Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia belum dapat diperkirakan karena belum ada studi epidemiologik, tapi
dari data temuan di rumah sakit, angkanya berkisar 13,6-69,5% pada kelompok
maka di negeri ini akan ditemukan sekitar 13 juta penderita endometriosis pada
yang seringkali ditandai dengan nyeri hebat pada saat haid ini (Widhi, 2007).
plastik, microwave, dan alat memasak dengan jenis tertentu dapat menjadi
kejadian endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari
pada letak sel endometrium ini berpindah. Yang paling menonjol adalah adanya
nyeri pada panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa akibat keluhan
nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan
infertil (mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa
1
menopause dan bahkan ada yang melaporkan terjadi pada 40% pasien
histerektomi (pengangkatan rahim). Selain itu juga 10% endometriosis ini dapat
(Widhi, 2007).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Endometriosis
endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri dan diluar
endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamen latum, Cavum Douglasi, tuba
(Rayburn, 2001).
3
B. Teori Penyebab Endometriosis
Ada teori penyebab endometriosis yang dinyatakan oleh para ahli sebagai
1. Metaplasia
Metaplasia yaitu perubahan dari satu tipe jaringan normal menjadi tipe
luar rahim. Beberapa peneliti percaya hal ini terjadi pada embrio, ketika
mengalir melalui saluran tuba (disebut "aliran mundur") dan tersimpan pada
organ panggul dan tumbuh menjadi kista. Namun, ada sedikit bukti bahwa sel-
3. Predisposisi genetik
ketika diturunkan maka penyakit ini cenderung menjadi lebih buruk pada
4
studi Endogene International mengadakan penelitian berdasarkan sampel
gen endometriosis.
reproduksi dan respon sistem kekebalan tubuh, walaupun teori ini tidak
endometriosis. Sayangnya, tak satu pun dari teori-teori ini sepenuhnya terbukti,
C. Faktor Risiko
5
Wanita yang beresiko terkena penyakit endometriosis, yaitu (Wood,
2008b):
Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi pada usia relatif muda (< 11 thn)
D. Gejala Endometriosis
1. Nyeri panggul
Nyeri yang berkaitan dengan endometriosis adalah nyeri dikatakan
sebagai nyeri yang dalam, tumpul, atau tajam, dan biasanya nyeri bertambah
ketika menstruasi. Pada umumnya nyeri terdapat di sentral (tengah) dan nyeri
yang terjadi pada satu sisi berkaitan dengan lesi (luka atau gangguan) di
indung telur atau dinding samping panggul. Dispareunia terjadi terutama
pada periode premenstruasi dan menstruasi. Nyeri saat berkemih dan
dyschezia dapat muncul apabila terdapat keterlibatan saluran kemih atau
saluran cerna
2. Dismenorea
Nyeri ketika menstruasi adalah keluhan paling umum pada
endometriosis
3. Infertilitas
6
yang dapat mengganggu transportasi embrio. (Sumber buku:
Nugroho,Taufan,dr.2012.OBSYGYN:Obstetri dan Ginekologi_untuk
kebidanan dan keperatawan_.Yogyakarta.Nuha medika.)
wanita dengan endometriosis juga dapat mengalami rasa sakit pada waktu lain
selama siklus bulanan. Bagi banyak wanita, tapi tidak semua, rasa sakit
hidupnya. Nyeri yang dirasakan saat endometriosis terjadi sebelum, selama, dan
setelah menstruasi, selama ovulasi, dalam usus selama menstruasi, ketika buang
air kecil, selama atau setelah hubungan seksual, dan didaerah punggung bawah
serta gejala lain mungkin dapat terjadi adalah diare atau sembelit (khususnya
menstruasi), perdarahan berat atau tidak teratur, dan kelelahan (Wood, 2008c).
Namun perlu ditekankan disini bahwa rasa sakit pada saat menstruasi atau
E. Patologi
Organ yang biasa terkena endometriosis adalah ovarium, organ tuba dan
permukaan uterus bagian belakang dapat ditemukan satu atau beberapa bintik
7
Gambar 6. Kista cokelat yang pecah pada ovarium sebelah kiri
(http://en.wikipedia.org/wiki/file:Perforierte_EndometrioseZyte.jpg)
F. Penyebab endometriosis
endometriosis.
Jaringan endometrium juga dapat ditemukan pada bekas luka abdominal dan
menjadi endometriosis.
endometriosis. Dioksin adalah senyawa yang bersifat toksik yang berasal dari
8
Menurut Sumilat (2009, kom. pribadi), penyebab dari penyakit ini belum
diketahui secara pasti, para ahli mengatakan bahwa banyak faktor yang
mundur dan endometriosis dapat menurun ke wanita yang ibu atau saudara
imun juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini, menurut penelitian J.A.
Hill tahun 1988 mendapatkan adanya kegagalan dalam sistem peluruhan darah
haid oleh makrofag dan fungsi sel NK yang menurun pada endometriosis
Menurut Sumilat (2009, kom. pribadi), penyebab penyakit ini berasal dari
pengaruh lingkungan, hal ini dikarenakan adanya perubahan gaya hidup maupun
endometriosis, namun sampai saat ini masih diadakan penelitian lebih lanjut
9
Senyawa terkandung Sumber zat
oleh ternak dan terakumulasi pada sel lemak dan muncul pada daging dan susu
klorin sebagai pemutihan kertas dari hasil daur ulang kertas. Dampak klorin
terhadap tubuh manusia sama dengan dioksin karena klorin merupakan hasil
berhubungan dengan zat toksik yang mempunyai efek pada hormon reproduksi
dan respon pada sistem imun. Pada percobaan ini 79% dari kera-kera yang
10
Dioksin diduga sebagai penyebab endometriosis. Dugaan ini dirumuskan
pada tahun 1994 berdasar hasil observasi langsung terhadap kasus peningkatan
penyakit endometriosis pada primata yang dipapar dengan dioksin. Total radiasi
endometriosis tidak meningkat. Juga pada bayi yang masih menyusui yang
kemungkinan terpapar dioksin lewat air susu ibu, prevalensi endometriosis saat
Mengkonsumsi daging ham dan makanan cepat saji dapat berdampak pada
jaringan endometrium di uterus dan di luar uterus dan dapat menimbulkan nyeri
saat menstruasi. Hal ini dikarenakan sel stroma pada uterus menghasilkan
Menurut David (1993) dan Bulun (2009), kafein dan kolesterol tidak
Saat kadar estrogen menurun sel-sel ini tidak dapat keluar sehingga
lesi atau kista keriput dan berwarna cokelat atau biru kehitaman yang
H. Gejala endometriosis
11
Menurut American Fertility Society (2007a), gejala endometriosis dapat
berupa :
Nyeri haid
Banyak wanita mengalami nyeri pada saat haid normal. Bila nyeri dirasakan
endometriosis atau tipe lain dalam patologi pelvik seperti uteri fibroid atau
dan mungkin akan terus meningkat dengan umur. Ini mungkin menjadi sebuah
bagian atas vagina. Rasa nyeri juga disebabkan adanya nodul lunak
dengan serviks.
yang berisi darah baru, merah atau biru hitam. Semakin lama lesi-lesi tersebut
berubah menjadi rata dan berwarna coklat tua. Struktur kista besar bisa tetap
berisi darah tua dan disebut kista cokelat. Lesi-lesi yang sudah lama bisa tampak
pucat, tersebar, dan mengerutkan jaringan setempat. Ukuran lesi bervariasi dari
12
kecil kurang dari 1 mm sampai dengan kista besar berukuran lebih dari 10 cm
13
J. Klasifikasi endometriosis
derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I), 5-15
adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang (stadium III) dan lebih dari 40
Peritoneum Permukaan 1 2 4
Dalam 2 4 6
Ovarium Kanan Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Kiri Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Perlekatan kavum douglas Sebagian Komplit
4 40
Ovarium Perlekatan <1/3 1/3-2/3 >2/3
Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Tuba Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Sumber: American Fertility Society, 2007a.
14
Gambar 9. Skema klasifikasi stage 1 sampai stage 3. (American
Fertility Society, 2007a)
K. Diagnosa
laparoskopi dilakukan setiap hari dari siklus menstruasi dengan pasien dibawah
melihat keberadaan dari satu atau lebih lesi kebiru-biruan atau hitam. Stadium
ditentukan dari diameter dan kedalaman, yang mana nilai perlekatan digunakan
dalam lampiran catatan kepadatan dan derajat. Total R-AFS nilai (implan dan
perlekatan) berurutan dari 1-5, 6-15, 16-40, dan 41-150 dapat disamakan dari
minimal (stadium I), ringan (stadium II), sedang (stadium III), dan berat (stadium
15
untuk melihat keberadaan endometriosis. Pemeriksaan riwayat dan pemeriksaan
dipotong, dan jaringan otot atau kista ovarium mungkin dikeluarkan. Selama
16
tuba Falopii untuk melihat serviks di dalam uterus (American Fertility Society,
2007b).
Proses diagnosa lain dilakukan pada kasus yang lebih khusus, dokter
Imaging (MRI) untuk menambah informasi tentang pelvis. Prosedur ini dapat
kista endometrioma dan kista korpus luteum mungkin serupa kelihatannya. Uji
ini digunakan bila menilai seorang wanita infertil atau nyeri pelvis kronis.
sampai 4,5% perbulan, dibandingkan pada normal fertilitas dari 15% sampai
Falopii, fertilitas dan implantasi. Itu lebih mudah untuk dipahami bagaimana
17
endometriosis sedang dan berat dapat mengurangi fertilitas, karena sebagian
reproduksi yaitu fungsi koitus, sperma, tuba Falopii, ovarium. Pada fungsi koitus
sperma dengan antibodi tertentu. Hal ini didasari dari hasil penelitian dimana
dibandingkan wanita normal, makrofag teraktifasi oleh adanya kista, hal ini
lebih banyak sperma. Jika makrofag ini memasuki sistem reproduksi melalui
tuba, maka akan terbentuk antibodi terhadap sperma yang akhirnya mematikan
fimbriae sehingga tidak dapat menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium.
Endometriosis juga menyebabkan penurunan silia pada tuba Falopii sehingga sel
telur tidak dapat turun ke uterus. Pada fungsi ovarium terjadi anovulasi sehingga
18
folikel yang telah matang langsung membentuk korpus luteum tanpa melepaskan
sel telur. Hal ini juga berpengaruh terhadap hormon gonadotropin dan
(2009) perlengketan tuba yang luas akan menghambat motilitas dan kemampuan
fimbre untuk menangkap sel telur. Sedangkan berkurangnya motilitas tuba dan
endometritik.
fertilitas.
reproduksi.
M. Pemeriksaan penunjang
19
1. Pemeriksaan histologi (jaringan sel) yang memperlihatkan kelenjar
endometrium dan stroma. Pemeriksaan ini didapatkan dari biopsi
endometrium.
2. Ultrasonorafi pelvis (panggul)
3. Pemeriksaan laboratorium, kadar dari antigen kanker 125 (CA-125) dan
antigen kanker 19-9 meningkat pada endometriosis. CA-125 juga meningkat
pada penyakit radang panggul sehingga memiliki spesifitas yang kurang
untuk mendiagnosis endometriosis. (Sumber buku:
Nugroho,Taufan,dr.2012.OBSYGYN:Obstetri dan Ginekologi_untuk
kebidanan dan keperatawan_.Yogyakarta.Nuha medika.)
N. Terapi
O. Penanganan
20
a. Terapi medik diindikasikan kepada pasien yang ingin mempertahankan
dengan perlekatan hebat, usia tua. Terapi bedah konservatif antara lain meliputi
dilakukan dengan terapi medik seperti pemberian analog general dan obat KB
21
Tabel 5. Keuntungan dan kerugian terapi medik dan terapi
pembedahan
22
BAB III
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
a. Data subyektif
1) Biodata ibu dan suami
a) Nama ibu
Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah
untuk berkomunikasi.
b) Nama suami
Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan
c) Umur ibu
Untuk mengetahui faktor resiko yang menyebabkan terjadinya
endometriosis. Umumnya endometriosis terdapat kurang lebih 15%
pada wanita reproduksi dan pada 30% dari wanita yang mengalami
infertilitas.
(Rayburn, F. William.2001)
d) Agama ibu dan suami
23
Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya
sehubungan dengan endometriosis.
j) Golongan darah
Untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi sesuatu masalah
yang memerlukan donor.
2) Alasan datang
Untuk mengetahui keluhan utama yang dirasakan, sejak kapan
dirasakan,dibagian mana dirasakan, dan apa upaya ibu untuk
mengatasinya. Dimana dari data tersebut dapat menunjang diangnosa
endometriosis.
Penderita endometriosis bisa datang dengan keluhan nyeri panggul,
terutama bila datang haid, infertilitas, disparenia, perdarahan uterus
abnormal, rasa nyeri atau berdarah ketika kencing atau pada rectum dalam
masa haid. Gejala-gejala endometriosisi datangnya berkala dan
bervariasi sesuai datangnya haid tetapi bias menetap. Banyak penderita
24
endometriosis yang tidak bergejala, dan terdapat sedikit korelasi antara
hebatnya gejala dengan beratnya penyakit.
Adapun gambaran klinis endometriosis menurut Sarwono yaitu :
a. Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan
selama haid (dismenore)
Dismenorea pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu
haid yang semakin lama semakin hebat. Sebab dari dismenorea ini tidak
diketahui secara pasti tetapi mungkin ada hubungannya denan
vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu
sebelum dan semasa haid.
b. Dispareunia
Merupakan keadaan yang sering dijumpai disebabkan oleh karena
adanya endometriosis di kavum douglasi.
Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid disebabkan
oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.
e. Infertilitas
Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30%-40%
wanita dengann endometriosis menderita infertilitas. Factor penting
yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis adalah apabila
mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di
25
sekitarnya. Pada pemeriksaaan ginekologik khususnya pemeriksaan
vagina-rekto-abdominal, ditemukan pada endometriosis ringan benda-
benda padat seperti butir beras sampai butir jagung di kavum douglas
dan pada ligamentum sakrouterinum dengan uterus dalam posisi
retrofleksi dan terfiksasi.
( Sarwono.2007)
3) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan pasien menarche, apakah siklus menstruasi ibu
teratur atau tidak, mengetahui lama haid dan banyaknya pengeluaran
darah saat haid, serta apakah ibu pernah mengalami dismenorhea atau
tidak.
4) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, lama perkawinan, umur ibu
saat menikah serta apakah ibu sudah mempunyai anak atau belum. Karena
pada penderita endometriosis umumnya terjadi pada wanita yang infertil.
6) Riwayat ginekology
Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang mengalami masalah
dengan organ reproduksinya serta sejak kapan masalah dirasakan. Riwayat
penyakit / kelainan gynecology serta pengobatannya dapat memberikan
26
keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila
penderita pernah diperiksa oleh dokter lain tanyakan juga hasil-hasil
pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita Indonesia
pernah memeriksakan dirinya di luar negeri dan membawa pulang
hasilnya. (Wiknjosastro,2005)
a) Biologis
(1) Bernafas
Untuk mengetahui apakah ibu ada keluhan saat bernafas atau tidak.
27
(3) Eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan pola
BAK maupun BAB. Pada endometriosis biasanya mengalami
defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid
disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding
rektosigmoid.
b. Psikologi
c. Sosial
28
d. Spiritual
9) Pengetahuan
Untuk mengkaji pengetahuan ibu tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keluhan yang dirasakan, penyebab ibu mengalami keluhan
yang dirasakan, serta pengetahuan ibu tentang cara mengatasi
keluhanya.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b.TTV
29
Leher : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe,
pembesaran kelenjar tiroid maupun pembesaran vena
jugularis
b) Payudara
c) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada luka bekas oprasi, apakah ada massa
dan pembesaran perut abnormal yang dapat menunjang diagnosa ke
diagnosa penyakit organ reproduksi lainnya.
(Sarwono.2007)
d).Anogenital
(Sarwono.2007)
e) Ekstermitas atas bawah
Untuk mengetahui apakah ada oedema, sianosis, pada kaki dan tangan,
serta keadaan kuku apakah kemerahan ataukah pucat.
3) Pemeriksaan penunjang
a. Laparoskopi
Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan
diagnosis yang akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke rongga
abdomen per laparoskopi. Pada lapang pandang laparoskopi tampak
30
pulau-pulau endometriosis yang berwarna kebiruan yang biasanya
berkapsul. Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk
mendiagnosis pasti endometriosis, guna menyingkirkan diagnosis
banding antara radang panggul dan keganasan di daerah pelviks. Moeloek
mendiagnosis pasien dengan adneksitis pada pemeriksaam dalam,
ternyata dengan laparoskopi kekeliruan diagnosisnya 54%, sedangkan
terhadap pasien yang dicurigai endometriosis, kesesuaian dengan
pemeriksaan laparoskopi adalah 70,8%.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi
Secar pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya
endometriosis, kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium,
maka pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran sonolusen dengan
echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk endometriosis.
a. Jika dari hasil pemeriksaan, endometriosi belum dapat ditentukan secara pasti
:
Diagnosa actual : Wanita umur ..th dengan (gejala: keluhan nyeri
panggul, terutama bila datang haid, infertilitas, disparenia,
perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri atau berdarah ketika
kencing atau pada rectum dalam masa haid.) (mungkin
endometriosis)
31
b. Jika dari hasil pemeriksaan, endometriosis sudah dapat dipastikan :
Diagnosa actual : wanita umur ..th dengan . (gejala: keluhan nyeri
panggul, terutama bila datang haid, infertilitas, disparenia,
perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri atau berdarah
ketika kencing atau pada rectum dalam masa haid). (
endometriosis)
32
5. Perencanaan
b. Beri KIE tentang penyebab keluhan yang dialami dan kemungkinan tindakan
yang akan dilakukan untuk menangani keluhan.
Rasionalisasi : Dengan KIE ibu dapat mengetahui penyebab keluhan yang
dialami dan kemungkinan tindakan yang akan dilakukan guna menangani
keluhan ibu sehingga ibu dan keluarga dapat mempersiapkan diri dan segala
sesuatu yang mungkin diperlukan untuk membantu menangani keluhan ibu.
d. Beri analgetik
Rasionalisasi : obat analgetik dapat membantu meringankan intensitas nyeri
yang terjadi pada kasus endometriosis yang memang disertai dengan rasa
nyeri. Rasa nyeri yang terlampau kuat dapat menyebabkan syok neurogenik.
Dengan pemberian analgetik diharapkan dapat meringankan intensitas nyeri
sehingga syok dapat dicegah.
33
f. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
Rasionalisasi : Apabila kasus ditemukan bidan di rumah sakit tempat ia
bertugas bidan perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter
SpOG untuk dapat mengambil keputusan yang benar-benar tepat bagi klien.
h. Anjurkan dan motivasi ibu untuk beristirahat yang cukup dan memenuhi
kebutuhan nutrisinya.
Rasionalisasi : Ibu dengan endometriosis kemungkinan mengalami anemia,
sehingga memerlukan istirahat dan nutrisi yang cukup untuk membantu
penyembuhan dan pemulihan kesehatan ibu dan mencegah ibu mengalami
kondisi yang lebih buruk.
7. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan perumusan perencanaan yang telah dibuat mengacu pada
diagnosa, masalah dan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi klien saat diberikan
asuhan. Pada pelaksanaan, rencana asuhan dilakukan secara komprehensif, bisa
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi dapat dilakukan oleh pasien.
8. Evaluasi
Untuk mengetahui hasil dari asuhan yang telah diberikan kepada klien yang
mengacu pada pemecahan masalah dan perbaiki kondisi ibu, evaluasi disesuaikan
dengan pelaksanaan yang dilaksanakan. Dari evaluasi, dapat dilihat apakah
asuhan yang diberikan memecahkan masalah secara keseluruhan, sebagian, atau
bahkan masalah belum teratasi sama sekali. Sehingga perlu merumuskan kembali
rencana tindakan asuhan kebidanan yang lainnya agar masalah dapat diatasi.
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil studi pustaka dan diskusi dengan ahli disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
2. Gejala endometriosis yang dapat dirasakan oleh penderita yaitu antara lain
atau elektrokauter.
B. Saran
masyarakat luas agar dapat diantisipasi dengan baik dan dapat mencegah
35
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/58150761/Makalah-endometriosis
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=
rja&uact=8&ved=0ahUKEwiWmpiYr9PWAhWKq48KHZhGCacQFgg0MAI&
url=https%3A%2F%2Freionnote.files.wordpress.com%2F2014%2F08%2Flapo
ran-pendahuluan-endometriosis.doc&usg=AOvVaw3aH825TBiBPxht1w9kXLsv
Campbell, Neil A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2004. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid
3. Penerbit Erlangga. Jakarta.
David, L. O., and L. B. Schwartz. 1993. Endometriosis. The New England Journ. of
Medicine. Vol.328 No.24: 1759-1769. (http://content.nejm.org/cgi/
content/full/328/24/1759, diakses pada tanggal 30 Desember 2009). 10 hal.
Guyton, A. C. dan Jhon E. H. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
EGC Medical Publisher. Jakarta. Hal 1065-1078.
36
Jacoeb, T.Z. 2007. Dicari Formula Pengobatan Endometriosis yang Tepat.
(http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/magdetail.asp?mid=42/one_news.asp.
htm) diakses pada tanggal 10 januari 2010.
Price, S.A. dan Lorraine M.W. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. EGC Medical Publisher. Jakarta. Hal 1277-1289.
Purves et al. 2007. Life: The Science of Biology 4th Edition. Sinauer Associates.
(http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/Biobk/Biobookreprod.html,
diakses pada tanggal 20 Desember 2007).
37
Tangri, N. 2009. Laporan GAIA Insinerator Sampah: Teknologi yang Sekarat.
Global Anti-Incinerator Alliance (GAIA). Philippines.
(http://www.scribd.com/doc/6548683, diakses pada tangal 28 Januari 2010). 6
hal.
Widhi, N.K. 2007. Plastik, Fast Food & Rokok Biang Utama Endometriosis.
(http://www.detiknews.com/kanal/10/berita/10.html, diakses pada tanggal 10
Januari 2010).
http://www.scribd.com/doc/40213985/Makalah-endometriosis
38