Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3.1.1 Visi
Menjadi kamar bedah terkemuka dan inovatif dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan
yang bertaraf internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien
Tabel 3.1
Visi Unit OK mempunyai gambaran jelas akan kondisi ideal yang akan dicapai di masa
mendatang yaitu terkemuka dan inovatif dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan yang
bertaraf internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien yang paling utama, yang
dimana ini akan mempengaruhi dan menantang segala staff yang ada di Unit OK. Visi Unit OK
sendiri ini mudah dimengerti dan menarik bagi karyawan, pelanggan, dan stakeholder, serta up to
date karena visi ini memakai taraf internasional yang mempunyai peraturan yang selalu berubah
sesuai perkembangan zaman.
3.1.2 Misi
1. Memberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
2. Menjadikan kamar bedah sebagai pusat pendidikan dengan dukungan tekhnologi
mutakhir dan lingkungan akademik yang optimal.
3. Menciptakan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
profesional dengan jiwa dedikasi tinggi terhadap kemanusiaan.
4. Menciptakan hasil penelitian yang unggul untuk peningkatan kualitas pelayanan kamar
bedah yang berkesinambungan.
Tabel 3.2
Dari misi diatas dapat disimpulkan bahwa misi ini memiliki menfaat untuk memberikan
pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional, menjadikan kamar bedah
sebagai pusat pendidikan, menciptakan sumberdaya yang profesional, meningkatkan kualitas
pelayanan. Misi ini juga sudah menejelaskan bagaimana para karyawan dapat berkontribusi
sesuai dengan perubahan-perubahan yang ada sesuai dengan pendidikan dan penelitian yang
terbaru. Misi ini memberikan jawaban terhadap pembelanjaan dana yang terdapat dalam instalasi
OK sendiri. Misi ini juga menjelaskan bahwa kita sebagai orang-orang yang belajar dan bekerja
di Unit OK untuk memberikan pelayanan secara optimal dan tanpa kesalahan sekecil apapun
karena nyawa sesorang adalah penting.
3.1.3 Falsafah
Analisis : Falsafah Unit OK adalah kesehatan anda, harapan kami, yang dimana Unit OK dalam
melakukan suatu pelayanan harus optimal dengan harapan pasien dapat sehat kembali.
3.1.4 Motto
Tulus Melayani
Analisis : Unit OK harus selalu tulus melayani pasien yang berada di RS Universitas Hasanuddin
tanpa memandang status sosial pasien.
3.1.5 Tujuan
Dari uji cheklist yang dilakukan tujuan unit OK RS Universitas Hasnuddin telah mampu
menjawab pernyataan checklist yang ada pada tabel uji cheklist di atas akan tetapi ada satu hal
yang tidak terjawab karena pada tujuan yang ditetapkan tidak mencantumkan batas waktu
pencapaian tujuan tersebut.
Ket :
- garis koordinasi
Garis komando
Analisis :
Struktur organisasi di atas merupakan rancangan struktur organisasi yang akan digunakan pada
unit OK RS Universitas Hasanuddin. Struktur ini merupakan struktur organisasi yang
berdasarkan standar JCI. Dari struktur organisasi diatas sapat dilihat hubungan bawahan atasan
dan garis koordinasi (kerja sama) antara masing-masing jabatan. Dimana Kepala Unit OK
membawahi Kepala Perawat Unit OK dan saling berkoordinasi dengan divisi kepala perawat,
spesialis bedah dan koordinator spesialis anestesi. Lalu spesialis bedah dan koordinator spesialis
anestesi beroordinasi dengan kepala perawat. Kepala perawat sendiri membawahi perawat
peralatan, perawat anestesi, perawat ruang pemulihan serta asisten perawatan kesehatan. Kepala
perawat juga berkoordinasi dengan divisi kepala perawat dan instruktur klinik.
Terdapat dua tupoksi dalam Instalasi OK yaitu tupoksi bidang pelayanan medik dan keperawatan
serta tupoksi perawat COT.
Fungsi :
Fungsi :
Fungsi :
1. 1. Kepala Unit OK
Bertanggungjawab secara keseluruhan atas tercapainya visi & misi
Mengkoordinasikan program kerja
Membuat kebijakan-kebijakan
Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO)
1. 2. Kepala Perawat Unit OK
Memastikan pelayanan keperawatan di OT sesuai Visi, Misi rumah sakit, falsafah dan
tujuan Divisi Keperawatan, Implementasi Kebijakan Mutu Pelayanan, dan sasaran kerja.
Mengembangkan pola kepemimpinan yang efektif dalam rangka pencapaian tujuan
pelayanan OT yang berkualitas dan profesional.
Memberikan bimbingan, pembinaan, pengarahan, dan motivasi kepada seluruh staf
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Mensosialisasikan uraian tugas dan tanggung jawab staf keperawatan di OT.
Membangun budaya integritas, profesional, semangat rasa saling percaya, kerja sama tim,
dan lingkungan kerja yang kondusif untuk efektivitas pelayanan OT.
Mengawasi, mereview, dan mengevaluasi implementasi dan strategi pelayanan OT.
Memastikan setiap staf bekerja sesuai dengan standar praktek keperawatan, standar
operasional prosedur, sistem pendokumentasian kode etik profesi, uraian tugas dan
tanggung jawabnya.
Memastikan konsistensi pelaksanaan indikator pelayanan OT, program mutu dan
keselamatan pasien di OT.
Merencanakan kebutuhan tenaga (jumlah dan kompetensinya), faislitas, peralatan,
pemeliharaan lingkungan, sarana dan prasarana.
Mengalokasikan dan mengatur pemanfaatna sumber daya yang ada (staf, peralatan,
system, biaya) untuk kelancaran operasional pelayanan OT.
Mengendalikan dan mengawasi sleuruh kegiatan pelayanan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas pelayanan.
Melakukan pendelegasian tugas kepada staf keperawatan yang tepat sesuai dengan
Scope of Nursing Practice.
Menyusun daftar dinas roster untuk perencanaan tenaga jangka pendek dan menjamin
sumber daya manusia dialokasikan sesuai denan kualifikasinya dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kegiatan OT.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan
berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan dan memelihara komunikasi yang efektif
dan terbuka dengan seluruh profesi yang bekerja di OT dan antar departemen.
Menetapkab program pengembangna dan perencanaan karir staf, serta memberikan
program orientasi bagi perawat baru.
Mereview praktek keparawatan bedah di kamar operasi berdasarkan referensi yang
terkini dan evidance based serta mengenali strategi-strategi untuk meningkatkan
pelayanan yang bermutu.
Memberikan pendidikan dan pengajaran dalam rangka meningkatkan kompetensi staf.
Membangun komunikasi yang efektif dan terbuka untuk memfasilitasi hubungan yang
profesional dengan para dokter dan petugas lainnya.
Menyusun dan merevisis standar operasional prosedur dan standar keperawatan yang
berlaku di OT.
Membuat permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan-bahan lain yang
diperlukan.
Mengkoordinasikan jadwal pemeliharaan dan kalibrasi peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventaris peralatan.
Melakukan pengawasan terhadap perencanaan kerja, meliputi disiplin jam dan waktu
kerja, administrasi pasien masuk/keluar kamar operasi, kelengkapan dan kesiapan
peralatan, serta dokumentasi rekam medik pasien secara lengkap.
Melakukan supervisi dan pengarahan aktivitas pelayanan kamar operasi dengan cara:
1. Mengadakan pertemuan insidentil untuk memecahkan masalah yang timbul
2. Mengadakan pertemuan berkala dengan semua staf minimal sekali sebulan yang tercatat
dalam risalah pertemuan.
Berperan serta dalam tindakan bedah tertentu sebagai tim
Mengadakan pertemuan berkala dengan semua staf keperawatan OT, minimal sekali
sebulan.
Melakukan evaluasi penampilan kinerja staf secara berkala sesuai kebijakan rumah sakit.
Mengevaluasi pencapaian program mutu, clinical indicator, sasaran keselamatan pasien
(IPSG) secara berkala, analisa kecenderungan dana rencana tindak lanjut untuk program
peningkatan mutu di unitnya.
Mempromosikan riset keperawatan dan evidence based practice.
Menjamin lingkungan kerja yang aman dengan persyaratan, kebijakan dan prosedur
rumah sakit berhubungan dengan Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja,
Program Pengendalian Infeksi untuk diri sendiri, rekan kerja, pasien, dan pengunjung.
Mendukung Head of OT Department melaporkan secara berkala (bulanan/tahunan)
semua aktifitas pelayanan dan pencapaian kinerja OT dengan perencanaan, budget/target
volume dan pencapaiannya, pengembangan staf, peneyelesaian masalah, atau
pelaksanaan sistem
Memepersiapkan unit/ruangannya untuk penilaian akreditasi atau evauasi mutu pelayanan
rumah sakit oleh pihak luar.
Menghadiri program pelatihan yang relevan dan mengenali kebutuhan untuk
mengembangkan keterampilan dan tambahan pengetahuan yang sesuai dengan posisi
jabatan saat in.
Melakukan tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan
Rumah Sakit apabila dianggap perlu untuk kepentingan perusahaan.
1. 3. Perawat Instrumen
Mengetahui dan mengerti setiap operasi yang diikutinya
Menyiapkan semua kebutuhan yang akan digunakan dalam tindak operasi.
Disisplin dalam prinsip kerja tehnik aseptic, mulai dari persiapan selama dan
sesudah prosedur.
Mampu mengantisispasi kebutuhan-kebutuhan operator selama tindakan.
Melakukan penghitungan kasa, jarum, dan instrumen bersama dengan perawat
sirkulasi sebelum, selama, dan sesudah tindakan.
Melaporkan segera kepada operator / head nurse bila terjadi ketidak cocokan
penghitungan dan segera melakukan SOP yang berlaku sebagai indikasi penyelidikan
(contoh : meggunakan C. Arm).
Memperhatikan lingkungan daerah steril dan kerapihan selama tindakan.
Memastikan pasien terhindar dari hal-hal yang menimbulkan perlukaan selama
tindakan berlangsung (contoh : ujung pensil diatermi harus diletakkan dalam
tabungnya bila tidak digunakan).
Menangani spesimen secara aman dan benar, mulai dari penyimpangan sampai
dengan pengiriman ke laboratorium.
Menutup dan membalut luka operasi secara steril.
Membantu dalam merapihka kembali pasien untuk dibawa ke Ruang Pulih Sadar
(recovery room).
Menangani peraltan/instrumen yang telah dipakai (menghitung jumlah dan
menempatkan dalam wadah tertutup) untuk dikirim ke CSSD (Central Sterilization
Supply Demand).
Melengkapi formulir billing dan buku laporan operasi.
Mencatat dan menyediakan permintaan khusus dari dokter sehubungan dengan
tindakan yang akan dilakukan.
Memberitahu petugas kebersihan untuk membersihkan ruang tindakan agar dapat
dipakai kembali
1. 4. Perawat Sirkuler
Mengetahui dan mengerti setiap operasi yang diikutinya.
Memastikan bahwa semua perlatan dan kebutuhan yang akan dipakai sudah siap dan
lengkap sebelum pasien diinduksi.
Melihat dalam buku pesanan operasi apakah ada pesanan-pesanan khusus yang harus
disediakan.
Memastikan bahwa ruang opeasi sudah siap depergunakan.
Melihat suhu dan kelembaban ruang operasi, apakah sudah sesuai dengan standar (20-
22C).
Memberitahu HCA untuk menjemput pasien dari ruang perawatan.
Membantu scrub nurse dalam menyiapkan peralatan streril.
Membantu menyiapkan pasien :
1. Memasang plat diatermi.
2. Membantu memasang kateter.
3. Membantu membukan paket steril dan melakukan penghitungan bersama scrub nurse dan
mendokumentasikannya dalam formulir penghitungan alat dan kasa.
4. Membantu mengikatkan tali gaun operasi steril dari Team Steril.
5. Membantu dalam mengatur posisi pasien.
6. Membanu menyiapkan pasien untuk melakukan desinfeksi.
7. Menghubungkan semua alat-alat penunjang seperti selang penghisap dan kabel diatermi
ke mesinnya masing-masing.
8. Mengatur posisi lampu operasi, meja instrumen steril tanpa menimbulkan kontaminasi.
9. berperan aktif dalam pengendalian infeksi selama tindakan berlangsung di kamar operasi
tersebut.
Terhadap pasien :
1. Melakukan pelaporan segera kepada Dokter anestesi tentangkondisi pasien.
2. Melakukan serah terima dengan perawat bangsal pada saat pemulangan pasien
3. Untuk pasien One Day Care harus diberikan penjelasan lengkap tentang perawatan
selanjutnya di rumah
4. Memastikan pasien One Day Care ada pendamping pada saat pulang.
Prosedur Administrasi
1. Mencatat semua pemakaian alat / obat-obatan yang digunakan selama di Rocovery Room
dalam formulir billing.
2. Menyerahkan semua dokumen-dokumen penting milik pasien secara lengkap.
3. Melakukan konfirmasi dengan Ward Clerk bahwa pasien One Day Care sudah boleh
pulang.
4. 5. Perawat Ruang pemulihan
Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan recovery room, meliputi :
1. Penyusunan jadwal dinas
2. Pembuatan laporan bulanan dan tahunan
3. Evaluasi pengendalian mutu pelayanan
Bertanggungjawab terhadap seluruh sarana dan prasarana recovery room, meliputi :
1. Pendataan
2. Inventarisasi
3. Pemeliharaan
4. Perencanaan kebutuhan
5. Pengadaan
Bertanggungjawab terhadap pengembangan sumber daya manusia , meliputi :
1. Perencanaan tenaga
2. Sistem rekruitment
3. Program pendidikan dan pelatihan
4. Evaluasi kinerja staff
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan/atasan
1. 6. Perawat Perfusionis
Mengkalibrasi dan memastikan Mesin Jantung Paru, peralatan monitoring tekanan
berfungsi dengan baik dan siap pakai.
Memilih barang-barang yang terkait untuk keperluan perfusi seperti Oxygenator,
Cardiotomy reservoir dan selang bypass.
Memastikan tehnik aseptic yang sempurna dalam pemasangan sirkuit bypass dan sistem
monitoring.
Memastikan keselamatan pasien.
Mentaati etik ruang operasi.
Membantu tim operasi sesuai kebutuhan.
Memastikan pencatatan dan pelaporan yang tepat.
Memastikan pemindahan pasien dari kamar operasi ke ICU berlangsung dengan
sempurna.
Memastikan monitoring tekanan pasca operasi yang tepat di ICU.
Membersihkan dan merapikan mesin dan peralatan lainnya setelah digunakan.
Membantu dalam perencanaan pengembangan bedah jantung.
3.1.9 Sumber Daya Unit OK
Pendidikan
No. Tugas Status jumlah Keterangan Terakhir
Analisis :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perawat Unit OK masih kurang sehingga perawat di Unit
OK jabatannya masih saling merangkap dan tidak adanya pembagian tugas yang jelas untuk
masing-masing perawat. Hal ini tentu saja memberikan beban kerja yang berat kepada perawat di
Unit OK sendiri.
1. Elektif
Senin Jumat : 07.30 15.30 WITA
1. Cyto (emergency)
Senin Jumat : 15.30 07.30 WITA (on call)
Untuk operasi emergency telah dilakukan pembagian shift kerja khusus, yaitu pembagian
perawat menjadi 2 tim yaitu on call first team dan on call second team dimana jika terjadi operasi
yang mendadak on call first akan dihubungi terlebih dahulu dan jika terjadi 2 operasi mendadak
secara bersamaan atau waktu yang saling berdekatan maka on call second team juga dihubungi.
Maka dari itu perawat yang bertugas pada saat menjadi on call fisrt team harus mengaktifkan
ponsel mereka selama masa waktu yang telah ditetapkan diatas.
Analisis :
Dilihat dari jadwal dan pembagian tugasnya perawat unit OK telah melakukan pembagian shift
kerja yang efektif akan tetapi beban kerjanya masih sangat tinggi karena pada hari kerja elektif
seluruh perawat harus datang pada jam kerja tersebut belum lagi apabila pada hari tersebut juga
mendapatkan tugas menjadi tim emergency.
Ket :
Dari denah di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 kamar operasi yang terdiri atas tiga kamar
operasi besar dan 1 kamar operasi sedang. Kamar operasi khusus mempunyai luas
Di Unit OK terdapat beberapa zona, yaitu zona risiko rendah dimana orang-orang yang berada di
dalam ruangan tersebut masih bisa memakai pakaian dan alasan yang dipakainya sebelum masuk
ke zona ini, zona resiko sedang dimana orang-orang yang berada di dalam zona ini menggunakan
pakaian khusus yang disediakan, zona resiko tinggi dimana yang berada di zona ini adalah orang
yang berhubungan langsung dengan pembedahan dan menggunakan pakaian khusus yang lebih
lengkap. Hal ini dilakukan untuk menghindari keterpaparan mikrobiologi, kuman, dan bakteri
pada unit OK khususnya di kamar bedah.
Dari denah dapat dilihat juga bahwa tempat masuk antara pasien dan petugas berbeda pada saat
memasuki unit OK. Di denah juga memperlihatkan tempat masuk dan keluarnya pasien dari unit
kamar operasi berbeda dengan tempat kluar alat-alat, pakaian, dan bahan-bahan habis pakai suatu
operasi.
Hasil pengukuran di atas telah memenuhi standar kamar operasi yaitu minimal ukurannya
66 m2 (pedoman penyeelggaraan rumah sakit 2008).
3.2.2 Letak Unit OK
Unit OK terletak di lantai dua ujung kiri bangunan E dan F Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin. Merupakan bangunan yang mudah dicapai, Unit OK diapit oleh ruangan HCU
yang saling terhubung, hal ini agar memudahkan pasien yang mengalami kondisi kritis di HCU
yang perlu segera mendapatkan operasi lebih cepat ditangani. Unit OK juga terhubung dengan
CSSD yang berguna untuk memudahkan alur pengumpulan alat-alat operasi yang habis
digunakan untuk disterilisasi. Tetapi akan lebih baiknya jika Unit OK terletak dekat dengan
UGD sehingga memudahkan apabila ada kasus operasi darurat. (Pedoman Penyelenggaraan
Rumah sakit)
Persyaratan Umum Ruang menurut pedoman teknis ruang operasi kementrian kesehatan 2012:
Tabel
No
Bagian Persyaratan Status
1
Lantai Terbuat dari vinil anti statik Memenuhi
Tingkat ketahanan listrik lantai diukur tiap bulan Belum dilakukan
Permukaan lantai tidak boleh porous tetapi cukup
keras untuk penggolontoran dan pemvakuman basah Memenuhi
Lantai berwarna cerah Memenuhi
Hubungan lantai dan dinding melengkung Memenuhi
2 Mudah dibersihkan, tahan bahan kimia, tidak
Dinding berjamur dan anti bakteri Memenuhi
Dinding tidak mengandung pori-pori Memenuhi
Pertemuan dinding antara dinding melengkung Memenuhi
Dinding terbuat dari bahan porselen Memenuhi
Dinding cerah Memenuhi
3 Mudah dibersihkan dan tahan terhadap segala cuaca,
Langit-langit air, tidak berjamur dan anti bakteri Memenuhi
Tidak berpori Memenuhi
Tinggi langit-langit dari lantai maks. 3 meter Memenuhi
4 Pintu ayun (untuk pintu ruang induksi yang menuju
Pintu ruang operasi disarankan sliding door) Memenuhi
Bahan panil dan dicat anti bakteri &jamur dengan
warna terang Memenuhi
Membuka ke arah dalam Memenuhi
Dilengkapi kaca pengintai (ruang scrub up, ruang
penyiapan peralatan/instrumen) Memenuhi
Analisis: Unit OK telah memenuhi segala persyaratan umum yang telah ditetapkan pedoman
teknis kamar operasi 2012.
Tabel
Dari data di atas dapat dilihat bahwa Unit OK belum memenuhi beberapa standar persyaratan
yang ditetapkan karena belum diadakannya beberapa pengukuran dalam Unit OK karena tidak
adanya ketersediaan alat. Serta untuk suhu Unit OK sendiri belum dilakukan daily check setiap
harinya, sebagaimana diketahui suhu dari unit OK harus selalu dipantau untuk menghindari
perkembangan mikroba, virus, dsb jika terjadi perubahan suhu.
Menurut Kementerian Kesehatan RI 2012 hubungan antar ruang dalam bangunan instalasi bedah
haruslah :
a) Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit harus bebas dari lalu lintas dalam lokasi
rumah sakit, dalam hal ini lalu lintas melalui bagian Ruang Operasi Rumah Sakit tidak
diperbolehkan.
b) Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit secara fisik disekat rapat oleh sarana air-
lock di lokasi rumah sakit
c) Kompleks ruang operasi adalah zone terpisah dari ruang-ruang lain pada bangunan (sarana)
Ruang Operasi Rumah Sakit
Analisis :
Ketiga hal di atas telah dipenuhi pada RS Universitas Hasanuddin. Jadi dapat dipastikan bahwa
keterpaparan Unit OK terhadap bakteri, kuman, virus, mikroba,dsb telah terminimalisir.
Tabel
1
Ruang Pendaftaran Ada
2
Ruang Tunggu Pengantar Ada
3
Ruang Transfer Ada
4
Ruang Tunggu Pasien Ada
5
Ruang Persiapan Pasien Ada
6
Ruang Induksi Ada
7
Ruang Penyiapan Peralatan/Instrumen Bedah Ada
8
Ruang Operasi Ada
9
Ruang Pemulihan Ada
10
Ruang Resusitas bayi/Neonatus Ada
11
Ruang Ganti Pakaian (Loker) Ada
12
Ruang Dokter Ada
13
Scrub Station Ada
14
Ruang Utilitas Kotor Ada
15
Ruang Linen Ada
16
Ruang Penyimpanan Perlengkapan Bedah Ada
17
Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan Ada
Analisis :
Dari data di atas dapat dilihat bahwa seluruh sarana yang di tetapkan oleh pedoman teknis kamar
operasi 2012 telah memenuhi standar. Dengan sarana yang terpenuhi ini pegawai unit OK dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Tabel
RS Universitas Hasanuddin
b) Satu set lampu operasi, terdiri dari lampu utama Ada Baik
dan lampu satelit
Ada Baik
c) 2 set peralatan pendant, masing-masing untu
pendan anestesi dan pendan bedah Ada Baik
e) Film viewer
Analisis :
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya kelengkapan peralatan unit OK dapat
memperlancar dan mengoptimalkan kegiatan operasi yang berlangsung. Seluruh peralatan di atas
ada pada masing-masing kamar operasi RS Universitas hasanuddin.
Tabel
6. Respirator Ada
7. Defibrillator Ada
Analisis :
Dari data yang ada pada table di atas maka dapat dilihat bahwa peralatan medic yang dimiliki
unit OK hamper memenuhi standar. Hanya saja memang terdapat beberapa alat yang tidak
dimiliki oleh OK. Hal tersebut karena peralatan tersebut telah ada di unit lain seperti USG di
radiologi, dry oven di rawat inap dll.
1. Golongan Operasi
1. Operasi kecil
Operasi yang dianggap mudah dan cukup bius lokal. Contohnya incisi abses (nanah), angkat tahi
lalat, angkat kutil, sirkumsisi (sunat) dll.
1. Operasi sedang
Operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu lama dalam mengerjakanya. contohnya
tonsilektomi (angkat amandel), appendektomi (angkat usus buntu) dll
1. Operasi besar
Operasi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Contohnya adalah laparoskopi, bedah saraf,
bedah digestif, bedah jantung dll
1. Operasi khusus
Operasi besar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan butuh waktu lama
mengerjakanya.
1. Golongan Anastesi
1. Anastesi umum
Anestesi ini membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Diberikan dalam bentuk
gas atau suntikan.
1. Anastesi lokal
Anestesi lokal biasanya digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh dengan cara di
suntikkan, disemprot atau dalam bentu salep.
1. Anastesi spinal
Anestesi spinal adalah anestesi yang regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien
yang meyebabkan mati rasa pada bagian leher ke bawah. Digunakan untuk prosedur pembedahan
pinggul, perut, dan kaki. Biasanya pasien masih sadarkan diri, akan tetapi pasien akan diberikan
obat penenang lagi untuk memenangkan dirinya selama operasi.
1. Pasien dan dokter masuk ke ruang operasi melalui pintu yang berbeda
2. Alur pasien masuk ke kamar operasi berbeda dengan alur pasien keluar kamar operasi
setelah pembedahan
3. Alur peralatan kotor dan peralatan bersih berbeda.
4. Petugas kesehatan masuk dan keluar melalui satu pintu.
Kenyataan yang ada di RS Unhas :
Unit OK RS Universitas Hasanuddin telah memenuhi standar dari kementerian kesehatan RI
2012
Dari hasil observasi dan wawancara, berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
unit OK untuk melakukan suatu operasi :
1. Mencatat nama-nama pasien yang akan dioperasi, jadwal operasi, jenis operasi, dan
dokter yang akan melakukan operasi di papan yang disediakan si bedah sentral.
2. Menerima pasien yang akan dioperasi, untuk diregistrasi ulang di unit bedah sentral.
3. Memeriksa kembali kelengkapan pasien sebelum disiapkan untuk operasi, seperti:
pemeriksaan lab, radiologi, konsul anak (jika pasien anak), interna (jika pasien dewasa),
konsul anastesi, persetujuan operasi, dan kelengkapan-kelengkapan lain yang diperlukan.
4. Mengganti baju pasien dengan pakaian yang disediakan di bedah sentral.
5. Menyiapkan pasien di ruang tunggu, menunggu giliran operasi.
6. Melakukan premedikasi pada pasien sesuai kebutuhan pasien.
7. Menyiapkan alat-alat/bahan-bahan, serta ruangan yang akan digunakan untuk operasi.
8. Dokter melakukan operasi sesuai keahlian masing-masing dibantu oleh perawat dan
bagian anastesi jika diperlukan.
9. Melakukan observasi di ruang pemulihan apabila pasien sudah dioperasi.
10. Melakukan serah terima pasien dengan petugas dari bagian rawat inap,jika pasien akan
dikembalikan ke ruang rawat inap.
11. Melakukan serah terima pasien dengan petugas ICU jika pasien memerlukan perawatan
intensif.
12. Memasukkan data ke komputer yang langsung on line dengan bagian sentral pembayaran
mengenai tindakan yang dilakukan, serta obat anastesi dan bahan-bahan habis pakai yang
digunakan pada pasien untuk keperluan pembayaran pasien nanti sebelum pulang.
13. Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan di instalasi bedah sentral, baik
harian, bulanan, maupun tahunan.
14. Memberi bimbingan kepada dokter PPDS yang bertugas di bedah sentral.
15. Memberi bimbingan pada para dokter muda yang betugas di bedah sentral.
16. Menerima dan menjawab konsul anastesi maupun bedah.
17. Membuat perencanaan tentang kebutuhan alat/bahan maupun sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk kemajuan bedah sentral.
3.4. Kinerja Kegiatan Unit OK
Jenis Tindakan
Grafik
Analisis :
Dari data diatas dapat dilihat jenis tindakan yang paling banyak dilakukan tiap bulannya, seperti
pada bulan April, Mei, Juni, dan September adalah onkologi, artinya banyak pasien yang
menderita tumor atau kanker pada bulan tersebut. Lalu pada bulan Juli jenis tindakan yang paling
banyak dilakukan adalah jenis tindakan disgestif, jenis tindakan ini diberikan kepada pasien yang
mempunyai kelainan dalam saluran pencernaanya. Lalu pada bulan agustus jenis tindakan saraf
meningkat hampir 3x lipat dari bulan sebelumnya.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kelompok tindakan TMO khusus merupakan kelompok
tindakan yang paling tinggi terjadi setiap bulannya dan terus bertambah setiap bulannya kecuali
pada bulan Mei terjadi penurunan dari bulan April sebelumnya. Hal ini berarti semakin banyak
pasien pengguna Askes yang mempunyai penyakit yang berat. Pada grafik tidak di tampilkan
kelompok tindakan kecil karena Unit OK RS Universitas Hasanuddin tidak pernah melakukan
kelompok tindakan kecil selama periode April-September 2012.
Tiap bulannya pasien pengguna Askes selalu lebih banyak dari pasien umum. Artinya, masih
sedikit pasien umum yang dapat di layani oleh RS Universitas Hasanuddin dikarenakan biaya
yang tinggi dan hanya tercover untuk kalangan masyarakat menengah dan menengah ke atas.
Sifat Operasi
Analisis :
Dari grafik diatas dapat dilihat operasi elektif lebih tinggi setiap bulannya dibandingkan operasi
cyto. Operasi cyto sendiri meningkat tajam pada bulan Agustus dikarenakan banyaknya keadaan
emergensi yang dialami oleh pasien sehingga perlu diadakan operasi secara tiba-tiba dan cepat.
SPM Unit OK
Tabel
Kepatuhan SPM
RS Universitas Hasanuddin
Bulan
Dari tabel di atas unit OK RS Universitas Hasanuddin telah memnuhi ketetapan standar
pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Republik Indonesia. Dengan kata lain Unit OK RS
Universitas Hasanuddin dapat dipercaya.
Keterlambatan/Penundaan Operasi
Tabel
RS Universitas Hasanuddin
Keterlambatan/Penundaan
Jumlah Rata2 Persentase
Analisis :
Rata-rata keterlambatan yang paling tinggi berda pada bulan April. Hal ini dikarenakan RS
Universitas Hasanuddin baru saja menempati gedung E dan F pada bulan tersebut sehingga
memerlukan pembenahan-pembenahan dan adaptasi juga perawat dan dokter ahli bedah pada
saat itu masih kurang. Keterlambatan pada bulan selanjutnya juga dikarenakan keterlambatan
dokter penanggung jawab bedah dalam menghadiri operasi yang telah ditetapkan sebelumnya
(operasi elektif).
Persentase keterlambatan yang paling tinggi terjadi pada bulan Mei (66%). Hal ini dikarenakan
jumlah operasi yang terlambat pada bulan Mei lebih dari setengah jumlah operasi pada bulan
tersebut.
SHARE THIS:
Twitter
Facebook
POSTED IN TUGAS
Leave a Reply
POST NAVIGATION
THE INTRODUCER
SOUL SISTER
spiderman
tanggal
M T W T F S S
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31
December 2012
waktu
Search
Recent Posts
soul sister
tugas residensi
The Introducer
Archives
December 2012
tugas
tugas
Uncategorized
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com