada tanggal 03 Maret 201, pukul 22:36 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat
Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301
Keterangan :
1. Test
2. Calix
3. Oraldisk
4. Oralopening

Ventral Samping Foto

No. Peraga :792

Filum : Bryozoa

Kelas : Gymnoleamata

Ordo : Cylostomata

Family : Coralidae

Genus : Coral

Spesies : Coral limestone

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Branching

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : KapurAtas (65-100 Jutatahun)

LingkunganPengendapan :Laut Dangkal

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Bryozoa,

dengan Kelas Gymnolaemata, Ordo Ctenostomata, Family Coralidae, Genus Coral,

dan organisme ini termasuk dalam Spesies Coral limestone.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya


organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil

Pada fosil ini juga ditemukan bagian - bagian tubuh dari organisme. Pertama

ada test, yaitu bagian keseluruhan dari fosil yaitu tubuh dari fosil itu sendiri. Kedua

ada calix, yaitu garis garis yang terlihat pada dinding luar test. Kemudian ada

oraldisk, yaitu bagian atas fosil yang berada pada bagian atas fosil. Kemudian ada

oralopeninng yang berguna sebagai mulut fosil.

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah

permineralisasi yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang

tahan terhadap pelapukan.

Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang menyerupai seperti

koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi

kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi pengendapan yaitu laut dangkal.

Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil

ini tergolong dalam zaman Kapur atas (100-65 juta tahun lalu).
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.

- Anonim.2014.BagianTubuhfosil.https://id.wikipedia.org/wiki/bagian_tubuh-

_bivalvia. Diakses pada tanggal 03 Maret 2017, pukul 22:44 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat
Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301

Keterangan :
1.Test
2. Eksoterm

3. Endoterm

Ventral Foto

No. Peraga : 948

Filum : Protozoa

Kelas : Sarcodina

Ordo : Foraminifera

Family : Nummulitesidae

Genus : Nummulites

Spesies : Nummulitesmillecaput BOUBEE

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Bentuk : Plate

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : Eosen Tengah (44-50 Jutatahun)

LingkunganPengendapan :Laut Dangkal

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Protozoa,

dengan Kelas Sarcodina, Ordo Foraminifera, Family Nummelitesidae, Genus

Nummelites, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Nummelites millecaput

BOUBEE.
Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil.

Pada fosil ini juga ditemukan bagian - bagian tubuh dari orgnaisme. Pertama

ada test, yaitu bagian keseluruhan dari fosil yaitu tubuh dari fosil itu sendiri. Kedua

ada endoterm, yaitu bgian dalamfosil. Kemudian ada eksoterm, yaitu bagian luar

dari fosil.

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah

permineralisasi yaitu pergantian sebagian dari tubuh organisme dengan mineral yang

tahan terhadap pelapukan. Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang

menyerupai seperti koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3), dengan lokasi

pengendapan yaitu laut dangkal. Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau

penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman Eosen tengah(50-44

juta tahun lalu).


Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.

- Anonim. 2014. Bagian Tubuh

Bivalvia.https://id.wikipedia.org/wiki/bagian_tubuh_organisme. Diakses pada

tanggal 03 Maret 2017, pukul 22:44 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat
Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301

Keterangan :
1. Test
2. Calix

Ventral Samping Foto

No. Peraga : 614

Filum : Bryozoa

Kelas : Gymnoleamata

Ordo : Kriptostoma

Family : Fanestellanidae

Genus : Fanestella

Spesies : FanestellaexplanataA.ROEM.

Proses Pemfosilan : Permineralisasi

Bentuk : Plate

Komposisi Kimia : SiO2

Umur : Devon Tengah (360-370 Jutatahun)

LingkunganPengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Protozoa,

dengan Kelas Foraminifera, Ordo Fenestrata, Family Fenestellaidae, Genus

Fenestella, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Fenestella explanata A. Roem.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya


organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi

yaitu pergantian sebagian atau seluruh tubuh organisme dengan mineral yang tahan

terhadap pelapukan.

Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang menyerupai seperti

koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini tidak bereaksi maka dapat diketahui bahwa

komposisi kimianya adalah Silika (SiO2), dengan lokasi pengendapan yaitu laut

dalam. Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative

fosil ini tergolong dalam zaman Devon tengah (370-360 juta tahun lalu).

Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.


- Anonim. 2014.https://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 04 Maret

2017, pukul 00:01 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat
Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301

Keterangan :
1. Test
2. Zoorium
3. Holdfest
4. Oraldisk
5. Oralopening

Ventral Samping Foto

No. Peraga : 887

Filum : Bryozoa

Kelas : Gyimnoleamata

Ordo : Cheilostomata

Family : Caninianidae

Genus : Caninia

Spesies : Caniniacornucopiae NICH.

Proses Pemfosilan :Permineralisasi

Bentuk : Brancing

Komposisi Kimia : CaCO3

Umur : KarbonBawah (318-345 Jutatahun)

LingkunganPengendapan : Laut Dangkal

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Bryozoa,

dengan Kelas Gymnoslaemata, Ordo Cyclostomata, Family Caninianidae, Genus

Caninia, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Caninia Cornucopiae NICH.
Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya

organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil.

Adapun bagian-bagian tubuh yang dapat diamati dari fosil ini antara lain

yaitu, Test yang merupakan bagian keseluruhan tubuh fosil.

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi

yaitu pergantian sebagian atau seluruh tubuh organisme dengan mineral yang tahan

terhadap pelapukan.

Bentuk dari fosil ini adalah Brancing yaitu bentuk yang menyerupai seperti

koral. Setelah ditetesi HCl fosil ini tidak bereaksi maka dapat diketahui bahwa

komposisi kimianya adalah Silika (SiO2), dengan lokasi pengendapan yaitu laut

dalam. Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative

fosil ini tergolong dalam zaman Karbon bawah ( 345-318 juta tahun lalu).
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.

- Anonim. 2014.https://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 04 Maret

2017, pukul 00:01 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)


PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 7 Maret 2017 Nama : Vara Soraya Malawat
Acara : Protozoa dan Bryozoa NIM : D61116301
Keterangan :
1.Test
2. Holfesh
3.Oraldisk
4. Calix

Ventral Samping Foto

No. Peraga :1744

Filum : Bryozoa

Kelas : Stenoleamata

Ordo : Cyclosmata

Family :Acanthocerasidae

Genus :Acanthoceras

Spesies : Acanthocerasrhotomageuse(DEFR.)

Proses Pemfosilan :mineralisasi

Bentuk : Tabular

Komposisi Kimia : SiO2

Umur : Kapur Atas

LingkunganPengendapan : Laut Dalam

Keterangan :

Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Filum Bryozoa,

dengan Kelas Gymnoslaemata, Ordo Cyclostomata, Family Caninianidae, Genus

Caninia, dan organisme ini termasuk dalam Spesies Caninia Cornucopiae NICH.

Adapun dalam proses pemfosilan spesies ini dimulai dari proses awal ketika

organisme mati dan kemudian tertimbun oleh material sedimen. Tertimbunnya


organisme ini menyisakan bagian tubuh yang keras saja, karena bagian yang lunak

telah hancur bercampur dengan unsur hara lainnya. Tertimbunnya organisme ini juga

menyebabka terhindar nya oganisme dari proses kimia baik oksidasi dan reduksi

sehingga tetap terjaga. Kemudian, fosil akan dibawa oleh tiga media geologi yaitu

air, angin, dan es. Pada saat fosil dibawa oleh air terjadilah proses leaching

(pencucian). Setelah itu, fosil akan tertransportasikan ke cekungan yang lebih stabil

dan kemudian akan tertimbun lagi dan kembali mengalami pencucian seperti

sebelumnya. Lalu terjadilah kompaksi dan tersedimentasi oleh material semen yaitu

karbonat. Kemudian terjadilah proses pembatuan fosil atau litifikasi lalu akibat dari

tenaga endogen yang berupa tektonik lempeng terangkat keatas bersama fosil

tersebut. Sehingga laut dangkal akan menjadi daratan. Setelah terangkat, fosil akan

terlihat akibat adanya proses eksogen seperti pelapukan dan erosi atau akan di

temukan dan dikenal sebagai fosil.

Pada fosil ini juga ditemukan bagian - bagian tubuhnyayaitu,pertama ada test,

yaitu bagian keseluruhan dari fosil yaitu tubuh dari fosil itu sendiri. Kedua ada

holdfesh, yaitu tempat tertambat pada permukaan. Kemudian ada oraldisk , yaitu

yaitu bagian atas dari fosil.lalu ada oral opening,yaitu bagian mulut dari fosil. Dan

ada calix yaitu urat garis pada tubuh fosil

Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil tersebut adalah mineralisasi

yaitu pergantian sebagian atau seluruh tubuh organisme dengan mineral yang tahan

terhadap pelapukan.

Bentuk dari fosil ini adalah Tabular yaitu bentuk yang menyerupai bentuk

tabung. Setelah ditetesi HCl fosil ini tidak bereaksi maka dapat diketahui bahwa

komposisi kimianya adalah Silika (SiO2), dengan lokasi pengendapan yaitu laut

dalam. Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative

fosil ini tergolong dalam zaman Kapur atas (100-65 juta tahun lalu).
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapannya,

menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang

satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.

Referensi:

- Amin, M. Mustaghfirin. 2014. Paleontologi PDF.

- Anonim. 2014.https://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 04 Maret

2017, pukul 00:01 WITA

- Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS.

ASISTEN PRAKTIKAN

( MUH. AFRISAL ARIF) ( VARA SORAYA MALAWAT)

Вам также может понравиться