Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAK
Latar belakang: Penatalaksanaan standar rinosinusitis kronis pada orang dewasa saat ini yang
direkomendasikan oleh kelompok studi Rinologi PERHATI-KL meliputi pemberian antibiotik, dekongestan
oral, kortikosteroid dan mukolitik disertai terapi tambahan irigasi hidung. Penilaian patensi hidung dan
kualitas hidup penderita dapat menilai efektivitas terapi rinosinusitis. Sampai saat ini belum ada laporan
hasil penelitian yang konsisten tentang prioritas pilihan cairan cuci hidung yang digunakan, maka
penelitian yang berkaitan dengan efektivitas hasil terapi cuci hidung larutan air laut steril sebagai terapi
tambahan pada terapi standar rinosinusitis kronis perlu dilakukan. Tujuan: Menilai efektivitas larutan cuci
hidung air laut steril pada penatalaksanaan rinosinusitis kronis berdasarkan patensi hidung dan kualitas hidup
(SNOT-20). Metode: Penelitian uji klinis terbuka (open trial) pada penderita rinosinusitis kronis yang
berobat di poliklinik THT RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna nilai
NIPF sebelum dan setelah intervensi antara kelompok air laut steril (p<0,05) dengan kelompok terapi standar
(p>0,05) juga terdapat perbaikan nilai SNOT-20 secara bermakna (p<0,05) pada kelompok air laut steril
setelah intervensi. Kesimpulan: Pemberian larutan cuci hidung air laut steril sebagai terapi tambahan akan
memperbaiki patensi hidung dan kualitas hidup penderita rinitis kronis dibandingkan dengan hanya terapi
standar saja.
Kata kunci: larutan cuci hidung air laut steril, rinosinusitis kronis, NIPF, SNOT-20
ABSTRACT
Background: The current standard management for chronic rhinosinusitis in adult which recommended
by study group for rhinology, Indonesian ENT Association, was included antibiotics, oral decongestan,
corticosteroids and mucolitics associated with nasal irrigation. The patients nasal patency and quality of life
evaluation may be used as a tool to evaluate the effectiveness of rhinosinusitis therapy. Up till now, there
was no consensus of study reports regarding priority choice of nasal rinse solution to be used, so the
study for the effectiveness of sterile sea water nasal rinse as an adjuvant therapy for chronic
rhinosinusitis is needed. Purpose: To evaluate the effectiveness of sterile sea water nasal rinse in
rhinosinusitis therapy based on nasal patency and quality of life (SNOT-20). Method: A clinical open trial
was performed in chronic rhinosinusitis patients who came to ENT outpatients clinic, Wahidin
Sudirohusodo Hospital Makassar. Result: There is a significant difference of nasal inspiratory peak flow
meter value before and after intervention, between sterile sea water groups (p<0.05) and standard
therapy groups (p>0.05). Also there is an improvement of SNOT-20 value in sterile sea water groups
significantly after intervention (p<0.05). Conclusion: Sterile sea water nasal rinse as an adjuvant
therapy will improve nasal patency and quality of life in chronic rhinosinusitis patients than standard
therapy alone.
Key words: sterile sea water nasal rinse, chronic rhinosinusitis, NIPF, SNOT-20
Alamat korespondensi: Ade Rahmy Sujuthi, Bagian Ilmu Kesehatan THT FK UNHAS, Makassar. E-mail:
aderahmy@yahoo.com
Total
Karakteristik Kelompok air laut steril Kelompok standar
n (%)
n (%) n (%)
Umur
18 23 tahun 5(15,6) 1(3,1) 6(18,7)
24 29 tahun 6(18,8) 1(3,1) 7(21,9)
30 35 tahun 4(12,5) 2(6,3) 6(18,7)
36 41 tahun 4(12,5) 2(6,3) 6(18,7)
42 47 tahun 3(9,4) 4(12,5) 7(21,9)
Jenis kelamin
Laki-laki 8(25) 4(12,5) 12(37,5)
Perempuan 14(43,8) 6(18,7) 20(62,5)
Pendidikan
SMA 5(15,6) 3(9,4) 8(25)
Diploma 5(15,6) 1(3,1) 6(18,7)
S1 8(25) 4(12,5) 12(37,5)
S2 4(12,5) 2(6,3) 6(18,7)
Pendidikan subjek penelitian dibagi sampel (25%), kemudian Diploma dan sarjana
menjadi empat kategori, yaitu: SMA, S2, yaitu 6 sampel (18,7%).
Diploma, sarjana S1 dan sarjana S2. Frekuensi Pada penelitian ini, hasil yang didapatkan
terbanyak subjek penelitian memiliki setelah perlakuan yaitu rerata nilai hasil
pendidikan sarjana S1, yaitu 12 kasus atau pengukuran NIPF antara sebelum dilakukan
37,5% dari jumlah total sampel menyusul semprot hidung, minggu ke-1 dan minggu ke-
masing-masing subjek penelitian yang 2 sesudah dilakukan semprot hidung pada
memiliki pendidikan SMA, yaitu sebanyak 8 kelompok air laut steril dan kelompok terapi
standar dapat dilihat pada tabel 2 dan grafik 1.
Rata-rata nilai NIPF pada kelompok terapi dan nilai tertinggi 80 liter/menit. Setelah
standar sebelum perlakuan, yaitu 74,5 minggu ke-1 perlakuan didapatkan perbaikan
liter/menit dengan nilai terendah 70 liter/menit rata-rata sebesar 2 liter/menit (dari rata-rata
nilai NIPF 74,50 liter/menit menjadi 76,50 PNIF 73,40 liter/menit menjadi 80,45
liter/menit), namun setelah minggu ke-2 liter/menit), kemudian dari minggu ke-1
perlakuan tidak didapatkan perbaikan rata-rata sesudah perlakuan sampai minggu ke-2
nilai NIPF dari minggu ke-1 setelah perlakuan, didapatkan perbaikan nilai rata-rata
perlakuan. Dengan demikian, pada kelompok NIPF sebesar 16,14 liter/menit (dari 80,45
standar ini perbaikan rata-rata nilai NIPF dari liter/menit menjadi 96,59 liter/menit). Dengan
sebelum perlakuan sampai minggu ke-2 demikian, pada kelompok air laut steril ini
setelah perlakuan hanya sebesar 2 liter/menit. didapatkan perbaikan rata-rata nilai PNIF dari
Pada kelompok air laut steril, perbaikan sebelum perlakuan sampai minggu ke-2
rata-rata nilai NIPF dari sebelum perlakuan sesudah perlakuan sebesar 23,19 liter/menit
sampai minggu ke-1 sesudah perlakuan adalah (dari 73,40 liter/menit menjadi 96,59
sebesar 7,05 liter/menit (dari rata-rata nilai liter/menit)
Gambar 1. Grafik perbandingan rata-rata nilai NIPF kelompok air laut steril
dengan kelompok terapi standar
Pada tabel 3, dapat dilihat rata-rata kelompok terapi standar dari sebelum
persentase perbaikan nilai NIPF dari sebelum perlakuan sampai minggu ke-1 sesudah
sampai sesudah minggu ke-1 perlakuan dan perlakuan adalah sebesar 3,17% dan nilai ini
dari sebelum sampai sesudah minggu ke-2 tidak mengalami perbaikan dari sebelum
perlakuan, di mana didapatkan rata-rata perlakuan sampai minggu ke-2 sesudah
persentase perbaikan nilai NIPF pada pelakuan. Pada kelompok air laut steril,
perbaikan nilai rata-rata persentase NIPF dari kemudian mengalami perbaikan lagi dari
sebelum perlakuan sampai minggu ke-1 sebelum perlakuan sampai minggu ke-2
sesudah perlakuan adalah sebesar 8,62%, sesudah pelakuan sebesar 23,07%.
Nilai SNOT-20 yang didapatkan setelah perlakuan dan minggu ke-2 sesudah perlakuan
perlakuan dapat dilihat pada tabel 4 dan grafik pada kelompok terapi standar dan kelompok
2, yaitu nilai tengah skor SNOT-20 sebelum air laut steril.
Sebelum
43,50 41,40
Minggu 2
33,50 41,50
Terdapat perbaikan selisih nilai tengah lebih baik dibandingkan dengan kelompok
skor SNOT-20 dari sebelum perlakuan sampai terapi standar.
minggu ke-2 sesudah perlakuan pada Hal tersebut juga dapat dilihat pada
kelompok air laut steril, yaitu sebesar 10 (dari perbandingan nilai SNOT-20 sebelum dan
43,5 menjadi 33,5) sedangkan pada kelompok sesudah minggu ke-2 perlakuan pada kedua
terapi standar tidak ditemukan adanya kelompok berdasarkan uji statistik Wilcoxon
perbaikan skor SNOT-20. Dengan kata lain, sign range test, didapatkan perbaikan yang
skor SNOT-20 kelompok air laut steril jauh bermakna nilai skor SNOT-20 (p<0,05) pada
kelompok air laut steril sesudah minggu ke-2 orang dewasa sehat berdasarkan umur, jenis
perlakuan. kelamin dan tinggi badan. Tidak ditemukan
Perbedaan kedua kelompok perlakuan hubungan antara jenis kelamin dengan umur
dalam memperbaiki kualitas hidup penderita atau tinggi badan. Ditemukan berbagai variasi
rinosinusitis kronis dapat dibuktikan dengan nilai NIPF pada setiap individu yang tidak
uji statistik Mann-Whitney U yang dapat dijelaskan berdasarkan setiap variabel
menunjukkan bahwa sebelum perlakuan, nilai pada penelitian tersebut.
skor SNOT-20 antara kedua kelompok Frekuensi terbanyak subjek penelitian
penelitian tidak terdapat perbedaan yang memiliki pendidikan sarjana S1, yaitu 12
bermakna, namun sesudah minggu ke-2 kasus atau 37,5% dari jumlah total sampel
terdapat perbedaan yang bermakna antara menyusul masing-masing subjek penelitian
kedua kelompok perlakuan (p<0,05). yang memiliki pendidikan SMA, yaitu
sebanyak 8 sampel (25%), kemudian diploma
dan sarjana S2, yaitu 6 sampel (18,7%).
Seorang yang mempunyai pendidikan tinggi
biasanya lebih banyak memperhatikan tentang
kesehatan, sehingga begitu mengalami
gangguan/keluhan segera memeriksakan diri,
apalagi jika sampai mengganggu kehidupan
sehari-harinya.
Gambar 2. Grafik perbandingan rata-rata nilai SNOT Dari perbandingan rata-rata nilai NIPF
pada kelompok terapi standar dan kelompok air laut
antara kedua kelompok perlakuan didapatkan
steril
bahwa pada minggu ke-1 setelah perlakuan,
terdapat perbaikan nilai NIPF pada kedua
DISKUSI
kelompok perlakuan, namun pada minggu ke-
Pada penelitian ini, perbandingan antara
2 sesudah perlakuan didapatkan perbaikan
peserta perempuan dan laki-laki adalah 1:1,67.
nilai yang lebih baik pada kelompok air laut
Ottaviano11 telah melakukan pengukuran
steril dibandingkan dengan kelompok terapi
patensi hidung dengan menggunakan nasal
standar.
inspiratory peak flow meter pada populasi
Berdasarkan uji statistik Wilcoxon sign larutan air laut steril efektif digunakan
range test, perbandingan nilai NIPF sebelum sebagai terapi tambahan pada terapi standar
dan sesudah pemberian larutan cuci hidung air rinosinusitis kronis. Penelitian mengenai
laut steril didapatkan perubahan nilai yang irigasi hidung dengan air laut steril masih
bermakna antara sebelum perlakuan dengan belum terlalu banyak, sehingga kami tidak
minggu ke-1 dan minggu ke-2 sesudah bisa lebih banyak membandingkan hasil
pemberian larutan air laut steril (p<0,05), penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
sedangkan pada kelompok terapi standar tidak Pada penelitian ini terlihat bahwa
menunjukkan perubahan yang bermakna pemberian semprot hidung larutan cuci hidung
(p>0,05). air laut steril, dapat mengurangi keluhan
Perbaikan nilai persentase peningkatan penderita rinosinusitis kronis, seperti hidung
aliran udara dalam rongga hidung yang tersumbat, hidung berlendir, berkurangnya
didapatkan pada minggu ke-2 sesudah keluhan bersin, serta pasien merasa lebih enak
pemberian larutan cuci hidung air laut steril dibandingkan sebelumnya, sehingga kualitas
adalah lebih dari 20%, hal ini sesuai dengan hidup penderita menjadi lebih baik.
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dari penelitian ini dapat disimpulkan
Anggraeni,6 yang menggunakan kriteria RAK bahwa pemberian larutan cuci hidung air laut
dengan penurunan NIPF sebesar 20% dari steril sebagai terapi tambahan lebih efektif
nilai baseline. dibandingkan dengan terapi standar saja dalam
Dari hasil seperti yang disebutkan di atas memperbaiki patensi hidung dan kualitas
dapat dilihat bahwa irigasi dengan semprot hidup pada penderita rinosinusitis kronis.
hidung air laut steril dapat memperbaiki
keadaan klinis hidung. Perbaikan yang tampak DAFTAR PUSTAKA
sesudah penyemprotan selama dua minggu, 1. Fokkens W, Lund V, Mullol J. European
yaitu keadaan rongga hidung bersih, keluhan position paper on rhinosinusitis and nasal
obstruksi hidung berkurang sampai hilang, polyps. Rhinology 2007; l20:5-111.
lendir berkurang, tidak ada krusta, serta edema 2. Soetjipto D. Penatalaksanaan baku sinusitis.
berkurang. Adanya perbaikan nilai NIPF Dalam: Kumpulan naskah lengkap kursus
sesudah minggu ke-1 dan minggu ke-2 terapi pelatihan dan demo BSEF. Makassar, 2000.